Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data Teknik Pengujian Normalitas Deskripsi Obyek Penelitian

variabel bebas dengan variabel terikat, karena secara teoritis keduanya mempunyai hubungan fungsional. 3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dan dikelola sedemikian rupa untuk keperluan penelitian. Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh secara langsung dari objek penelitian tetapi dari pihak lain. Data sekunder yang digunakan meliputi laporan keuangan neraca dan laba rugi periode tahun kini dengan laporan keuangan tahun yang akan datang pada Perusahaan Farmasi yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, karena di Bursa Efek Indonesia terdapat data-data mengenai laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang telah go publik.

3.3.3. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik dokumentasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mempelajari dan menggunakan laporan keuangan pihak emiten yang menjadi sampel dalam penelitian ini yang diambil dari perpustakaan Bursa Efek Indonesia.

3.4. Teknik Pengujian Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak Sumarsono, 2004 : 40. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Dalam metode ini, distribusi data disebut normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 5 dan distribusi data disebut tidak normal jika nilai signifikansi lebih kecil dari 5 Sumarsono, 2004 : 40.

3.5. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier, yaitu : a. Tidak boleh ada autokorelasi b. Tidak boleh ada multikolinearitas c. Tidak boleh ada heteroskedastisitas Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan Uji t menjadi bias.

1. Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier berganda ada korelasi anatar kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi Santoso, 2001 ; 218. Pedoman model regresi untuk mendeteksi autokorelasi menurut besaran DW Durbin-Watson: a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif b. Angka D-W -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi c. Angka D-W dibawah +2 berarti ada autokorelasi negatif

2. Multikolinearitas

Salah satu asumsi model regresi linier klasik adalah tidak adanya multikolinearitas antara sesama variabel bebas yang ada dalam model, atau dapat dikatakan tidak adanya hubungan linier sempurna antara variabel bebas yang ada dalam model. Untuk mengetahui nilai ”Pembengkakan Varians” atau Varians Inflation Factor VIF dapat dihitung dengan rumus : VIF = Tolerance 1 Santoso, 2000 : 206 Nilai toleransi Tolerance yang diperoleh dengan meregresikan antar variabel bebas apabila nilai VIF 10 maka persamaan regresi linier berganda tersebut tidak terkena miltikolinear Gujarati, 1995 : 339.

3. Heteroskedastisitas

Maksud dari penyimpangan heteroskedastisitas adalah variabel independen adalah tidak konstan berbeda untuk setiap nilai tertentu variabel independen pada regresi linier, nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel independen. Rumus Rank Spearman : Gujarati, 1995 : 372 Keterangan : di = Perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-1 N = Banyaknya data Hipotesis untuk uji heteroskedastisitas : Ho = tidak ada hubungan antara nilai residual dengan variabel bebas Hi = ada hubungan antara nilai residual dengan variabel bebas  Apabila nilai signifikan hitung sig tingkat signifikan α = 0,05, maka Ho diterima berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.  Apabila nilai signifikan hitung sig tingkat signifikan α = 0,05, maka Ho ditolak berarti terjadi heteroskedastisitas. 3.6.Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.6.1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini dipakai dalam penelitian ini karena dapat menerangkan ketergantungan suatu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Analisis ini juga dapat menduga besar dan arah dari pengaruh tersebut serta mengukur derajat keeratan hubungan antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Adapun bentuk umum dari Regresi Linier Berganda secara sistematis adalah sebagai berikut : Y = α +  1 X 1 +  2 X 2 +  3 X 3 + e Anonim, 2003 : L-21 Keterangan : Y = Struktur Modal X 1 = Tangibility of Assets X 2 = Profitability X 3 = Firm Size α = Konstanta  1-  3 = Koefisien Regresi e = Standar error

3.6.2. Uji Hipotesis

Untuk menguji kesesuaian atau kecocokan model terhadap variabel terikat maka digunakan uji F dan uji t. a. Uji F Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama‐sama Kuncoro, 2004 : 82. Langkah ‐langkah untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut : 1. Ho : βj = β2 = β3 = 0 X 1 , X 2 , X 3 , tidak terdapat pengaruh terhadap Y. Ha : Bj ≠ 0 X 1 , X 2 , X 3 , terdapat pengaruh terhadap Y. 2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas n‐k, dimana n = jumlah pengamatan, dan k = jumlah variabel. 3. Dengan rumus F hitung : R 2 k‐1 F hit = 1 – R 2 n – k Anonim, 2003 : L‐22 Keterangan : F hit = F hasil perhitungan. R 2 = Koefisien Regresi. k = Jumlah variabel. n = Jumlah sampel. b. Uji t Pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat Kuncoro, 2004 : 81. Prosedur yang di gunakan untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut : 1. Ho : βj = 0 X 1 , X 2 , X 3 , tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Y. Ha : βj ≠ 0 X 1 , X 2 , X 3 , terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Y. 2. Dalam Penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas n‐k, dimana n = jumlah pengamatan, dan k = jumlah variabel. 3. Dengan Rumus nilai t hitung : bj t hit = sebj Anonim, 2003 : L‐21 Keterangan : t hit = t hasil perhitungan. bj = koefisien regresi. se = Simpangan Baku untuk masing‐masing koefisien regresi Standart error

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah Perusahaan Farmasi yang Go Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun gambaran umum mengenai keenam perusahaan yang menjadi sampel tersebut, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. PT. Kalbe Farma PT. Kalbe Farma Tbk. didirikan di Negara Republik Indonesia, dalam rangka Penanaman Modal Dalam negeri No. 6 Tahun 1968 yang telah diubah dengan undang- undang No. 12 Tahun 1970 berdasarkan akta notaries Raden Imam Soesetyo Prawirokoesoemo No. 3 pada tanggal 10 September 1966. Akta Pedirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.57223 tanggal 12 September 1967 dan diumumkan dalam Tambahan No. 234, Berita Negara Republik Indonesia No. 102 pada tanggal 22 Desember 1967. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta notaris DR. Irawan Soerodjo, S.H. Msi., No. 74, tanggal 29 November 2005, mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan sebesar 2.034.414.422 saham dengan nilai nominal Rp. 50 per saham sehubungan dengan transaksi penggbungan usaha Perusahaan yang dijelaskan pada catatan 3. 48 Perubahan terssebut telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dahulu Menkeh dalam Surat Keputusan No. C-32928 Ht.01.04.TH.2005 tanggal 12 Desember 2005 dan telah diumumkan dalam Pengumuman Perusahaan pada tanggal 16 Desember tanggal efektif merger.

b. PT. Merck Tbk

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

0 22 115

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG GO PUBLIC DI Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Makanan Dan Minuman Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 13

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Makanan Dan Minuman Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2007.

0 1 10

ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN–PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 1 89

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Abstrak Azrul Hidayat

0 0 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 16