Kedudukan Konsep Khilafah dalam Islam.

96

IV.1.2 Kedudukan Konsep Khilafah dalam Islam.

Sebelum kita menempatkan konsep khilafah sebagai sebuah konsepsi negara Islam maka terlebih dahulu kita pahami dan melurus perdebatan antara kelompok sekuler yang menentang peran Islam dalam politik dengan kelompuok konservatif yang mempercayai bahwa Islam adalah agama yang tidak hanya mengatur permasalahan agama tetapi juga mngatur bebagai aspek kehidupan lainnya. Bila kita cermati kendatipun antara kelompok konservatif dan moderat memiliki pemikiran dan pemahaman yang berbeda terhadap Islam dan Politik namun perbedaan itu tidaklah ekstrim. Dengan kata lain kelompok modernis tidak secara frontal berbenturan antar keduanya. Benturan yang cukup keras terjadi antara kelompok sekuler dengan kelompok konservatiftradisionalis. Dimana kelompok sekuler menegaskan pemisahan antara usrusan agama dengan urusan negara politik. Mereka berpandangan bahwa Islam tidak berbeda dengan agama lainnya yang hanya mengatur urusan agama tidak mengatur urusan politik. Dalam bukunya yang terkenal Al- Islam wa Usul a- Hukm Seikh Abdur Raziq berusaha untuk membenarkan pemisahan agama dari otoritas politik berdasarkan bukti- butik agama. Dia berpendapat bahwa Nabi Muhammad Saw tidak bermaksud mendirikan sebuah negara politik di madinah dan bahwa Islam tidak mendukung suatu sitem sosial tertentu. Tentunya penegasan ini bertentangan dengan kepercayaan Tradisional konservatif yang menekankan bahwa Hijrah ke madinah menjadi permulaan aktivitas politik nabi dan realisasi pemerintahan Islam. Abdul al-Raziq berpendapat bahwa Nabi hanyalah membawa misi suci agama, beliau tidak Universitas Sumatera Utara 97 mempunyai sebuah pemerintahan ataupun tidak ada usaha beliau untuk mendirikan kerajaan dalam arti politik dan sebagainya. Kekuasaan Nabi lebih bersigfat sakral, sehingga beliau dapat menyampaikan wahyu Ilahi. Beliau sama sekali tidak mendapatkan mandat sebagai seorang sultan untuk memimpin secara politik. Namun bertolak belakang dengan pendapat Abdul al- Raziq, terdapat banyak bukti-bukti sejarah yang jelas yang menunjukkan peran nabi baik sebagi pemimpin politik maupun agama. Seperti halnya yang Anthony Black yang mendukung pendapat bahwa Nabi bukan hanya membentuk identitas baru dengan menggantikan adat-istiadat kesukuan yag kuno. Menurutnya beliau melaksanakan kekuasaan politik dan juga spiritual dan kebudayaan. Black Menulis: Dengan membongkar konfederasi-konfederasi kesukuan beliau bertujan untuk membangun suatu masyarakat yang baru yang didorong oleh misi-misi moral beliau sendiri. Judaisme telah mengajarkan hukum etnik yang menyeluruh. Sedangkan agama kristen telah mengajarkan persaudaraan spiritual yang universal. Tapi keduanya tidak serius menanggulangi problem kekuasaan militer dan otoritas politik. Keduanya telah mnerima hidup dibawah peraturan asing dari pemerintahan-pemerintahan pagan. Muhammad telah mengajarkan persaudaraan spiritual, plus hukum yang menyeluruh dan kontrol politik universal yang harus di capai. 35 35 Ahamad Vaezi .Agama Politik. Jakarta: Citra. 2006 hal18 Universitas Sumatera Utara 98 Selain itu argumen Abdul al-Raziq yang menyatakan bahwa Muhammad hanya mempunyai peran sebagai seorang Rasul dan mengunkann ayat-ayat Al- Quran untuk mendukung argumennya. Namun ternyata semua ayat-ayat suci yang dipergunakan abdul al-Raziq bersifat Relatif Restriction Pembatasan Relatif. Ayat-ayat suci tersebut hanya menekankan bahwa Nabi tidak bertanggung jawab kepada mereka yang tidak percaya akan panggilan wahyuNya. Tentu saja Muhammad sebagai seorang manusia mempunyai kapasitas dan tugas-tugas lain. Oleh karena itu penekanan pada satu isu dalam suatu konteks yang spesifik tidak menihilkan tugas-tugas atau karakteristik lain 36 Maka dapat kita lihat bahwa pemikiran Sekuler yang beranggapan seperti di atas ini tidak memiliki dasar yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa Islam hanyalah sebuah agama yang hanya mengatur urusan spiritual dan hubungan antara manusia dan Tuhan saja. Bahkan bila kita cermati kelompok moderat modernis, walaupun mereka memiliki anggapan bahwa Islam hanya mengatur prinsip-prinsip dasar politik dan pemerintahan dan beranggapan bahwa adanya kebebasan menggunakan sistem apapun, akan tetapi mereka meyakini bahwa tetap ada korelasi Islamagama dengan politik. . Untuk meng-counter pendapat kelompok sekuler diatas berikut adalah kutipan pendapat dari beberapa orientalis tentang hal ini. Dr. V. Fitzgerald Berkata 37 36 ahmad vaezi Ibid,. hal 22 “Islam buikanlah semata agama religion, namun juga merupakan suatu sispem plitik political system. Meskipun pada dekade- dekade terakhir ada beberapa kalangan dari umat Islam yang mengklaim sebagi kalangan modernis, yang berusaha memisahkan kedua sisi itu, namun seluruh 37 DR. Dhiauddin Rais.kutipan dari buku Muhammedan Law op. , cit hal 5 Universitas Sumatera Utara 99 gugusan pemikiran Islam dibangun di atas fundamen bahwa kedua sisi itu saling bergandengan dengan selaras dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.” Prof. Gibb berkata 38 Maka beranjak dari pembahasan ini kita dapat melihat bahwa Islam adalah agama yang paripurna. Sehingga tidak perlu diperdebatkan lagi tentang “Apakah Islam juga mengatur urusan politik?” kesempurnaan Islam terlihat dari aturan- aturannya tenang permasalah hidup sosial, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Perdebatan yang masi tersisi adalah mengenai bentuk pemerintahan. bagaimanakah bentuk pemerintahan yang sesuai dengan Islam itu? , “ Dengan demikian jelaslah bahwa Islam bukanlah hanya sekedar kepercayaan agama individual, namun ia meniscayakan berdirinya suatu bangunan masyarakat yag independen. Ia mempunyai metode tersendiri dalam sitem kepemerintahan, perundang-undangan dan institusi. Untuk meluruskan perdebatan ini penulis mencoba menggunakan kacamata kelompok moderat. Sebagaimana telah dipaparkan di atas bagaimana cara mereka melihat hubungan antara agama dan politik. Kelompok moderat memiliki pemikiran bahwa Islam tidak mengatur secara rinci tentang sebuah konsep politik dalam teks suci Al-Qur’an namun kelompok ini percaya bahwa Islam memiliki prinsip-prinsip dasar moral akhlak yang harus diterapkan pemeluknya baik dalam sistem apaun. Kelompok ini menegaskan bahwa adanya kebebasan menggunakan sistemkonsep apapun namun disesuaikan dengan nilai- nilai dan prinsip keIslaman. Yang ingin ditekankan oleh penulis adalah premis kebebasan Menggunakan konsep apapun yang artinya bahwa kelompok ini tindak menentang penggunaan konsepsi apapun termasuk konsep khilafah, hanya saja 38 DR. Dhiauddin Rais kutipan dari buku Muhammedanism Ibid., hal 6 Universitas Sumatera Utara 100 kadarnya hanya bersifat membolehkan, yang tentu saja berbeda halnya dengan kelompok konservatifOrganik Tradisional yang mewajibkan adanya khilafah. Kesimpulannya antara kelompok ini masih mempunyai titik temu dalam hal pandangannya tentang seberapa penting mendirikan negara khilafah. Kalau kelompok moderat membolehkan konsep negara khilafah sedangkan kelompok konservatifOrganik Tradisional mewajibkan berdirinya khilafah.

IV.1.3. Iman dan Khilafah