Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponen yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2013

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN WORKING CAPITAL TERHADAP

STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

TAHUN 2010-2013 OLEH :

ALDI FAISAL 130522007

PROGRAM STUDI S1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2013” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul tersebut belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa dalam konteks penulisan skripsi tingkat Program Studi S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan jelas, benar, dan apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, ... 2015 Yang Membuat Pernyataan

130522007 Aldi Faisal


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan diberi judul : “Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponen yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2013”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi, penulis saya memperoleh banyak bimbingan, dukungan, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada Kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak., selaku Sekretaris Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Sekretaris Program


(4)

Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA, selaku Dosen Pembimbing, atas bimbingan dan arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, selaku Dosen Pembanding, atas segala saran dan masukan yang telah diberikan selama ini.

5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku Dosen Wali yang telah membantu saya dalam konsultasi akademik selama perkuliahan.

6. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Program Studi S1 Akuntansi Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan penulis berbagai disiplin ilmu selama masa perkuliahan.

7. Kepada Ayahanda tercinta Sabaruli Pohan, SE, MH dan Ibunda tercinta Lily Harlinda Pane atas doa, kasih sayang, dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh keluarga besarku yang tanpa henti memberikan dukungan, do’a, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Teman-teman seperjuangan - Ekstensi angkatan 2013 Program Studi

S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya : Abangda Raymond Gultom, Kakanda Rini Haridanti, Kakanda Intan Riza Sipahutar, Kakanda Neliana Fransiska Hutagalung, Nita Melischa Hutagalung dan Paris.


(5)

10. Kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun penyajian. Semua ini disebabkan karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini di kemudian hari. Akhirnya penulis berharap semoga skrispi ini dapat menjadi tambahan referensi yang bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, 02 Maret 2015 Penulis

130522007 Aldi Faisal


(6)

ABSTRAK

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN WORKING CAPITAL TERHADAP

STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

TAHUN 2010-2013

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital memiliki pengaruh secara parsial maupun simultan terhadap Struktur Modal pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 sampai dengan 2013.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal, yang menggunakan data populasi dari 16 perusahaan otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan diperoleh perusahaan yang lulus uji sebanyak 12 perusahaan sampel dan 48 jumlah pengamatan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs www.idx.com. Adapun variabel yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital sebagai variabel independen dan Struktur Modal sebagai variabel dependen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan positif secara parsial terhadap Struktur Modal. Likuiditas berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap Struktur Modal. Sedangkan Profitabilitas dan Working Capital tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Struktur Modal. Dan Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Struktur Modal.

Kata Kunci : Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, Working Capital, dan Struktur Modal.


(7)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF GROWTH OF SALES, LIQUIDITY, PROFITABILITY, AND WORKING CAPITAL OF CAPITAL STOCK ON AUTOMOTIVE AND COMPONENTS COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Period 2010-2013

This study aimed to test whether the Growth of Sales, Liquidity, Profitability, and Working Capital has the effect of partially or simultaneously to Capital Stock in automotive and components companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2010 to 2013.

This research is a type of causal research, which used data from a population of 16 automotive and components companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sampling method used in this research is purposive sampling and acquired companies that pass the test sample as many as 12 companies and 48 the number of observations. The data used are the financial statements of each company sample published on the site at www.idx.com. The variables associated with this research is the Growth of Sales, Liquidity, Profitability, and Working Capital as independent variables and Capital Stock as the dependent variable. This research used descriptive analysis method and statistical analysis methods.

The results of this study indicate that partially Growth of Sales have significant positive influencial to capital structure and Liquidity have significant negative influencial to capital structure. While Partially Profitability and Working Capital have no significant affect to capital structure. And simultaneously, Growth of Sales, Liquidity, Profitability, and Working Capital have significant influencial to Capital Structure.

Keywords : Growth of Sales, Liquidity, Profitability, Working Capital, and Capital Stock.


(8)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Abstrak ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II Tinjauan Pustaka ... 11

2.1 Landasan Teori ... 11

2.1.1 Definisi Struktur Modal ... 11

2.1.2 Teori Struktur Modal ... 12

2.1.2.1 Teori MM ... 12

2.1.2.2 Teori Trade-Off ... 13

2.1.2.3 Pecking Order Theory ... 14

2.1.2.4 Agency Theory ... 16

2.1.2.5 Signaling Theory ... 17

2.1.2.6 Asymetric Information Theory ... 18

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 19

2.2.1 Pertumbuhan Penjualan ... 19

2.2.2 Likuiditas ... 20

2.2.3 Profitabilitas ... 21

2.2.4 Working Capital ... 22

2.3 Keterkaitan Antar Variabel ... 23

2.3.1 Pertumbuhan Penjualan dengan debt to equity ratio (DER) ... 23

2.3.2 Likuiditas dengan debt to equity ratio (DER) ... 23

2.3.3 Profitabilitas dengan debt to equity ratio (DER) ... 24

2.3.4 Working Capital dengan debt to equity ratio (DER) ... 25

2.4 Penelitian Terdahulu ... 26

2.5 Kerangka Konseptual ... 31


(9)

BAB III Metode Penelitian ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

3.3 Batasan Operasional ... 35

3.4 Definisi Operasional dan Variabel ... 36

3.4.1 Variabel Dependen ... 36

3.4.2 Variabel Independen ... 37

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

3.5.1 Populasi Penelitian ... 40

3.5.2 Sampel Penelitian ... 40

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 41

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.8 Metode Analisis Data ... 42

3.9 Teknik Analisis ... 42

3.9.1 Statistik Deskriptif ... 42

3.9.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 43

3.9.2.1 Uji Normalitas ... 43

3.9.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 45

3.9.2.3 Uji Autokorelasi ... 46

3.9.2.4 Uji Multikolinearitas ... 46

3.9.3 Pengujian Hipotesis ... 47

3.9.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 48

3.9.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 49

3.9.3.3 Uji Simultan (Uji F) ... 49

3.10 Jadwal Penelitian ... 50

BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan ... 51

4.1 Data Penelitian ... 51

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 51

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 51

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 59

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 55

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 58

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 60

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 62

4.2.3 Analisis Regresi ... 63

4.2.3.1 Analisis Regresi Berganda ... 63

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 65

4.2.4.1 Koefisien Determinasi ... 65

4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 66

4.2.4.3 Uji Simultan (Uji F) ... 68

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V Kesimpulan Dan Saran ... 75

5.1 Kesimpulan ... 75


(10)

5.3 Saran ... 78 Daftar Pustaka ... 79 Lampiran ...


(11)

Daftar Tabel

No Judul Halaman

1.1 Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2013 ... 3

1.2 Rata-Rata DER, Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas Profitabilitas, dan Working Capital Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013 ... 5

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39

3.2 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013 ... 41

3.3 Jadwal Penelitian ... 51

4.1 Descriptive Statistic ... 53

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 58

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 59

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 62

4.5 Hasil Analisis Regresi ... 63

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 65

4.7 Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 67


(12)

Daftar Gambar

No Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 33

4.1 Uji Normalitas Histogram ... 56

4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot ... 57


(13)

Daftar Lampiran

No Judul Halaman

i Nilai Rata-Rata Debt to Equity Ratio Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2010-2013 ... ii Nilai Rata-Rata Growth of Sales Perusahaan

Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013 ... iii Nilai Rata-Rata Rasio Lancar / Current Ratio

Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013 ... iv Nilai Rata-Rata Return on Assets Perusahaan

Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013 ... v Nilai Rata-Rata Net Working Capital Perusahaan

Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013 ... vi Statistik Deskriptif ... vii Hasil Uji Normalitas dengan Histogram ... viii Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot ... ix Hasil Uji Normalitas dengan tabel

One-Sample Kolmogrov Smirnov ... x Hasil Uji multikolinearitas ... xi Hasil Uji Heteroskedastisitas ... xii Hasil Uji Autokorelasi ... xiii Hasil Analisis Regresi Berganda ... xiv Hasil Uji Koefisien Determinasi ... xv Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... xvi Hasil Uji Simultan (Uji F) ...


(14)

ABSTRAK

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN WORKING CAPITAL TERHADAP

STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

TAHUN 2010-2013

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital memiliki pengaruh secara parsial maupun simultan terhadap Struktur Modal pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 sampai dengan 2013.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal, yang menggunakan data populasi dari 16 perusahaan otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan diperoleh perusahaan yang lulus uji sebanyak 12 perusahaan sampel dan 48 jumlah pengamatan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs www.idx.com. Adapun variabel yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital sebagai variabel independen dan Struktur Modal sebagai variabel dependen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan positif secara parsial terhadap Struktur Modal. Likuiditas berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap Struktur Modal. Sedangkan Profitabilitas dan Working Capital tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Struktur Modal. Dan Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Struktur Modal.

Kata Kunci : Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, Working Capital, dan Struktur Modal.


(15)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF GROWTH OF SALES, LIQUIDITY, PROFITABILITY, AND WORKING CAPITAL OF CAPITAL STOCK ON AUTOMOTIVE AND COMPONENTS COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Period 2010-2013

This study aimed to test whether the Growth of Sales, Liquidity, Profitability, and Working Capital has the effect of partially or simultaneously to Capital Stock in automotive and components companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2010 to 2013.

This research is a type of causal research, which used data from a population of 16 automotive and components companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sampling method used in this research is purposive sampling and acquired companies that pass the test sample as many as 12 companies and 48 the number of observations. The data used are the financial statements of each company sample published on the site at www.idx.com. The variables associated with this research is the Growth of Sales, Liquidity, Profitability, and Working Capital as independent variables and Capital Stock as the dependent variable. This research used descriptive analysis method and statistical analysis methods.

The results of this study indicate that partially Growth of Sales have significant positive influencial to capital structure and Liquidity have significant negative influencial to capital structure. While Partially Profitability and Working Capital have no significant affect to capital structure. And simultaneously, Growth of Sales, Liquidity, Profitability, and Working Capital have significant influencial to Capital Structure.

Keywords : Growth of Sales, Liquidity, Profitability, Working Capital, and Capital Stock.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak yang baik bagi kemajuan perekonomian di Indonesia. Salah satunya adalah industri otomotif dan komponennya yang berkembang pesat di Indonesia. Penjualan mobil di Indonesia meningkat sebesar 17% meskipun tengah terjadi kesulitan ekonomi global pada tahun 2010 hingga 2011, hampir 900.000 kendaraan baru, dan pada awal tahun 2011 terdapat tujuh perusahaan yang telah mengumumkan investasi di Indonesia senilai 2,2 miliar USD. Hal ini menunjukkan bahwa industri otomotif dan komponennya merupakan industri yang mempunyai peluang yang baik, sehingga para investor lebih tertarik untuk berinvestasi ke perusahaan otomotif dan komponennya.

Persaingan bisnis yang kompleks membuat perusahaan berusaha memberikan citra positif melalui peningkatan kinerja perusahaan. Salah satu usaha yang dilakukan para manajer untuk menilai kinerja perusahaan adalah dengan melihat struktur modal perusahaan. Seorang manajer harus mampu mengambil keputusan pendanaan yang dapat meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan, sebab biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut adalah konsekuensi langsung dari keputusan yang diambil oleh manajer. Penggunaan hutang perusahaan menimbulkan biaya modal sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh pihak kreditur. Sedangkan, penggunaan dana


(17)

internal dapat menimbulkan opportunity cost. Keputusan pendanaan yang tidak tepat, dapat menimbulkan tingginya biaya modal dan mengakibatkan rendahnya profitabilitas perusahaan. Struktur modal perusahaan yang optimal merupakan struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham (Weston dan Brigham, 1994:150).

Dalam menjalankan aktivitas bisnis, kebutuhan akan modal yang memadai dinilai sangat penting bagi perusahaan. Modal yang besar membuat perusahaan dapat bertahan dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada, termasuk jika perusahaan hendak melakukan ekspansi. Kebutuhan akan modal dapat diperoleh dari berbagai sumber dan memiliki jenis yang berbeda. Menurut Riyanto (1997:209) sumber dana dibedakan menjadi sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan. Dana internal perusahaan, yaitu dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan, seperti : laba ditahan dan akumulasi depresiasi. Dana eksternal perusahaan, yaitu dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan. Metode pemenuhan kebutuhan dana dengan cara ini disebut metode pembelanjaan dengan hutang (debt financing). Sedangkan, dana dari pemilik, peserta pengambil bagian dalam perusahaan akan menjadi modal perusahaan tersebut. Metode pemenuhan dana dengan cara ini disebut metode pembelanjaan modal sendiri (equity financing).

Struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang diwakili oleh utang, saham preferen, dan ekuitas saham


(18)

biasa (Van Horne dan Wachowicz, 2007:232). Struktur modal menunjukkan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat tetap, utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Menurut Halim (2007:85) struktur keuangan menunjukkan cara bagaimana perusahaan membiayai asetnya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan (pasiva) di neraca, meliputi : hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan saham modal pemegang saham. Oleh karena itu, struktur modal perusahaan hanyalah sebagian dari struktur keuangannya.

Menurut Sudana (2011) struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal di-proxy dengan Debt to Equity Ratio (DER) yang merupakan perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri. Data mengenai DER perusahaan-perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Debt to Equity Ratio (DER)

Perusahaan Otomotif dan Komponennya

yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaTahun 2010-2013

No. Nama Perusahaan Kode

DER

2010 2011 2012 2013 1 Astra International Tbk ASII 1,10 1,02 1,03 1,02

2 Astra Otoparts Tbk AOP 0,38 0,47 0,62 0,32

3 Gajah Tunggal Tbk GJTL 1,94 1,61 1,35 1,68

4 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 1,76 1,77 1,35 0,98

5 Indo Kordsa Tbk BRAM 0,26 0,38 0,36 0,47


(19)

7 Indospring Tbk INDS 2,39 0,80 0,46 0,25 8 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 0,41 0,33 0,27 0,37 9 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 0,86 1,68 0,68 0,68

10 Nipress Tbk NIPS 1,28 1,69 1,45 2,38

11 Prima Alloy Steel Tbk PRAS 2,41 2,44 1,06 0,96

Bersambung pada halaman berikutnya.

No Nama Perusahaan Kode

DER

2010 2011 2012 2013

12 Selamat Sempurna Tbk SMSM 0,96 0,69 0,76 0,69

Rata-Rata 1,56 1,20 0,96 1,01

Sumber :

Tabel 1.1 di atas menunjukkan nilai rata-rata DER dari tahun 2010-2013 pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rata-rata DER tahun 2010 adalah 1,56. Selanjutnya, rata-rata DER tahun 2011 adalah 1,20. DER di tahun 2010 dan 2011 menunjukkan bahwa DER di atas 1, yang berarti perusahaan lebih banyak menggunakan dana dari hutang untuk aktivitas investasinya daripada modal sendiri. Rata-Rata DER tahun 2012 adalah 0,96 yang menunjukkan bahwa DER tahun 2012 di bawah 1, berarti perusahaan lebih banyak menggunakan modal sendiri untuk aktivitas investasinya. Sedangkan, rata-rata DER tahun 2013 adalah 1,01 yang menunjukkan bahwa DER di atas 1, berarti proporsi hutang lebih besar daripada modal sendiri. Perusahaan yang memiliki DER lebih dari 1 akan memiliki resiko bisnis yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki DER kurang dari 1.


(20)

Dengan nilai DER yang berada di atas 1 berarti perusahaan memiliki jumlah hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri dan hal ini tidak tidak sesuai dengan teori struktur modal yang optimal, yang seharusnya jumlah hutang perusahaan tidak boleh lebih besar dari modal sendiri. Sementara itu, kebanyakan investor lebih tertarik menanamkan modalnya dalam bentuk investasi pada perusahaan yang mempunyai DER tertentu yang besarnya kurang dari 1. Jika DER lebih dari 1 berarti resiko yang ditanggung investor menjadi meningkat.

Menurut Weston dan Brigham (1994:174) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan, antara lain : stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sifat manajemen, sikap kreditur dan konsultan, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.

Dalam penelitian ini tidak akan dibahas semua faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan, hanya beberapa faktor yang akan dibahas dalam penelitian ini, antara lain : pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan working capital. Perkembangan data penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.2

Rata-rata DER, pertumbuhan penjualan, likuiditas,profitabilitas, danworking capital padaperusahaan otomotif dan komponennya

yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

Variabel Rata-Rata

2010 2011 2012 2013

Pertumbuhan Penjualan (X1) 0,33 0,22 0,10 0.16

Likuiditas (X2) 1,65 1,68 1,61 1,76

Profitabilitas(X3) 0,09 0,08 0,09 0,06

Working Capital (X4) 1.136,75 1.880,08 2.331,83 2.245,92 Debt to Equity Ratio (Y) 1,56 1,20 0,96 1,01 Sumber : Data diolah Penulis, 2015


(21)

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa rata-rata faktor yang mempengaruhi struktur modal menunjukkan hasil yang fluktuatif, hal ini kemudian menjadi gap. Fenomena empiris dalam penelitian ini didasarkan pada inkonsistensi data, yang berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan working capital pada tahun 2010-2013 menunjukkan fenomena yang searah dengan DER.

Untuk meningkatkan nilai perusahaan, disamping membuat kebijakan deviden, perusahaan juga dituntut untuk tumbuh. Pertumbuhan dapat diwujudkan dengan menggunakan kesempatan investasi yang baik. Pertumbuhan penjualan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan dapat dilihat dari pertambahan volume dan peningkatan harga, khususnya dalam hal penjualan karena penjualan merupakan suatu aktivitas yang umumnya dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu tingkat laba yang diharapkan. Cara menghitung tingkat pertumbuhan penjualan adalah dengan menghitung tingkat penjualan pada akhir periode dengan penjualan yang dijadikan periode dasar. Apabila nilai perbandingannya semakin besar, maka dapat dikatakan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan semakin baik. Dengan kata lain, perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan hutang.

Penelitian terdahulu mengenai struktur modal telah dilakukan oleh Siswantoro (2011) dan Ticoalu (2013) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Tetapi


(22)

penelitian ini bertentangan dengan penelitaian Purba (2014) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Likuiditas yang di-proxy dengan menggunakan rasio lancar sangat berpengaruh terhadap kepercayaan pada kreditur. Kreditur akan mendapat suatu jaminan pengembalian atas pinjaman yang ditanamkan dalam perusahaan. Perusahaan yang memiliki nilai likuiditas yang tinggi akan semakin mudah untuk mendapatkan sumber pinjaman sebagai bagian aktivitas pendanaanya, sehingga dapat mempengaruhi struktur modal. Penggunaan hutang yang besar berdampak pada pengembalian hutang terhadap kreditur.

Penelitian sebelumnya mengenai struktur modal telah dilakukan oleh Geoffrey (2014), Masnoon (2014), Naibaho (2013), Purba (2014), dan Siswantoro (2011) yang menunjukkan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian Seftianne dan Ratih Handayani (2011) yang menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Tingkat profitabilitas suatu perusahaan menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam kebijakan struktur modal. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang rendah cenderung menggunakan hutang yang besar untuk membiayai aktivitas perusahaan. Penelitian terdahulu mengenai struktur modal telah dilakukan oleh Geoffrey (2014), Masnoon (2014), Siswantoro (2011), dan Ticoalu (2013) yang menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. Tetapi hasil ini bertentangan dengan


(23)

hasil penelitian yang dilakukan oleh Purba (2014) dan Seftianne dan Ratih Handayani (2011) yang menunjukkan bahwa profitabilitas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Modal kerja memungkinkan perusahaan untuk melunasi semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya. Modal kerja juga berpengaruh terhadap struktur modal dalam hal melunasi segala kewajiban perusahaan. Berdasarkan manajemen modal kerja, para investor dapat menilai kinerja suatu perusahaan efektif atau efisien dalam melakukan aktivitas operasionalnya. Penelitian Naibaho (2013) menunjukkan bahwa working capital tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, penelitian ini merupakan replikasi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Siswantoro (2011). Adapun perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitian sebelumnya adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Adapun perbedaan dalam variabel yang digunakan pada penelitian sekarang dan penelitian sebelumnya, antara lain : penelitian sekarang menggunakan variabel independen pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan working capital, sedangkan penelitian sebelumnya


(24)

menggunakan variabel independen resiko bisnis, profitabilitas, pertumbuhan aktiva, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan.

3. Penelitian sekarang menggunakan periode data dari tahun 2010-2013, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan periode data dari tahun 2006-2009.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Working Capital Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponennya yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2013”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka diperoleh perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan working capital secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013?.

2. Apakah pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan working capital secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013?.


(25)

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan working capital secara parsial terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013.

2. Untuk mengetahui pengaruh antara pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan working capital secara simultan terhadap struktur modalpada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat, antara lain :

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan mengenai rasio-rasio keuangan terutama mengenai struktur modal perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Bagi investor, untuk menilai kinerja perusahaan yang tercermin dalam struktur modal yang di-proxy dengan debt to equity ratio, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi.

3. Bagi pihak manajemen perusahaan,dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan besarnya sumber dana yang diperlukan


(26)

(baik pinjaman ataupun ekuitas) dalam membiayai aktivitas operasional perusahaan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian yang sama.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori

Struktur modal dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Konsep teori yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal harus diimplementasikan agar dapat diperoleh apakah terdapat penyimpangan dalam ukuran yang wajar ataukah tidak wajar.

2.1.1 Definisi Struktur Modal

Menurut Sudana (2011:143) “struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri”.

Menurut Brealey, dkk (2007:4) “struktur modal adalah bauran pendanaan utang jangka panjang dan ekuitas”.

Menurut Martono dan Agus (2001) “struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri”.

Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan (defisit), maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai


(28)

struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapatmeminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan (Martono dan Agus, 2001:239). Menurut Brigham dan Houston (2001:6) terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, antara lain :

a. Risiko bisnis

Tingkat risiko yang terdapat dalam operasi perusahaan apabila tidak menggunakan utang. Semakin besar risiko bisnis perusahaan, semakin rendah rasio utang yang optimal.

b. Posisi pajak perusahaan

Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam penghitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya.

c. Fleksibilitas keuangan

Kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa penyedia modal yang mantap diperlukan untuk operasi yang stabil, dan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan jangka panjang.

d. Konservatisme atau agresivitas manajemen

Sebagian manajemen lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal atau yang memaksimalkan nilai, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan atauyang telah ditetapkan manajer.

2.1.2 Teori Struktur Modal 2.1.2.1Teori MM

Pada tahun 1958 Franco Modigliani dan Merton Miller menerbitkan tulisannya pada journal of finance, yang membahas struktur modal. Teori struktur modal yang dikemukakan oleh Franco Modigliani dan Merton Miller ini kemudian dikenal dengan nama “MM-Theory”. Teori ini mempunyai asumsi sebagai berikut :


(29)

a. Perusahaan dengan kelas yang sama mempunyai resiko bisnis yang dapat diukur dengan standar deviasi dari laba sebelum bunga dan pajak (SEBIT).

b. Investor mempunyai harapan yang sama atau homogeny terhadap laba dan resiko perusahaan serta memiliki ekspektasi yang sama terhadap EBIT di masa mendatang.

c. Surat hutang seperti obligasi dan penyertaan dalam bentuk saham diperdagangkan pada pasar yang sempurna (perfect capital market) dengan kriteria sebagai berikut :

1. Tidak adanya pajak pribadi dan pajak perusahaan.

2. Adanya informasi yang merata dan dapat diakses dengan tanpa biaya.

3. Tidak adanya biaya transaksi.

4. Adanya tingkat bunga pinjaman dan meminjamkan dalam jumlah yang sama besarnya, yaitu tingkat bunga bebas resiko (risk free rate).

5. Semua hutang perusahaan tidak mengandung resiko (risk free rate), sehingga berapapun jumlah hutang perusahaan tingkat bunga dari hutang tersebut sama.

6. EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang.

Tahun 1958 Franco Modigliani dan Merton Miller menyatakan pemikirannya bahwa dengan asumsi kondisi pasar sempurna (tidak ada pajak), struktur modal dari suatu perusahaan tidak mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Karena beberapa asumsi tersebut tidak realistik, maka pendapat Franco Modigliani dan Merton Miller hanya dipandang sebagai permulaan munculnya teori struktur modal.

2.1.2.2Teori Trade-Off

Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut (Hartono, 2003). Esensi teori trade-off dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang


(30)

timbul sebagai akibat dari penggunaan hutang. Apabila lebih besar manfaat yang dirasakan, maka tambahan hutang masih diperbolehkan. Namun, ketika pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan (Hartono, 2003). Meskipun model teori trade-off tidak dapat menentukan secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut memberikan kontribusi penting, yaitu :

1. Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya menggunakan sedikit hutang.

2. Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah (Hartono, 2003).

2.1.2.3Pecking Order theory

Teori ini pertama kali dikenal oleh Donaldson pada tahun 1961, sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun 1984. Teori ini disebut juga dengan pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Menurut Brealy and Myers (2007:25) secara ringkas teori tersebut menyatakan bahwa:


(31)

1. Perusahaan menyukai pendaan internal. Karena dana ini terkumpul tanpa mengirimkan sinyal balik yang dapat menurunkan harga saham.

2. Jika dana eksternal dibutuhkan, perusahaan menerbitkan utang lebih dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas sebagai pilihan terakhir. Pecking order ini muncul karena penerbitan utang tidak terlalu diterjemahkan sebagai pertanda buruk oleh investor apabila dibandingkan dengan penerbitan ekuitas.

Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable (menguntungkan) umumnya meminjam dana dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan dikarenakan debt ratio yang rendah, melainkan karena perusahaan memerlukan sumber dana eksternal yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena sumber dana internal tidak cukup. Penggunaan dana eksternal dalam bentuk hutang lebih disukai daripada sumber dana internal berupa modal sendiri karena dua alasan, yaitu : pertama, pertimbangan biaya emisi dimana biaya emisi obligasi akan lebih murah daripada biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Kedua, manajer khawatir penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai keputusan yang buruk oleh para pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya ketidaksamaan informasi antara pihak manajemen dengan pihak pemodal (Suad Husnan, 2000) dalam Hapsari (2010:30).


(32)

2.1.2.4Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. Pendekatan ini menjelaskan bahwa struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan (Mamduh M. Hanafi, 2003) dalam Hapsari (2010:30). Manajemen sebagai pemilik perusahaan merupakan agen dari pemegang saham. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan imbalan dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dilakukan dengan cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan membutuhkan biaya yang disebut sebagai biaya agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk memastikan bahwa manajemen berperilaku dalam cara yang konsisten dengan kesepakatan kontraktual perusahaan dengan para kreditor serta pemegang saham (Van Horne dan Wachowicz, 2007:243).

Oleh karena itu, Agency theory adalah teori mengenai struktur kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik yang pada kenyataannya bahwa manajer profesional bukanlah agen yang sempurna dari pemilik perusahaan. Para manajer perusahaan


(33)

belum tentu akan bertindak untuk kepentingan pemilik, tetapi bisa saja dalam pengambilan keputusan hanya untuk memaksimalkan kepuasan dirinya sendiri.

2.1.2.5Signaling Theory

Menurut Brigham dan Houston (2001:36) teori signal (isyarat) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Sedangkan perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan cenderung menjual sahamnya, yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram, karena apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun. Karena menerbitkan saham, berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

Dalam keadaan normal, perusahaan harus mempertahankan adanya kapasitas cadangan untuk meminjam (reserve borrowing


(34)

capacity) yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila ada peluang investasi yang baik. Dengan kata lain, dalam keadaan normal perusahaan harus menggunakan lebih banyak ekuitas dan lebih sedikit hutang.

2.1.2.6Asymetric Information Theory

Menurut Brigham dan Houston (2001) Asymetric Information (Ketidaksamaan informasi) adalah situasi dimana manajer memiliki perbedaan informasi (lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. Hal ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak daripada para pemodal. Apabila harga saham saat ini terlalu mahal, manajemen akan berfikir lebih baik menawarkan saham baru dengan harga yang lebih mahal dari yang seharusnya. Para pemodal akan berfikir, jika perusahaan menawarkan saham baru, kemungkinan harga saham saat ini terlalu mahal sesuai persepsi pihak manajemen. Akibatnya para pemodal akan menawar harga saham baru tersebut dengan harga yang lebih rendah.

2.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut Bambang Riyanto (1997:297) faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, antara lain : tingkat bunga, stabilitas pendapatan, susunan aktiva,


(35)

kadar risiko aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, besarnya suatu perusahaan.

Sedangkan, menurut Weston dan Brigham (1994:174) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan, antara lain : stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sifat manajemen, sikap kreditur dan konsultan, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan working capital sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal.

2.2.1 Pertumbuhan Penjualan

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi, cenderung menggunakan sumber dana eksternal berupa utang yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang pertumbuhan penjualannya rendah (Brigham dan Houston, 2001:39).

Menurut Kesuma (2009) dalam Azizah, Clarensia, dan Rahayu (2013:77) pertumbuhan penjualan (growth of sales) adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Menurut Teori Pecking Order, perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi

cenderung menggunakan dana eksternal apabila dana internal tidak cukup untuk mendanai pertumbuhan penjualannya. Sebaliknya, jika tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan rendah, maka perusahaan hanya


(36)

menggunakan dana internal untuk mendanai pertumbuhan penjualan. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun aset lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan sumber pendanaan yang tepat bagi pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan hutang.

2.2.2 Likuiditas

Likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi (Riyanto, 1997:25). Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio lancar. Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi utang (kewajiban) lancar yang akan jatuh tempo atau segera dibayar. Menurut teori pecking order, perusahaan yang nilai likuiditasnya tinggi lebih memilih pendanaannya dengan menggunakan dana internal. Tingginya nilai likuiditas perusahaan membuat perusahaan tersebut memiliki kelebihan dana, sehingga perusahaan akan melunasi hutang lancarnya. Sehingga lunasnya hutang lancar akan menurunkan tingkat hutang perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan yang memiliki kemampuan untuk


(37)

melunasi hutang jangka pendeknya, berarti perusahaan tersebut dalam kondisi yang sehat.

2.2.3 Profitabilitas

Menurut Sudana (2011:22) rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti : aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini adalah rasio return on assets (ROA). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dalam jumlah aktiva tertentu bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya.

Menurut teori pecking order, perusahaan lebih memilih untuk dibiayai oleh sumber daya internal mereka. Hal ini menandakan bahwa pada saat profitabilitas yang dihasilkan tinggi manajemen memutuskan untuk menurunkan penggunaan hutang. Sehingga apabila penggunaan utang menurun, maka rasio hutang pun akan ikut menurun yang mengakibatkan strkutur modal pun menurun karena rasio struktur modal dihitung menggunakan rasio utang.


(38)

2.2.4 Working Capital

Menurut Riyanto (1997:57) terdapat beberapa konsep modal kerja, antara lain :

a. Konsep Kuantitatif

Dalam konsep kuantitatif pengertian modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar, seperti : kas, piutang, persekot biaya. b. Konsep Kualitatif

Dalam konsep kualitatif pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang yang harus segera dibayar dalam jangka pendek. c. Konsep Fungsionil

Dalam konsep fungsionil, besarnya modal kerja didasarkan pada fungsi dari dana untuk menghasilkan pendapatan.

Menurut Weston dan Brigham (1994:226), “modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan”. Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan. Dana yang telah di keluarkan tersebut, diharapkan dapat kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas perusahaan tersebut yang akan dipergunakan untuk operasi selanjutnya. Manfaat dari modal kerja memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya. Modal kerja diyakini juga berpengaruh terhadap struktur modal dalam hal melunasi segala kewajiban perusahaan. Berdasarkan manajemen modal kerja, para investor dapat menilai kinerja suatu perusahaan efektif atau efisien dalam melakukan aktivitas operasionalnya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan net working capital untuk menghitung working capital.


(39)

2.3Keterkaitan Antar Variabel

2.3.1 Pertumbuhan Penjualan dengan Debt to Equity Ratio (DER)

Salah satu tolak ukur keberhasilan kegiatan perusahaan adalah pertumbuhan perusahaan. Hal ini dapat dilihat melalui proxy dari pertumbuhan penjualan, yaitu : penjualan tahun t dikurangi penjualan tahun t-1 dibagi dengan penjualan t-1. Variabel pertumbuhan penjualan dalam perusahaan telah diuji secara empiris telah diuji oleh Siswantoro (2011) dan Ticoalu (2013) yang menunjukkan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Purba (2014) menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.

H1 : Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

2.3.2 Likuiditas dengan Debt to Equity Ratio (DER)

Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek yang telah jatuh tempo. Perusahaan yang dapat segera mengembalikan utang-utangnya akan mendapat kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan utang dalam jumlah yang besar dengan peningkatan proporsi utang yang lebih besar dari pada modal sendiri dan menunjukkan nilai DER semakin besar atau sebaliknya.


(40)

Penelitian yang dilakukan oleh Geoffrey (2014), Masnoon (2014), Naibaho (2013), Purba (2014), dan Siswantoro (2011) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. Sedangkan penelitian Seftiane dan Handayani (2011) menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.

H2 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

2.3.3 Profitabilitas dengan Debt to Equity Ratio (DER)

Mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola aset-asetnya untuk menghasilkan pendapatan dilihat dari seberapa besar persentase return on asset. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau memperoleh laba. Jika dihubungkan dengan struktur modal, profitabilitas merupakan tingkat pengembalian yang diperoleh dari ekuitas yang ditanamkan dalam perusahaan memberikan pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Jadi, semakin tinggi profitabilitas semakin banyak laba yang ditahan sehingga struktur modal semakin rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Purba (2014) dan Seftianne dan Ratih Handayani (2011) yang menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Tetapi penelitian yang dilakukan Geoffrey (2014), Masnoon (2014), Siswantoro (2011), dan Ticoalu (2013)


(41)

menunjukkan bahwa profitabilitas bepengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.

H3 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

2.3.4 Working Capital dengan Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio working capital yang digunakan yaitu net working capital. Net Working Capital adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar yang mana aset tersebut diharapkan bisa dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Kenaikan working capital menunjukkan bahwa aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan mampu menutupi hutang lancar perusahaan. Aktiva lancar yang mampu menutupi hutang lancar perusahaan mengakibatkan resiko ketidakmampuan perusahaan melunasi kewajiban tepat waktu (rasio likuiditas) menjadi lebih rendah. Hal ini menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa mendatang sehingga dapat mempengaruhi struktur modal. Penelitian Naibaho (2013) menunjukkan bahwa working capital tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.


(42)

2.4Penelitian Terdahulu

Geoffrey (2014) menganalisis tiga faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan yang tercatat Kenya, yaitu : profitabilitas, ukuran perusahaan, dan likuiditas. Hasil penelitian menyatakan bahwa profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap struktur modal. Sedangkan, ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur modal.

Masnoon dan Saed (2014) menganalisis lima faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Kenya Stock Exchange (KSE), yaitu : profitabilitas, likuiditas, tangibility, ukuran perusahaan, dan variabilitas laba. Hasil penelitian menyatakan bahwa profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan, variabilitas, dan tangibility tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur modal.

Naibaho (2013) menggunakan profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor aneka Industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan, yaitu : profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap struktur modal. Variabel profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja berpengaruh signifikan positif secara simultan terhadap struktur modal.


(43)

Seftianne dan Ratih Handayani (2011) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan publik sektor manufaktur. Variabel independen yang digunakan, antara lain : profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, resiko bisnis, growth opportunity, kepemilikan manajerial, dan struktur aset. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, resiko bisnis, kepemilikan manajerial, dan struktur aset tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif secara parsial terhadap struktur modal dan growth opportunity berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap struktur modal.

Siswantoro (2011) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah resiko bisnis, profitabilitas, pertumbuhan aktiva, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan. Kesimpulan yang diperoleh adalah variabel resiko bisnis dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan positif secara parsial terhadap struktur modal. Sedangkan variabel likuiditas, profitabilitas, dan pertumbuhan aktiva berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap struktur modal. Variabel resiko bisnis, profitabilitas, pertumbuhan aktiva, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap struktur modal.

Ticoalu (2013) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan di sektor agrikultur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah profitability, liquidity, growth, size, dan business risk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitability,


(44)

liquidity, size, dan business risk berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap struktur modal. Sedangkan variabel growth berpengaruh signifikan positif secara parsial terhadap struktur modal. Variabel profitability, liquidity, growth, size, dan business risk berpengaruh signifikan secara simultan terhadap struktur modal.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Thomas, Kiptanui, Tarus, Biwott, Geoffrey, Chenuos, dan Nehemiah (2014) Do Profitability, Firm Size, And Liquidity Affect Capital Structure ?

Evidence From Kenyan Listed Firms Variabel Independen : Profitability, Firm Size, dan Liquidity.

Variabel Dependen : Capital Structure Profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur modal. 2 Maryam Masnoon dan Abiha Saeed (2014) Capital Structure Determinants of KSE Listed Automobile Companies Variabel Independen : Profitability, Liquidity, Tangibility, Size, And Earning Variability. Variabel Dependen : Capital Structure Profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan, variabilitas, dan tangibility tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur modal. Bersambung pada halaman berikutnya.


(45)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

3 Natalia Naibaho (2013) Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Meliputi Sektor Aneka Industri Dan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar Di BursaEfek Indonesia Variabel Independen : Profitabilitas, Likuiditas, dan Modal Kerja Variabel Dependen : Struktur Modal Profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap struktur modal. Variabel profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja berpengaruh signifikan positif secara simultan terhadap struktur modal. 4 Seftianne dan Ratih Handayani (2011) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur Variabel Independen : Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Resiko Bisnis, Growth Opportunity, Kepemilikan Manajerial, dan Struktur Aset. Variabel Dependen : Struktur Modal Profitabilitas, likuiditas, resiko bisnis, kepemilikan manajerial, dan struktur aset tidak

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif secara parsial terhadap struktur modal dan growth

opportunity berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap struktur modal. Bersambung pada halaman berikutnya.


(46)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 5 Putro Juwono Siswantoro (2011) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Variabel Independen : Resiko Bisnis, Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva, Likuiditas, dan Pertumbuhan Penjualan. Variabel Dependen : Struktur Modal

Resiko bisnis dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan positif secara parsial terhadap struktur modal. Likuiditas, profitabilitas, dan pertumbuhan aktiva berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap struktur modal. Resiko bisnis, profitabilitas, pertumbuhan aktiva, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap struktur modal. 6 Rouben Meldrick Andrew Ticoalu (2013) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Di Sektor Agriculture yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia

Variabel Independen : Profitability, Liquidity, Growth, Size, dan Business

Risk. Variabel Dependen : Struktur Modal

Profitability, liquidity, size, dan

business risk berpengaruh signifikan negatif secara parsial terhadap struktur modal. Growth berpengaruh signifikan positif terhadap struktur Bersambung pada halaman berikutnya.


(47)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian modal. profitability, liquidity, growth, size, dan business risk berpengaruh signifikan secara simultan terhadap

struktur modal. Sumber : Hasil olahan Penulis, 2015.

2.5Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Pada penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah pertumbuhan penjualan (X1), likuiditas (X2), profitabilitas (X3), dan working capital (X4). Sedangkan variabel dependennya adalah struktur modal (Y).

Pertumbuhan Penjualan adalah hasil perbandingan antara selisih penjualan tahun berjalan dan penjualan di tahun sebelumnya dengan penjualan di tahun sebelumnya. Pertumbuhan penjualan perusahaan dapat dilihat dari pertambahan volume dan peningkatan harga khususnya dalam hal penjualan karena penjualan merupakan aktivitas yang umumnya dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu tingkat laba yang diharapkan. Apabila nilai perbandingannya semakin besar, maka dapat dikatakan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan semakin baik. Menurut teori Pecking Order, perusahaan


(48)

dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi cenderung menggunakan dana eksternal apabila dana internal tidak cukup untuk mendanai pertumbuhan penjualannya. Sebaliknya, jika tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan rendah, maka perusahaan hanya menggunakan dana internal untuk mendanai pertumbuhan penjualan. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun aset lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan sumber pendanaan yang tepat bagi pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan hutang.

Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek yang telah jatuh tempo. Perusahaan yang dapat segera mengembalikan utang-utangnya akan mendapat kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan utang dalam jumlah yang besar, dengan peningkatan proporsi utang yang lebih besar dari pada modal sendiri dan menunjukkan nilai debt to equity ratio semakin besar atau sebaliknya.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau memperoleh laba. Jika dihubungkan dengan struktur modal, profitabilitas merupakan tingkat pengembalian yang diperoleh dari ekuitas yang ditanamkan dalam perusahaan memberikan pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Jadi, semakin tinggi profitabilitas semakin banyak laba yang ditahan sehingga struktur modal semakin rendah.


(49)

Net Working Capital adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar yang mana aset tersebut diharapkan bisa dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Kenaikan working capital menunjukkan bahwa aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan mampu menutupi hutang lancar perusahaan. Aktiva lancar yang mampu menutupi hutang lancar perusahaan mengakibatkan resiko ketidakmampuan perusahaan melunasi kewajiban tepat waktu (rasio likuiditas) menjadi lebih rendah. Hal ini menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa mendatang sehingga dapat mempengaruhi struktur modal.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka konseptual penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

H1

H2

H3

H4

H5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Hasil olahan Penulis, 2015.

Pertumbuhan Penjualan (X1)

Likuiditas (X2)

Struktur Modal (Y) Profitabilitas (X3)

Working Capital (X4)


(50)

2.6Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. (Erlina, 2011:30)

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian serta kerangka konseptual yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 : Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. H2 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

H3 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. H4 : Working Capital berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

H5 : Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital berpengaruh signifikan secara simultan terhadap struktur modal.


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara empat variabel independen, terhadap satu variabel dependen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan working capital terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan melalui media internet pada situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan waktu penelitian yang dilakukan peneliti mulai Desember 2014 sampai dengan penelitian ini diselesaikan.

3.3Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian hanya dilakukan pada perusahaan otomotif dan komponennya

yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.


(52)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu : pertumbuhan penjualan di-proxy dengan growth of sales, likuiditas di-proxy dengan rasio lancar, profitabilitas di-proxy dengan return on asset, dan working capital di-proxy dengan net working capital pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2013.

3.4Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Erlina (2011:48), pengoperasian konsep (operationalizing the concept) atau biasa juga disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakterisktik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio sebagai variabel dependen dan menggunakan pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan working capital sebagai variabel independen.

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen sering juga disebut variabel terikat atau variabel tidak bebas yang menjadi fokus dalam suatu pengamatan. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Jadi,variabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen (Erlina, 2011:36). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal yang diproxykan dengan debt to equity ratio, yaitu rasio yang menunjukkan


(53)

kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Secara matematis debt to equity ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :

Struktur Modal = ����� ����������

����� ������� x 100% = ... %

3.4.2 Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2008:59) variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah : a. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan jumlah penjualan dari tahun tertentu ke tahun berikutnya. Perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi membutuhkan tambahan asset untuk mendukung pertumbuhan penjualan. Menurut Azis Wirdiyanto (2009) dalam (Siswantoro, 2011) perusahaan dengan penjualan yang stabil atau tinggi akan mengadakan pembiayaan proporsi utang yang lebih besar sesuai dengan kemampuan pembiayaan perusahaan tersebut. Secara matematis diformulasikan sebagai berikut :

Pertumbuhan Penjualan = Penjualan t − Penjualan t−1


(54)

b. Likuiditas

Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut : Rasio Lancar / Current Ratio = Aset Lancar

Liabilitas Lancar x 100% = ... %

c. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti : aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Ukuran dari profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan retutn on asset yang dapat dihitung sebagai berikut :

Return on Asset = ���������

����� ����� x 100% = ... %

d. Working Capital

Rasio working capital merupakan suatu aktiva lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan, yang memerlukan pengelolaan dengan baik oleh manajer perusahaan. Ukuran working capital dalam penelitian ini menggunakan Net working Capital yang dapat diformulasikan sebagai berikut :


(55)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Variabel

Penelitian

Definisi

Operasional Indikator Formula Skala

Struktur Modal (Y) Kemampuan perusahaan dalam mengembalikan biaya hutang melalui modal sendiri yang dimilikinya yang diukur melalui hutang dan ekuitas

DER ����������

���������� x 100% = ... % Rasio

Pertumbuhan Penjualan

(X1)

antara selisih penjualan tahun berjalan dan penjualan di tahun sebelumnya dengan penjualan di tahun. sebelumnya

PP �����������������������������−���������������−1 �−1 ×100% = ... % Rasio

Likuiditas (X2)

Kemampuan

perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Rasio yang digunakan adalah rasio lancar (current ratio).

Rasio Lancar

(CR)

��������� ������

����� ���������� ������ × 100% = ... % Rasio

Profitabilitas (X3)

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham.

ROA ���������

����� ����� × 100% = ... % Rasio

Working Capital

(X4)

Investasi

perusahaan dalam aktiva jangka pendek, seperti : kas, piutang dagang, sekuritas dan persediaan. Net Working Capital

Aset Lancar - Liabilitas Lancar = ... Nominal


(56)

3.5Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2008:115) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010-2013 yang berjumlah 16 perusahaan.

3.5.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011:82). Pengambilan Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara purposive sampling. Metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008:122). Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kriteria sampel yang harus dipenuhi dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative (Hapsari, 2010:63).

Beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan sampel, antara lain:

1. Perusahaan manufaktur dibidang industri otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010–2013.

2. Perusahaan tersebut tidak di-delisting dari Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010- 2013.


(57)

3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit selama tahun 2010–2013.

Berdasarkan kriteria di atas, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 data perusahaan otomotif dan komponen dari 16 populasi dengan 48 jumlah pengamatan (12 x 4 tahun). Daftar perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian Perusahaan Otomotif dan Komponennya

yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

1 Allbond Makmur Usaha Tbk √ √ - -

2 Andhi Chandra Automotive Prod. Tbk √ - √ -

3 Astra International Tbk √ √ √ Sampel 1

4 Astra Otoparts Tbk √ √ √ Sampel 2

5 Branta Mulia Tbk √ - √ -

6 Gajah Tunggal Tbk √ √ √ Sampel 3

7 Goodyear Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 4

8 Indo Kordsa Tbk √ √ √ Sampel 5

9 Indomobil Sukses Internasional Tbk √ √ √ Sampel 6

10 Indospring Tbk √ √ √ Sampel 7

11 Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ √ Sampel 8

12 Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ √ Sampel 9

13 Nipress Tbk √ √ √ Sampel 10

14 Prima Alloy Steel Tbk √ √ √ Sampel 11

15 Sanex Qianjiang Motor International Tbk √ - √ -

16 Selamat Sempurna Tbk √ √ √ Sampel 12


(58)

3.6Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diukur dalam skala numerik. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013 yang dapat diunduh melalui situs http://www.idx.co.id/.

3.7Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan studi pustaka. Teknik dokumentasi yaitu pengumpulan data sekunder berupa laporan keuangan, dokumen-dokumen, catatan-catatan, dan informasi lainnya yang diunduh dengan menggunakan media internet, dengan mengakses situs http://www.idx.co.id/. Sedangkan, studi pustaka yaitu pengumpulan data dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi, dan mengkaji berbagai literatur pustaka, seperti jurnal maupun sumber lain yang berkaitan dengan penelitian.

3.8Metode Analisis Data

Metode analisis regresi berganda dipakai dalam penelitian ini karena metode analisis regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing–masing variabel bebas yang digunakan secara parsial maupun simultan.


(59)

3.9Teknik Analisis

3.9.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan (Erlina, 2011:94). Penyajian data statistik deskriptif antara lain melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, penghitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), penghitungan desil, persentil, penghitungan penyebaran data melalui penghitungan rata-rata dan standar deviasi, penghitungan prosentase (Sugiyono, 2008:207).

3.9.2 Pengujian Asumsi Klasik 3.9.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Cara yang digunakan untuk melihat apakah data normal atau tidak adalah dengan melakukan analisis grafik dengan melihat grafik histogram dan probability plot, dan dengan melakukan analisis statistik. Analisis grafik ini dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram dan probability plot. Sedangkan analisis statistik dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data


(60)

observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun, hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot sebagai berikut :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Analisis Statistik

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogrorov-Smirnov test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

Ho = Data residual berdistribusi normal Ha = Data residual tidak berdistribusi normal


(61)

a. Nilai sig. atau signifikan atau nilai probabilitas < 0.05 distribusi adalah tidak normal.

b. Nilai sig. atau signifikan atau nilai probabilitas > 0.05 distribusi adalah normal.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut :

a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka Ho ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal. b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik

maka Ho diterima, yang berarti data terdistribusi normal.

3.9.2.2Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2013:105) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance (TOL) dan variance inflation factor (VIF). Nilai TOL berkebalikan dengan nilai VIF.TOL mengukur variabilitas dari variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel inpenden lainnya. Sedangkan VIF menjelaskan derajat suatu variabel independen yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai TOL yang rendah adalah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/TOL). Nilai cut off yang umum dipakai untuk


(62)

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai TOL <0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghozali, 2013:106).

3.9.2.3Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:139), Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual. Dasar analisis uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.


(63)

3.9.2.4Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya (Erlina, 2011:106). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelation) dan mengisyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. Panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, antara lain :

a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.9.3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2008:93). Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan analisis linear berganda, yang dapat dinyatakan dengan :

Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e Keterangan :

Y = Struktur Modal


(64)

X2 = Likuiditas

X3 = Profitabilitas

X4 = Working Capital

a = Konstanta

e = Error

β1, β2, β3, dan β4 = Koefisien regresi yang menunjukkan perubahan

variabel dependen berdasarkan pada variabel independen.

3.9.3.1Uji Koefisien Determinasi (R²)

Nilai R² besarnya antara 0-1 (0 < R² < 1), koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen. Karena R² mengandung kelemahan mendasar dimana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model maka R² akan meningkat walaupun variabel itu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap suatu model. Tidak seperti R², nilai adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam suatu model. Dalam kenyataan nilai adjusted R² bernilai negatif, jika hal ini terjadi maka nilai adjusted R² dianggap 0 (Ghozali, 2013:98).

Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted R² berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted R² semakin mendekati


(1)

Hasil Uji Heteroskedastisitas


(2)

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .657a .432 .379 .68842 1.282

a. Predictors: (Constant), NWC, GOS, ROA, CR b. Dependent Variable: DER


(3)

Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.728 .318 5.435 .000

GOS 1.790 .603 .358 2.967 .005 .908 1.101

CR -.390 .143 -.349 -2.727 .009 .806 1.241

ROA -3.299 1.991 -.211 -1.657 .105 .814 1.228

NWC 1.336E-6 .000 .007 .059 .953 .890 1.123

a. Dependent Variable: DER


(4)

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .657a .432 .379 .68842 1.282

a. Predictors: (Constant), NWC, GOS, ROA, CR b. Dependent Variable: DER


(5)

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.728 .318 5.435 .000

GOS 1.790 .603 .358 2.967 .005 .908 1.101

CR -.390 .143 -.349 -2.727 .009 .806 1.241

ROA -3.299 1.991 -.211 -1.657 .105 .814 1.228

NWC 1.336E-6 .000 .007 .059 .953 .890 1.123

a. Dependent Variable: DER


(6)

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 15.500 4 3.875 8.176 .000a

Residual 20.379 43 .474

Total 35.878 47

a. Predictors: (Constant), NWC, GOS, ROA, CR b. Dependent Variable: DER


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

1 50 100

Pengaruh Levarge Keuangan, Struktur Aktiva, Profitabilitas Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Sturktur Modal Pada Perusahaan Insdustri Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 96 109

Pengaruh Likuiditas, Perputaran Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan dan Leverage Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 143 87

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

18 122 114

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 28 93

Peangruh Profitablitas Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

0 2 1

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

8 117 64

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 1 11

Pengaruh profitabilitas , likuiditas, pertumbuhan penjualan dan struktur aset terhadap struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

1 2 18