Teori yang Melandasi Pengaruh Struktur Modal dan Biaya Modal

2.2.4.4. Teori yang Melandasi Pengaruh Struktur Modal dan Biaya Modal

Teori Struktur Modal serta biaya yang timbul akibat pemilihan komposisi struktur modal mengalami perkembangan dengan adanya beberapa pendapat yang berbeda tentang teori struktur modal. Menurut Laurent 2000 pengembangan teori struktur modal berfokus pada dua teori, kedua teori tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : a. Teori Trade off pengembangan Teori Modligiani dan Miller Pada dasarnya keputusan tentang struktur modal melibatkan analisa “trade off” antara risiko dan keuntungan, tapi juga meningkatkan keuntungan perusahaan. Struktur modal yang optimal akan menyeimbangkan risiko dan keuntungan perusahaan. Atmaja 2003, 275. Teori trade off ini sejalan dengan pendekatan tradisional. Berasumsi bahwa struktur modal suatu perusahaan ditentukan dengan mempertimbangkan manfaat pengurangan pajak ketika hutang meningkat di satu sisi, kemudian meningkatnya biaya keagenan dan biaya kesulitan keuangan ketika hutang terus ditingkatkan pada sisi yang lain. Ketika manfaat pengurangan pajak masih lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan biaya keagenan maka perusahaan masih bisa meningkatkan hutangnya, namun peningkatan hutang harus dihentikan ketika pengurangan pajak atas tambahan hutang tersebut sudah lebih rendah dibandingkan dari peningkatan biaya keagenan dan biaya kesulitan keuangan. Model Trade off merupakan pengembangan dari teori Modigliani dan Miller tanpa pajak dan dengan pajak. Berbeda dengan teori trade off, teori Modligiani dan Miller berlawanan dengan pendapat tradisional, serta menawarkan pembenaran perilaku tingkat kapitalisasi perusahaan yang konstan. Mendasarkan pada teori Trade off, perusahaan berupaya mempertahankan struktur modal yang ditargetkan dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan Berdasar teori Modigliani dan Miller Tanpa Pajak 1958, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada pajak perusahaan maupun pajak individu, Teori ini sejalan dengan pendekatan Net Operating Income yang telah disebutkan sebelumnya, Modligiani dan Miller MM menyatakann preposisi sebagai berikut : 1 preposisi I - Perubahan struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan, atau dengan kata lain tidak ada struktur modal yang optimal bagi perusahaan. 2 Preposisi II - Modligiani dan Miller menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan semakin bertambah seiring dengan meningkatnya hutang. Hal ini menyebabkan keuntungan penggunaan hutang akan diimbangi dengan kenaikan biaya modal sendiri. Pada pengembangan berikutnya Teori Modligiani Miller menambahkan kondisi dimana terdapat pajak perseroan sartono, 2001, 238. Dalam kondisi terdapat pajak perseroan, Modligiani dan Miller menyatakan preposisi sebagai berikut : 1 Preposisi I - Modligiani dan Miller menyatakan bahwa nilai perusahaan yang memiliki hutang akan lebih besar dari pada nilai perusahaan tanpa hutang. 2 Preposisi II - Modligiani dan Millier menyatakan bahwa biaya modal pada perusahaan yang memiliki hutang sama dengan biaya ekuitas perusahaan tanpa hutang ditambah dengan premi risiko. Teori MM dengan pajak ini sejalan dengan pendekatan Net Income, dan mengabaikan faktor kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut financial distress serta biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan hutang akan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan dan kreditur agency cost. b. Teori Berdasarkan Perilaku Manajemen Salah satu model teori struktur modal berdasarkan perilaku manajemen yang dapat mempengaruhi biaya modal adalah : 1 Teori Keagenan Teori keagenan Agency Theory pertama kali dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Teori ini menegaskan bahwa konflik kepentingan timbul diantara investor, kreditur, dan manajer karena adanya keputusan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan salah satu kelompok tersebut namun acapkali menurunkan kesejahteraan kelompok lain Jensen dan Smith, 1984. Agency theory adalah membahas hubungan antara pemegang saham perusahaan sebagai pemilik principal dengan eksekutif direktur yang disebut dengan agen untuk mengendalikan bisnis. Dalam konteks manajemen keuangan hubungan agen yang utama adalah antara pemegang saham dan manajer serta antara pemegang saham dan pemberi kredit. a. Konflik antara Pemegang Saham dengan Kreditur Kreditur menerima pengembalian dalam jumlah tetap dari perusahaan biaya bunga, sedangkan pengembalian pemegang saham bergantung pada besaran laba perusahaan. Dalam kondisi dimana pemegang saham melalui manajer memutuskan untuk melaksanakan proyek yang mengakibatkan risiko yang besar, apabila pelaksanaan proyek yang berisiko itu berhasil, maka kreditur hanya dapat menikmati keberhasilan tersebut sebatas biaya tetap atas hutang sesuai dalam perjanjian awal, namun jika proyek mengalami kegagalan, sebaliknya mungkin kreditur akan menderita kerugian akibat dari ketidak-mampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. b. Konflik antara Pemegang Saham dengan Pihak Manajemen Pihak manajemen agent tidak selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemegang saham principal, tetapi mungkin mengarah kepada kepentingan dirinya sendiri. Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent, agent mempunyai cukup informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan ketidak seimbangan informasi antara agent dan principal, dan agent bisa menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui oleh principal, terutama apabila berkaitan dengan pengukuran kinerja agent. Dalam hal ini salah satu biaya keagenan yang timbul adalah kompensasi bagi akuntan publik untuk mengaudit perusahaan. pada penelitian ini, peneliti bertujuan untuk mengetahui pengaruh salah satu variable yang digunakan yaitu long term debt to equity ratio terhadap cost of capital secara keseluruhan yang diukur melalui WACC. Sesuai teori dikatakan bahwa pemilihan proporsi Struktur modal akan mempengaruhi biaya modal secara keseluruhan, karena itu menurut Brigham dan Houston 2006, 484 perhitungan WACC acapkali digunakan sebagai suatu sasaran target, untuk memperoleh modal baru dengan tetap menjaga struktur permodalan aktual secara tepat. Jadi dapat disimpulkan bahwa tinggi atau rendah nilai perimbangan pemilihan sumber dana permanen atau struktur modal yang diukur melalui perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri LDER memberikan pengaruh pada biaya modal secara keseluruhan.

2.2.5. Go Public

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Asset Ratio, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Return on Asset pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

2 73 74

Pengaruh Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 64 99

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 68 87

Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei

2 49 90

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 45 79

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap risiko saham pada perusahaan LQ 45 periode 2004-2009

0 7 116

PENGARUH LONG TERM DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP COST OF CAPITAL PADA PERUSAHAAN TEKSTIL GO PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 22