Visi Dan Misi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Struktur Organisasi

49 Orang-orang Advent percaya bahwa Yesus akan segera datang, tetapi tidak seorangpun tahu kapan harinya. Sekitar 20 tahun pengikut-pengikut Miller tersebar di Amerika Serikat tanpa terorganisir. Pengikut-pengikut Gerakan Miller ini antara lain: James White, Ellen G White, dan Joseph Bates. Pada tanggal 23 Mei 1863 sebagian pengikut Gerakan Miller secara resmi membentuk organisasi gereja yang bernama General Conference of Seventh-day Adventists di Battle Creek, Michigan dengan anggota sebanyak 3.500 orang. Melalui penginjilan yang intensif, Gereja Advent berkembang hingga ke seluruh dunia. Pada tahun 1903 kantor pusat denominasi ini pindah ke Tacoma Park, Maryland. Tahun 1989 hingga sekarang, kantor pusat Gereja Advent berada di 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904, AS. Gereja Advent pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1901 di Padang, Sumatera Barat. Perkembangan Gereja Advent cukup cepat, hal ini dibuktikan ada sekitar 243 daerah di Indonesia gerja advent didirikan.

4.2.2 Visi Dan Misi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh

Dalam setiap organisasi laba maupun nirlaba, visi dan misi adalah suatu hal yang sangat penting, karena sebagai parameter keberhasilan organisasi tersebut dan juga bisa sebagai tujuan serta prioritas organisasi dalam melakukan setiap aktivitas operasional. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Cepu juga mempunyai visi dan misi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 50 Visi: 1. Tercipta persatuan dan kesatuan sesama umat 2. Memiliki kualitas manusia yang lebih baik. 3. Bertumbuh dalam keanggotaan, sumber daya dan keuangan yang baik. Misi: 1. Jangkauan keatas dan memperbaharui iman “ Reach Up”. 2. Jangkauan keluar dan mengkomunikasikan harapan kepada sesama dalam setiap pengaruh pelayanan “ Reach Out ”. 3. Jangkauan menyeberang dalam merangkul dan melindungi iman keluarga “ Reach Across ”. Sumber : Dokumen GMHK Cepu Tahun 2011-2012

4.2.3 Struktur Organisasi

Organisasi merupakan wadah kerja sama dalam mencapai tujuan yang berhubungan dengan penentuan tugas dan tanggung jawab, pengelompokkan suatu kerja antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Agar organisasi suatu Gereja dapat berjalan dengan baik, perlu penyusunan dalam suatu struktur organisasi sehingga antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dapat melaksanakan tugasnya sesuai pekerjaan masing-masing. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 51 DAFTAR PENGURUS JEMAAT 2012 Gembala : Pdtm. Arif Indrianto Ketua : Bp.Daniel Mujiono Sekertaris :Sdr. Agung Dwi Elwanto Bendahara : Ib.Maria Monalisa Ketua Diakon : Bp. Hendra Anggota : 1. Bpk. Sutisno 2. Bpk. Agus Widodo Gambar 4.1 Bagan Struktural GMHK Gembala Jemaat Ketua Sidang Sekretaris Bendahara Pim. Rumah Tangga Pim. Kshtn Prtrakn Pimpinan PP Pim. PA Ketua Diakones Pim. SS Anak-Anak Ketua Diakon Pim. SS Dewasa Majelis Gereja Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 52 3. Bpk.Beny Sukamto 4. Sdr. Rengga Ketua Diakones: Ib. Christalina Tobing Anggota : 1. Ibu.Lanny 2. Ibu. Beny 3. Ibu. Endang 4. Ibu. Arie Sutrisno 5. Ibu. Willy 6. Ibu.Maria Monalisa Pimpinan Sekolah Sabat Dewasa : Ib. Endang Pimpinan Sekolah Sabat Anak- anak : Ib. Arie Sutrisno Pimpinan Pelayanan Perorangan : Ib. Willy Pemimpin Rumah Tangga : Ibu Lanny Pimpinan Pemuda Advent : Sdr. Rengga Pimpinan Kesehatan dan Pertarakan : Pdtm. Arif Indrianto Sumber : Dokumen GMHK Cepu 2011-2012 4.3 Pengelolaan dan Pencatatan Akuntansi GMHK Cepu Peranan akuntansi dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan di zaman globalisasi semakin disadari oleh semua pihak, tidak terkecuali bagi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Cepu. Ditengah perkembangan kaidah- kaidah, konsep-konsep dan teknik-teknik akuntansi dalam pengelolaan dan pencatatan akuntansi bagi organisasi keagamaan yaitu gereja, tentunya tidak mudah bagi pengurus GMHK Cepu untuk menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 53 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 45 agar mampu untuk mengelola Sumber dana yang ada bagi perkembangan dan pelayanan dalam gereja. Bendahara Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Cepu memaparkan sistem pengelolaan, pencatatan, dan pelaporan keuangan yang terapkan di GMHK Cepu, berikut penjelasannya : “ sampai saat ini pengelolaan, pencatatan, dan pelaporan keuangan yang ada di gereja masih sederhana. Dalam pengelolaan setiap dana yang dipercayakan oleh jemaat dan donatur baik berupa persembahan dan persepuluhan kami kelola untuk perkembangan dan pelayanaan yang ada di gereja dan sebagian kami kirim ke kantor konfrens. Pelaporan yang kami berikan untuk jemaat dan donatur atas dana yang diberikan masih sebatas pendapatan dan pengeluaran gereja, untuk laporan neraca, arus kas, dan aktivitas untuk saat ini kami belum menyajikannya ”. Sumber : Ibu Maria Monalisa, Bendahara GMHK Cepu Pelaporan keuangan gereja yang masih sederhana dikarenakan timbulnya suatu kendala atau permasalahan yang terkait dalam penyajian laporan keuangan gereja. Pertama, kurangnya pengetahuan atau kurangnya keahlian bendahara gereja dalam hal menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan standar PSAK No. 45 hal demikian membuat bendahara belum mampu dalam menyajikan laporan keuangan yang semestinya. Kedua, selama ini GMHK Cepu tidak menilai semua harta kekayaan yang dimilki oleh gereja, baik itu peralatan, perlengkapan, tanah, dan bangunan hal tersebut menjadi kendala bagi bendahara gereja dalam membuat laporan keuangan neraca guna menyajkan posisi keuangan gereja. Ketiga, belum Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 54 semua transaksi yang terkait dengan pemasukan dan pengeluaran disertai dengan bukti transaksi seperti; bukti kas keluar, atau bukti kas masuk. Permasalahan-permasalahan diatas yang terkait dalam penyajian laporan keuangan tidak bisa dipungkiri untuk ke depannya gereja akan menghadapi kesulitan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, disamping itu akan menimbulkan kecurigaan-kecurigaan negatif berbagai pihak, dan munculnya konflik terkait dengan keuangan dalam gereja. Berdasarkan kondisi pencatatan dan pelaporan keuangan gereja yang ada, maka yang menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini yaitu sistem pengelolaan harta kekayaan gereja, pencatatan transaksi keuangan, dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Cepu untuk menghasilkan suatu laporan keuangan gereja yang sesuai dengan standar PSAK No.45.

4.4 Pelaporan Keuangan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Cepu