g. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro
Sedangkan menurut Rajan dan Zingales 1994 : 22 struktur modal dipengaruhi oleh Tangibility of Assets, The Market to Book Ratio, Firm
Size, dan Profitability. Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yang tersebut
di atas, dipilih tiga faktor yaitu Tangibility of Assets, Firm size dan Profitability.
2.3 Kerangka Pikir
2.3.1 Pengaruh Tangibility of Assets terhadap Struktur Modal
Tangibility of Assets atau bisa juga disebut sebagai Collateral Value of Assets nilai jaminan dari aktiva adalah bagian Tangible Assets
dari keseluruhan aktiva yang merupakan sumber jaminan yang paling diterima oleh bank ketika perusahaan akan meminjam uang dan
meningkatkan hutangnya. Asymmetric Information Theory atau ketidaksamaan informasi
menurut Brighman dan Houston 2006 : 38 adalah suatu situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda lebih baik tentang prospek
perusahaan daripada investor. Menurut Asymmetric Information Theory Chen, Lensink and
Sterken, 1998 : 14, struktur aktiva suatu perusahaan mempunyai dampak langsung pada struktur modal karena Tangibility of Assets suatu
perusahaan merupakan jaminan ketika perusahaan meminjam uang ke
kreditur untuk meningkatkan hutangnya, ketika kreditur tidak mempunyai informasi yang lengkap dan jelas mengenai perilaku perusahaan, maka
perusahaan dengan sedikit Tangibility of Assets akan sulit untuk mendapatkan dana dari hutang, selain itu proporsi yang lebih tinggi dari
Tangibility of Assets berarti ketersediaan jaminan tinggi, sehingga akan mengurangi biaya hutang.
Zonenschain 1997 : 8 menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang mempunyai aset yang besar dan dapat dijadikan sebagai jaminan
Collateral mempunyai kemungkinan keberhasilan yang cukup besar dalam mendapatkan pinjaman dengan syarat yang menguntungkan
daripada perusahaan lain yang mempunyai Tangibility of Assets atau Collateral Value of Assets yang lebih kecil, oleh sebab itu perusahaan akan
memanfaatkan keuntungan tersebut dengan menerbitkan hutang lebih banyak daripada modal.
Perusahaan yang lebih besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil Chen, Lensink and Sterken,
1998 : 15. Dari beberapa pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Tangibility of Assets mempunyai hubungan terhadap struktur modal perusahaan.
2.3.2 Pengaruh Profitability terhadap Struktur Modal
Profitability adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Sedangkan menurut Riyanto 2001 : 331 rasio-rasio profitabilitas
yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.
The Pecking Order Theory Kahle dan Shastri, 2002 : 7 menyarankan agar perusahaan mendanai investasinya pertama dari
Retained Earning, kedua dari hutang dan ketiga dari ekuitas. Menurut teori ini, perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih Profitable akan
mempunyai struktur modal yang rendah daripada perusahaan yang kurang menghasilkan keuntungan Less Profitable, karena perusahaan yang
menghasilkan keuntungan lebih mampu mendanai investasinya dengan Retained Earning.
Menurut Chen, Lensink dan Sterken, 1998 : 16 The Pecking Order Theory menyatakan adanya hubungan negatif antara struktur modal
dan Profitability, jika suatu perusahaan untuk menandai proyek-proyeknya dengan Retained Earning daripada dengan hutang.
Beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Profitability mempunyai hubungan terhadap struktur modal.
2.3.3 Pengaruh Firm Size terhadap Struktur Modal
Ukuran perusahaan Firm Size menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan, perusahaan yang lebih besar akan lebih mudah
memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil Chen, Lensink dan Sterken, 1998 : 15.
Menurut Zonenschain 1997 : 9 menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki tingkat Leverage yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, dimana tingkat kebangkrutanya lebih rendah daripada perusahaan kecil, semakin besar
suatu perusahaan, ada kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Perusahaan yang memiliki ukuran Firm Size yang besar lebih banyak menggunakan hutang sehingga memperbesar struktur modal,
sedangkan perusahaan yang memiliki ukuran Firm Size yang kecil, lebih sedikit menggunakan hutang sehingga memperkecil struktur modal
perusahaan. Beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Firm Size
mempunyai hubungan terhadap struktur modal.
2.3.4 Pengaruh Tangibility of Assets, Profitability dan Firm Size terhadap
Struktur Modal
Tangibility of asset, profitability dan firm size merupakan tiga faktor yang diambil dalam penelitian ini sebagai variabel independent
yang berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal. Menurut Modigliani dan Miller 1958, Static trade-off STO menyatakan target
tingkat hutang leverage yang optimal mempertimbangkan biaya dan manfaat yang diterima dengan menggunakan hutang dalam keputusan
investasi. Tangible asset sesuai dengan Static Trade-Off yang dimiliki perusahaan dapat digunakan sebagai jaminan atas hutang, sehingga
perusahaan dengan tangible asset yang besar akan mempunyai tingkat hutang yang lebih tinggi. Menurut Asymmetric Information Theory Chen,
Lensink and Sterken, 1998 : 14, struktur aktiva suatu perusahaan mempunyai dampak langsung pada struktur modal karena Tangibility of
Assets suatu perusahaan merupakan jaminan ketika perusahaan meminjam uang ke kreditur untuk meningkatkan hutangnya, ketika kreditur tidak
mempunyai informasi yang lengkap dan jelas mengenai perilaku perusahaan, maka perusahaan dengan sedikit Tangibility of Assets akan
sulit untuk mendapatkan dana dari hutang, selain itu proporsi yang lebih tinggi dari Tangibility of Assets berarti ketersediaan jaminan tinggi,
sehingga akan mengurangi biaya hutang. The Pecking Order Theory Kahle dan Shastri, 2002 : 7
menyarankan agar perusahaan mendanai investasinya pertama dari Retained Earning, kedua dari hutang dan ketiga dari ekuitas. Menurut teori
ini, perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih Profitable akan mempunyai struktur modal yang rendah daripada perusahaan yang kurang
menghasilkan keuntungan Less Profitable, karena perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih mampu mendanai investasinya dengan
Retained Earning. Menurut Chen, Lensink dan Sterken, 1998 : 16 The Pecking Order Theory menyatakan adanya hubungan negatif antara
struktur modal dan Profitability, jika suatu perusahaan untuk menandai proyek-proyeknya dengan Retained Earning daripada dengan hutang.
Ukuran perusahaan juga menjadi faktor dalam menentukan struktur modal. Perusahaan yang lebih besar akan lebih mudah memperoleh
pinjaman dibandingkan perusahaan kecil Chen, Lensink and Sterken, 1998 : 15. Perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki tingkat
Leverage yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil, semakin besar suatu perusahaan, ada kecenderungan untuk menggunakan
jumlah pinjaman yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan lebih kecil.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu seperti yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diambil premis – premis yang kemudian
dari premis – premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengemukakan hipotesis. Premis – premis tersebut adalah :
Premis 1 : Asymmetric Information Theory mengemukakan bahwa
struktur aktiva dari suatu perusahaan mempunyai dampak langsung pada struktur modalnya, karena ketika kreditur
tidak mempunyai informasi yang akurat mengenai perusahaan maka Tangibility of Assets perusahaan adalah
sumber jaminan yang paling bisa diterima oleh bank. Perusahaan yang mempunyai Tangibility of Assets lebih
sedikit akan sulit untuk meningkatkan hutangnya. Jadi menurut teori ini, Tangibility of Assets berpengaruh secara
positif terhadap struktur modal Chen, Lensink and Sterken, 1998 : 14.
Premis 2 : The Pecking Order Theory menyarankan agar perusahaan
mendanai investasinya pertama dari Retained Earning, kedua dari hutang dan ketiga dari ekuitas. Menurut teori ini,
perusahan yang menghasilkan keuntungan lebih Profitable akan mempunyai struktur modal yang rendah daripada
perusahaan yang kurang menghasilkan keuntungan Less Profitable, karena perusahaan yang menghasilkan
keuntungan lebih mampu mendanai investasinya dengan Retained Earning. Menurut teori ini, Profitability
mempunyai pengaruh terhadap struktur modal Kahle dan Shastri, 2002 : 7.
Premis 3 : Perusahaan yang lebih besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil Chen, Lensink and
Sterken, 1998 : 15. Perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki tingkat Leverage yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan kecil, semakin besar suatu perusahaan, ada kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman
yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan lebih kecil. Menurut teori ini, Firm Size berpengaruh secara positif
terhadap struktur modal, menurut Zonenschain, 1997 : 9.
Dari premis di atas dapat di buat bagan kerangka berpikir:
Profitability X
2
Firm Size
X
3
Tangibilty of Assets
X
1
Struktur Modal
Y
Uji Statistik
Regresi Linear Berganda
Gambar 2.1. : Kerangka Pikir
2.4. Hipotesis