Deskripsi Obyek Penelitian Deskripsi Hasil Penelitian 1. Efisiensi Modal Kerja X

57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam kelompok industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama periode 2009-2011 3 tahun. Dalam penelitian ini data yang diambil dari tiap perusahaan sampel adalah data-data yang tercantum pada ICMD dan laporan keuangan perusahaan industri food and beverage yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi obyek dalam penelitian ini : Tabel 4.1 Nama-Nama Perusahaan Yang Menjadi Obyek Penelitian No. Nama Perusahaan Kode 1 Akasha Wira International ADES 2 Tiga Pilar Sejahtera AISA 3 Cahaya Kalbar CEKA 4 Delta Djakarta DLTA 5 Fast Food Indonesia FAST 6 Indofood Sukses Makmur INDF 7 Multi Bintang Indonesia MLBI 8 Mayora Indah MYOR 9 Prasidha Aneka Maya PSDN 10 Pionoerindo Gourment International PTSP 11 Sekar Laut SKLT 12 Sinar Mas Agro SMAR 13 Siantar Top STTP 14 Tunas Baru Lampung TBLA 15 Ultra Jaya Milk ULTJ Sumber : Indonesian Capital Market Directory ICMD Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Adapun perusahaan-perusahaan yang dipilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan peneliti dengan menggunakan metode purposive sampling. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan food and beverage yang terdaftar berturut – turut selama periode 2009 – 2011 di Bursa Efek Indonesia. 2. Mempublikasikan laporan keuangan selama periode tahun 2009 hingga tahun 2011 dengan lengkap. 3. Perusahaan industri food and beverage yang mempunyai profitabilitas positif selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2009-2011. 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Efisiensi Modal Kerja X 1 Variabel efisiensi modal kerja ini diukur dengan melihat tingkat perputaran modal kerja working capital turnover. Perputaran modal kerja working capital turnover merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu Kasmir, 2010:127. Dengan adanya analisis rasio ini akan dapat membantu pemilik perusahaan untuk mengetahui tingkat modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini didukung oleh pernyataan Raheman 2010 bahwa rasio Working Capital Turnover WCT mempunyai peran penting untuk memberikan dukungan yang memadai terhadap jalannya bisnis perusahaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berikut ini data efisiensi modal kerja pada perusahaan industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009 sampai dengan 2011 : Tabel 4.2 Data Efisiensi Modal Kerja Perusahaan WCT Mean 2009 2010 2011 ADES 360.94 490.18 560.26 470.46 AISA 704.46 477.42 215.13 465.67 CEKA 397.99 277.40 491.08 388.82 DLTA 155.05 114.95 117.14 129.05 FAST 1306.46 1259.07 985.95 1183.83 INDF 2056.25 375.81 388.44 940.17 MLBI -555.97 -4913.51 -48480.70 -17983.39 MYOR 484.41 439.29 420.26 447.99 PSDN 797.76 1249.80 1255.24 1100.93 PTSP 3973.20 2608.86 1671.78 2751.28 SKLT 667.36 691.68 797.29 718.77 SMAR 777.51 937.11 858.06 857.56 STTP 828.05 630.94 9739.23 3732.74 TBLA 24142.00 1810.20 721.95 8891.38 ULTJ 376.16 393.49 664.29 477.98 Mean 2431.44 456.18 -1972.97 304.88 Sumber : Lampiran 1 Gambar 4.1 : Kurva Efisiensi Modal Kerja Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 memiliki Efisiensi Modal Kerja terendah. Perusahaan yang memiliki Efisiensi Modal Kerja tertinggi pada tahun 2009 adalah PT. Tunas Baru Lampung, Tbk; perusahaan yang memiliki Efisiensi Modal Kerja tertinggi pada tahun 2010 adalah PT. Pionoerindo Gourment Intr, Tbk dan perusahaan yang memiliki Efisiensi Modal Kerja tertinggi pada tahun 2011 adalah PT. Siantar Top, Tbk. Jika dilihat dari rata-rata masing-masing perusahaan menunjukkan bahwa nilai rata-rata efisiensi modal kerja tertinggi adalah PT. Tunas Baru Lampung, Tbk dan nilai rata-rata efisiensi modal kerja terendah adalah PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Nilai rata-rata efisiensi modal kerja selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan adanya penurunan, dimana nilai rata-rata tertinggi adalah tahun 2009 dan terendah tahun 2011. Hal ini berarti perusahaan industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009 sampai dengan 2011 mengalami penurunan efektifitas modal kerja.

4.2.2. Likuiditas X

2 Variabel likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan current ratio CR. Rasio ini merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan Kasmir, 2010:134. Dalam hasil penelitian Niko 2009 menyatakan bahwa rasio ini juga dapat digunakan untuk menganalisis penggunaan modal kerja dalam pembiayaan kegiatan operasi perusahaan. Berikut ini data likuiditas pada perusahaan industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009 sampai dengan 2011 : Tabel 4.3 Data Likuiditas Perusahaan CR Mean 2009 2010 2011 ADES 225.78 151.14 170.88 182.60 AISA 120.33 128.50 189.35 146.06 CEKA 479.86 167.23 168.69 271.93 DLTA 453.12 633.08 600.91 562.37 FAST 158.56 170.82 179.66 169.68 INDF 116.31 203.65 190.95 170.31 MLBI 65.89 94.50 99.42 86.60 MYOR 229.04 258.08 221.87 236.33 PSDN 156.27 138.21 155.00 149.83 PTSP 116.89 124.37 141.99 127.75 SKLT 189.02 192.51 169.74 183.76 SMAR 166.07 152.68 186.44 168.39 STTP 168.85 170.92 103.48 147.75 TBLA 101.18 111.10 137.83 116.71 ULTJ 211.63 200.07 152.09 187.93 Mean 197.25 193.12 191.22 193.87 Sumber : Lampiran 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4.2 : Kurva Likuiditas Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa PT. Delta Djakarta, Tbk selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 memiliki likuiditas tertinggi sedangkan tahun 2009 dimiliki oleh PT.Cahaya Kalbar, Tbk. Perusahaan yang memiliki likuiditas terendah pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Jika dilihat dari rata-rata masing-masing perusahaan menunjukkan bahwa nilai rata-rata likuiditas tertinggi adalah PT. Delta Djakarta, Tbk dan nilai rata-rata likuiditas terendah adalah PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Nilai rata-rata likuiditas selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan adanya penurunan, dimana nilai rata-rata tertinggi adalah tahun 2009 dan terendah tahun 2011. Hal ini berarti perusahaan industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009 sampai dengan 2011 mengalami penurunan kemampuan dalam Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

4.2.3. Profitabilitas Y

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diwakili oleh return on investment ROI. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu hasil pengembalian investasi menunjukkan produktifitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri Kasmir, 2010 :199. Dengan menggunakan Return On Investment kita dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan, serta dapat mengetahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Hal ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Niko 2009 yang menyatakan bahwa rasio Return On Investment ROI dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu Berikut ini data profitabilitas pada perusahaan industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009 sampai dengan 2011 : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.4 Data Profitabilitas Perusahaan ROI Mean 2009 2010 2011 ADES 9.15 9.76 8.18 9.03 AISA 2.41 3.92 3.53 3.29 CEKA 8.70 3.48 11.70 7.96 DLTA 16.64 19.69 20.84 19.06 FAST 17.48 16.15 14.80 16.14 INDF 5.14 6.25 5.74 5.71 MLBI 34.27 38.95 41.55 38.26 MYOR 11.46 11.00 1.40 7.96 PSDN 9.18 3.12 3.05 5.11 PTSP 12.01 14.46 19.42 15.30 SKLT 6.53 2.42 2.79 3.91 SMAR 7.33 10.10 12.12 9.85 STTP 7.49 6.57 4.57 6.21 TBLA 9.01 6.76 9.87 8.55 ULTJ 3.53 5.35 4.65 4.51 Mean 10.69 10.53 10.95 10.72 Sumber : Lampiran 1 Gambar 4.3 : Kurva Profitabilitas Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk selama tahun 2009 sampai dengan tahun Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2011 memiliki profitabilitas tertinggi. Perusahaan yang memiliki profitabilitas terendah pada tahun 2009 adalah PT. Tiga Pilar Sejahtera, Tbk; perusahaan yang memiliki profitabilitas terendah pada tahun 2010 adalah PT. Sekar Laut, Tbk dan perusahaan yang memiliki profitabilitas terendah pada tahun 2011 adalah PT. Mayora Indah, Tbk. Jika dilihat dari rata-rata masing-masing perusahaan menunjukkan bahwa nilai rata-rata profitabilitas tertinggi adalah PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk dan nilai rata-rata profitabilitas terendah adalah PT. Tiga Pilar Sejahtera, Tbk. Nilai rata-rata profitabilitas tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 10,53 dan kembali mengalami kenaikan pada tahun 2011 menjadi 10,95. Hal ini berarti efektifitas perusahaan industri food and beverage dalam mengelola investasinya tahun 2011 lebih baik dibandingkan tahun- tahun sebelumnya. 4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis 4.3.1. Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share), dan Inventory Turnover Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 110 99

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 117 85

Pengaruh Risk Base Capital (RBC) Dan Pertumbuhan Premi Neto Terhadap Return On Investment (ROI) Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

21 147 74

Hubungan Rasio Likuiditas dan Leverage dengan Return on Investment Pada PT Agro Nusa Medan.

1 42 71

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 88

Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponen yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2013

0 20 113

Analisis pengaruh efesiensi modal kerja, Leverage, likuiditas dan firm size terhadap profita bilitas

0 10 114

The Influence of Working Capital Management and Liquidity Towards Profitability (Case Study: Automotive and Components Industry Listed in Indonesia Stock Exchange 2008-2012)

0 12 112

EFISIENSI MODAL KERJA (WORKING CAPITAL TURNOVER) DAN LIKUIDITAS (CURRENT RATIO) TERHADAP PROFITABILITAS (RETURN ON INVESTMENT) PADA PERUSAHAAN INDUSTRI FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI

0 0 22