Analisis Horizontal: Metode analisis yang dilakukan dengan cara Kerangka Pikir

b. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan Selain latar belakang data keuangan, kondisi-kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan perlu juga untuk dipahami. Misalnya, informasi mengenai trend kecenderungan industri dimana perusahaan beroperasi, perubahan teknologi, perubahan selera konsumen, tingkat inflasi dan pajak, dan perubahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri, seperti perubahan posisi manajer. c. Mempelajari dan Mereview laporan keuangan Sebelum berbagai teknik analisis laporan keuangan diaplikasikan, perlu dilakukan review terhadap laporan keuangan secara menyeluruh. d. Menganalisis laporan keuangan Setelah memahami profil perusahaan dan mereview laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbagai analisis yang ada dapat menganalisis laporan keuangan dan menginterprestasikan hasil analisis tersebut.

2.2.2.4. Metode Analisis Laporan Keuangan

Menurut Prastowo 2005: 59, terdapat dua macam metode analisis keuangan, yaitu:

a. Analisis Horizontal: Metode analisis yang dilakukan dengan cara

membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun periode, sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut metode horizontal karena analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Drs. Djarwanto Ps 2004: 62, analisis horizontal, time series techniques atau disebut juga analisis dinamis adalah analisis perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan yang bersangkutan misalnya analisis trend.

b. Analisi Vertikal: Metode analisis yang dilakukan dengan cara

menganalisis laporan keuangan pada tahun periode tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun periode yang sama, oleh karena membandingakan antara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama, maka disebut metode vertikal. 2.2.2.5. Sifat dan Kegunaan Analisis Laporan Keuangan Menurut Harahap 2002: 194, analisa laporan keuangan ini memiliki sifat dan kegunaan. Adapun sifat-sifat dari laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Fokus laporan adalah laporan laba rugi, neraca, arus kas yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya dalam suatu perusahaan. b. Prediksi, analisa harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Dasar analisa adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri sehingga hasil analisa sangat tergantung pada kualitas laporan ini. Menurut Harahap 2002: 195, kegunaan analisa laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat dari laporan keuangan. b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan. c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. d. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. e. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. f. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya. g. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

2.2.3. Rasio Keuangan

2.2.3.1. Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Harahap 2002: 297, pengertian rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan signifikan. Misalnya hutang dan modal, antara kas dan total saet, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Menurut Munawir 2002: 64, rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan mnggunakan alat analisa barupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio perbandingan yang digunakan sebagai standar.

2.2.3.2. Pengertian Analisi Rasio Keuangan

Menurut Munawir 2002: 37, analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individual atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

2.2.3.3. Keunggulan Analisis Rasio

Menurut Harahap 2002: 298, analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut yaitu: a Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. d Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score. e Menstandarisir size perusahaan. f Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. g Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2.2.3.4. Keterbatasan Analisis Rasio

Menurut Harahap 2002: 298-299, selain keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio itu adalah: 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti: a Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjektif. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b Niali yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan cost bukan harga pasar. c Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. d Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

2.2.4. Jenis Rasio Keuangan

2.2.4.1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek fred weston. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan likuiditas badan usaha maupun didalam perusahaan likuiditas perusahaan, Kasmir, 2010: 110. Menurut Harahap 2002: 301, rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang model kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.

2.2.4.2. Rasio Leverage

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri, Kasmir, 2010: 113. Menurut Harahap 2002: 306, rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal equity. Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari hutang. Rasio ini bisa juga dianggap bagian dari rasio solvabilitas.

2.2.4.3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan penjualan, sediaan, penagihan piutang, dan lainnya atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam mengelolah aset yang dimilikinya, Kasmir, 2010: 114. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Harahap 2002: 308, rasio ini menggambrkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalm menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio aktivitas diantaranya adalah: Inventory Turn Over Perputaran persediaan Inventory Turn Over menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi Jumingan, 2006: 128. Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat Harahap, 2002: 308. Inventory Turnover=

2.2.4.4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjual atau dari pendapatan investasi, Kasmir, 2010: 114. Menurut Harahap 2002: 304-306, rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Rasio. Rasio profitabilitas diantaranya adalah: Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis yaitu rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan yang berkaitan dengan investasi Horne dan Wachowicz, 2005: 222. Rasio yang digunakan: 1. Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan. Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui kemampuan menajement perusahaan di dalam mengendalikan berbagai beban yang berhubungan dengan penjualan. Net Profit Margin Net Profit Margin menunjukkan kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak. Van Horne dan Wachowicz, 2005: 223 2. Profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi, rasio ini digunakan untuk menilai atau mengukur tingkat keuntungan perusahaan dalam hubungannya dengan dana yang diinvestasikan di dalam rangka menghasilkan keuntungan tersebut. Return on Equity Return on Equity menunjukkan kemampuan investasi yang dilakukan oleh pemegang saham dalam menghasilkan keuntungan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Van Horne dan Wachowicz, 2005: 225 Return on Assets Menurut Hanafi 2003: 84, ROA digunakan untuk ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Tarif imbalan atas aktiva ROA merupakan suatu ukuran seberapa efektif manajemen telah menjalankan tanggung jawab tersebut Simamora, 2002: 390.

2.2.4.5. Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan growth ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya, Kasmir, 2010: 114-115. Menurut Harahap 2002: 309, Rasio ini menggambarkan persentasi pertumbuhan pos - pos perusahaan dari tahun ke tahun.

2.2.4.6. Rasio Penilaian Pasar

Market Based Ratio Menurut Harahap 2002: 310, rasio ini merupakan rasio yang lazim dan khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasikeadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Tidak berarti rasio lainnya tidak dapat dipakai. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.5. Konsep Laba

Wijayati, dkk 2005 dalam Hapsari 2007, Fokus utama laporan keuangan adalah laba. Laba merupakan hasil operasi suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi. Informasi laba ini sangat berguna bagi pemilik, investor. Laba yang mengalami peningkatan merupakan kabar baik good news bagi investor, sedangkan laba yang mengalami penurunan merupakan kabar buruk bad news bagi investor Menurut Baridwan 1997: 31, laba merupakan kenaikkan modal aktiva bersih yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. Belkaoui 1993 dalam Hapsari 2007, mengemukakan bahwa laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam pelbagai konteks. Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi dan pengambilan keputusan dan unsur prediksi. Salvatore 2001 menyatakan bahwa laba yang tinggi merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan output industri lebih banyak. Laba yang tinggi memberikan insentif bagi perusahaan untuk meningkatkan output dan lebih banyak perusahaan yang akan masuk ke industri tersebut dalam jangka panjang. Laba yang lebih rendah atau kerugian merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan komoditas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lebih sedikit atau metode produksi perusahaan tersebut tidak efisien. Laba dapat memberikan sinyal yang penting untuk realokasi sumber daya yang dimiliki masyarakat sebagai cerminan perubahan dalam selera konsumen dan permintaan sepanjang waktu.

2.2.6. Teori yang Membahas Penggunaan Rasio Keuangan Keuangan dalam

Memprediksi Pertumbuhan Laba Berkaitan dengan penelitian ini, tentu saja rasio keuangan merupakan data-data historis yang digunakan untuk memprediksi perubahan laba di masa datang dan juga mempengaruhi harga saham, yang mana keadaan keuangan yang likuid, sovable, dan profitabilitas yang baik menunjukkan semakin baiknya kinerja perusahaan dan menarik bagi pihak eksteren seperti investor dan kreditor Munawir, 2002:31-32. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan digunakan oleh pengambilan keputusan berbeda-beda, seperti halnya keputusan-keputusan yang mereka ambil. Sejumlah studi telah membahas kegunaan berbagai rasio keuangan yang digunakan sebagai pembanding untuk membandingkan kinerja Davidson dkk 1988 dan Lere 1991. Kinerja laba dapat ditingkatkan dengan tindakan seperti pendesainan ulang, perubahan harga, pengurangan biaya cost reduction, dan mengubah kombinasi produk Mowen, 2000:83. Menurut Kotler 2002:278, strategi pengurangan biaya manufaktur adalah mempertahankan biaya manufaktur Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang lebih rendah daripada pesainganya melalui pembelian yang lebih efisien, biaya buruh yang murah, dan peralatan produksi yang lebih modern.

2.2.7. Hubungan Antara Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

2.2.7.1. Hubungan Return On Asset ROA terhadap Pertumbuhan Laba

Menurut Triono 2007, ROA mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengelola asset untuk menghasilkan return yang baik atau menggambarkan kemampuan asset dalam menghasilkan perubahan laba. Asset terdiri dari 2 yaitu: asset produktif dan aset tidak produktif, bila yang dominan aset produktif maka perubahan laba akan tinggi namun bila yang dominan aset tidak produktif, perubahan laba akan rendah. Sedangkan kualitas aset produkti terbagi 2 yaitu: aset lancar dan aset bermasalah. Bila yang dominan aset lancar maka perubahan laba akan tinggi namun bila yang dominan aset bermasalah maka perubahan laba akan rendah. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik manajemen mengelolah asset maka semakin baik return yang dihasilkan atau semakin baik pertumbuhan laba yang dihasilkan.

2.2.7.2. Hubungan Return On Equity ROE terhadap Pertumbuhan Laba

Menurut Purnawati 2005, rasio return on equity dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari perspektif pemegang saham biasa. Imbalan bagi para pemegang saham biasa adalah laba bersih perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak rupiah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang diperoleh dari laba bersih untuk setiap rupiah yang diinvestasikan oleh para pemegang saham pemilik perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih dengan modal pemegang saham Henry Simamora, 2000. Kemampuan perusahaan dalam menentukan jenis investasi yang tepat juga dapat berpengaruh terhadap besarnya laba yang diperoleh. Pengaruh rasio return on equity terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin tinggi pula tingkat laba yang dihasilkan karena penambahan modal kerja dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang akhirnya dapat menghasilkan laba Agus Endro Suwarno, 2004. Bambang Suhardito dan Irot 2000 menguji kemampuan rasio return on equity ROE untuk memprediksi perubahan laba emiten dan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya BES dari tahun 1995-1998. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio return on equity mempunyai kemampuan yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba yang akan datang. Jadi kesimpulan dari hasil penelitian-penelitian terdahulu bahwa semakin tinggi nilai rasio ROE maka semakin tinggi tingkat laba yang akan diperoleh, karena penambahan modal dari investor dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan akhirnya menghasilkan laba. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan dari modal yang diinvestasikan, penggunaan dan pengelolahan aktiva yang baik akan dapat menghasilkan pertumbuhan laba yang baik pula. ROI yang tinggi akan menghasilkan laba yang tinggi, sebaliknya ROI yang rendah akan menghasilkan pertumbuhan laba yang menurun.

2.2.7.3. Hubungan Net Profit Margin NPM terhadap Pertumbuhan Laba

Menurut Hapsari 2007, NPM termasuk salah satu rasio profitabilitas. NPM menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan bersihnya Riyanto, 1995. NPM yang semakin besar menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dari kegiatan penjualan. Dengan laba bersih yang besar, bertambah luas kesempatan bagi perusahaan untuk memperbesar modal usahanya tanpa melalui hutang- hutang baru, sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi meningkat Reksoprayitno, 1991. Hal ini didukung oleh Mahfoedz 1994, Asyik dan Soelistyo 2000 serta Suwarno 2004 yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa NPM berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar NPM menghasilkan pendapatan bersihnya dari kegiatan penjualan maka semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.7.4. Hubungan Inventory Turn Over ITO terhadap Pertumbuhan Laba

Menurut Purnawati 2005, rasio perputaran persediaan dapat digunakan untuk mengukur berapa kali rata-rata persediaan terjual selama satu periode tertentu. Semakin cepat persediaan tersebut terjual maka semakin cepat perusahan menciptakan piutang dagang dan menagih kasnya. Rasio ini menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam kegiatan usahanya, jumlah investasi yang ada dalam persediaanya dan siklus operasi untuk mengisi kasnya kembali. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi biaya pokok penjualan dengan persediaan Henry Simamora, 2000. Penilaian terhadap kemampuan persediaan untuk dikonversikan menjadi kas melalui penjualan dapat dijadikan sebagai indikator tentang seberapa besar profit margin yang dapat direalisasikan di kemudian hari karena persediaan disajikan didalam neraca berdasar biaya yang paling rendah diantara biaya pokok dan biaya pasarnya Harnanto, 1984. Rasio inventory turn over juga dapat digunakan untuk menilai kualitas dan likuiditas persediaan untuk dikonversikan menjadi kas agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Persediaan merupakan salah satu unsur modal kerja working capital. Perputaran persediaan yang semakin cepat akan mengakibatkan kenaikan pendapatan dan dapat meningkatkan laba bersih perusahaan di masa yang akan datang Agus Endro Suwarno, 2004. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penelitian dengan menggunakan rasio Inventory Turn Over ITO untuk memprediksi perubahan laba yang akan datang telah dilakukan oleh Nur Fadjrih Asyik dan Soelistyo 2000 dan Roma Uly Juliana dan Sulardi 2003 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio inventory turn over tidak mempunyai kemampuan yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba yang akan datang, tetapi rasio tersebut mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan laba. Dapat disimpulkan bahwa Semakin cepat persediaan terjual maka semakin cepat perusahan menciptakan piutang dagang dan menagih kasnya. Perputaran persediaan yang semakin cepat akan mengakibatkan kenaikan pendapatan dan dapat meningkatkan laba bersih perusahaan di masa yang akan datang.

2.3. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan frame work bagi peneliti untuk membentuk pola analisis yang sistematik sehingga dapat diketahui secara tegas landasan yang digunakan untuk melakukan analisis data serta dapat diketahui hasil-hasil yang diharapkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Pikir Analisis Regresi Linier Berganda 2.4. Hipotesis Diduga bahwa rasio keuangan ROA Return on Assets, ROE Return on Equity, NPM Net Profit Margin, dan Inventory Turnover berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Return on Assets X 1 Return on Equity X 2 Net Profit Margin X 3 Inventory Turnover X 4 Pertumbuhan Laba Y Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODE

PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional dalam suatu penelitian adalah untuk memberikan petunjuk tentang bagaiman suatu penelitian diukur. Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel yaitu variabel terikat Y dan variabel bebas X. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Pertumbuhan Laba. Sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah : a. ROA Return on Assets, b. ROE Return on Equity, c. NPM Net Profit Margin, dan d. Inventory Turnover Berikut ini mengenai definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan:

1. Variabel Terikat Y

Pertumbuhan laba sebagai Y adalah kenaikkan atau penurunan laba dari tahun ke tahun. Pertumbuhan laba dihitung dengan Earning After Tax yang merupakan laba usaha setelah dikurangi pajak. Dihitung dengan teknik perhitungan: Munawir, 2002: 39 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 38 86

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 59

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 25 130

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas dan Rasio Leverage Terhadap Perubahan Laba Bersih Pada Perusahaan Wholesale dan Retail Trade yang Terdaftar Terdaftar di Bursa Efek lndonesia (BEI).

0 0 6

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 3

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16