103
IV.1.4 Negara Khilafah dan Negara Saat Ini
Khilafah adalah sebutan untuk sistem pemerintahan Islam. Istilah khalifah pertama kali digunakan untuk sebutan pemimpin agama dan politik adalah pada
masa empat sahabat nabi atau yang dikenal dengan masa Khulafa Ur–Rasyidin. Khlifah adalah orang yang dipilih oleh rakyat bai’at sebagi pemimpin
untuk menjalankan pemerintahan sesuai dengan syariat. Otoritas seorang khalifah adalah terletak dibawah syariat sebagai sebuah aturan hidup yang Ilahiah.
Latar belakang timbulnya gerakan fundamentalis Islam termasuk gerakan yang berorientasi pada penegakkan negara khilafah, secara mendasar lebih
disebabkan oleh bentuk kekecewaan terhadap kegagalan sistem yang ada sekarang. Seperti yang dituliskan oleh Afdlal dkk dalam bukunya Islam dan
Radikalisme di Indonesia, bahwa sebenarnya gerakan seperti ini tidak perlu disikapi secara phobi ataupun apriori, karena pada dasarnya mereka hanya
berusaha untuk memberikan solusi dan jawaban atas permasalahan umat yang ada sekarang.
Hizbut Tahrir menganggap bahwa sitem yang ada saat ini termasuk negara saat ini telah gagal mengadakan kesejahteraan untuk rakyat umat. Hal ini
diakibatkan dari kedaulatan yang dititik beratkan pada manusia, dalam hal ini adalah rakyat sebagi pemegang kedaulatan yang kemudian menyerahkan
kekuasaan kepada segelintir orang yang dianggap representasi dari rakyat. Ini adalah sebuah bentuk kekeliruan yang nyata, sifat manusia yang selalu saja ingin
berkuasa akan semakin tidak terkontrol bila kedaulatan dan kekuasaan diserahkan kepada manusia itu sendiri. Dalam sistem demokrasi rakyat memberikan
kedaulatannya kepada para wakil rakyat dan pemerintah untuk memimpin.
Universitas Sumatera Utara
104 Kemudian kedaulatan tersebut dijalankan dengan sebuah lembaga kekuasaan yang
terbagi tiga. Eksekutif, legeslatif dan Yudikatif. Saat rakyat memilih wakil dan menyerahkan kekuasaan kepada para wakil rakyat, maka tidak ada lagi jaminan
bahwa wakil-wakil tersebut akan menjalankan kedaulatan rakyat dengan baik. Berbeda dengan sistem khilafah, dalam sistem ini tidak perduli siapapun
pemimpinnya khalifahnya yang menjadi kontrol kekuasaan adalah syriat, majelis syura’ dijalankan berdasarkan syariat yang telah jelas dan baku dasar hukumnya
dan tidak bisa di ganggu gugat. Bila pemerintah tidak menjalankan syariat maka wajib digulingkan karena syariat lah yang menjamin kehidupan yang mashlahat
bagi umat. Dinegara sekarang ini pemerintahnya lebih menitik beratkan kesejahteraan
rakyat dari segi pertumbuhan ekonominya dan tidak memfokuskan bagaimana seharusnya kesejahteraan didistribusikan. Pada kenyataannya tingkat pertumbuhan
ekonomi tidaklah serta merta mempengaruhi tingkat kesejahteraan rakyat, hal ini dikarenakan tingakat pertumbuhan ekonomi yang terjadi sekarang ini hanya
terjadi dikalangan segelintir orang perusahaan kapitalis dan tidak didistribusikan secara adil dan merata. Maka tidak aneh bila kita temukan sekarang ini di tengah
tingkat pertumbuhan ekonomi yang meningkat, meningkat pula angka kemiskinan
40
Menurut Hizbut Tahrir, Islam memberikan penyelesaian masalah kemiskinan ini dengan cara yang unik. Intinya, harus ada pola distribusi yang adil.
Secara ekonomi, negara harus memastikan bahwa kegiatan ekonomi baik yang menyangkut produksi, distribusi maupun konsumsi dari barang dan jasa,
.
40
Hizbut Tahrir Indonesia. Manifesto Hizbut tahrir Untuk indonesia.Jakarta HTI Press : 2009 hal 23
Universitas Sumatera Utara
105 berlangsung sesuai dengan ketentuan syariah, dan di dalamnya tidak ada pihak
yang mendzalimi ataupun didzalimi. Karena itu, Islam menetapkan hukum-hukum yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi produksi, industri, pertanian, distribusi,
dan perdagangan, investasi, mata uang, perpajakan, dll, yang memungkinkan setiap orang mempunyai akses untuk mendapatkan kekayaan tanpa merugikan
atau dirugikan oleh orang lain. Selain itu, negara juga menggunakan pola distribusi non ekonomi guna mendistribusikan kekayaan kepada pihak-pihak yang
secara ekonomi tetap belum mendapatkan kekayaan, melalui instrumen seperti zakat, shadaqah, hibah dan pemberian negara. Dengan cara ini, pihak yang secara
ekonomi tertinggal tidak semakin tersisihkan.
41
Banyak sekali kelemahan yang bisa digunakan untuk menjatuhkan atau mengkliam bahwa sistem sekarang ini telah gagal memberikan kemaslahatan,
namun suatu hal yang sangat menarik yang bisa kita lihat dari perjuangan Hizbut Tahrir dalam menegakkan negara khilafah. Penegakan khilafah secara langsung
tentunya akan merongrong eksistensi Indonesia sebagai sebuah bentuk negara nasional. Tentunya hal ini dikarenakan konsep khilafah yang di usung Hizbut
Tahrir bertolak belakang dengan konsep nasionalisme. Ditengah rasa nasionalisme yang kian menipis dikalangan rakyat Indonesia, doktrin penegakkan khilafah
tentunya semakin memudarkan rasa nasionalisme.
41
Abdul Qadim Zallum.Sistem Ekonomi Negara Khilafah. Jakarta. HTI Press: 2009 hal 231
Universitas Sumatera Utara
106
IV.1.5. Kedaulatan dan Kekuasaan khilafah