2. Skala Contingent Self-Esteem CSE
Skala Contingent Self-esteem CSE merupakan skala yang dibuat oleh Michael Kernis dan Andrew W. Paradise pada tahun 1999. Skala ini dibuat
berdasarkan konsep contingent self-esteem yang dicetuskan oleh Deci dan Ryan di tahun 1995. Skala ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar self-esteem
seseorang bergantung pada hasil-hasil atau pencapaian tertentu. Skala ini juga dapat sekaligus mengukur stabil atau tidaknya self-esteem seseorang.
Pada skala adaptasi ini terdapat 15 aitem. Pilihan respon pada masing- masing aitem berupa 5 poin skala Likert, yaitu Sangat Tidak Sesuai, Tidak
Sesuai, Netral, Sesuai, dan Sangat Sesuai. Aitem-aitem tersebut terdiri atas 10 aitem favorable dan 5 aitem unfavorable. Rentang skor total yang mungkin
didapatkan responden adalah sebesar 15 hingga 75. Semakin tinggi skor
menunjukkan semakin kontingen sifat self-esteem yang dimiliki. 3. Skala Single-Item Self-Esteem SISE
Skala SISE merupakan salah satu skala versi singkat dari skala Rosenberg Self-Esteem RSE yang banyak digunakan. Robins, Hendin, dan
Trzesniewski 2001 melakukan empat studi dengan tujuan untuk menguji validitas konstruk dari RSE dan SISE. Hasilnya, SISE memiliki validitas
konvergen yang tinggi dengan rentang 0,89 hingga 0,94 pada wanita dan pria, kelompok etnis yang berbeda, mahasiswa, dan status pekerjaan yang berbeda.
SISE merupakan alat ukur self-esteem yang dianggap praktis dalam penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini mengingat banyaknya skala yang perlu diisi oleh reponden dalam survei yang diberikan.
Sesuai dengan namanya, skala SISE hanya terdiri atas satu aitem pernyataan saja yang terdiri atas 7 poin pilihan, yaitu 1 = sangat tidak sesuai, 2
= tidak sesuai, 3 = agak tidak sesuai, 4 = netral, 5 = agak sesuai, 6 = sesuai, dan 7 = sangat sesuai. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin
seseorang merasa dirinya berharga atau berarti.
G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT PENGUMPULAN DATA
1. Validitas Alat Ukur Validitas berarti sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam
menjalankan fungsi pengukurannya Azwar, 2012. Suatu pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara
akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur. Perlu dipahami bahwa validitas tidak terletak pada alat ukur itu sendiri, melainkan pada
interpretasi dari skor yang diperoleh dari alat ukur tersebut Cronbach, 1971, dalam Azwar, 2012. Kedua alat ukur CSE dan SOSP menggunakan validitas
isi melalui professional judgement. Hal ini dilakukan melalui penilaian dosen yang mengampu mata kuliah Metode Penelitian, peneliti bidang psikologi
sosial yang telah bergelar M.Si, mahasiswa lulusan psikologi, mahasiswa magister sains bidang Psikologi Sosial, dan mahasiswa S1 psikologi.