Dampak Contingent Self-Esteem CONTINGENT SELF-ESTEEM 1. Pemahaman tentang Self
dimediasi oleh dorongan seksual yang mulai dialami dan dieksplor oleh remaja. Selain itu, depresi juga terkait dengan presentasi diri seksual
secara online. Remaja yang mengalami depresi merasa dicintai atau diperhatikan ketika ia melakukan presentasi diri seksual secara online.
o Self-esteem
Beberapa penelitian menemukan bahwa self-esteem merupakan prediktor dari presentasi diri seksual online Scholes-Balog et al., 2016;
Ybarra Mitchell, 2014. Bahkan penelitian tersebut menyebutkan bahwa self-esteem berpotensi menjadi faktor protektif perilaku
presentasi diri seksual online. Dengan demikian, memiliki self-esteem yang tinggi akan mengurangi probabilitas seseorang melakukan
presentasi diri seksual online. Namun, penelitian lain menyebutkan bahwa self-esteem tidak ada kaitannya dengan presentasi diri online
Gordon-Messer et al., 2013; Hudson Fetro, 2015. o
Norma subjektif Penelitian yang menggunakan TPB sebagai kerangka teori
mengungkapkan bahwa intensi merupakan prediktor yang kuat pada individu yang melakukan presentasi diri seksual secara online Kim et
al., 2016; Walrave et al., 2013; Walrave et al., 2015. Intensi itu sendiri muncul karena adanya sikap yang positif terhadap perilaku presentasi
diri seksual secara online, memiliki sumber daya yang mendukung untuk melakukannya, dan didorong oleh norma subjektif. Dari ketiga
hal tersebut, norma subjektif merupakan prediktor terkuat dari intensi untuk melakukan presentasi diri seksual secara online. Norma subjektif
merujuk pada tekanan sosial yang dirasakan seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Pada konteks ini, tekanan sosial biasanya
muncul dari teman sebaya dan pasangan. b. Faktor interpersonal
o Relasi
Sejauh ini, penelitian banyak berfokus pada relasi dengan teman sebaya. Hal ini terkait dengan norma yang dimiliki oleh teman sebaya
Baumgartner et al., 2015; Jewell Brown, 2013. Selain itu, gaya kelekatan dengan teman sebaya yang ambivalen juga terkait dengan
perilaku presentasi diri seksual secara online Crimmins Seigfried- Spellar, 2014.
o Media
Penelitian yang dilakukan oleh Bobkowski dan kawan-kawan 2016 menemukan bahwa media dengan konten seksual berperan
sebagai mediator munculnya perilaku presentasi diri seksual secara online. Selain itu, media sosial yang memungkinkan seseorang
melakukan interaksi dengan orang asing, misalnya Tinder, juga memiliki keterkaitan dengan munculnya presentasi diri seksual secara
online. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI