4. Kriteria pengujian sebagai berikut
a. Jika F
hitung
F
tabel
maka Ho di tolak dan Hi diterima berarti secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terkait.
b. Jika F
hitung
F
tabel
maka Ho di terima dan Hi ditolak berarti secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terkait.
3.4.3.2. Uji Parsial Uji t
Uji t adalah uji yang digunakan untuk melihat pengaruh masing- masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat
Widarjono,2005:58. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut :
1. Ho = β
1
= β
2
= 0 Artinya secara parsial varibel bebas tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat. Hi =
β
1
= β
2
≠ 0 Artinya secara parsial varibel bebas ada pengaruh terhadap variabel
terikat. 2. Menentukan Level of Significant = 5 dengan derajat bebas = n-k ,
dimana n : jumlah data dan k : jumlah variable bebas. 3. t
hitung
= βi
Se βi
t
hitung
= t hasil perhitungan
Dimana: βi = koefisien regresi
Se βi = Standar error
4. Kriteria pengujian sebagai berikut: 1.
Apabila t
hitung
t
tabel
maka Ho ditolak dan Hi diterima, berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
2. Apabila t
hitung
t
tabel
maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Pasar Modal Indonesia
Sejarah pasar modal di Indonesia mengungkapkan bahwa di Indonesia pernah dibentuk suatu Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek yaitu pada
tanggal 11 Januari 1925 atau tiga belas tahun setelah dibentuknya perserikatan yang sama di kota Jakarta 1912. Kemudian pada tahun 1927
dibentuk bursa-bursa efek di tiga kota besar di Indonesia yaitu di Jakarta, Semarang, Surabaya.
Pada masa revolusi kemerdekaan kegiatan perdagangan di bursa- bursa efek tersebut praktis terhenti karena situasi politik saat itu. Setelah
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya tahun 1951, pemerintah memberlakukan Undang-Undang Darurat No.13 Tahun 1951
yang kemudian disahkan sebagai Undang-Undang. Yaitu Undang-Undang No.15 Tahun 1952 tentang Bursa Efek.
Pasar Modal di Indonesia dari Tahun 1977 sampai Tahun 1987 kurang memberikan hasil seperti yang diharapkan meskipun pemerintah telah
memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang menarik dana dari pasar modal. Tersendat-sendatnya perkembangan pasar modal selama ini
disebabkan oleh beberapa hal antara lain mengenai prosedur emisi saham dan