G. Pengaruh Variasi Kecepatan Putar dan Suhu Pencampuran terhadap
Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Emulgel Minyak Cengkeh
Secara garis besar, terdapat dua macam pengujian yaitu uji parametrik dan uji nonparametrik. Uji parametrik digunakan untuk masalah skala pengukuran
variabel numerik dan data yang memiliki distribusi normal. Sebaliknya uji nonparametrik digunakan untuk masalah skala pengukuran variabel numerik dan
data yang memiliki distribusi tidak normal. Untuk mengetahui distribusi data, maka dilakukan uji Shapiro-Wilk. Uji ini dipilih karena jumlah sampel dalam
penelitian ini kurang dari 50. Data dikatakan memiliki distribusi yang normal jika nilai kebermaknaan atau probabilitas p lebih dari 0,05. Sebaliknya data
dikatakan memiliki distribusi yang tidak normal jika nilai probabilitas p kurang dari 0,05 Dahlan, 2009.
Hasil uji Shapiro-Wilk data sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel adalah sebagai berikut:
Tabel IX. Uji normalitas Shapiro-Wilk
Formula p-value
Distribusi data Daya sebar
1 9,237x10
-8
Tidak normal 2
0,5928 Normal
3 0,8777
Normal 4
0,6369 Normal
Viskositas
1 1,036x10
-7
Tidak normal 2
5,483 x10
-8
Tidak normal 3
4,435 x10
-8
Tidak normal 4
5,483 x10
-8
Tidak normal
Pergeseran viskositas
1 0,1395
Normal 2
0,6203 Normal
3 0,6678
Normal 4
0,6194 Normal
Data yang memiliki distribusi normal dievaluasi menggunakan uji two- way
ANOVA untuk mengetahui signifikansi pengaruh kecepatan putar, suhu pencampuran, dan interaksi keduanya sehingga dapat diketahui faktor yang
dominan dalam menentukan respon sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel. Alternatif uji yang digunakan jika data respon memiliki distribusi yang tidak
normal adalah uji hipotesis komparatif dua kelompok tidak berpasangan yaitu dengan uji Mann-Whitney dimana dalam program R disebut juga dengan
Wilcoxon rank sum test atau uji Wilcoxon dua sampel Lee, 2000. Jika nilai
kebermaknaan p kurang dari 0,05 maka terdapat perbedaan antar kedua kelompok data tersebut Dahlan, 2009.
Tabel IX menunjukkan bahwa data sifat fisik berupa daya sebar dan viskositas memiliki data yang terdistribusi tidak normal. Oleh karena itu, uji two-
way ANOVA tidak dapat diaplikasikan pada respon ini. Maka dilakukan uji
Wilcoxon dua sampel untuk mengetahui pengaruh salah satu faktor dalam level
yang berbeda pada proses formulasi terhadap respon sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel.
Hasil pengujian pada tabel X menunjukkan bahwa variasi suhu dalam formulasi emulgel tidak memberikan perbedaan respon daya sebar pada level
rendah maupun tinggi kecepatan putar. Variasi kecepatan putar dalam formulasi emulgel juga tidak memberikan perbedaan respon daya sebar pada level rendah
maupun level tinggi suhu pencampuran. Hal ini menunjukkan bahwa variasi
Pengaruh variasi kecepatan putar dan suhu pencampuran terhadap respon daya sebar
kecepatan putar dan suhu pencampuran pada level yang diteliti tidak memberikan pengaruh terhadap respon daya sebar emulgel.
Tabel X. Uji Wilcoxon pada evaluasi respon daya sebar Two-sample Wilcoxon test
Perbandingan p-value
level rendah dan tinggi suhu pada level rendah kecepatan F1 : F3 0,1212
level rendah dan tinggi suhu pada level tinggi kecepatan F2 : F4 0,5127
level rendah dan tinggi kecepatan pada level rendah suhu F1 : F2 0,5066
level rendah dan tinggi kecepatan pada level tinggi suhu F3 : F4 0,3758
Hasil pengujian pada tabel XI menunjukkan bahwa variasi suhu dalam formulasi emulgel tidak memberikan perbedaan respon viskositas pada level
rendah dan level tinggi kecepatan putar. Variasi kecepatan putar dalam formulasi emulgel juga tidak memberikan perbedaan respon viskositas pada level rendah
maupun level tinggi suhu pencampuran. Hal ini menunjukkan bahwa variasi kecepatan putar dan suhu pencampuran pada level yang diteliti tidak memberikan
pengaruh terhadap respon viskositas emulgel.
Pengaruh variasi kecepatan putar dan suhu pencampuran terhadap respon viskositas
Tabel XI. Uji Wilcoxon pada evaluasi respon viskositas. Two-sample Wilcoxon test
Perbandingan p-value
level rendah dan tinggi suhu pada level rendah kecepatan F1 : F3 0,1157
level rendah dan tinggi suhu pada level tinggi kecepatan F2 : F4 0,09896
level rendah dan tinggi kecepatan pada level rendah suhu F1 : F2 0,09896
level rendah dan tinggi kecepatan pada level tinggi suhu F3 : F4 0,1967
Tabel IX menunjukkan bahwa data stabilitas fisik berupa pergeseran viskositas memiliki data yang terdistribusi normal. Oleh karena itu, data tersebut
Pengaruh variasi kecepatan putar dan suhu pencampuran terhadap respon pergeseran viskositas
dianalisis menggunakan uji two-way ANOVA untuk mengetahui signifikansi pengaruh kecepatan putar, suhu pencampuran, dan interaksi keduanya sehingga
dapat diketahui faktor yang dominan dalam menentukan respon stabilitas fisik emulgel. Untuk mengetahui variasi antar kelompok data, maka dilakukan uji
varians menggunakan Levene’s test. Jika uji varians menghasilkan nilai probabilitas p lebih dari 0,05, maka varians data yang diuji adalah sama
Dahlan, 2009. Hasi uji varians respon pergeseran viskositas memberikan nilai p sebesar 0,4496 Lampiran 5. Hal ini menunjukkan adanya varians yang sama
antar kelompok yang akan dievaluasi perbedaannya. Persamaan desain faktorial yang diperoleh dari program R-2.14.1 adalah
Y = 5,1592 + 2,6125X
1
+ 2,9425X
2
+ 1,8158X
12
, dengan nilai p sebesar 0,008443
dan multiple R-squared = 0,7512. Nilai p0,05 dan multiple Rsquared0,64 di atas menunjukkan bahwa persamaan desain faktorial yang diperoleh signifikan
sehingga dapat digunakan untuk memprediksi respon pergeseran viskositas.
Gambar 18. Signifikasi efek dengan uji ANOVA.
Dengan taraf kepercayaan 95, data dikatakan berbeda jika nilai Pr F kurang dari 0,05. Sebaliknya data dikatakan tidak berbeda jika nilai Pr F lebih
dari 0,05 Dahlan, 2009. Dari gambar 18, dapat diketahui bahwa faktor kecepatan
putar dan suhu pencampuran memberikan pengaruh terhadap respon pergeseran viskositas.
Tabel XII. Nilai efek faktor kecepatan putar dan suhu pencampuran serta interaksinya terhadap respon pergeseran viskositas.
Faktor Nilai efek
Kecepatan putar 5,225
Suhu pencampuran 5,885
Interaksi 3,635
Berdasarkan tabel XII, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling
dominan meningkatkan respon pergeseran viskositas adalah suhu pencampuran.
Tabel XIII. Respon pergeseran viskositas sediaan emulgel ��±SD.
Formula Pergeseran
viskositas
level rendah kecepatan putar dan level rendah suhu pencampuran
1,42 ± 1,23
level tinggi kecepatan putar dan level rendah suhu pencampuran
3,01 ± 3,48
level rendah kecepatan putar dan level tinggi suhu pencampuran
3,67 ± 3,39
level tinggi kecepatan putar dan level tinggi suhu pencampuran
12,53 ± 3,50
Tabel XIII menunjukkan bahwa pada peningkatan kecepatan putar dalam
proses formulasi emulgel terjadi peningkatan respon pergeseran viskositas baik pada level rendah maupun level tinggi suhu pencampuran. Demikian juga pada
peningkatan suhu pencampuran dalam proses formulasi emulgel terjadi peningkatan respon pergeseran viskositas baik pada level rendah maupun level
tinggi kecepatan putar. Peningkatan kecepatan putar mixer akan meningkatkan energi kinetik
yang diberikan untuk memecah droplet-droplet primer minyak. Energi kinetik yang semakin besar akan memudahkan dispersi fase minyak dalam fase air
sehingga droplet yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih kecil. Ukuran droplet yang dihasilkan akan menentukan seberapa banyak fase air yang terjebak
di antara droplet-droplet minyak. Semakin kecil ukuran droplet yang dihasilkan,
maka semakin banyak jumlah fase air yang yang terjebak di antara droplet-droplet fase minyak. Hal ini akan menyebabkan peningkatan hambatan alir atau
peningkatan viskositas Putra, 2010. Peningkatan viskositas dapat menaikkan waktu retensi pada tempat aksi tetapi akan menurunkan daya sebar Garg et al.,
2002. Hasil evaluasi di atas menunjukkan bahwa variasi kecepatan putar dan
suhu pencampuran tidak memberikan pengaruh terhadap respon daya sebar dan viskositas emulgel. Dengan kata lain, penggunaan level rendah kecepatan putar
dan level rendah suhu pencampuran, level tinggi kecepatan putar dan level rendah suhu pencampuran, level rendah kecepatan putar dan level tinggi suhu
pencampuran, dan level tinggi kecepatan putar dan level tinggi suhu pencampuran memberikan respon daya sebar dan viskositas yang tidak berbeda. Hal ini dapat
digunakan sebagai arahan penentuan proses dalam formulasi emulgel. Penggunaan kecepatan dan suhu pada level rendah membuat energi, biaya, dan
waktu yang diperlukan menjadi lebih efisien. Namun perlu diperhatikan karena variasi suhu pencampuran dan kecepatan putar dalam formulasi emulgel dapat
memberikan pengaruh, yaitu meningkatkan respon pergeseran viskositas emulgel.
H. Uji Daya Antibakteri Emulgel Minyak Cengkeh terhadap Bakteri