Analisis pengaruh efesiensi modal kerja, Leverage, likuiditas dan firm size terhadap profita bilitas

(1)

i ANALISIS PENGARUH EFESIENSI MODAL KERJA, LEVERAGE,

LIKUIDITAS DAN FIRM SIZE TERHADAP PROFITABILITAS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh :

AFRIANI WULAN SARI NIM : 206081003933

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii Hari ini Kamis, Tanggal 2 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Afriani Wulan Sari NIM: 206081003933 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH EFESIENSI MODAL KERJA, LEVERAGE, LIKUIDITAS, DAN FIRM SIZE TERHADAP PROFITABILITAS” Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.


(3)

iii

ANALISIS PENGARUH EFESIENSI MODAL KERJA,

LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN FIRM SIZE TERHADAP

PROFITABILITAS

(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Yang terdapat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 – 2009)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

Afriani Wulan Sari NIM.206081003933

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(4)

iv Hari ini Kamis Tanggal 26 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Afriani Wulan Sari NIM: 206081003933 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH EFESIENSI MODAL KERJA, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN FIRM SIZE TERHADAP PROFITABILITAS” (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 – 2009). Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(5)

v DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Afriani Wulan Sari 2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 21 April 1988

3. Alamat : Jln. Nusa Dua III No. 6 Rt.001/013

Perumnas II – Karawaci, Tangerang 15810 4. E-M@il : Chi_ci21@yahoo.com

II. PENDIDIKAN

1. 1994-2000 SD Negeri Perumnas V Tangerang 2. 2000-2003 SLTP Islamic Centre Tangerang

3. 2003-2006 SMA Negeri 7 Tangerang

4. 2006-2010 FEB Manajemen UIN Jakarta III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Mufraini

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Januari 1958

3. Alamat : Jln. Nusa Dua III No.6 Rt.001/013 Perumnas II – Karawaci ,Tangerang 4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

5. Ibu : Hj. Faridah

6. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Agustus 1965


(6)

vi

ABSTRACT

This research has a purpose is, to analyze the influence of working capital efficiency, leverage, liquidity and Firm Size on profitability, both simultaneously and partially on the manufacturing company located in Indonesia Stock Exchange, To know how much influence the efficiency of working capital, leverage, liquidity and Firm Size effect on profitability, both simultaneously and partial. In order to determine which are the most dominant variables on profitability. This study uses multiple regression analysis with firm size as a dummy variable. Data used in this study uses secondary data obtained from the Indonesian Stock Exchange. The sample in this study is a company registered in the Indonesian Stock Exchange are included in manufacturing company from 2005 until 2009. The results of this study indicate that there are significant variables simultaneously on Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio and Firm Size of Return On Asset. The results of this study also showed variable Turnover Working Capital, Debt Equity Ratio, Current Ratio and Firm Size has a significant partial to Return On Assets. In this study, the analysis found the most dominant variable is Firm Size. Results of determination coefficient of 43.4%, this means the ability of the independent variables explain the dependent variable at 43.4%, while the remaining 56.6% are influenced by other variables and not included in this regression analysis.

Keywords: Current Ratio, Debt Equity Ratio, Firm Size, Return On Asset, Working Capital Turnover.


(7)

vii ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu, menganalisis pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm Size terhadap profitabilitas, baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuditas dan Firm Size terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun parsial. Agar dapat menentukan variabel mana yang paling dominan terhadap profitabilitas. Penelitian ini menggunakan analisa regresi linier berganda dengan firm size sebagai variabel dummy. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk dalam perusahaan manufaktur mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio,Current Ratio dan Firm Size terhadap Return On Asset. Hasil penelitian ini juga menunjukkan variabel Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

Return On Asset. Pada penelitian ini ditemukan hasil analisa variabel yang paling dominan adalah Firm Size. Hasil koefisien determinasi sebesar 43,4%, hal ini berarti kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen sebesar 43,4 %, sedangkan sisanya 56,6% dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk kedalam analisis regresi ini.

Kata kunci: Current Ratio, Debt Equity Ratio, Firm Size, Return On Asset, Working Capital Turnover,


(8)

viii KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memebrikan rahmat, hidayah-Nya dan Nikamt-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurah kepada Suri Tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang yang kita rasakan saat ini.

Pada Kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak- banyaknya kepada berbagai pihak yang telah membantu serta memberikan motivasi kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini. Ucapan Terima Kasih penulis sampaikan kepada :

1. Almh. Nenekku tercinta, Ibu Hj. Chairiyah binti Zakariah yang semasa hidupnya sering memberikan do’a dan motivasi kepada saya untuk cepat menyelesaikan kuliahnya.

2. Kedua orang tuaku, Ayahanda Tercinta H. Mufraini dan Ibunda tersayang Hj. Faridah yang telah memberikan curahan kasih saying yang tiada hentinya serta memotivasi untuk terus maju sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pudek I dan Dosen Pembimbing I, yang senantiasa memberikan Motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, Msi. Selaku pembimbing II, yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan kesabarannya untuk selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Non

regular, khususnya Dosen-dosen manajemen, terima kasih atas ilmu dan bimbingannya yang telah diberikan kepada penulis.


(9)

ix 7. Para Staff akademik non regular dan jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis yang telah banyak membantu penulis

8. Adik-adikku tersayang Syafrian Akbar, S.Sos.I., Helmi Yusuf, Muhammad Fikri dan Dewi Maulidia.

9. Semua teman-teman Konsentrasi Manajemen Keuangan A (Akibar, Khania V.,Dewi Antika, Devi, Fajriyah, Dede Yana R.,Lina, Aditya Y, Ary H., Iskandar, Toto, Andry,dLL) serta teman-teman di Manajemen B (lutfiah, akhirnya kita bareng yah Vi, Prima, Rika, Ririn, Nurul, Anggi P, DLL) atas motivasi dan kebersamaanya serta semangatnya selama kuliah, serta Teman–temanku di Kost Albarkah II (Yusfi A., Susi, Laila dll) thanks For all…

10. Kepada Someone Special Rama Indra Syahputra, yang rajin mengantar penulis untuk mencari jurnal – jurnal dan referensi , dan yang telah memberikan motivasi serta semangatnya kepada penulis, hingga terselesaikan dengan baik.

11. Dan kepada semua teman – teman dan pihak – pihak lain yang telah membantu, mendukung, dan mendo’akan dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis Menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekuarangan, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dari penulis. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, amin.

Jakarta, Oktober 2010


(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM ... i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF... .... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... v

ABSTRACT... ... vi

ABSTRAK………. ... vii

KATA PENGANTAR………. viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL………. xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 10

C. Tujuan Penelitian... 10

D. Manfaat Penelitian... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja ……….. 13

2. Faktor–faktor yang menentukan besarnya modal kerja ……..………...…………. 14

3. Sumber Modal Kerja………... 16

4. Fungsi Modal Kerja……….. 18


(11)

xi

B. Leverage...… 21

C. Likuiditas……….. 28

D. Firm Size...…….. 31

E. Profitabilitas... 33

F. Penelitian Sebelumnya……….. 36

G. Kerangka Pemikiran...……... 42

H. Hipotesis... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 44

B. Metode Penetuan Sampel... 44

C. Metode Pengumpulan Data... 46

D. Metode Analisis Data... 46

E. Operasional Variabel Penelitian... 53

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ……….. 60

B. Perusahaan yang menjadi Objek Penelitian………. 64

C. Hasil dan Pembahasan ……….. 65

D. Interpretasi ………... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 84

B. Saran Dan Implikasi……… 85

DAFTAR PUSTAKA... 88


(12)

xii DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Perusahaan Manufaktur 45

4.1 Perusahaan Objek Penelitian 62

4.7 Hasil Pengujian Multikolinearitas 71

4.8 Hasil Pengujian Autokolerasi 72

4.9 Hasil Pengujian Uji t 74

4.10 Hasil Pengujian Uji F 76

4.11 Hasil Pengujian Adj R Square 77


(13)

xiii DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 42

4.1 Grafik. Working Capital Turnover 63

4.2 Grafik. Debt To Equity Ratio 65

4.3 Grafik. Current Ratio 66

4.4 Grafik. Firm Size 67

4.5 Grafik. Return On Asset 68

4.6 Pengujian Normalitas data 70


(14)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan

1 Daftar Perusahaan Objek Penelitian

2 Data Mentah


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Di Era globalisasi yang melanda di dunia saat ini memberi dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia. Perekonomian dunia akan terintegrasi secara global dengan semakin kuatnya tuntutan terhadap penerapan prinsip perdagangan bebas. Dengan bertambah dewasanya perusahaan – perusahaan juga berkembang untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar yang berubah – ubah dan bersaing untuk memperoleh manajemen berkemampuan terbaik. Serta dengan makin berkembangnya teknologi dan semakin meningkatnya spesialisasi dalam perusahaan, semakin banyak pula perusahaan – perusahaan yang menjadi besar, dimana faktor produksi mempunyai modal penting (Restu:2009). Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan lain sebagainya, dimana dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk berasal dari penjualan produk tersebut akan dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya (Wibisono Handoyo, 1997:81).


(16)

2 Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan (Penman, 1991). (Horigan, 1965) dalam (Tuasikal, 2001) menyatakan bahwa rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang. Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor fundamental perusahaan yang dilakukan dengan teknik analisis fundamental. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public

diharuskan menyertakan rasio keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEJ).

Manajemen modal kerja berkepentingan terhadap keputusan investasi pada aktiva lancar dan hutang lancar. Dari hasil penjualan yang tinggi perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang semakin tinggi. Jumlah keuntungan yang diperoleh secara teratur merupakan salah satu faktor penting untuk menilai tingkat profitabilitas. Dan perusahaan di tuntut untuk selalu meningkatkan efesiensi kerjanya sehingga tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh perusahaan dengan pencapaian laba yang optimal.

Menurut Indriyo (1980) seperti yang dikutip dalam Mahaldi (2003) pada perusahaan bila dilihat dari bentuknya, modal kerja memiliki 2 macam bentuk


(17)

3 yaitu modal kerja permanen dan modal kerja variabel: Modal kerja permanen adalah kebutuhan minimum bagi perusahaan untuk memutarkan usahanya merupakan modal kerja permanen. Sering juga diartikan dengan jumlah kebutuhan modal kerja yang harus selalu ada dalam satu tahun. Kebutuhan tersebut adalah berupa jumlah aktiva lancar yang harus selalu ada dalam satu tahun perputaran usahanya. Modal kerja variabel adalah kebutuhan modal kerja yang hanya dibutuhkan pada saat-saat tertentu saja dalam satu tahun perputaran usahanya. Misalnya tambahan-tambahan kebutuhan modal kerja pada saat penjualan meningkat (penjualan puncak). Pada saat-saat meningkatnya penjualan tersebut tentu saja kebutuhan juga bertambah begitu pula upah buruh. Jumlah piutang juga bertambah besar dan diperlukan dana untuk itu Besar kecilnya kebutuhan dari kedua jenis modal kerja tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu volume penjualan, pengaruh musim, kemajuan teknologi.

Modal kerja dalam neraca mencakup aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, modal kerja bersih menggambarkan selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam perusahaan. Jadi manajemen modal kerja sangat berkaitan dengan manajemen investasi dalam aktiva lancar serta kebijakan dalam kewajiban lancarnya. Modal kerja memiliki sifat fleksibel, besar kecilnya modal kerja ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan perusahaan. Menetapkan modal kerja terdiri atas, kas, piutang, persediaan yang harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Besarnya modal kerja harus sesuai dengan


(18)

4 kebutuhan perusahaan, karena baik kelebihan atau kekurangan modal kerja sama-sama akan membawa dampak negatif bagi perusahaan.

Dalam pengelolaan modal kerja mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya komunitas perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvency (tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo) dan bahkan mungkin dengan terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sedemilkian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin safety) yang memuaskan. Sementara itu, jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana menganggur yang mengakibatkan inefesiensi perusahaan, dan membuang kesempatan memperoleh laba. Adanya modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan beroperasi seekonomis mungkin, sehingga diperlukan kebijaksanaan yang tepat dalam modal kerja. Adanya kebijaksanaan modal kerja yang tepat, akan menyebabkan seluruh aktivitas usaha dapat terjamin dengan lancar sehingga akan mendorong peningkatan profitabilitas.

Komponen penting dalam aktiva lancar adalah kas dan setara kas (termasuk diantaranya adalah surat – surat berharga). Masalah yang selalu di hadapi oleh manajer keuangan adalah penyediaan alat yang paling likuid yang seharusnya dapat di investasikan ke dalam surat berharga yang lebih


(19)

5 “menghasilkan” dari pada dibiarkan menganggur. Lalu komponen lainnya adalah piutang, yang terjadi karena perusahaan menjual barang secara kredit. Dan yang terakhir adalah persediaan barang dagangan. Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang umumnya juga terdiri dari bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi (Arief:2009)

Efesiensi Modal Kerja adalah ketepatan cara (usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan. Untuk dapat menentukan jumlah modal kerja yang efisien, terlebih dahulu diukur dari elemen – elemen modal kerja. Elemen Modal Kerja terdiri dari kas, piutang, dan persediaan. Dari semua elemen modal kerja dihitung perputarannya semakin cepat tingkat perputaran nya semakin lambat maka penggunaan modal kerja yang ada dalam perusahaan tersebut kurang efisien.

Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang disebabkan rendahnya turnover persediaan dan piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar. Penurunan laba menunjukkan pendapatan yang menurun atau naiknya biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan laba.

Pembiayaan dengan utang atau leverage keuangan menurut Brigham dan Houston (2001: 84) memiliki tiga implikasi penting, yaitu: Pertama, memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan


(20)

6 pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas. Kedua, kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan marjin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. Ketiga, Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar. Sementara itu Sawir (2005) menyebutkan bahwa leverage dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham, tetapi dengan risiko akan meningkatkan kerugian pada masa-masa suram.

Profitabilitas menurut S.Munawir (2004) adalah suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas juga dapat menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan manajemen. Profitabilitas merupakan salah satu bagian yang terpenting bagi perusahaan karena disamping dapat menilai efisiensi kerja, juga merupakan alat untuk meramal laba pada masa yang akan datang dan juga merupakan alat pengendalian bagi manajemen.

Alasan yang membuat peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini adalah karena adanya perbedaan data yang akan dihitung untuk mengukur perbedaan nilai waktu pada data terbaru yang diperoleh. Data saat ini yang diperoleh adalah data terbaru yakni dari tahun 2005 sampai 2009 selama lima


(21)

7 tahun. Sedangkan pada penelitian terdahulu, memang terdapat pengaruh signifikan antara tingkat efektifitas komponen modal kerja terhadap profitabilitas dengan pengolahan data pada tahun 2007. Peneliti tertarik untuk menguji apakah terdapat perbedaan dari sudut konsep situasi ekonomi pada tahun 2007 dan penambahan variabel - variabel, dengan tahun perolehan data terbaru yaitu tahun 2005 hingga 2009.

Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. (Riyanto, 2001).

Leverage menjadi indikasi efisiensi kegiatan bisnis perusahaan, serta pembagian resiko usaha antara pemilik perusahaan dan para pemberi pinjaman atau kreditur. Sebagian pos utang jangka pendek, menengah dan panjang menanggung biaya bunga. Contoh utang dengan beban bunga adalah kredit dari bank dan lembaga keuangan yang lain. Semakin kecil jumlah pinjaman berbunga semakin kecil pula beban bunga kredit yang ditanggung perusahaan. Dengan demikian dipandang dari segi beban bunga, perusahaan tersebut lebih efisien operasi bisnisnya. Apabila beban biaya operasional yang lain wajar, dengan beban bunga pinjaman kecil diharapkan profitabilitas perusahaan meningkat. (Sutojo dan Kleinsteuber, 2004:37). Semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio leverage (solvabilitas) yang rendah tentu mempunyai resiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga


(22)

8 mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi.

Likuiditas merupakan bentuk kemampuan yang dalam hal ini adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan

“likuid”. Menurut Riyanto (2001:24) masalah likuiditas berhubungan dengan

masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.

Ukuran Perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan berbeda. Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Menurut Dwi mulyani (2007), ukuran perusahaan secara tidak langsung menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam mengendalikan dan menghasilkan laba. Ukuran suatu perusahaan salah satunya dapat dilihat dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, karena aktiva menggambarkan tersedianya sumber daya untuk kegiatan perusahaan dimana kegiatan tersebut cenderung dilakukan untuk memperoleh laba. Hal tersebut membuktikan bahwa ukuran suatu perusahaan secara tidak langsung juga mementukan laba yang diperoleh perusahaan.


(23)

9 Pada penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu, dimana pada penelitian ini memiliki perbedaan dalam hal metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode regresi dengan dummy sedangkan, pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ririn (2009). Ririn melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004 - 2007. Dalam Penelitianya menggunakan metode regresi berganda dan menggunakan variabel sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial assets ratio, inventories turnover ratio, receivable turnover ratio.

Oleh sebab itu, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh apakah ada pengaruh dari efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas, dan firm size terhadap profitabilitas, yang di tuangkan dalam judul “ANALISIS PENGARUH EFESIENSI MODAL KERJA, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN FIRM SIZE TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdapat Di Bursa Efek Indonesia, periode 2005 –2009)”


(24)

10 B. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah tersebut di atas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan Firm Size terhadap tingkat profitabilitas?

2. Berapa besar pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan Firm Size terhadap tingkat profitabilitas?

3. Dari ke empat variabel independen tersebut, variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas?

C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profitabilitas, baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menganalisis berapa besarnya pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuditas dan firm size terhadap profitabilitas .

3. Untuk menganalisis variabel independen yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas.


(25)

11 D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan dicapai dari penelitian ini , antara lain : 1. Bagi Perusahaan

Sebagai pengukur untuk memaksimalisasi keuntungan perusahaan yang lebih optimal. Sebagai bahan informasi bagi perusahaan dalam mengelola modal kerja secara efektif dan efisien sehingga tujuan perusahaan dalam memperoleh laba dan meningkatkan perkembangan perusahaan dapat tercapai. 2. Bagi Akademis

Dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai pengaruh modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profitabilitas, dan juga dapat dijadikan acuan yang nanti nya dapat di teliti oleh peneliti selanjutnya, karena nilai kesempurnaannya yang belum maksimal dan dapat membantu akademisi sebagai bahan referensi.


(26)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Modal Kerja

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk dapat menjalankan operasionalnya sehari – hari, misalnya pemabayaran uang muka pembelian bahan baku atau bahan mentah, dan membayar upah karyawan, gaji karyawan. Dimana dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk kedalam perusahaan dalam kurun waktu yang pendek melalui hasil produksi perusahaan.

Menurut Elisa Tjondro (2007) struktur modal adalah gabungan hutang jangka panjang (long-term debt ) dan modal (equity). Menurut ghosh et.al. (2000) struktur modal adalah perbandingan antara hutang perusahaan (total debt) dengan total aktiva (total assets). Menurut westo & Copeland (2001: 19) struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiyaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham.

Pengelolaan modal kerja meliputi usaha mendapatkan dan menyediakan dana yang di butuhkan serta usaha untuk menggunakan dana tersebut secara efektif dan efisien dengan tetap mempertahankan arus pendapatan guna kelangsungan perusahaan dalam membiayai operasi selanjutnya. Oleh sebab itu, diperlukan manajemen yang baik dalam setiap pengelolaan modal kerjanya.


(27)

13 1. Pengertian Modal Kerja

Ada tiga konsep modal kerja yang dapat kita ketahui, yaitu :

a. Konsep Kuantitatif atau Modal Kerja Bruto, menurut konsep ini modal kerja adalah sejumlah aktiva lancar. Berarti jumlah Kas/Bank + efek yang bias diperjual belikan + piutang + persediaan.

b. Konsep Kualitatif atau Modal Kerja Neto, Menurut konsep ini modal kerja adalah selisih lebih jumlah aktiva lancar terhadap jumlah utang lancar. c. Konsep Fungsional , menurut konsep ini modal kerja adalah dana yang

digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan penghasilan yang utama (current income) pada saat sekarang ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

Apabila kita melihat kepada beberapa pos Neraca maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Kas dan Persediaan merupakan modal kerja 2) Piutang Dagang terbagi 2 bagian, yaitu ;

(a) Bagian dana dalam bentuk piutang yang di investasikan dalam produk yang terjual (harga pokok produknya) merupakan modal kerja.

(b) Bagian dana dalam bentuk piutang merupakan keuntungan yang terjual secara kredit merupakan modal kerja potensial. Karena baru bisa dianggap sebagai modal apabila piutangnya telah tertagih.


(28)

14 (c) Efek yang bisa diperjual belikan merupakan modal kerja potensial, karena baru bisa dianggap sebagai modal apabila efek tersebut sudah terjual

(d) Aktiva tetap terbagi 2 yaitu;

a. Penyusutan aktiva merupakan modal kerja

b. Nilai buku aktiva tetap bukan merupakan modal kerja

Perencanaan yang tidak cermat dalam aktiva lancar akan menimbulkan masalah likuiditas bagi perusahaan. Mengaitkan masalah tersebut dengan modal kerja bertujuan untuk mencari susunan aktiva lancar serta kewajiban lancar yang optimal. Keterkaitan lainnya adalah masalah pembiayaan dari aktiva lancar tersebut dengan berbagai alternative pilihan antara aktiva lancarnya dan pinjaman jangka panjang yang akan dipertimbangkan. Tingkat investasi dalam aktiva lancar itu ditentukan oleh manfaat dan biayanya.

2. Faktor – faktor yang menentukan besarnya modal kerja a. Sifat dan Jenis Perusahaan

Pada umumnya modal kerja untuk suatu perusahaan jasa relative lebih kecil jika dibandingkan dengan perusahaan dagang atau manufaktur.


(29)

15 b. Proses Produksi

Jika proses produksi untuk suatu industry cukup rumit dan memakan waktu yang lama, tentu saja proses produksi itu akan memerlukan modal kerja yang cukup pula.

c. Sistem Penjualan

Jika suatu perusahaan yang sebagian penjualannya dilakukan dengan sistem kredit, tentu saja modal kerja akan banyak terserap terutama untuk membiayai piutang.

d. Sistem Persediaan

Sistem persediaan ini sangat mempengaruhi modal kerja yangtertanam dalam perusahaan. Hal itu dapat dilihat dari jenis barangnya apakah mudah rusak atau tahan lama. Selain itu, bagi perusahaan yang membutuhkan bahan baku, perlu dipertimbangkan apakah harganya sangan fluktuatif terhadap pasar komoditi serta apakah bahan baku tersebut dapat diperoleh secara lokal atau impor .

e. Sikap dari Pengambil Putusan (Manajemen Perusahaan)

Sikap ini sangat penting untuk menetukan tingkat modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.(Tunggal, 1995 : 96-101)


(30)

16 3. Sumber Modal Kerja

Pada dasarnya modal kerja itu terdiri dari dua bagian pokok, yaitu :

a. Bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan, dan

b. Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan – kebutuhan di luar aktivitas yang biasa.

Kebutuhan modal kerja yang permanen seharusnya atau sebaiknya dibiayai oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah modal kerja yang dibiayai atau berasal dari investasi pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin besar kemampuan perusahaan tersebut karena akan semakin besar kemampuan untuk memperoleh kredit dan semakin besar jaminan kreditor jangka pendek.

Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari : a. Hasil Operasi Perusahaan

Adalah jumlah Net Income yang Nampak dalam laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan.


(31)

17 b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek)

Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas.

c. Penjualan aktiva tidak lancar

Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut.

d. Penjualan saham atau Obligasi

Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, di samping perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya.


(32)

18 4. Fungsi Modal kerja

Modal kerja dalam suatu perusahaan digunakan operasi perusahaan, tergantung dari tipe dan sifat dari aktiva lancar yang dimilki seperti kas, piutang dan persediaan. Modal kerja yang tersedia harus cukup jumlahnya. Artinya harus mampu membiayai pengeluaran sehari – hari, disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.

Modal kerja yang cukup bagi perusahaan, mempunyai peranan penting yaitu : a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai

dari aktiva lancar

b. Memungkinkan untuk membayar semua kewajiban tepat pada waktunya c. Memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi kesulitan keuangan yang

mungkin terjadi.

d. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumen

e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pelanggan

f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien, karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.


(33)

19 5. Efesiensi Modal Kerja

Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting agar kelangsungan usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan. Kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja akan menyebabkan buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga perusahaan dapat terhambat atau terhenti sama sekali.

Adanya kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja dapat menimbulkan kelebihan atau kekurangan dalam penyediaan modal kerja (Tunggal, 1995:92). Adanya kelebihan modal kerja dalam sebuah perusahaan dapat disebabkan oleh :

a. Pengeluaran obligasi/saham dalam jumlah yang lebih dari yang diperlukan b. Penjualan aktiva tak lancar yang tak diganti

c. Terjadinya laba operasi yang tidak digunakan untuk pembayaran dividen, untuk pembelian aktiva tetap atau untuk tujuan lainnya yang serupa

d. Konversi atau perubahan aktiva tetap ke dalam modal kerja

e. Karena akumulasi atau penimbunan sementara dari berbagai dana yang disediakan untuk investasi – investasi dan sebagainya.


(34)

20 6. Rasio – rasio yang digunakan untuk mengukur efesiensi modal kerja

a. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap modal kerja. Formulasi dari Working Capital Turnover (WCT) adalah sebagai berikut :

(Arief Sugiono,2009;73) b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Rasio ini mengukur efesiensi pengelolaan persediaan barang dagang, menunjukkan berapa kali persediaan dapat berputar dalam setahun.Formulasi dari Inventory Turnover adalah sebagai berikut :


(35)

21 c. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Rasio ini menunjukkan efesiensi pengelolaan piutang perusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah. Formulasi dari Receivable Turnover (RT) adalah :

Kebijakan modal kerja yang efisien menghadapkan pihak manajemen pada keputusan yang mengakibatkan adanya pertukaran (trade off) antara faktor likuiditas dan profitabilitas (van Horne,1997). Keputusan untuk menetapkan jumlah modal kerja yang besar memungkinkan tingkat likuiditas terjaga namun dapat menurunkan profitabilitas. Sebaliknya keputusan yang cenderung untuk memaksimalkan profitabilitas dapat mengganggu tingkat kelancaran likuiditas.

B. Leverage

Rasio Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka


(36)

22 panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Leverage suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan (Riyanto, 1995: 32). Pengertian Leverage dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek dan jangka panjang). Sedangkan menurut Munawir (2002: 32) Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

Semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio leverage (solvabilitas) yang rendah tentu mempunyai resiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi.

1. Pengukuran rasio Leverage, dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:

a) mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan untuk permodalan

b) melalui pendekatan rasio rasio laba rugi. 2. Manfaat rasio Leverage :

a) untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.


(37)

23 b) untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajibanyang

bersifat tetap.

c) untuk menganalisis keseimbangan antara lain aktiva khususnya aktiva khususnya aktiva tetapdengan modal.

d) untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. e) untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap

pengelolaan aktiva

f) untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

g) untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri.

Intinya dengan analisis rasio leverage, perusahaan akan mengetahui beberapa hal berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. 3. Jenis-jenis Rasio Leverage

Adapun jenis rasio leverage yang sering digunakan perusahaan :

a) Debt To Asset Ratio (debt ratio) b) Debt To Equity Ratio

c) Long Term Debt To Equity Ratio d) Times Interest Earned


(38)

24 a) Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Semakin tinggi rasio ini maka pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin kecil perusahaan dibiayai dari utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio perusahaan, digunakan rasio rata-rata industri yang sejenis.

Rumus :

b) Debt to Equity Ratio

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini


(39)

25 berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Debt To Equity Ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham.Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Ross et al : 2003) yang menyatakan bahwa “debt to equity ratio is dividing total debt with total equity”.

Menurut Horne dan Wachoviz (1998:145) “Debt to equity is computed by

simply dividing the total debt of the firm (lincluding current liabilities) by its shareholders equity”. Debt to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham.

Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Brealey et al. (2001:490) “Debt to equity is long term debt of the firm dividing equity“. Dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan total hutang dengan total ekuitas dari pemegang saham. Dengan demikian, debt to equity ratio juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak terbayarkan suatu hutang.


(40)

26 Bagi bank (kreditor) semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar rasio yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugiaan atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga menunjukkan kelayakan dan resiko keuangan perusahaan.

Rumus :

c) Long Term Debt to Equito Ratio (LTDtER)

LTDeER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.


(41)

27 d) Time Interest Earned

Rasio ini merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini juga diartikan sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio.

Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar kemungkinan perusahaan dapat bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor. Demikian pula sebaliknya apabila rasionya rendah semakin rendah pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya.

Rumus :

Atau

e) Fixed Charge Coverage (FCC)

Rasio ini sering juga disebut dengan Lingkup Biaya Tetap, merupakan rasioyang menyerupai Times Interest Ratio. Hanya saja perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh


(42)

28 utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang.

Rumus :

C. Likuiditas

Likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat – alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuan membayar.

Menurut (Munawir, 2001 :31) , likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah


(43)

29 kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi.

Untuk menilai likuiditas terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas, yaitu :

1. Current Ratio

Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat mengetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak.

Current Ratio yang tinggi maka makin baiklah posisi kreditor. Oleh karena itu terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya. Hal ini terutama berlaku bila pimpinan perusahaan menguasai pos-pos modal kerja dengan ketat/dengan semestinya. Di lain pihak ditinjau dari sudut pemegang saham suatu current ratio yang tinggi tak selalu paling menguntungkan, terutama bila terdapat saldo kas yang kelebihan dan jumlah piutang dan persediaan adalah terlalu besar.

Pada umumnya suatu current ratio yang rendah lebih banyak mengandung risiko dari pada current ratio yang tinggi , tetapi kadang – kadang suatu current ratio yang rendah memungkinkan juga menunjukkan pimpinan perusahaan menggunakan aktiva lancar sangat efektif yaitu bila


(44)

30 saldo disesuaikan dengan kebutuhan minimum saja dan perputaran piutang dari persediaan ditingkatkan sampai pada tingkat maksimum. Jumlah kas yang diperlukan tergantung dari besarnya perusahaan dan terutama dari jumlah uang yang diperlukan untuk membayar utang lancar, berbagai biaya rutin dan pengeluaran darurat.

Formulasi dari Current Ratio sebagai berikut :

(Sugiono,2009) Rasio ini digunakan untuk mengetahui sebarapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi utang (kewajiban) lancar yang akan jatuh tempo / segera dibayar.

2. Quick Ratio

Rasio ini di sebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas, persediaan merupakan pos yang paling tidak likuid dalam aktiva lancar. Jika current rasio tinggi


(45)

31 tetapi quick rasio rendah, hal ini menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan.

Formulasi dari Quick ratio sebagai berikut :

Tujuan dari Rasio Likuiditas menurut Fred J. Weston yaitu bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

D. Firm Size (Ukuran Perusahaan)

Ukuran Perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan berbeda. Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil pada umumnya kekurangan akses ke pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Kalaupun mereka punya akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan


(46)

32 penentuan harga sedemikian rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan return lebih tinggi secara signifikan.

Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran special yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang yang terlibat, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar hutang.

Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Akhirnya, ukuran diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi struktur keuangan, yaitu perusahaan kecil sering tidak mempunyai staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu system informasi manajemen. Ukuran perusahaan dapat ditentukan berdasarkan laba, aktiva, tenaga kerja, dan lain-lain, yang semuanya berkorelasi tinggi (Agnes Sawir, 2004).

Menurut Dwi mulyani (2007), ukuran perusahaan secara tidak langsung menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam mengendalikan dan menghasilkan laba. Ukuran suatu perusahaan salah satunya dapat dilihat dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, karena aktiva menggambarkan tersedianya


(47)

33 sumber daya untuk kegiatan perusahaan dimana kegiatan tersebut cenderung dilakukan untuk memperoleh laba. Hal tersebut membuktikan bahwa ukuran suatu perusahaan secara tidak langsung juga mementukan laba yang diperoleh perusahaan.

Pengukuran terhadap ukuran perusahaan perusahaan mengacu pada penelitian Krishnan dan Moyer (1996), di mana ukuran perusahaan diproxy dengan nilai logaritma dari total aktiva. ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun, yang diukur dengan len (Ln) dari total aktiva

E. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan bentuk kemampuan dari suatu perusahaan dalam hal menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas dari suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profitabilitas dari suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.

Menurut John B. Guerard Jr. “profitability ratios tell the investor how efficiently a corporation uses its assets to produce net income or profits”.


(48)

34 Jumlah keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus sehingga perlu dianalisis demi memperoleh penilaian atas profitabilitas suatu perusahaan. Pada umumnya profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan mempertimbangkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi.

Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efesiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modal.(Sugiono, 2009)

1. Gross Profit Margin

Rasio ini menunjukkan beberapa besar keuntungan kotor yang diperoleh dari penjualan produk. Dengan Formulasi sebagai berikut :

Selain margin laba kotor, ada baiknya jika dihitung juga persentase dari laba usaha , yaitu sebagai berikut :


(49)

35 Untuk kondisi normal, laba kotor seharusnya positif karena perusahaan menjual barang di atas harga pokoknya. Namun, dalam beberapa situasi biasanya gross profit margin adalah negative yang mungkin di sebabkan oleh salah satu faktor, yaitu sebagai berikut :

a) Perusahan baru beropersasi sehingga belum mencapai skala ekonomis yang berdampak terhadap tingginya biaya tetap pada overhead pabrik. b) Perusahaan memberikan harga jual yang murah untuk melakukan

penetrasi pasar. Hal ini merupakan suatu kebijakan harga. Dalam masa pengenalan produk, sering perusahaan memberikan harga untuk merebut pangsa pasar.

c) Terjadinya perang harga di pasaran. Hal ini dapat membahayakan perusahaan jika terjadi terus – menerus karena pada akhirnya perusahaan yang betul-betul kuat yang dapat terus bertahan.

2. Return On Asset (ROA)

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh asset yang ada. Atau rasio ini menggambarkan efesiensi pada dana yang


(50)

36 digunakan dalam perusahaan. Oleh karena itu, sering pula rasio ini disebut Return On Investment.

Dengan Formulasi sebagai berikut :

3. Return On Equity

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh modal yang ada. ROE merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani. Rasio ini dapat di sebut juga dengan istilah Rentabilitas Modal Sendiri . Dengan Formulasi sebagai berikut :

F. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Ririn (2009). Ririn melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004 - 2007. Dalam Penelitian Ririn menggunakan metode regresi berganda dan menggunakan variabel sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial


(51)

37 assets ratio, inventories turnover ratio, receivable turnover ratio. Hasil dari penelitian Ririn bahwa secara stimultan dan parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel – variabel tersebut terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dan dari hasil uji regresi dari lima variabel independen yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas yaitu financial debt ratio karena mempunyai nilai t statistik yang paling besar dan profitabilitas paling kecil. Yang membedakan penelitian Ririn (2009) dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel– variabel. Pada penelitian ini menggunakan Variabel Efesiensi modal kerja, Leverage, Likuiditas dan Firm Size. Sedangkan Ririn menggunakan variable Sales Growth Ratio, Financial Debt Ratio, Fixed Financial Asstes Ratio, Inventories Turnover Ratio, dan Receivable Turnover Ratio.

Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Ima Hernawati (2007), penelitian tentang Analisis Pengaruh Efesiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas (pada perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia). Penelitian ini menggunakan regresi berganda. Hasil dari penelitian Ima menunjukkan efesiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas. Sedangkan secara parsial efesiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, namun likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Yang membedakan antara penelitian Ima (2007) dengan penelitian ini, bahwa


(52)

38 penelitian ini menggunakan perusahaan Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia sedangkan Ima menggunakan sampel perusahaan Industri Barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian Sebelumnya diteliti oleh Sri Patoyah (2005), yaitu Penelitian tentang Efesiensi Penggunaan Modal Kerja pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “Harapan” kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Tahun 2001-2003. Penelitian Sri menggunakan metode penelitian yaitu metode analisis deskriptif, Rasio Likuiditas, Rasio aktivitas, dan Rasio Rentabilitas. Hasil dari analisis tersebut, bahwa rasio likuiditas menunjukkan rasio lancar tahun 2001-2003 dibandingkan dengan tahun 2001 dan 2002 adalah kurang baik sedangkan tahun 2003 adalah baik. Pada rasio Aktivitas, menunjukkan bahwa perputaran piutang tahun 2001-2003 dibandingkan dengan standar pengukuran maka perputaran piutang tahun 2001-2003 kurang efisien. Dan perputaran persediaan tahun 2001 – 2003 cukup efisien. Dan pada rasio Rentabilitas menunjukkan bahwa rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva tahun 2001-2003 adalah cukup baik. Yang membedakan penelitian Sri (2005) dengan penelitian ini, adalah penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan menggunakan regresi berganda dan variable – variable yang digunakan efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size, variabel Y profitabilitas. Sedangkan Sri (2005) menggunakan metode analisis deskriptif dan menggunakan rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio rentabilitas.


(53)

39 Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Nisa Fitria (2007), Nisa melakukan penelitian tentang Analisis Efesiensi Modal Kerja dan Pengaruhnya terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI di Semarang. Yang hasilnya adalah ada pengaruh antara perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomi. Secara Parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas pada KPRI di kota Semarang, artinya Ha ditolak. Sedangkan hasil uji parsial untuk perputaran persediaan terhadap rentabilitas pada KPRI di Kota Semarang berpengaruh secara signifikan, artinya Ha diterima. Yang membedakan penelitian Nisa (2007) dengan penelitian ini, adalah variable penelitian ini menggunakan efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size, penelitian dilakukan di perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Mutia Desanti (2008),

melakukan penelitian tentang Analisis Pengelolaan Modal Kerja, Profit Margin, Operating Assets Turnover, dan ukuran Perusahaan serta pengaruhnya terhadap tingkat Rentabilitas pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Bahwa dari hasil penelitian Mutia, pada variabel-variabel tersebut (Profit Margin, Operating Assets dan firm size) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat rentabilitas perusahaan manufaktur. Sedangkan Working Capital Turnover berpengaruh negatif terhadap tingkat rentabilitas perusahaan


(54)

40 manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian Mutia bahwa profit margin merupakan variable yang paling dominan dan signifikan mempengaruhi tingkat rentabilitas perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia.

Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Vedvinayagam (2007), penelitian tentang An analysis of working capital management efficiency in telecommunication equipment in industry. Penelitian ini menggunakan sampel pada perusahaan industry telekomunikasi periode 2001-2007. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa modal kerja berhubungan negatif dengan profitabilitas dan tidak mempengaruhi dalam perusahaan industri telekomunikasi. Yang membedakan penelitian vedavinayagam (2007) dengan penelitian ini, bahwa penelitian ini menggunakan variabel efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size sebagai variabel bebas, sedangkan profitabilitas sebagai variabel terikat. Dan menggunakan sampel pada perusahaan manufaktur. Sedangkan penelitian Vedavinayagam (2007), menggunakan variable profitabilitas sebagai bebas dan modal kerja sebagai variabel terikat. Dan menggunakan sampel di perusahaan industri telekomunikasi.

Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Zariyawati (2007), penelitian Zariyawati tentang effect of working capital management on profitability of firm in Malaysia. Penelitian tersebut menggunakan metode analisis korelasi dan regresi. Hasil dari penelitian Zariyawati menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan yang kuat antara siklus konversi kas


(55)

41 terhadap profitabilitas. Yang membedakan dari penelitian Zariyawati (2007) dengan penelitian ini, bahwa penelitian ini menggunakan variabel efesiensi modal kerja, leverage dan likuiditas sebagai variabel bebas sedangkan variabel terikat adalah profitabilitas.

Penelitian selanjutnya juga dilakukan oleh Pedro, melakukan penelitian tentang Effect of working capital management on SME profitability, yang dilakukan dengan metode analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara piutang dan persediaan terhadap profitabilitas UKM. Sedangkan hutang mempengaruhi pengembalian UKM atas Aktiva. Yang membedakan penelitian Pedro dengan penelitian ini, bahwa penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dan menggunakan variabel bebas yang berbeda, dan menggunakan sampel pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. Sedangkan penelitian Pedro, menggunakan analisis korelasi, dan menggunakan sampel pada Usaha Kecil Menengah (UKM), dan juga pedro menggunakan variabel bebas adalah Profitabilitas dan variabel terikat, piutang, persediaan dan hutang.

Dan penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ioannis, melakukan penelitian tentang The relationship between working capital management and profitability of listed companies in the Athens stock exchange, ini menggunakan metode analisis regresi, dengan hasil adanya hubungan yang negatif antara piutang , persediaan dengan profitabilitas. Yang membedakan dengan penelitian


(56)

42 Ioannis adalah, ioannis menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di bursa efek Athena tahun 2001-2004. Sedangkan penelitian ini sampel yang digunakan perusahaan manufaktur yang terdapat dibursa efek Indonesia, dan variabel-variabel penelitian ini working capital turnover, leverage, likuiditas, dan firmsize.

G. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan masalah yang ada, maka dapat dibuat suatu kerangka berfikir dari pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profotabilitas secara sistematis pada gambar berikut:

Gambar 2.1 kerangka pemikiran X1

(Working Capital Turnover)

X2 Leverage (Debt To Equity Ratio)

X3 Likuiditas (Current Ratio)

Y Profitabilitas

(ROA)

Uji Asumsi Klasik

Uji Regresi Berganda

Kesimpulan dan Implikasi

X4 Ukuran perusahaan


(57)

43 H. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran tersebut berkaitan dengan adanya pengaruh atau tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel bebas dan variabel terikat. Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) H0 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profitabilitas.

2) Ha = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profitabilitas.


(58)

44 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Analisis masalah pada penelitian ini melihat pengaruhnya efesiensi modal kerja, rasio nya adalah Working Capital TurnOver (WCT), Leverage rasionya adalah Debt To Equity Ratio (DER), Likuiditas yang Rasio nya adalah Current Ratio (CR) dan Firm Size ( Ukuran Perusahaan) terhadap Profitabilitas yang rasionya Return On Assets (ROA).

B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan – perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 yang memiliki laporan keuangan yang lengkap setiap tahunnya.


(59)

45 2. Sampel

Metode dalam pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Dengan jumlah sampel 15 perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tabel 2.1

Perusahaan Manufaktur

No. Nama Perusahaan Kode Saham

1 PT.Aqua Golden Missisippi TBK AQUA

2 PT.Astra Graphia TBK. ASGR

3 PT.Delta Djakarta TBK DLTA

4 PT.Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS

5 PT.Dynaplast Tbk DYNA

6 PT.Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 7 PT.Fast Food Indonesia Tbk FAST

8 PT.Gudang Garam Tbk GGRM

9 PT.Goodyear Indonesia Tbk GDYR 10 PT.Intan Wujaya Internasional Tbk INCI 11 PT.Pan Brother Tex Tbk PBRX

12 PT.Semen Gresik Tbk SMGR

13 PT.Unilever IndonesiaTbk UNVR 14 PT.Selamat SampoernaTbk SMSM

15 PT.Mustika Ratu Tbk MRAT


(60)

46 C. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh hasil penelitian yang di harapkan, dibutuhkan data dan informasi yang mendukung penelitian ini. Data sekunder dan informasi yang di butuhkan adalah :

Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari literatur yang terkait dengan modal kerja, leverage, likuiditas, dan firm size serta dari jurnal, buku, website (SSRN, garudadikti.go.id, google, www.idx.co.id) dan lain-lain yang

berhubungan dengan penelitian ini. D. Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Penggunaan analisis deskriptif ini ditujukan untuk mengetahui gambaran kondisi efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profitabilitas melalui retrun on assets perusahaan yang di komparasikan secara eksternal, yaitu melibatkan satu perusahaan yang membandingkan dengan kondisi rata-rata seluruh objek penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), maka peneliti menggunakan analisis regresi untuk membandingkan dua variabel yang berbeda. Pada analisis regresi untuk memperoleh model regresi yang bisa dipertanggung jawabkan, maka asumsi – asumsi berikut harus di penuhi:


(61)

47 a. Uji Normalitas

Uji Normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian dan sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model – model penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memilih distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan membandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali 2001:83). b. Uji Multikolinieritas

Melakukan uji multikolinieritas, yaitu untuk menguji ada tidaknya hubungan sempurna antara independen variable pada model regresi, antara lain dengan melihat besaran VIF ( Variance Inflation Factor) dan Tolerance, pada pengujian ini, regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1. Besaran korelasi antar independen variabel, pada pengujian ini, regresi yang bebas multikolinieritas adalah koefisien korelasi antara independen variabel haruslah lemah dibawah 0,5.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).


(62)

48 Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainya (Imam Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu penelitian.

1) Uji Durbin – Watson

Uji durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tdk ada autokorelasi positif Tdk ada autokorelasi positif Tdk ada korelasi negatif Tdk ada korelasi negatif Tdk ada autokorelasi positf atau negatif Tolak No desicien Tolak No deeisen Tdk ditolak

0 < d < dl dl ≤ d ≤ du 4 dl d 4

4 –da ≤ d ≤ 4 - dl Du < d < 4 – du


(63)

49 d. Uji Heterokedasitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Imam ghazali, 2005). Dalam analisis memiliki dasar yaitu :

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedasitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua variabel predictor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara tiga variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) (Usman, 2003 : 241). Analisis regresi berganda dalam penelitian in digunakan untuk


(64)

50 mengetahui pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. Formulasi Persamaan regresi linier berganda sendiri adalah sebagai berikut :

Dimana : Y = Profitabilitas ( ROA) a = Bilangan Konstanta b1 – b2 = Koefisien Regresi

X1 = Efesiensi modal kerja (WCT) X2 = Leverage (DER)

X3 = Likuiditas (CR)

X4 = Ukuran Perusahaan (Firm Size) e = error

4. Uji t atau Uji Parsial

Uji t digunakan untuk menguji hipotesa yaitu untuk menguji signifikasi pengaruh masing-masing variabel indenpenden secara parsial terhadap variabel dependen

Hipotesis :

Ho : Koefisien regresi tidak signifikan Hi : Koefisien regresi signifikan


(65)

51 Kriteria Pengujian :

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

dan

Pada uji t, nilai probabilitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS pada table coefficients kolom sig atau significance.

5. Uji F atau Uji Simultan

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara simultan atau tidak. Hipotesis :

Ho : Model regresi tidak dapat digunakan Hi : Model regresi dapat digunakan Kriteria Pengujian :

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima


(66)

52 Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dari suatu persamaan regresi dengan menggunakan hipotesis statistik. Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik (Santoso 2004:168) yaitu jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika < 0,05 maka H0 ditolak. Nilai Probabilitas dari uji F dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS pada table ANOVA kolom sig atau significance.

6. Adjusted R2

Koefisien determinasi (R2) dari hasil regresi berganda menunjukkan seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel – variabel bebasnya (Santoso 2004:167).

Dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda maka masing-masing variabel independen yaitu efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size secara parsial dan secara simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu profitabilitas yang dinyatakan dengan R2 untuk menyatakan koefisien determinasi atau seberapa besar pengaruh variabel efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap variabel profitabilitas.


(67)

53 Sedangkan r2 untuk menyatakan koefisien determinasi parsial variabel independen terhadap variabel dependen.

Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol, maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen (dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen). Sedangkan jika koefisien determinasi mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel terikat. Angka dari R Square didapat dari pengolahan data melalui program SPSS yang bisa dilihat pada table summery kolom R square.

E. Operasional Variabel Penelitian

Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen atau variabel bebas yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol X dan variabel dependen atau variabel terikat yang selanjutnya dinyatakan dengan symbol Y.

1. Variabel Dependen ( Y )

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas dianggap sebagai variabel yang dipengaruhi oleh modal kerja.


(68)

54

Return On Asset (ROA)

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh asset yang ada.

2. VariabelIndependen ( X )

Variabel independen merupakan variabel yang diduga mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan adalah:

a. Efesiensi Modal Kerja (X1)

1) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap modal kerja. Formulasi dari Working Capital Turnover (WCT) adalah sebagai berikut:


(69)

55 b. Leverage (X2)

1) Debt to Equity Ratio

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

c. Likuiditas (X3)

1) Current Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sebarapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi utang (kewajiban) lancar yang akan jatuh tempo / segera dibayar.


(70)

56 d. Firm Size (Ukuran Perusahaan) (X4)

Besar kecilnya ukuran perusahaan diukur berdasarkan pada rata-rata total asset perusahaan manufaktur terdapat di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2005 sampai dengan 2009. Menurut Yenny Charlemagne (2005) dalam Asnawi dan Wijaya (2006), Ukuran perusahaan berdasarkan total assets di kategorikan menjadi dua kriteria, yaitu : 1. Perusahaan kecil, yang mempunyai kriteria ; total assets kurang

dari 400 Miliar.

2. Perusahaan Besar, yang mempunyai kriteria ; total assets lebih besar dari 400 Miliar.

Variabel ukuran perusahaan berdasarkan besarnya total assets dibentuk menjadi variabel dummy, yaitu : perusahaan kecil dengan nilai dummy 0 dan perusahaan besar dengan nilai dummy 1.


(71)

57 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia juga berperan dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil.

Sejarah Bursa Efek, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia Merdeka. Bursa efek Indonesia awalnya pada saat pemerintahaan Hindia Belanda mendirikan di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912 yang di selenggarakan oleh Vereniging Voor de Effectenhandel. Pada tanggal 11 Januari 1925 di Buka Bursa Efek di Surabaya, dan disusul dengan pembukaan Bursa Efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kemudian pada tahun 1956 pemerintah mengaktifkan pasar modal sebagai sarana pembiayaan ekonomi.

Penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES) menjadi Bursa Efek Indonesia paling lambat 30 November 2007.


(72)

58 Selanjutnya Bursa Efek Indonesia mulai aktif 1 Desember 2007, dimana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta.

2. Lembaga – lembaga yang terlibat di Bursa Efek Indonesia

Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial yang sangat luas, Bursa Efek Indonesia melibatkan banyak lembaga. Masing – masing pihak mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda- beda dan saling menunjang kepentingan lainnya. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan di Bursa Efek Indonesia adalah :

a. Perusahaan Yang Go Publik (Emiten)

Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna membelanjai operasi rencana investasi.

b. Perusahaan Efek

Perusahaan Efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa kegiatan pinjaman emisi efek, perantara perdagangan efek, manajer investasi, atau penasehat investasi.

c. Lembaga Kliring dan Penyelesaian penyimpangan

Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan penyelesaian transaksi yang terjadi di Bursa Efek, penyimpanan efek serta penitipan harga untuk pihak lain.


(1)

95

Firm Size

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

AQUA 730.586.000.000 795.244.000.000 891.530.000.000 1.003.488.000.000 1.122.308.000.000 ASGR 518.804.000.000 584.839.000.000 624.557.000.000 841.054.000.000 800.377.000.000 DLTA 537.785.000.000 577.411.000.000 592.359.000.000 698.297.000.000 708.820.000.000 DPNS 150.358.000.000 143.512.000.000 146.045.000.000 156.052.000.000 151.192.000.000 DYNA 1.073.712.000.000 1.123.946.000.000 1.123.388.000.000 1.235.004.000.000 1.231.000.000.000 HMSP 11.934.600.000.000 12.659.804.000.000 15.680.542.000.000 16.133.819.000.000 17.025.358.000.000 FAST 377.905.000.000 483.575.000.000 629.491.000.000 784.759.000.000 984.416.000.000 GGRM 22.128.851.000.000 21.733.034.000.000 23.928.968.000.000 24.072.959.000.000 26.432.391.000.000 GDYR 452.103.000.000 454.851.000.000 579.661.000.000 1.022.329.000.000 1.022.346.000.000 INCI 179.211.000.000 172.782.000.000 179.761.000.000 175.391.000.000 175.239.000.000 PBRX 390.216.000.000 553.846.000.000 833.093.000.000 952.742.000.000 829.100.000.000 SMGR 7.296.964.000.000 7.496.419.000.000 8.515.227.000.000 10.602.964.000.000 11.735.247.000.000 UNVR 3.842.351.000.000 4.626.000.000.000 5.333.406.000.000 6.504.736.000.000 7.127.408.000.000 SMSM 632.610.000.000 650.930.000.000 663.138.000.000 716.686.000.000 800.990.000.000 MRAT 274.634.000.000 294.415.000.000 290.646.000.000 291.769.000.000 304.801.000.000


(2)

96

Return on Asset

EMITEN

2005

2006

2007

2008

2009

AQUA

0,13

0,10

0,11

0,12

0,10

ASGR

0,11

0,14

0s,15

0,10

0,08

DLTA

0,15

0,11

0,11

0,17

0,15

DPNS

0,06

0,04

(0,05) 0,01

0,02

DYNA

0,04

0,00

0,01

0,01

0,07

HMSP

0,31

0,42

0,34

0,36

0,32

FAST

0,15

0,20

0,23

0,21

0,20

GGRM

0,12

0,07

0,09

0,11

0,14

GDYR

(0,02) 0,08

0,11

0,01

0,13

INCI

0,09

(0,03) 0,02

0,03

0,01

PBRX

0,04

0,02

0,04

(0,04) 0,04

SMGR

0,20

0,25

0,30

0,34

0,28

UNVR

0,54

0,53

0,53

0,53

0,45

SMSM

0,13

0,15

0,15

0,15

0,12


(3)

97

LAMPIRAN 3 (Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Dengan Dummy)

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Return On Asset 3.80000E1 21.794030 75

Working Capital Turnover 2.177424E1 151.2496251 75

Debt Equity Ratio -.4763 .95329 75

Current Ratio 3.178203E0 2.6887658 75

Firm Size .77 .421 75

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .681a .464 .434 16.400423 1.777

a. Predictors: (Constant), Firm Size, Working Capital Turnover, Current Ratio, Debt Equity Ratio b. Dependent Variable: Return On Asset


(4)

98

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16320.329 4 4080.082 15.169 .000a

Residual 18828.171 70 268.974

Total 35148.500 74

a. Predictors: (Constant), Firm Size, Working Capital Turnover, Current Ratio, Debt Equity Ratio b. Dependent Variable: Return On Asset

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 12.773 6.661 1.917 .059

Working Capital Turnover .030 .013 .205 2.327 .023 .989 1.011

Debt Equity Ratio -14.641 3.030 .640 4.832 .000 .436 2.296

Current Ratio 2.917 1.028 .360 2.838 .006 .476 2.101

Firm Size 34.761 5.919 .672 5.873 .000 .584 1.712


(5)

99

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Working Capital Turnover .989 1.011

Debt Equity Ratio .436 2.296

Current Ratio .476 2.101

Firm Size .584 1.712


(6)

Dokumen yang terkait

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada benk devisa go public di Indonesia

1 6 122

PENGARUH GROWTH, FIRM SIZE, LIKUIDITAS, INTEREST COVERAGE RATIO,PROFITABILITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PENGARUH GROWTH, FIRM SIZE, LIKUIDITAS, INTEREST COVERAGE RATIO, PROFITABILITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PER

0 4 18

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas Dan Leverage Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 7 16

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas Dan Leverage Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-

0 2 15

PENGARUH FIRM SIZE, EARNING VOLATILITY, ASSET TANGIBILITY, PROFITABILITY, GROWTH, DAN FIRM AGE TERHADAP LEVERAGE

3 15 80

Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, Likuiditas dan Leverage Terhada Kebijakan Deviden Di BEI.

1 3 21

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL PROFITA

0 1 18

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL PROFITA

0 0 18

PENGARUH FIRM SIZE, TINGKAT PERTUMBUHAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN NON-KEUANGAN - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Profitabilitas dengan Firm Age, Firm Size, dan Leverage sebagai Variabel Kontrol

0 1 12