106
IV.1.5. Kedaulatan dan Kekuasaan khilafah
Hal yang menjadi benturan konsepsi khilafah adalah demokrasi, dimana perdebatan muncul secara mendasar dalam hal letak kedaulatan negara. Bila
dalam demokrasi kedaulatan ditangan rakyat maka dalam konsep khilafah kedaulatan berada ditangan Allah dan dijalan sesuai dengan syariat ataupun
ketentuan Allah berdasarkan Al-Qur’an, Hadis dan Ijtihad. Berbeda dengan konsep demokrasi yang mengenal istilah pembagian kekeuasaan Trias Politica,
dalam konsep negar khilafah walaupun kedaulatan berada pada Syari’at, kekuasaan tetaplah terletak di tangan rakyat umat rakyatlah yang berkuasa untuk
memilih dan membai’at seorang khlifah untuk menjalankan negara sesuai dengan garis kedaulatan yakni syari’at. Jadi bila Khalifah melenceng dalam menjalankan
kedaulatannya Rakyat lah yang berkuasa untuk menurunkan atapun memecat khalifah. Namun sebaliknya bila khlalifah benar-benar menjalankan syariat maka
seluruh umat berkewajiban untuk taat.
IV.1.6.Kontrol Terhadap Kekuasaan
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa kekuasan dalam konsep negara khilafah adalah terletakdi tangan rakyat, namun bagaimanakah
mekanismenya? Seperti halnya dinegara madinah mungkin bentuk negara ini masih dalam bentuk negara kota sehingga meudahkan rakyat sebagai pemegang
kekuasaan secara langsung mengontrol pemimpin. Namun sesjalan dengan perkembangannya ternyata padaq masa periode-periode berikutnya mulai di
bentuk majelis syura’ yang kemudian menjadi representasi rakyat. Majelis syura berisi orang-orang yang dianggap memang mewakili tiap elemen dalam
Universitas Sumatera Utara
107 masyarakat dan selain itu anggota majelis syura’ bukanlah sembarang orang yang
dipilih. Melainkan yang memiliki kriteria tertentu yangdi tetapkan berdqasarkan syariat. Secara umum anggota majelis syura’ memang harus benar-benar
representatif dan memiliki kapabilitas dalam melakukan Ijtihad. Dalam konsepsi negara khilafah tentu saj atidak mengabaikan hak-hak waraga non-muslim. Dalam
sistem ini orang-orang non-muslim juga diberikan hak untuk ikut dal majelis syura. Hal ini membuktikan bahwa Islam tidak berbuat semena-mena terhadap
golongan non-muslim. Daya kontrol yang dimiliki majelis syurra adalah berdasarkan syari’at.
Artinya yang menjadi patokan penilaian benar tidaknya kebijakan khalifah adalah syariat. Majelis Syura’ berfungsi untuk mengawasi apakah khalifah berjalan
sesuai garis syarit atau tidak. Khlifah juga berhak meminta pertimbangan dan nasehat dalam menjalankan syariat kepada Majelis Syura’.
Dari semua sitem secara keseluruhan, sistem khilafah memang menitik beratkan aturan, landasan dan kedaulatanNya pada Syari’at aturan Allah. Umat
memiliki kekuasaan untuk mengangkat Khalifah yang menjalankan kedaulatan Tuhan berdasarkan syariat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kedaulatan
berada di tangan Tuhan dan kekuasaan berada di tangan umat. Kedudukan khalifah dapat digulingkan oleh umat bila ia tidak menjalankan syariat, namun
bila khalifah menjalankan hukum negara berdasarkan syari’at hukum syara’ maka umat wajib mematuhi Khlaifah.
Universitas Sumatera Utara
108
PENUTUP IV.2 KESIMPULAN DAN SARAN