xiv
perikatan tersebut tidak mengandung unsur janji. Seseorang tidak dapat dikatakan berjanji hal sesuatu, apabila sesuatu kewajiban dikenakan kepadanya oleh undang-
undang belaka atau dalam hal perbuatan melawan hukum secara bertentangan langsung dengan kemauannya. Dalam hal ini penulis akan mem-fokuskan diri
pada perikatan yang bersumberkan pada persetujuan atau perjanjian.
2. Pengertian Agen
Berbagai istilah untuk keagenan didapatkan dalam praktek, misalnya terdapat istilah Autthorized Agent, Sole Agent, Exclusive Agent dan sebagainya.
Dari istilah tersebut yang lebih lazim dipakai dalam praktek adalah istilah Sole Agent yang dalam bahasa Indonesia disebut Agent Tunggal yang sering pula
disebut pihak perantara.
8
Adapun pengertian agen dalam kegaitan bisnis ini biasanya diartikan sebagai suatu hubungan hukum dimana sesorangpihak agen diberi kuasa bertindak
untuk dan atas nama orangpihak prinsipal untuk melaksanakan transaksi bisnis dengan pihak lain.
9
Menurut Muhammad Agen perusahaan adalah orang yang mewakilkan pengusaha untuk mengadakan dan melaksanakan perjanjian dengan
pihak ketiga atas nama pengusaha.
10
8
Munir Fuady, 1997, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal. 152.
9
Richard Burton Simatupang, 1996, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 67.
10
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal. 29.
Sedangkan menurut Encyclopedia Dictionary Of Business Prentice Hall Inc Englewood, New York agen adalah “orangpihak
yang menerima kuasa untuk dapat bertindak atas nama pemberi kuasa”.
xv
Mencermati defenisi tersebut, dapat dikatakan bahwa agen adalah seorang atau badan yang usahanya menjadi perantara, dia bertindak atas nama pemberi
kuasa bukan bertindak atas namanya sendiri. Sehingga dalam keagenan terdapat 3 pihak yaitu :
a. Yang member perintahkuasa untuk melakukan perbuatan hukum disebut prinsipal
b. Yang diberi perintahmenerima kuasa untuk melakukan perbuatan hukum disebut agen
c. Yang dihubungi oleh agen dengan siapa transaksi diselenggarakan, disebut pihak ketiga.
Oleh karena agen bertindak atas nama prinsipal maka agen tidak melakukan pembelian dari prinsipal. Perbuatan apa saja yang harus dilakukan oleh
agen untuk prinsipalnya, diatur dalam perjanjian keagenan yang dibuat oleh agen dan prinsipal.
3. Jenis-Jenis Agen
Menurut Munir Fuady dalam bukunya yang berjudul Hukum Bisnis dalam Teori dan praktek, bahwa dalam praktek perdagangan ada 2 macam keagenan,
yaitu : a. Agen institusional
Agen institusional adalah seorang atau sebuah perusahaan yang memang bertugas semata-mata untuk menjadi agen dari pihak lain, misalnya suatu
perusahaan nasional menjadi agen dari perusahaan asing untuk memasarkan produk-produk perusahaan asing di dalam negeri. Agen
institusional yang lain adalah agen saham di pasar modal, atau yang lebih popular disebut “pialang”, agen penjualan tiket pesawat atau kapal laut.
b. Agen insidental
xvi
Yang dimaksud dengan agen insidental adalah agen yang semata-mata bertugas atau mempunyai bisnis yang tidak semata-mata di bidang
keagenan. Misalnya, dalam hal adanya suatu sindikasi kredit diantara beberapa bank yang ditunjuk sebuah bank untuk menjadi agen sindikasi
in casu agen insidental yang akan mewakili dan bertindak untuk dan atas nama seluruh bank anggota sindikasi.
11
F. Metodologi Penulisan