melakukan pekerjaan di kantor dan di sisi lain harus memperhatikan keluarga secara utuh, sehingga sulit membedakan antara pekerjaan mengganggu keluarga
dan keluarga mengganggu pekerjaan. Pekerjaan mengganggu keluarga, artinya sebagian besar waktu dan perhatian dicurahkan untuk melakukan pekerjaan
sehingga kurang mempunyai waktu untuk keluarga. Sebaliknya keluarga mengganggu pekerjaan berarti sebagian besar waktu dan perhatiannya digunakan
untuk menyelesaikan urusan keluarga sehingga mengganggu pekerjaan. Konflik pekerjaan-keluarga ini terjadi ketika kehidupan rumah seseorang
Jadi WFC merupakan salah satu bentuk dari konflik peran dimana secara umum dapat didefinisikan sebagai kemunculan stimulus dari dua tekanan peran.
Kehadiran salah satu peran akan menyebabkan kesulitan dalam memenuhi tuntutan peran yang lain. Sehingga mengakibatkan individu sulit membagi waktu
dan sulit untuk melaksanakan salah satu peran karena hadirnya peran yang lain.
2. Jenis-jenis Work-Family Conflict
Greenhaus dan Beutell dan Gutek et al. dalam Schabracq, Winnubst, Cooper, 2003 menggambarkan tiga tipe konflik yang berkaitan dengan dilema
peran perempuan antara di rumah tangga dan pekerjaan. a.
Time-Based Conflict, yaitu konflik yang terjadi karena waktu yang digunakan untuk memenuhi satu peran tidak dapat digunakan untuk
memenuhi peran lainnya, meliputi pembagian waktu, energi dan kesempatan antara peran pekerjaan dan rumah tangga. Dalam hal ini,
menyusun jadwal merupakan hal yang sulit dan waktu terbatas saat
tuntutan dan perilaku yang dibutuhkan untuk memerankan keduanya tidak sesuai.
b. Strain Based Conflict yaitu mengacu kepada munculnya ketegangan atau
keadaan emosional yang dihasilkan oleh salah satu peran membuat seseorang sulit untuk memenuhi tuntutan perannya yang lain. Sebagai
contoh, seorang ibu yang seharian bekerja, ia akan merasa lelah, dan hal itu membuatnya sulit untuk duduk dengan nyaman menemani anak
menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Ketegangan peran ini bisa termasuk stress, tekanan darah meningkat, kecemasan, keadaan emosional, dan
sakit kepala. c.
Behavior Based Conflict, yaitu konflik yang muncul ketika pengharapan dari suatu perilaku yang berbeda dengan pengharapan dari perilaku peran
lainnya. Ketidaksesuaian perilaku individu ketika bekerja dan ketika di rumah, yang disebabkan perbedaan aturan perilaku seorang wanita karir
biasanya sulit menukar antara peran yang dia jalani satu dengan yang lain.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konflik peran ganda
Stoner dan Charles 1990 menyatakan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konflik peran ganda, yaitu :
i. Time pressure, semakin banyak waktu yang digunakan untuk bekerja
maka semakin sedikit waktu untuk keluarga. ii.
Family size dan support, semakin banyak anggota keluarga maka semakin banyak konflik, dan semakin banyak dukungan keluarga maka
semakin sedikit konflik.
iii. Kepuasan kerja, semakin tinggi kepuasan kerja maka konflik yang
dirasakan semakin sedikit. iv.
Marital and life satisfaction, ada asumsi bahwa wanita bekerja memiliki konsekuensi yang negatif terhadap pernikahannya.
v. Size of firm, yaitu banyaknya pekerja dalam perusahaan mungkin saja
mempengaruhi konflik peran ganda seseorang.
B. Shift Kerja