Pendekatan Masalah 1 PENDEKATAN MASALAH

Melalui pendekatan studi kepustakaan, diharapkan bagi peneliti agar lebih memahami suatu proses penganggaran yang ada, dan sistem penganggaran yang terbaik untuk perusahaan. Proses penganggaran yang dilakukan oleh PT R K umumnya secara Top Down yaitu anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh Top Managemen dan anggaran ini harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Proses ini tidak memakan waktu yang lama dalam penyusunannya dalam kondisi karyawan tidak memiliki keahlian cukup untuk menyusun budget, namun kelemahan dari proses ini biasanya karyawan kurang memiliki komitmen untuk melaksanakannya. Atasan dapat menggunakan konsultan atau tim khusus untuk proses penyusunannya. Bila proses penganggaran disusun secara bottom-up, yakni bawahan diserahkan sepenuhnya dalam menyusun anggaran yang akan dicapainya di masa yang akan datang, informasi dimulai dengan peristiwa yang terjadi di tingkat yang lebih rendah struktur organisasinya, yaitu manajer tingkat bawah dalam penyusunannya, baru kemudian hasilnya diserahkan kepada top-managemen supaya dapat disetujui. Kebanyakan program anggaran terlaksana dengan sukses apabila para manajer memiliki tanggung jawab atas pengendalian biaya untuk anggaran mereka sendiri. Partisipasi dalam penyusunan anggaran bottom-up menyebabkan individu dalam perusahaan dihargai oleh manajemen puncak. Pihak manajemen akan terlibat langsung dengan aktivitas penganggaran dalam posisi yang terbaik untuk membuat perkiraan anggaran. Oleh karena itu, perkiraan anggaran yang dirumuskan oleh individu-individu tresebut cenderung menjadi yang lebih dapat dipercaya dan akurat. Penyusunan perkiraan anggaran bottom-up juga memiliki sisi negatif yang kritis bagi kesuksesan progaram penganggaran, seperti proses penyusunan tidak boleh diterima begitu saja oleh top-manajemen. Jika tidak terdapat standar dan kebijakan yang ditetapkan lebih dahulu oleh top manajemen, maka kemungkinan yang terjadi target anggaran terlalu mudah atau terlalu ketat yang mengakibatkan slack dalam anggaran. Manajemen puncak harus berhati-hati pada saat anggaran diterima, perlu untuk mempelajari dan mengevaluasi masukan yang diberikan oleh manajer dibawahnya. Proses penganggaran secara campuran antara Top-down dengan Bottom-up approach, dimana perusahaan menyusun budget dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahannya. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan. Secara gamblang pada Perusahaan R K, bisa dikatakan proses penganggaran yang ada secara campuran, yakni antara top-down dengan bottom-up. Walaupun proses penganggaran dominan keputusan berasal dari top-manajemen, namun pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi Kantor Cabang.

3.2. Pendekatan Masalah 2

Permasalahan yang kedua tentang partisipasi lower manager dalam proses penganggaran di PT R K. Untuk memecahkan masalah tersebut, wawancara menjadi prioritas utamanya, selain itu juga melalui studi kepustakaan. Untuk mengetahui sampai sejauh mana kontribusi lower manajer dalam proses penganggaran, melakukan interview secara mendalam sangatlah efektif guna memecahkan masalah tersebut. Partisipasi individu dalam aktivitas-aktivitas perusahaan pada umumnya dipandang sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas suatu organisasi, dan pendekatan yang efektif terhadap peningkatan motivasi manajerial. Partisipasi ini menunjukkan sejauh mana para manajer ikut serta di dalam penyusunan anggaran-anggaran satu pusat pertanggungjawaban yang mereka pimpin. Interview dilakukan terhadap narasumber lower manajer pada kantor cabang R K di Surabaya, hingga diperoleh data yang cukup dan sampai dirasakan data tersebut sudah ”jenuh”. Selain itu penekanan kepustakaan, guna untuk mengetahui dan memahami makna partisipasi penganggaran sangat mendukung dalam memecahkan permasalahan yang kedua ini, yakni untuk mengetahui partisipasi lower manajer dalam proses penganggaran di PT R K. Pada umumnya dengan partisipasi cenderung mendorong para manajer untuk lebih aktif di dalam memahami anggaran, selain itu hal-hal yang banyak mempengaruhi kadar partisipasi dalam penyusunan anggaran antara lain adalah organisasi perusahaan, pendelegasian wewenang untuk pengambilan keputusan. Partisipasi merupakan teknik manajemen yang efektif karena dengan adanya partisipasi, para manajer dapat menerima dan melaksanakan secara penuh tanggung jawab atas anggaran yang telah disusun, sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi prestasi kerjanya. Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, dimana para individu terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap individu tersebut. Dalam konteks yang lebih spesifik, partisipasi dalam penyusunan anggran merupakan proses dimana para individu, yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan anggaran. Melalui pendekatan akuntansi manajemen, bisa dijelaskan tentang adanya partisipasi dalam penganggaran, keuntungan dan kelemahan adanya partisipasi dalam penganggaran. Hal ini akan mempengaruhi penilaian peneliti dalam melihat sampai sejauh mana kontribusi lower manajer dalam proses penganggaran di R K, khususnya pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Ada beberapa keuntungan penganggaran partisipasi, yaitu : 1. Para partisipan tidak hanya memiliki task-involved tetapi juga ego- involved dalam pekerjaannya. Hal ini akan mempertinggi moral dan meningkatkan inisiatif di semua jenjang manajemen.