Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted Evaluasi Normalitas

52

4.3.4. Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama. Hasil perhitungan construct reliability dan variance extracted dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.9. Construct Reliability dan Variance Extracted Konstrak Indikator Standardize Factor Loading SFL Kuadrat Error [εj] Construct Reliability Variance Extrated Perilaku Etis X 1 X11 0.632 0.399 0.601 0.691 0.429 X12 0.711 0.506 0.494 X13 0.617 0.381 0.619 Orientasi Pelanggan X 2 X21 0.742 0.551 0.449 0.746 0.497 X22 0.761 0.579 0.421 X23 0.602 0.362 0.638 Kinerja Tenaga Penjual Y Y1 0.530 0.281 0.719 0.851 0.493 Y2 0.723 0.523 0.477 Y3 0.703 0.494 0.506 Y4 0.696 0.484 0.516 Y5 0.689 0.475 0.525 Y6 0.836 0.699 0.301 Batas Dapat Diterima ≥ 0,7 ≥ 0,5 Sumber : Lampiran 3 Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. 53

4.3.5. Evaluasi Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1] yaitu sebesar ± 2,58. Hasil analisis tampak pada tabel berikut : Tabel 4.10. Assessment Of Normality Variable min max kurtosis c.r. X11 4 7 -0.245 -0.549 X12 4 7 -0.548 -1.225 X13 4 7 -0.052 -0.116 X21 4 7 -0.198 -0.443 X22 4 7 -0.245 -0.547 X23 4 7 -0.675 -1.509 Y1 4 7 -0.425 -0.951 Y2 4 7 -0.227 -0.508 Y3 4 7 -0.303 -0.679 Y4 4 7 -0.075 -0.168 Y5 4 7 -0.234 -0.523 Y6 4 7 -0.398 -0.890 Multivariate -4.079 -1.219 Batas Normal ± 2,58 Sumber : Lampiran 3 Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di antara ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. 54

4.3.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM