sisanya 80,1 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas pada
penelitian ini. Berikut ini tabel yang menunjukkan nilai koefisien determinasi R
2
Tabel 4.12 Hasil Nilai R
2
Model Summary
b
.446
a
.199 .161
6.56452 1.552
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
St d. Error of the Estimate
Durbin- Wat son
Predictors: Constant, WCT X1, CR X2 a.
Dependent Variable: ROI Y b.
Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan hasil analisis menujukkan besarnya pengaruh Efisiensi
Modal Kerja X
1
dan Likuiditas X
2
terhadap profitabilitas Y relatif sangat rendah yaitu 19,9 walaupun model regresi linier berganda yang
dihasilkan adalah sesuaicocok.
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan uji F menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh efisiensi
modal kerja dan likuiditas terhadap profitabilitas yang artinya efisiensi modal kerja X1 dan likuiditas X2 keduanya memiliki pengaruh yang
cukup signifikan terhadap profitabilitas Y. Hanya saja, besarnya pengaruh efisiensi modal kerja dan likuiditas terhadap profitabilitas relatif
sangat rendah yaitu 19,9 sedangkan sisanya 80,1 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hasil uji t menunjukkan bahwa efisiensi modal kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, hal ini dapat dilihat dari
tingkat signifikan yang dihasilkan lebih dari 5. Sedangkan likuiditas secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, hal
ini dapat dilihat dari tingkat signifikan yang dihasilkan lebih kecil dari 5 dan koefisien regresinya bernilai negatif.
Hasil pengaruh secara parsial antara efisiensi modal kerja yang diukur dengan working capital turnover dengan profitabilitas yang diukur dengan
Return On Investment menunjukkan bahwa efisiensi modal kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, hal ini berarti
peningkatan efisiensi modal kerja tidak berdampak nyata pada peningkatan profitabilitas.
Tidak berpengaruhnya efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas ini menunjukkan bahwa perusahaan industri food and beverage yang terdaftar
dalam BEI belum optimal dalam menjaga jumlah aktiva lancarnya dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Data penelitian yang
mendukung hasil ini, misalnya efisiensi modal kerja PT. Akasha Wira International, Tbk tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 cenderung
mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut tidak diikuti oleh peningkatan profitabilitas, dimana profitabilitas PT. Akasha Wira International, Tbk
tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 cenderung mengalami peningkatan, sedangkan profitabilitas tahun 2011 cenderung turun.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jika dilihat dari rata-rata efektifitas modal kerja dan profitabilitas menunjukkan bahwa efektifitas modal kerja tahun 2010 cenderung
mengalami penurunan, begitu juga dengan profitabilitas. Tahun berikutnya, efektifitas modal kerja tahun 2011 mengalami penurunan sedangkan
profitabilitas mengalami kenaikan.
Hasil pengaruh secara parsial antara likuiditas yang diukur dengan Current Ratio dengan profitabilitas yang diukur dengan Return On
Investment menunjukkan bahwa likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, hal ini berarti peningkatan likuiditas
berdampak nyata pada penurunan profitabilitas. Variabel current ratio memiliki koefisien regresi sebesar -0,0004
dengan nilai p sebesar 0,002 sehingga dapat disimpulkan bahwa current ratio berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan, yang berarti
perusahaan industri food and beverage yang terdaftar dalam BEI dapat mengoptimalkan profitabilitas dengan cara menurunkan likuiditas
perusahaan. Contoh yang dapat kita lihat salah satunya pada PT. Akasha Wira International, pada tahun 2010 mengalami penurunan likuiditas
sedangkan profitabilitasnya mengalami peningkatan. Begitu juga pada tahun 2011,
likuiditas perusahaan
mengalami peningkatan
sedangkan profitabilitasnya mengalami penurunan. Dengan demikian menunjukkan
perusahaan industri food and beverage membutuhkan perputaran dana yang cukup tinggi untuk kegiatan produksinya. Dana yang dimiliki perusahaan
lebih diutamakan untuk mendukung komponen produksi dibandingkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk likuiditas perusahaan. Sehingga dengan penurunan likuiditas, perusahaan dapat mengoptimalkan profitabilitasnya. Namun rata-rata
tingkat penurunan likuiditas yang dialami perusahaan industri food and beverage masih diatas 100 yang dapat dilihat pada tabel 4.3 .
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Niko Nurcahyo 2009 yang menyatakan bahwa kinerja kesebelas perusahaan otomotif cukup tinggi
baik itu dalam rasio likuiditas, aktivitas dan rentabilitas. Begitu juga dengan penelitian Anggita Langgeng Wijaya 2012 yang menyatakan disalah satu
kesimpulannya bahwa current ratio berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan.
4.5. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu