Sistem Penerimaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Cepu menerima dana berupa

56

4.4.1.1 Sistem Penerimaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Cepu menerima dana berupa

persembahan rutin dan persembahan khusus. Dimana penerimaaan berupa persembahan rutin dilakukan pada saat ibadah diadakan oleh GMHK Cepu. Sedangkan persembahan khusus dilakukan pada saat atau moment tertentu, sebagai contoh: persembahan perpuluhan dilakukan sebulan sekali oleh tiap jemaat, persembahan khusus dilakukan apabila ada program gereja yang akan dilakukan seperti persembahan pembangunan gereja. Apabila kegiatan penerimaan telah selesai dilakukan, maka data-data transaksi akan dicatat ke dalam laporan keuangan gereja. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Gembala jemaat: “ Di gereja ada dua macam persembahan gereja, yaitu persembahan rutin dan khusus, kalau persembahan rutin, ya misalnya: persembahan yang dipungut setiap kebaktian sabat, kalau persembahan khusus misalnya ada program pembangunan gereja, biasanya majelis gereja memutuskan untuk membuat persembahan khusus pembangunan gereja, terus persepuluhan yang dipungut setiap sebulan sekali”. Sumber : Pdtm. Arif Indrianto, Gembala Jemaat GMHK Cepu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 57 Alur sistem penerimaan dengan menggunakan sistem flow dapat dilihat pada Gambar 4.2. Jemaat Bendahara Sumber: Wawancara dengan Bendahara yang disajikan kembali oleh peneliti Gambar 4.2. Bagan Alir Sistem Penerimaan Mulai Menjalankan Persembahan Proses Perhitungan Catatan persembahan Penerimaan Persembahan Laporan Persembahan Laporan Persembahan Selesai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 58 Alur sistem penerimaan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bendahara jemaat: “Sistem pencatatan pemasukan gereja yaitu: dimulai dari uang masuk yang berasal dari persembahan atau perpuluhan gereja selanjutnya dihitung dan dicatat di catatan sementara dalam catatan persembahan lalu pada akhir bulan akan dilakukan pencatatan pada laporan keuangan gereja”. Sumber : Ibu Maria Monalisa, Bendahara GMHK Cepu Berdasarkan hasil pengamatan terkait dengan sistem penerimaan yang ada di GMHK Cepu, diperlukan suatu pembenahan mengenai perlunya dibuat bukti transaksi atas setiap dana yang diterima gereja baik dalam bentuk persembahan ataupun perpuluhan yaitu berupa bukti kas masuk. Bukti ini nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar pencatatan kedalam laporan keuangan dan sebagai bukti penerimaan sejumlah dana dari jemaat ataupun para donatur gereja karena selama ini gereja belum membuat bukti kas masuk. 4.4.1.2 Sistem Pengeluaran Pengeluaran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Cepu terdiri dari berbagai macam hal dan pengeluaran GMHK Cepu sendiri dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu : pengeluaran rutin dan pengeluaran tidak rutin. Pengeluaran rutin merupakan pengeluaran yang sudah ada dalam program yang telah disusun oleh Gereja untuk satu tahun, diantaranya: pengeluaran dari masing-masing departemen yang merupakan kebutuhan dari departemen yang bersangkutan, pembayaran gaji koster setiap bulan, pembiayaan operasional gereja serta pengeluran rutin untuk membantu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 59 jemaat yang kurang mampu. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bendahara jemaat: “ Kalau pengeluaran gereja juga dibagi menjadi dua ada pengeluaran rutin dan ada juga pengeluaran tidak rutin. Pengeluaran rutin gereja ini contohnya:bayar koster, bayar listrik dan air, dan lain sebagainya”. Sedangkan pembayaran gaji untuk hamba Tuhan bukan menjadi tanggungan gereja melainkan kantor konfrens Wilayah Jawa Tengah dan DIY yang membayarnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bendahara jemaat: “ Gaji pendeta itu bukan gereja yang bayar tapi organisasi, yaitu kantor konfrens, makanya dari itu setiap bulan untuk perpuluhan dan persembahan untuk konfrens dari jemaat cepu aka n dikirim ke sana”. Sedangkan untuk pengeluaran tidak rutin diantaranya: pengeluaran untuk event khusus contoh: Kebaktian Kebangunan Rohani KKR, paskah, dan lain-lain. Pengeluaran dana misi, pembelian inventaris gereja, serta pengeluaran untuk pemeliharaan gedung. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bendahara jemaat: “ Untuk pengeluaran tidak rutin, yaitu diluar program atau rencana kerja gereja contohnya; KKR, membeli peralatan atau perlengkapan, untuk memperbaiki gereja kalau ada yang rusak. Untuk pengeluaran tidak rutin biasanya akan diputuskan dalam rapat majelis ”. Sumber : Ibu Maria Monalisa, Bendahara GMHK Cepu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 60 Alur sistem pengeluaran dengan menggunakan sistem flow dapat dilihat pada Gambar 4.3. Divisi Bendahara Majelis Sumber: Wawancara dengan Bendahara yang disajikan kembali oleh peneliti Gambar 4.3 Bagan Allir Sistem Pengeluaran Alur sistem pengeluaran ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bendahara jemaat: “ Untuk tahap pengeluaran, yaitu departemen yang memerlukan dana mengajukan ke majelis gereja, dalam rapat majelis akan diputuskan apakah disetujui atau tidak, apabila di setujui maka akan dilakukan pembelian barang dan dilakukan pencatatan pada laporan keuangan berdasarkan bukti transaksinya. Mulai Mengajukan Pengeluaran Persetujuan TTD Majelis Catatan Majelis Catatan Majelis Pembelian Barang Laporan Pengeluaran Selesai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 61 Ketika dilakukan analisis dokumen terkait dengan bukti pengeluaran kas, ternyata GMHK Cepu belum membuat bukti kas keluar dan tidak semua pengeluaran yang terjadi disertai dengan bukti transaksi pengeluaran kas disamping itu terdapat sejumlah bukti transaksi yang tidak sah. Hal demikian nantinya akan menimbulkan sejumlah pertanyaan dari berbagai pihak atas kebenaran pengeluaran yang terjadi dalam gereja dan akan menimbulkan konflik dalam gereja. Untuk itu, disarankan bagi gereja agar membuat bukti kas keluar sehngga nantinya bukti tersebut dapat dipakai sebagai dasar dalam pembuatan laporan keuangan dan pertanggungjawaban kepada jemaat dan setiap pengeluaran yang terjadi hendaknya dilampirkan bukti transaksi yang sah. 4.4.1.3 Sistem Pencatatan Harta Kekayaan Gereja Pengelolaan dan pencatatan setiap harta kekayaan yang dimiliki suatu lembaga atau organisasi sangatlah penting untuk mengetahui seberapa besar suatu lembaga atau organisasi dapat memenuhi kebutuhan operasionalnya. Namun, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Cepu, dalam hal ini belum menerapkan sebagaimana mestinya melaporkan dan menilai seluruh harta kekayaan yang dimiliki baik itu kas dan setara kas, peralatan, perlengkapan, tanah, gedung dan lain-lain. Selama ini GMHK Cepu hanya melaporkan besarnya kas yang dimiliki gereja, namun,tidak menilai harga peralatan, perlengkapan, tanah dan gedung yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Gembala jemaat: “ Dilaporan keuangan gereja itu hanya ada kas gereja, selama ini gereja belum menilai harga peralatan, perlengkapan, tanahnya, gedungnya. Untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 62 peralatan dan perlengkapan hanya dilakukan pendataan saja namun tidak dinilai harganya ”. Sumber : Pdtm. Arif Indrianto, Gembala Jemaat GMHK Cepu Untuk itu Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Cepu perlu menilai setiap harta kekayaan yang dimiliki tidak hanya dalam bentuk kas gereja namun harta kekayaan secara keseluruhan, sehingga pembuatan laporan keuangan Neraca dapat disajikan untuk menilai; kemampuan organisasi gereja untuk memberikan jasa pelayanan secara berkelanjutan, likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya dan kebutuhan pendanaan eksternal.

4.4.2 Pelaporan Keuangan GMHK Cepu