Uji Normalitas Uji Kualitas Data

3.4.3. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yang diambil meliputi laporan keuangan terutama laporan labarugi dan neraca masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini juga teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5. Uji Kualitas Data

3.5.1. Uji Normalitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil Ghozali, 2006: 147. 3.5.2. Uji Asumsi Klasik Menurut Sulaiman 2004: 87-89, persamaan regresi harus bersifat BLUE Best Linier Unbiesed Estimation, artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk memperoleh persamaan regresi yang dapat dipertanggungjawabkan maka asumsi klasik sebagai berikut harus dipertimbangkan: a. Multikolinieritas Multikolinieritas adalah terjadinya hubungan linier antar variabel bebas dalam persamaan regresi linier berganda. Apabila ternyata ada hubungan linier antar variabel bebas, maka persamaan regresi sederhana Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tidak perlu dilakukan analisis multikolinieritas Sumodiningrat, 2002: 281. Tujuan dari multikolinieritas adalah untuk menguji apakah ada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya terjadi kolerasi diantara variabel Gozhali, 2001: 57. Menurut Ghozali 2001: 57 besarnya nilai VIF variance inflation factor yang digunakan acuan adalah nilai VIF dibawah sepuluh, apabila VIF lebih tinggi dari 10 maka akan terjadi multikolinieritas. b. Heteroskedastisitas Menurut dari penyimpangan heteroskedastisitas adalah varians variabel dalam model tidak sama konstan. Pada regresi linier, nilai risidual tidak boleh ada hubungan dengan variabel independen Algifari, 2000: 85. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel independen. - Apabila nilai signifikan hitung sig tingkat signifikan α= 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. - Apabila nilai signifikan hitung sig ≤ tingkat signifikan α= 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas Santoso, 2001:231. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Autokorelasi Menurut Sumodiningrat 2002: 61 autokorelasi adalah korelasi hubungan yang terjadi diantara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu seperti pada data runtun waktu atau time series data atau yang tersusun dalam rangkaian ruang seperti pada data silang waktu atau cross sectional data. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalah pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul kerena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain Ghozali, 2001: 61. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, salah satunya adalah dengan uji Durbin- Watson DW test Gujarati, 1999:201. Menurut Santoso 2002 : 218 deteksi adanya Autokolerasi adalah : a. Angka D-W di bawah - 2, hal ini berarti ada Autokolerasi positif. b. Angka D-W diantara -2 sampai +2, hal ini berarti tidak ada Autokolerasi. Angka D-W di atas + 2, hal ini berarti ada Autokolerasi negatif.

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 38 86

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 59

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 25 130

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas dan Rasio Leverage Terhadap Perubahan Laba Bersih Pada Perusahaan Wholesale dan Retail Trade yang Terdaftar Terdaftar di Bursa Efek lndonesia (BEI).

0 0 6

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 3

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16