BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan mengenai Price Earning Ratio ini antara lain :
1. Halim 2005, penelitian dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Leverage,
dan Deviden terhadap Price Earning Ratio pada industri manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Dalam penelitian ini sample yang digunakan adalah
purposive sampling dan pengujian dilakukan dengan menggunakan analisa multiple regression. Berdasarkan analisis dan pembahasan dari
penelitian Halim 2005 menunjukkan bahwa dalam penelitian tersebut didapatkan hasil dimana pada tahun 2001 semua variable independen,
yaitu current ratio CR, dept to equity ratio DER, dan deviden payout ratio DPR berpengaruh positif Signifikan terhadap PER, sedangkan
pada tahun 2002 hanya deviden payout ratio DPR yang berpengaruh positif signifikan terhadap PER.
2. Suryaputri dan Astuti 2003, penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor
Leverage,Devident Payout,size, Earning Growth and Country Risk Terhadap Price Earning Ratio Studi pada perusahaan industri
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama 1995-1999”, Permasalahan yang dikemukakan adalah : Apakah Faktor
Leverage,Devident Payout,size Earning Growth and Country Risk
berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio. Sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan pengujian dilakukan
dengan menggunakan analisa multiple regression. Pada jurnal penelitian tersebut diperoleh dari hasil analisis maka
dapat disimpulkan hanya variabel Leverage,variabel Dividend Payout,variabel Size dan variabel Country Risk yang berpengaruh
signifikan terhadap Price Earning Ratio sedangkan variabel Earning Growth tidak signifikan.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Husnan 2004: 4, manajemen keuangan menyangkut
kegiatan perencanaan,analisis dan pengendalian kegiatan keuangan. Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut sering disebut manajer
keuangan. Meskipun demikian, kegiatan keuangan tidaklah terbatas dilakukan oleh mereka yang menduduki jabatan seperti Direktur
Keuangan, Manajer Keuangan, Kepala Bagian Keuangan dan sebagainya, mungkin sekali melakukan kegiatan keuangan. Sebagai misal, keputusan
untuk memperluas kapasitas pabrik, menghasilkan produk baru jelas akan dibicarakan dan diputuskan oleh berbagai Direktur, tidak terbatas hanya
oleh Direktur Keuangan. Banyak keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan dan berbagai kegiatan yang harus dijalankan mereka.
Meskipun demikian kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan menggunakan dana allocation of funds dan mencari pendanaan raising of funds. Dua kegiatan utama
atau fungsi tersebut disebut sebagai fungsi keuangan. Manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan dapat
diartikan semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha- usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha
untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien
Sutrisno, 2001:3
Manajemen keuangan merupakan bidang yang terluas dari tiga bidang keuangan dan memiliki kesempatan karir yang sangat luas.
Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya serta perusahaan industri
dan ritel. Manajemen keuangan juga penting dalam kegiatan pemerintah,mulai dari sekolah, rumah sakit,hingga departemen jalan tol
Brigham dan Houston, 2001: 6
2.2.2. Laporan Keuangan 2.2.2.1. Arti Pentingnya Laporan Keuangan
Pada mulanya laporan keuangan bagi semua perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk
laporan keuangan tidak hanya sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa
tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Munawir,2002:1
2.2.2.2. Pihak yang Berkepentingan Terhadap Posisi Keuangan
Pihak-pihak tersebut adalah para pemilik perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, kreditur, bankers, para investor dan
pemerintah. Munawir,2002:2
2.2.2.3. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut
Myer dalam bukunya Financial Statement Analisys mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun
oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca dan daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah
menjadi kebiasaan bagi perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu laba ditahan. Munawir,2002:5
2.2.2.4. Sifat Laporan Keuangan
Munawir,2002:6 1.
Fakta yang telah dicatat 2.
Prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi 3.
Pendapat pribadi
2.2.2.5. Bentuk Laporan Keuangan A. Neraca
Laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk
menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan
sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut debgan Balance Sheet. Munawir,2002:13
Bentuk Neraca : 1.
Skontro Dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri atau debet dan hutang
sebelah kanan atau kredit. 2.
Vertical Dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas yang selanjutnya
diikuti dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal.
3. Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi
keuangan perusahaan. Munawir, 2002:20
B. Laporan Rugi Laba
Merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode
tertentu. Munawir, 2002:26
Bentuk Laporan Rugi Laba : 1.
Bentuk Single Step yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok,
sehingga untuk menghitung rugi laba bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan.
2. Bentuk Multiple Step yaitu bentuk ini dilakukan pengelompokan yang
lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum.
2.2.3. Analisa Laporan Keuangan
2.2.3.1. Tujuan Analisa
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil
yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila
data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih. Dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung
keputusan yang akan diambil. Munawir, 2002:31
2.2.3.2. Dasar Pembanding Analisa Laporan Keuangan Munawir, 2002:65
1. Perbedaan letak perusahaan dengan tingkat harga dan biaya operasi
yang berbeda-beda, seperti besar kecilnya perusahaan. 2.
Jumlah aktiva tetap yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan yang digunakan dalam operasi.
3. Adanya perbedaan umur kekayaan yang dimiliki di antara perusahaan-
perusahaan tersebut. 4.
Perbedaan kebijaksanaan yang dilakukan masing-masing perusahaan. 5.
Perbedaan struktur permodalan yang dimiliki oleh perusahaan- perusahaan yang bersangkutan.
6. Perbedaan sistem dan prosedur akuntansi yang digunakan.
2.2.3.3. Penggolongan Angka Rasio
1. Rasio-rasio neraca yaitu semua rasio yang datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current ratio, quick ratio.
2. Rasio-rasio loaba rugi yaitu semua rasio yang angka-angka rasio dalam penyusunannya semua datanya diambil dari laporan rugi laba,
misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio. 3. Rasio-rasio antar laporan yaitu semua angka rasio yang penyusunannya
datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan rugi laba, misalnya tingkat perputaran persediaan atau inventory turn over.
Munawir, 2002:68
2.2.3.4. Klasifikasikan Angka-angka Rasio Keuangan
a. Leverage Ratio menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Debt Ratio = total hutang : total aktiva
Time Interest Ratio = EBIT : beban bunga Debt to Equity Ratio = total hutang : total modal sendiri
b. Liquidity Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Current Ratio = aktiva lancar : hutang lancar
Quick Ratio = aktiva lancar – persediaan – utang lancar Cash Ratio = [ kas + sekuritas : hutang lancar] x 100
c. Efficiency Ratio mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
menggunakan assets untuk memperoleh penjualan. Periode Pengumpulan Piutang = piutang x 360 : penjualan kredit
Perputaran Piutang = penjualan kredit : piutang Perputaran Persediaan = Harga pokok penjualan:Rata-rata persediaan
Perputaran Aktiva Tetap = penjualan : aktiva tetap Perputaran Total Aktiva = penjualan : total aktiva
d. Profitability Ratio mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
menghasilkan laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri.
Gross Profit Margin = laba kotor : penjualan Net Profit Margin = laba setelah pajak : total aktiva
Return on Assets = EAT : total aktiva Return on Equity = EAT : modal sendiri
Earning Per Share = laba bersih : jumlah saham yang beredar
2.2.4. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang atau Long Term Financial Assets. Pasar modal
memungkinkan terpenuhinya kebutuhan dana jangka panjang untuk investasi jangka panjang dalam bentuk bangunan, peralatan dan sarana
produksi lainnya Sartono,2001:21. Bentuk umum surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal adalah obligasi,saham preferen dan saham
biasa. Menurut Sunariyah 2004 :5, Pasar Modal adalah tempat
pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga . Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha
yang mempunyai kelebihan dana surplus funds melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten.
Menurut Darmadji 2001 :1 pada dasarnya pasar modal capital market merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka
panjang yang biasa diperjualbelikan baik dalam bentuk uang ataupun modal sendiri. Kalau pasar modal merupakan pasar untuk surat berharga
jangka pendek. Baik pasar modal maupun pasar uang merupakan bagian dari pasar keuangan financial market.
Pengertian pasar modal secara umum menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No.1548KMK1990 tentang peraturan pasar modal adalah
suatu sistem keuangan yang terorganisasi termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan
serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Sedangkan dalam arti sempit pasar modal adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang
mengorganisasikan transaksi penjualan efek atau disebut sebagai bursa
efek. Sutrisno,2001 :341
Pasar modal merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dengan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya sebagai lembaga profesi yang berkaitan dengan efek Fakhrudin,2001:2
2.2.4.1. Fungsi Pasar Modal
Fungsi dari pasar modal bursa efek Sartono,2001: 23 adalah : A.
Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang ditawarkan kepada masyarakat.
B. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui
mekanisme pasar. C.
Membantu pembelajaran pemenuhan dana dunia usaha melalui penghimpunan dana masyarakat.
D. Menghimpun proses perluasan partisipasi masyarakat dalam
kepemilikan saham-saham perusahaan.
2.2.4.2. Manfaat Pasar Modal
Menurut Anoraga dan Pakarti 2001: 12 manfaat pasar modal adalah : a. Manfaat Pasar Modal bagi emitenperusahaan adalah :
1. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar.
2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana
selesai. 3.
Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan.
4. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.
5. Cash Flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga
nominal perusahaan. 6.
Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi.
7. Tidak ada beban finansial.
8. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas.
9. Tidak dikaitkan dengan kekayaan penjamin tertentu.
10. Profesionalisme dalam manajemen meningkat.
b. Manfaat Pasar modal bagi Investor Pemodal adalah : 1.
Nilai investasi berkembang mengikuti harga saham yang mencapai capital gain.
2. Memperoleh deviden bagi mereka yang memilikimatau memegang
saham dan bunga tetap atau bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi.
3. Mempunyai hak suara dalam RUPS Rapat Umum Pemegang
Saham bagi pemegang saham, mempunyai hak suara dalam RUPO Rapat Umum Pemegang Obligasi bila diadakan bagi pemegang
obligasi.
4. Dapat dengan mudah mengganti instrument investasi, misal dari
saham A ke saham B sehingga dapat meningkatka keuntungan atau mengurangi resiko.
c. Manfaat Pasar Modal bagi Lembaga Penunjang adalah : 1.
Menuju ke arah professional didalam memberikan pelayanannya sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
2. Sebagai pembentuk harga dalam bursa pararel.
3. Semakin memberi variasi pada jenis lembaga penunjang.
4. Likuiditas efek semakin tinggi.
d. Manfaat Pasar Modal bagi Pemerintah adalah : 1.
Mendorong laju pembangunan. 2.
Mendorong investasi. 3.
Pencipta lapangan kerja. 4.
Mengurangi anggaran bagi BUMN Badan Usaha Milik Negara
2.2.5. Investasi di Pasar Modal
Investasi adalah penawaran modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai
kelebihan dana Sunariyah,2003 : 4 Investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dana saat sekarang
dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa dating dengan
jumlah yang lebih besar dari dana di lepaskan pada saat investasi awal Moeljadi, 2006 : 121
Investasi menurut Jogianto 2000 : 5, merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk di gunakan di dalam produksi yang efisien selama
periode tertentu. Pengertian investasi yang lebih luas membutuhkan kesempatan produksi yang efisien untuk mengubah satu unit konsumsi
mendatang. Dengan demikian investasi dapat di definisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk di gunakan di dalam produksi yang
efisien selama periode waktu yang tertentu. Di dalam investasi ada dua potensi keuntungan dari investasi bursa
efek, yaitu berupa keuntungan yang di peroleh perusahaan yang di bagikan kepada pemegang saham deviden dan jika investor menjual sahamnya di
atas harga belinya.deviden perusahaan sangat berkaitan dengan performance perusahaan, sedangkan capital gain tidak begitu di pengaruhi oleh
perusahaan. Unsur spekulasi sangat berperan dalam jual beli saham, jika harga jual saham di bawah harga beli capital lost, sedangkan deviden tidak
bisa negatif Anoraga dan Pakarti, 2003 : 81.
Menurut Usman dkk 1990 : 144, setiap pemodal memiliki tujuan tertentu yang ingin di capainya melalui keputusan investasi yang di ambil.
Secara umum tertentu saja motif investasi adalah : memperoleh keuntungan, namun di kaitkan dengan karakteristik instrument di pasar modal pada
dasarnya ada 5 sasaran yang ingin di capai oleh pemodal, antara lain :
1. keamanan
2. pendapatan
3. pertumbuhan
4. fasilitas pajak
5. spekulasi
2.2.6. Penilaian Harga Saham
Tinggi rendahnya harga saham benar-benar merupakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang termasuk diantaranya
adalah kondisi performance perusahaan dan faktor penawaran dan permintaan saham serta kemampuan dalam menganalisis efek.
Dalam analisis fundamental laporan keuangan perusahaan memegang peranan penting dengan mengevaluasi laporan keuangan, akan
mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan. Hal ini dikemukakan oleh Husnan 1994:285 yang menyebutkan bahwa ada dua
pendekatan dalam analisis investasi yang umumnya digunakan dalam melakukan penilaian saham ,yaitu :
1. Analisis Teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga
saham di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis ini adalah bahwa harga saham yang mencerminkan informasi yang
relevan, bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu dan karenanya perubahan harga saham
akan mempunyai pola tertentu.
2. Analisis Fundamental mencoba memperkirakan harga saham di
masa yang akan datang dengan mengestimate nilai faktor – faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Ada dua pendekatan fundamental yang umumnya digunakan dalam melakukan penilaian saham,yaitu dengan pendekatan nilai sekarang Present
Value Approach dan pendekatan PER PE ratio approach
Jogianto,2000:89
2.2.7. Price Earning Ratio 2.2.7.1. Pengertian Price Earning Ratio
Price Earning Ratio merupakan cerminan rupiah yang berani dibayar investor untuk setiap rupiah laba, PER rata-rata dari perusahaan
yang ada dalam satu industri dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menilai harga sebuah perusahaan Arifin, 2005:152. Pendekatan PER lebih baik
karena model yang terakhir ini sudah mempertimbangkan ekspetasi laba di masa yang akan datang.
Menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001 : 66, Price Earning Ratio PER mempunyai arti yang cukup penting dalam menilai suatu saham dan
rasio ini merupkan indikasi tentang harapan masa depan perusahaan. Saham yang memilki PER yang tinggi mencerminkan kinerja dan prospek badan
usaha tersebut bagus, sehingga investor tertarik untuk membeli saham badan usaha tersebut.
Menurut Sawir 2005:21, PER adalah apa yang investor bayar untuk aliran earnings. Atau dilihat dari kebalikannya adalah apa yang investor
dapatkan peroleh dari investasi tersebut. Investor dalam pasar modal yang sudah maju menggunakan PER untuk mengukur apakah suatu saham
underpriced atau overpriced. Menurut Halim 2003:23, Price Earning Ratio sering digunakan analis saham untuk menilai harga saham.
Menurut Tandelilin 2001:243, Price Earning RatioPER adalah Rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan.
Informasi PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Dengan kata
lain PER menunjukkan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan. Di samping itu, PER juga merupakan harga relatif dari sebuah
saham perusahaan,berikut rumus PER : arg
H aPerLembarSaham
PER EarningPerLembarSaham
2.2.7.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio PER
Menurut Whitbeck-kisor 1963 didalam Husnan 1994: 309 bahwa tiga variabel yang mempengaruhi PER, yaitu :
1. Tingkat Pertumbuhan Laba
2. Divident Payout Rate
3. Deviasi Standar Tingkat pertumbuhan Laba
Persamaan yang berhasil mereka susun adalah PER = 8,2 + 1,5 Tingkat Pertumbuhan Laba + 0,067 Divident Payout
Rate - 0,2 Deviasi Standar Tingkat Pertumbuhan laba Variabel 1 dan 2 diharapkan mempunyai hubungan yang positif
terhadap PER artinya semakin tinggi varibel-variabel tersebut semakin tinggi PER sedangkan varibel 3 diharapkan mempunyai hubungan yang
negatif artinya semakin tinggi variable ini semakin rendah PER
2.2.8. Pengertian Variabel Bebas 2.2.8.1. Pengertian Current Ratio
Rasio Likuiditas menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001 : 59 adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangla pendek. Artinya jika kewajiban-kewajiban finansial jangka pendek jatuh tempo mampukah pihak perusahaan mengatasi
hal tersebut. Current Rario adalah rasio untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar
yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar kemampuna perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek.
Ratio yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
nya adalah rasio lancar. Menurut Munawir 2002:72, mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar yang segera dapat
dijadikan uang ada sekian kalinya hutang jangka pendek. Jika suatu
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban dalam jangka pendek maka perusahaan tidak akan memperoleh kesempatan untuk menghasilkan laba.
Menurut Weston and Copeland 1994:226, Current Ratio dapat dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Aktiva
lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang dan persediaan. Kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang, wesel bayar jangka pendek,
hutang jangka panjang dan akan jatuh tempo, pajak penghasilan yang terhutang. Semakin tinggi rasio lancar, semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Rasio lancar dijadikan sebagai indikator bahan pertimbangan bagi investor dalam
menilai kinerja suatu perusahaan dan hal ini akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Berikut rumus current ratio :
tan TotalAktivaLancar
CurrentRatio Totalhu
gLancar
2.2.8.2. Pengertian Leverage
Leverage merupakan rasio yang memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Leverage
keuangan adalah penggunaan utang,apabila hasil pengmbalian atas aktiva yang ditunjukkan oleh besarnya rentabilitas ekonomis,lebih besar daripada
biaya utang maka leverage itu menguntungkan dan hasil pengembalian atas modal rentabilitas modal sendiri ini juga akan meningkat Sawir, 2005:13.
Menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001: 59,Rasio Leverage atau rasio utang adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh
aktiva perusahaan dibiayai utang atau oleh pihak luar. Rasio ini
menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai atau difinansir oleh pihak luar atau dengan kata lain finansial leverage menunjukkan proporsi atas
penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan. Berikut rumus
leverage: tan
TotalU g
Leverage TotalAktiva
2.2.8.3.. Pengertian Firm Size Ukuran Perusahaan
Menurut Sartono 2001 : 249, perusahaan besar yang sudah well- established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding
dengan perusahaan kecil karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula.
Menurut Alli et al 1993 di dalam Sutrisno 2001 berpendapat bahwa suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang
mudah menuju pasar modal sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar
modal karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar,
sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan diwakili oleh log
natural dan total assets. Menurut lee et al 1996 di dalam Ghozali dan Mansur 2002: 84,
Pada umumnya perusahaan yang besar lebih dikenal oleh masyarakat kalau dibandingkan dengan perusahaan yang ukurannya kecil. Karena lebih
dikenal,maka informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak daripada
perusahaan yang relatif kecil. Informasi yang memadai akan bisa mengurangi tingkat ketidakpastian investor akan prospek perusahaan
kedepannya. Menurut Ghozali dan Al Mansur 2002:80,Size adalah skala
perusahaan yang diukur dari jumlah total aktiva perusahaan. Size
= Total aktiva pada t-tahun
2.2.9. Pengaruh Antar Variabel 2.2.9.1. Pengaruh Current Ratio terhadap Price Earning Ratio
Current Ratio adalah rasio yang mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Ratio lancar
dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui
kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Oleh karena itu rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan kreditur jangka pendek dan
dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dengan periode yang sama dengan jatuh tempo hutang.
Menurut Weston dan Copeland 1995 : 244, Semakin tinggi resiko
semakin tinggi faktor diskonto dan semakin rendah Price Earning Ratio. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan semakin tinggi Price
Earning Ratio. Menurut Beaver, et al 1970, Farrely, et al 1982, Capstaff 1992
didalam Abdurahim, berpendapat jika Current Ratio tinggi pada current
asset yang besarnya tetap, berarti liabilitasnya kecil. Demikian juga sebaliknya pada current liabilities yang tetap, maka jumlah asset yang
dimiliki semakin besar. Dengan demikian semakin tinggi Current Ratio berarti semakin kecil resiko yang akan ditanggung oleh para investor bila
tingkat resiko kecil maka Price Earning Ratio akan meningkat. Menurut Karnadi 1997 didalam Halim 2005, berpendapat
Likuiditas diartikan sebagai kemampuan perusahaan melunasi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Dengan semakin meningkatnya likuiditas
current ratio perusahaan ada kemungkinan akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut yang akan mempengaruhi PER.
Dari uraian diatas dan teori-teori yang ada dapat disimpulkan bahwa Current Ratio berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio. Hal
ini didukung oleh jurnal ” Johan Halim ” 2005 dengan judul ”Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Dividen terhadap Price earning Ratio pada Industri
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”.
2.2.9.2. Pengaruh Leverage terhadap Price Earning Ratio
Menurut Helfert 1996:97, Penggunaan hutang yang berhasil akan meningkatkan pendapatan pemilik perusahan karena pengembalian dari dana
ini melebihi bunga yang harus dibayar dan menjadi hak pemilik yang berarti meningkatkan ekuitas pemilik. Menurut Sartono 2001:87 PE ratio akan
meningkat dengan peningkatan ROE, hal ini disebabkan karena ROE yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk berkembang lebih baik.
Menurut Fuller dan Farrel 1987:365, Leverage dinyatakan dapat berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio dikarenakan bahwa
leverage merupakan salah satu elemen yang menentukan tingkat pertumbuhan laba perusahaan. Dalam analisis Du Pont menyatakan bahwa
leverage tinggi berpeluang akan memperbesar Return On Equity ROE, sehingga akan meningkatkan tingkat pertumbuhan laba perusahaan. Jika
tingkat pertumbuhan laba naik, sedangkan faktor-faktor lain dianggap konstan maka dapat mengakibatkan Price Earning Ratio meningkat.
Dari uraian diatas dan teori-teori yang ada dapat disimpulkan bahwa Leverage berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio. Hal ini
didukung oleh jurnal ” Suryaputri dan Astuti ” 2001 dengan judul ”Pengaruh Faktor Leverage, Dividend Payout, Size, Earning Growth and
Country Risk terhadap Price earning Ratio Studi pada perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama 1995-1999”,
2.2.9.3. Pengaruh Firm Size Terhadap Price earning Ratio
Menurut Keim di dalam Jones 2000: 327, additional research on the size effect indicates that “small” firms with the largest abnormal returns
tend to be those that have recently become small or have recently declined in price, that either pay no dividend or have a high dividend yield, that have
low prices, and that have low PE ratios. Menurut Cook and Rozeff 1984 didalam Suryaputri dan Astuti
2001, menunjukkan terdapat interaksi yang penting antara skala perusahaan dengan efek PE.
Menurut Tampubolon 2005:208, pendapatan bersih net income korporasi besar yang baru dapat mengkapitalisasi pada tingkat yang lebih
rendah,yang dapat mengakibatkan nilai pasar sahamnya lebih tinggi. Saham korporasi besar biasanya lebih mempunyai prospek pasar lebih baik
dibandingkan dengan korporasi kecil. Hal demikian akan meningkatkan price per earning PE ratio saham tersebut.
Dari uraian diatas dan teori-teori yang ada dapat disimpulkan bahwa Firm Size berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio. Hal ini
didukung oleh jurnal ” Suryaputri dan Astuti ” 2001 dengan judul ”Pengaruh Faktor Leverage, Dividend Payout, Size, Earning Growth and
Country Risk terhadap Price earning Ratio Studi pada perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama 1995-1999”,
2.3. Kerangka Pikir
Adanya Trend Fluktuasi Price Earning Ratio PER yang cenderung menurun pada tahun 2005-2008 pada perusahaan Makanan dan Minuman
yang go publik di Bursa Efek Indonesia
Teori yang mendukung : Menurut Beaver, et al 1970, Farrely, et al 1982, Capstaff 1992
didalam Abdurahim, Semakin tinggi Current Ratio berarti semakin kecil resiko yang akan ditanggung oleh para investor bila tingkat resiko
kecil maka Price Earning Ratio akan meningkat.
Menurut Fuller dan Farrel 1987:365, Leverage dinyatakan berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio dikarenakan bahwa
leverage merupakan satu elemen yang menentukan tingkat pertumbuhan laba
Menurut Tampubolon 2005:208, saham korporasi besar mempunyai prospek pasar lebih baik sehingga akan meningkatkan PER saham
tersebut.
Current Ratio Firm Size
Leverage
Price Earning Ratio
Analisa Regresi Linier Berganda
Tidak ada pengaruh Ada pengaruh
Uji t
2.4. Hipotesis