D. Pengujian Derajat Keasaman pH Emulgel
Derajat keasaman pH sediaan topikal sebaiknya berkisar antara 4-6 sesuai dengan pH natural kulit Williams, 2007. Hal ini bertujuan supaya tidak
menimbulkan iritasi dan nyaman digunakan pada kulit. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan kertas indikator pH. Berdasarkan hasil pengujian, diketahui
bahwa pH emulgel berkisar antara 5-6. Maka dapat disimpulkan bahwa sediaan emulgel aman digunakan secara topikal.
E. Uji Iritasi Primer Emulgel
Uji iritasi primer bertujuan untuk mengetahui adanya sifat iritasi dari sediaan dengan menggunakan hewan uji kelinci. Menurut Lis-Balchin 2006,
minyak cengkeh memiliki sensitivitas dan bersifat iritatif pada konsentrasi 20 dalam salep, dimana dari 25 konsumen terdapat dua konsumen yang mengalami
sensitivitas maupun iritasi. Melalui pertimbangan ini, maka konsentrasi 15 dalam formulasi sediaan topikal emulgel sebagai pereda jerawat ini masih
tergolong aman. Hal ini didukung oleh uji iritasi primer emulgel minyak cengkeh pada kelinci yang menunjukkan hasil tidak adanya sifat mengiritasi yang timbul
pada hewan uji.
Tabel VII. Hasil interpretasi uji iritasi primer emulgel.
Formula Indeks iritasi primer
Interpretasi
1 Tidak mengiritasi
2 Tidak mengiritasi
3 Tidak mengiritasi
4 Tidak mengiritasi
Kontrol basis Tidak mengiritasi
F. Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik pada Formulasi Emulgel Minyak Cengkeh
dengan Variasi Kecepatan Putar dan Suhu Pencampuran
Pengujian sifat fisik sediaan emulgel menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel VIII. Respon sifat fisik sediaan emulgel
��
±SD.
Formula Daya sebar cm Viskositas dPas Pergeseran viskositas F1
3,45 ± 0,05 210 ± 8,66
1,42 ± 1,23 F2
3,37 ± 0,16 221,67 ± 2,89
3,01 ± 3,48 F3
3,34 ± 0,09 220 ± 8,66
3,67 ± 3,39 F4
3,27 ± 0,08 226,67 ± 2,89
12,53 ± 3,50
1. Respon Daya Sebar
Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan sediaan tersebar saat diaplikasikan pada kulit. Daya sebar merupakan karakteristik yang penting
dalam formulasi untuk menjamin kemudahan saat aplikasi sediaan pada kulit dan berpengaruh pada penerimaan konsumen. Parameter standar untuk uji daya sebar
menyesuaikan penelitian sebelumnya, yaitu antara 3-5 cm Suryarini, 2011. Berdasarkan hasil pada tabel VIII, semua formula yang diuji memenuhi
persyaratan daya sebar yang diinginkan.
2. Respon Viskositas
Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui stabilitas sediaan emulgel. Viskositas yang tinggi akan memberikan stabilitas sistem emulgel karena akan
meminimalkan pergerakan droplet, mencegah perubahan ukuran droplet menjadi semakin besar sehingga dapat mencegah terjadinya pemisahan fase. Pengujian
viskositas sediaan emulgel dilakukan setelah 48 jam dari waktu pembuatan. Hal ini dikarenakan komponen penyusun dalam sistem emulsi sudah tersusun dengan
baik stabil setelah 48 jam. Selain itu, pengukuran viskositas tidak dipengaruhi
oleh shearing stress dari proses formulasi emulgel dan sifat pseudoplastis gel sehingga konsistensi emulgel menjadi lebih stabil diibandingkan pengukuran
sesaat setelah pembuatan. Parameter standar untuk uji viskositas menyesuaikan penelitian sebelumnya, yaitu antara 200-300 dPas Suryarini, 2011. Berdasarkan
hasil pada tabel VIII, semua formula yang diuji memenuhi persyaratan viskositas yang diinginkan.
3. Respon Pergeseran Viskositas
Uji pergeseran viskositas bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik sediaan emulgel setelah penyimpanan selama 30 hari. Parameter standar untuk uji
pergeseran viskositas menyesuaikan penelitian sebelumnya, yaitu kurang dari 10 Suryarini, 2011. Berdasarkan hasil pada tabel VIII, formula 1, 2, dan 3
memenuhi persyaratan pergeseran viskositas yang diinginkan, sedangkan formula 4 mengalami ketidakstabilan setelah penyimpanan selama 30 hari. Secara visual,
keempat formula menunjukkan adanya campuran minyak dan air yang keluar dari sistem emulgel. Hal ini dimungkinkan karena kapasitas surfaktansi dari emulgator
tidak mampu mempertahankan stabilitas emulsi selama 30 hari penyimpanan. Selain itu, lama penyimpanan juga menimbulkan kemungkinan adanya
penggabungan droplet-droplet menjdai lebih besar. Hal ini mendukung terjadinya ketidakstabilan dalam sistem emulsi selama penyimpanan.
G. Pengaruh Variasi Kecepatan Putar dan Suhu Pencampuran terhadap