Sistematika Penulisan Bab I: Pendahuluan

42

I.8 Sistematika Penulisan Bab I: Pendahuluan

Pada bagian ini penulis menuangkan semua hal yang terkait dengan latar belakang dan alasan diangkatnya tema dan judul ini sebagai sebuah karya ilmiah Skripsi. Selain itu Penulis juga memberikan gambaran umum tentang bagaimanakah tulisan ini akan di buat. Begitu dengan konsep dasar pemikiran tentang negara, demokrasi dan ideologi yang bertujuan untuk menjadi landasan dalam kajian pada bab berikutnya. Secara mekanisme semua tersusun dalam sub kajian berikut : Latar Belakang Masalah , Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Manfaat dan Tujuan Penelitian, Landasan Teori, dan Metode Penelitian.

Bab II: Profil Hizbut Tahrir Indonesia

Pada Bab ini, penulis akan memaparkan tentang Profil Hizbut Tahrir Indonesia, baik secara historis, maupun semua Informasi aktual tentang Hizbut Tahrir Indonesia.

Bab III: Konsepsi dan Struktur Negara Khilafah

Pada Bab ini penulis menyajikan bagaimana struktur dan konsep negara khilafah menurut Hizbut Tahrir, yang didapat dari sumber baku yang dimiliki oleh Hizbut Tahrir secara terperinci.

Bab IV : ANALISIS, KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan mamparkan pemahan tentang konsep negara khilafah berikut dengan analisis seputar prinsip dan nilai-nilai negara khilafah serta karakteristiknya. Universitas Sumatera Utara 43

BAB II II.1 Profil Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir didirikan pada tahun 1953 M1372 H oleh Syaikh Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani, seorang ulama yang mencapai derajat mujtahid mutlak, seorang hakim qadhi pada Mahkamah Banding di al-Quds, serta seorang politisi ulung. Beliau berasal dari sebuah “keluarga ilmu”, karena kedua orang tua beliau adalah ahli syariah Islam faqih. Selain itu, kakek buyut beliau, yakni Syaikh Yusuf bin Hasan bin Muhamad an-Nabhani as-Syafi’iy, Abu Mahasin, adalah seorang ulama, penyair dan salah seorang hakim pada masa Daulah Khilafah 20 . Setelah Syaikh an-Nabhani wafat pada tahun 1977 M1396 H, kedudukan beliu digantikan oleh Syaikh Abdul Qadim Yusuf Zallum, salah seorang yang telah membantu dakwah beliau sejak Hizb berdiri. Atas taufik Allah SWT, Syaikh Abdul Qadim Zallum berhasil mengembangkan Hizb, sehingga ribuan orang menjadi anggota dan pengemban pemikirannya, sedangkan jutaan orang lainnya menjadi pendukungnya. Di bawah kepemimpinan amir Hizb yang kedua ini, Hizbut Tahrir mampu berjuang di berbagai negeri Muslim, yakni di lebih dari 40 negara, dan menjadi partai terbesar di dunia yang memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah. 20 http:hizbut-tahrir.or.idtentang-kami Universitas Sumatera Utara 44 Amir Hizbut Tahrir yang sekarang, Syaikh Atha Abu Rusythah, menjabat sejak tahun 2003 M1424 H. Beliau adalah seorang insinyur dan aktivis Hizbut Tahrir sejak masih sangat muda. Beliau pernah menjadi pembantu Syaikh Abdul Qadim Zallum, dan menjadi juru bicara Hizbut Tahrir di Yordania. Syaikh Atha’ Abu Rusythah pernah beberapa kali dipenjara oleh penguasa-penguasa dzalim di sana, sehingga dinyatakan oleh organisasi Amnesti International sebagai “tahanan nurani”. Meskipun Hizbut Tahrir tidak menceburkan diri dalam sistem politik yang ada sesungguhnya mereka tetap menyatakan bahwa HTI adalah sebuah partai politik yang berideologi Islam. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh HTI tentunya berkaitan erat dengan politik, bahkan dalam aktivitas dakwah yang dijalankannya Hti kerap memberi kan pencerarahan bagi umat Islam dalam hal pandangan politik yang berideologikan Islam karena Islam adalah ideologinya maka seruan untuk menegakkan Islam secara kafaah merupakn inti dari dakwah yang diembannya. Hizbut Tahrir merupakan organisasi politik, bukan organisasi kerohanian seperti tarekat, bukan lembaga ilmiah seperti lembaga studi agama atau badan penelitian, bukan lembaga pendidikan akademis, dan bukan pula lembaga sosial yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Ide-ide Islam menjadi jiwa, inti, dan sekaligus rahasia kelangsungan kelompoknya Hizbut Tahrir kini telah berkembang ke seluruh negara Arab di Timur Tengah, termasuk di Afrika seperti Mesir, Libya, Sudan dan Aljazair. Juga ke Turki, Inggris, Perancis, Jerman, Austria, Belanda, dan negara-negara Eropah lainnya hingga ke Amerika Serikat, Rusia, Uzbekistan, Tajikistan, Kirgistan, Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan Australia. Universitas Sumatera Utara 45

II.2 Latar Belakang Berdirinya Hizbut Tahrir