Iman dan Khilafah 1 Pengertian dan defenisi Khilafah

100 kadarnya hanya bersifat membolehkan, yang tentu saja berbeda halnya dengan kelompok konservatifOrganik Tradisional yang mewajibkan adanya khilafah. Kesimpulannya antara kelompok ini masih mempunyai titik temu dalam hal pandangannya tentang seberapa penting mendirikan negara khilafah. Kalau kelompok moderat membolehkan konsep negara khilafah sedangkan kelompok konservatifOrganik Tradisional mewajibkan berdirinya khilafah.

IV.1.3. Iman dan Khilafah

Penerapan sistem khilafah adalah berdasarkan keImanan, hal ini berdasarkan pada argumen Hizbut Tahrir tentang Islam sebagai sebuah Ideologi. Yang Kemudian tentunya mengarah kepada sebuah sistem politik yakni negara khilafah. berdasarkan penelusuran yang telah penulis lakukan dalam literatur pokoknya, hizbut Tahrir mengemukakan tenatang dasar pemikirannya mengenai pandangan hidup seorang muslim. Sebelum seseorang meyakini Islam sebagai sebuah Ideologi maka terlebih dahulu haruslah membenahi cara pandangnya tentang masalah pokok kehidupan. Bangkitnya manusia tergantung pada pemikirannya tentang manusia, hidup, alam semesta dan sesuatu yang ada seselumnya. Untuk mengubah seseorang dalam memandang permasalan dunia maka mafahim persepsinya harus di ubah terlebih dahulu. Satu satunya jalan untuk mengubah persepsi adalah dengan mewujudkan suatu pemikiran tentang kehidupan dunia sehingga dapat terwujud suatu persepsi yang benar. Namun, pemikiran seperti ini tidak akan melekat erat dan memberikan hasil yang berarti, kecuali apabila terbentuk dalam dirinya pemikiran tentang alam Universitas Sumatera Utara 101 semesta, manusia, dan hidup, tentang Zat yang ada sebelum kehidupan dunia dan apa yang ada sesudahnya, disamping juga keterkaitan kehidupan dunia dengan Zat yang ada sebelumnya dan apa yang ada sesudahnya. Semua itu dapat dicapai dengan memberikan kepada manusia pemikiran menyeluruh dan sempurna tentang apa yang ada di balik ketiga unsur utama tadi. Sebab, pemikiran menyeluruh dan sempurna semacam ini merupakan landasan berpikir alqa’idah al-fikriyah yang melahirkan seluruh pemikiran cabang tentang kehidupan dunia. Memberikan pemikiran menyeluruh mengenai ketiga unsur tadi, merupakan solusi fundamental pada diri manusia. Apabila solusi fundamental ini teruraikan, maka terurailah berbagai masalah lainnya. Sebab, seluruh problematika kehidupan pada dasarnya merupakan cabang dari problematika pokok tadi. Namun demikian, pemecahan itu tidak akan mengantarkan kita pada kebangkitan yang benar, kecuali jika pemecahan itu sendiri adalah benar, yaitu sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal, dan memberikan ketenangan hati 39 Hal yang sesuai dengan fitrah manusia yang dimaksudkan itu adalah akidah, yakni pemahaman dan keyakinan terhadap keberadaan Tuhan dibalik kehidupan manusia dan alam semesta. Dalam Islam akidah secara utuh diyakini sebagi seperangkat keyakinan dan keimanan yakni: Iman kepada Allah, malaikat, KitabNya, Rasulnya, Qadha dan Qadar serta Hari akhirat. Keimanan dan keyakinan ini yang memang nampaknya tidak dapat dipahami oleh nalar semua orang. Faktor keImanan ini jugalah yang kemudian melandasi setiap sendi kehidupan Umat Islam. Dalam hal ini tentunya apa yang diperjuangkan oleh . 39 Taqiyyudin an-Nabani. Peraturan Hidup dalam Islam. Jakarta: HTI Press 2001 hal 9 Universitas Sumatera Utara 102 Hizbut tahrir dalam menegakkan Khilafah adalah berdasarkan faktor keImanan ini. Tentunya hal ini sangat berbeda dengan paham sekuler, yang mempunyai dasar pemikiran bahwa manusia mampu menyelesaikan problematika hidupnya dan juga membentuk Ideologi berdasarkan akal dan fikiran manusia semata. Dalam keyakinan Islam yang dipaparkan oleh Hizbut Tahrir, yang menjadi sentral pemikirannya tentang hidup adalah Tuhan yang berada dibalik semuanya, sedangkan dalam pemikiran sekuler manusialah yang menjadi sentral dan yang menentukan arah hidupnya sendiri. Namun yang kemudian menjadi masalah adalah beragamnya keyakinan yang dimiliki oleh tiap manusia. Tentunya tidak semua orang bisa menerima keyakinan seperti itu, misalnya saja kita dapat mengamati banyak ide-ide besar yang lahir dari barat dan menjadi sebuah ideologi. Jika kita melihat dari tengah, baik pemeikiran Barat maupun Islam, tidak satu yang dapat memaksakan siapapun juga untuk mengikuti, tidak mengikuti, mengadobsi atau tidak mengadobsi suatu nilai dari manapun itu berasal. Bahkan ketika terjadi pertutakaran ilmu pengetahuan antara Barat dan Islam ternyata banayk sekali menghasil sebuah pengetahuan yang hebat. Artinya sangat sempit sekali bila ada pemikiran suatu kelompok yang menutup diri dari pengaruh manapun, karena dari proses saling mempengaruhi inilah akan mengahasil sebuah sinergi budaya yang lebih maju. Sesungguhnya keimanan adalah hal yang sangat personal dan tidak mungkin nalar keimanan yang kita miliki harus kita paksakan kepada orang lain. Universitas Sumatera Utara 103

IV.1.4 Negara Khilafah dan Negara Saat Ini