Pendekatan Masalah 2 PENDEKATAN MASALAH

organisasi perusahaan, pendelegasian wewenang untuk pengambilan keputusan. Partisipasi merupakan teknik manajemen yang efektif karena dengan adanya partisipasi, para manajer dapat menerima dan melaksanakan secara penuh tanggung jawab atas anggaran yang telah disusun, sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi prestasi kerjanya. Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, dimana para individu terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap individu tersebut. Dalam konteks yang lebih spesifik, partisipasi dalam penyusunan anggran merupakan proses dimana para individu, yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan anggaran. Melalui pendekatan akuntansi manajemen, bisa dijelaskan tentang adanya partisipasi dalam penganggaran, keuntungan dan kelemahan adanya partisipasi dalam penganggaran. Hal ini akan mempengaruhi penilaian peneliti dalam melihat sampai sejauh mana kontribusi lower manajer dalam proses penganggaran di R K, khususnya pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Ada beberapa keuntungan penganggaran partisipasi, yaitu : 1. Para partisipan tidak hanya memiliki task-involved tetapi juga ego- involved dalam pekerjaannya. Hal ini akan mempertinggi moral dan meningkatkan inisiatif di semua jenjang manajemen. 2. Partisipasi meningkatkan keterpaduan kelompok yang akan menyebabkan meningkatnya kerjasama antar anggota organisasi dalam mencapai tujuan. 3. Partsipasi menyebabkan terjadinya goal internalization, yaitu anggota organisasi akan mempersepsikan bahwa tujuan organisasi yang ikut ditetapkannya selaras dengan tujuan pribadinya. Hal ini menyebabkan berkurangnya konflik antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi, dan pada akhirnya akan meningkatkan moral dan produktivitas anggota organisasi. 4. Partisipasi dapat mengurangi ketegangan dan kegelisahan yang disebabkan oleh anggran, karena anggota-anggota organisasi telah mengetahui bahwa anggarannya logis dan dapat dicapai. 5. Partisipasi juga mengurangi persepsi adanya ketidaksamaan dalam alokasi sumber daya organisasi. Penganggaran partisipatif memiliki pengaruh positif terhadap motivasi manajerial karena alasan sebagai berikut : 1. Adanya kecenderungan yang lebih besar dari bawahan untuk menerima target anggaran bilamana mereka beranggapan bahwa mereka turut serta memegang kendalinya daripada bila anggaran tersebut ditetapkan secara sepihak. Hal ini mendorong bawahan ke arah komitmen yang lebih tinggi untuk mencapai target anggaran. 2. Anggaran partisipatif menghasilakn pertukaran informasi yang lebih efektif. Jumlah anggaran yang disetujui benar-benar mendekati kondisi pasar produk karena penyusunan anggaran memiliki keahlian dan pengetahuan langsung atas lingkungan pemasaran produknya. Selain itu, penyusun anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih jelas atas pekerjaan mereka melalui hubungan dengan atasan mereka selama proses review dan persetujuan anggaran. Disamping memiliki kelebihan, penganggaran partisipatif juga memiliki keterbatasan yang dapat menimbulkan masalah dalam organisasi. Penganggaran partisipatif memiliki tiga masalah potensial, yaitu: 1. Penetapan standar yang terlalu tinggi atau trelalu rendah. Partisipasi dalam penyusunan anggaran menjadikan tujuan anggaran cenderung menjadi tujuan pribadi manajer, sehingga penetapan yang terlalu mudah longgar atau sulit ketat dapat menyebabkan turunnya tingkat kinerja. Bila tujuan terlalu mudah dicapai, manajer dapat kehilangan semangat dan kinerja menjadi turun, sehingga bila penetapan anggaran terlalu sulit untuk dicapai dapat menyebabkan kegagalan pencapaian standar dan menyebabkan rasa frustasi bagi manajer yang mendorong turunnya prestasi kerja. 2. Masuknya slack dalam anggaran sering disebut dengan mengamankan anggaran atau padding the budget. Dengan melihat kelebihan dan kekurangan adanya partisipasi penganggaran tersebut, peneliti mempunyai value tentang adanya kontribusi lower manajer dalam proses penganggaran yang terjadi PT R K, yang dirasakan akan bermanfaat dalam memecahkan permasalahan tersebut. Karena anggaran partisipatif merupakan alat komunikasi yang baik, dimana proses penyusunan anggaran partisipatif ini seringkali memungkinkan manajemen puncak untuk memahami masalah yang dihadapi oleh karyawan dan karyawan juga lebih dapat memahami kesulitan yang dihadapi oleh manajemen puncak serta lebih memungkinkan para manajer sebagai bawahan untuk melakukan negoisasi dengan atasan mengenai target anggaran yang menurut mereka dapat dicapai. Penganggaran partisipatif juga memberikan rasa tanggung jawab kepada para manajer bawah dan mendorong timbulnya kreativitas. Karena manajer bawah yang menciptakan anggaran, maka besar kemungkinan tujuan anggaran merupakan tujuan pribadi manajer tersebut, yang menyebabkan semakin tingginya tingkat keselarasan tujuan.

3.3. Pendekatan Masalah 3

Untuk mengetahui kecenderungan dalam penciptaan budgetary slack di PT R K, peneliti melakukan Observasi pengamatan, wawancara, dan studi kepustakaan. Sehubungan dengan anggaran juga berfungsi sebagai pengukuran kinerja organisasi, dan proses pengendalian, maka sering sekali terjadi apa yang disebut dengan budget slack, yaitu adanya kesengajaan para manajer untuk menetapkan terlalu rendahnya target pendapatan yang dianggarkan untuk dicapainya atau terlalu besarnya kos yang dimuat dalam anggaran yang diajukan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pencapaian tujuan atau target yang ditetapkan tersebut. Dalam hal ini, peneliti dalam memecahkan masalah dengan melakukan wawancara secara mendalam dengan narasumber yang dirasa paling mengetahui tentang penganggaran, yakni pimpinan cabang. Kemudian melakukan kroscek kembali melalui dokumen yang ada, dan melakukan wawancara dengan karyawan yang berhubungan dengan penganggaran. Dalam perusahaan ini, khususnya dalam divisi marketing alat ukur kinerja yang utama lebih ditekankan pada cost center pusat kos dan revenue center pusat pendapatan. Karena sebagai pimpinan Cabang harus bertanggungjawab terhadap kos-kos yang terkendali yang harus dikeluarkan dalam unitnya selama jangka waktu anggaran, selain itu juga harus bertanggungjawab terhadap penghasilan yang diterima pusat pertanggungjawabannya unitnya. Dalam suatu organisasi, manajemen puncak biasanya menciptakan berbagai divisi tanggungjawab, yang dikenal dengan pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban responsibility center merupakan suatu segmen bisnis yang managernya bertanggung jawab terhadap pengaturan kegiatan-kegiatan tertentu. Akuntansi pertanggungjawaban memainkan peranan dalam mengukur kegiatan dan hasilnya, dan juga menentukan imbalan yang dapat diterima seseorang.