4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji F dapat diketahui bahwa ketiga variabel bebas yaitu Tangibility of Assets, Profitabilitas, dan
Firm Size berpengaruh terhadap Struktur Modal pada perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia tidak terbukti kebenarannya.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji t diketahui bahwa Tangibility of Assets tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Struktur Modal pada perusahaan Farmasi yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Menurut Asymmetric Information Theory Chen,
et, al., 1998:14 struktur aktiva dari suatu perusahaan mempunyai dampak langsung pada struktur modalnya karena ketika kreditor tidak
mempunyai informasi yang akurat mengenai perusahaan maka tangible assets perusahaan adalah sumber jaminan yang paling bisa diterima oleh
bank. Perusahaan yang mempunyai tangible assets yang lebih sedikit akan sulit untuk meningkatkan hutangnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Tangible of Assets mempunyai hubungan yang positif dengan struktur modal, artinya apabila Tangible of
Assets meningkat maka struktur modal juga akan meningkat. Begitu juga sebaliknya apabila Tangible of Assets menurun maka struktur modal juga
akan menurun. Sedangkan yang terjadi pada sebagian perusahaan industri
farmasi meskipun aktiva tetap perusahaan meningkat, perusahaan tidak dapat meningkatkan hutangnya, ini disebabkan karena dalam melakukan
pinjaman dengan pihak luar, perusahaan tidak menggunakan semua
struktur aktiva sebagai jaminannya tapi juga menggunakan tagihan- tagihan kepada pihak distributor atau konsumen yang modal kerjanya
berasal dari hutang-hutang tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa Tangibility of Assets tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal pada perusahaan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa Profitability tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan
Farmasi yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Menurut The Pecking Order Theory Kahlee dan Shastri, 2002:7 perusahaan mendanai
investasi dan operasionalnya pertama dari retained, kedua dari hutang dan ketiga dari ekuitas.
Menurut teori ini, perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih profitable akan mempunyai struktur modal debt to equity ratio
yang rendah daripada perusahaan yang kurang menghasilkan keuntungan lebih mampu mendanai investasinya dan operasionalnya dengan retained
earnings daripada hutang. Perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih cenderung
untuk melunasi hutangnya, sehingga mereka mempunyai struktur modal hutang dibanding modal yang lebih daripada perusahaan yang kurang
menghasilkan keuntungan Kahle dan Shastri, 2004:8. Jadi dapat disimpulkan bahwa profitability mempunyai
hubungan yang negatif dengan struktur modal, artinya apabila
profitability meningkat maka struktur modal akan menurun, disebabkan karena hutang yang menurun dan modal yang meningkat. Begitu juga
sebaliknya apabila profitability menurun maka struktur modal akan meningkat, disebabkan karena hutang yang meningkat dan modal yang
menurun. Sedangkan yang terjadi pada perusahaan industri yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia, pada sebagian besar perusahaan struktur modal perusahaan juga turun dibanding dengan tahun sebelumnya. Menurut
teori apabila profitability turun maka struktur modalnya akan meningkat. Analisis di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun perusahaan
merugi, total hutang perusahaan tetap menurun, dan ketika perusahaan dapat meningkatkan labanya, hutang perusahaan juga semakin
meningkat, hal ini disebabkan karena perusahaan memerlukan dana yang lebih besar lagi untuk program lay-off karyawan sehingga profitability
tidak terpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Variabel Firm Size tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan Farmasi yang go publik di Bursa Efek
Indonesia, hal ini disebabkan karena perusahaan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebagian besar Firm Size perusahaan
turun, perusahaan masih dapat meningkatkan struktur modalnya. Sedangkan apabila firm Size perusahaan naik, perusahaan belum tentu
dapat meningkatkan hutangnya atau struktur modalnya menurun, ini
disebabkan karena perusahaan mengalami peningkatan penjualan selama tahun penelitian sehingga perusahaan memperoleh laba yang semakin
meningkat. Laba tersebut oleh perusahaan tidak dibagikan sebagai deviden melainkan digunakan untuk mengembangkan perusahaan sehingga Firm
size tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.5. Persamaan dan Perbedaan Penelitian yang Dilakukan Sekarang dengan