Jurnalisme Investigasi Investigative Reporting
21
saja sumber itu, berapa banyak berita dan sumber ekslusif yang pernah ditembusnya.
Tim investigasi umumnya memiliki bakat tertentu dalam hal penyelidikan, yakni gabungan antara jurnalis dan petualang mempunyai karakter tidak mudah
putus asa, selalu ingin tahu, dan yang terpenting ia adalah seorang penyidik.Reportase tertuju pada penelusuran dan penemuan sesuatu yang
dianggap tertutup.Arah kerjanya liputannya menjadi arah kegiatan, bagaimana para pencari info mendapatkan informasi yang dibutuhkan, bagaimana dan
dimana informasi dapat dievaluasi.Pada titik ini, kegiatan reportasenya terlibat dengan upaya yang berbahaya, dikarenakan upaya menembus pengaturan yang
sengaja ditutup-tutupi.
13
Jadi Jurnalisme investigasi bisa disebut juga sebagai sebuah metode peliputan untuk menyibak kebenaran suatu kasus atau peristiwa.
Jurnalisme investigasi juga merupakan upaya mencari dan mengumpulkan data, informasi dan temuan lainnya untuk mengetahui kebenaran atau bahkan kesalahan
sebuah fakta.
b Cara Jurnalis Investigasi Menggali Informasi dan Memberitakan dari
Data dan Narasumber.
Dalam membuat berita diperlukan kepandaian untuk menggali data yang bisa diambil dari sumber berita.Untuk mendapatkan berita yang bagus, data
harus diperoleh dari bahan-bahan yang serba prima. Artinya, bahan berita yang diperoleh harus dari kejadian atau peristiwa yang mempunyai nilai tinggi news
value jika bahan berita dihasilkan dari sumber yang rendah, hasilnya akan melahirkan penyajian berita bermutu rendah.
13
Ibid, h. 136
22
Berita harus dibuat dalam bentuk sederhana, lugas, langsung, namun kaya akan data Berita harus mendapatkan dukungan otentik, kejelasan dan segala
hal yang diperkuat “authority”. Misalnya, isu bisa dibuat berita, asal ada “authority” yang menanggapinya.Contohnya, ada isu yang ditanggapi oleh bupati,
ulama, atau lembaga lainnya.Tetapi jangan sampai isu tersebut diracuni dengan opini diri sendiri.
Berita-berita yang berdasarkan investigasi ini sering disebut dengan istilah berita eksklusif.Artinya, berita tersebut jarang terjadi, tetapi kejadian itu
pada akhirnya diketahui orang banyak.Misalnya seorang pejabat memberikan keterangan pers pada beberapa orang wartawan tentang kejadian yang jarang
terjadi. Ketika keterangan itu diberikan pada banyak orang dan semua surat kabar memuatnya maka berita itu tidak disebut eksklusif. Hanya kejadian atau
peristiwanya yang memang eksklusif.Tetapi jika kemudian ada seorang wartawan yang mengembangkan berita tersebut dengan melakukan penelitian sendiri untuk
melengkapi informasi dari pejabat itu, maka berita yang dihasilkan menjadi berita yang eksklusif. Dalam menggali berita untuk mendapatkan sumber berita yang
valid data dapat diperoleh dengan cara menggali data dari berbagai pihak dengan melakukan penelitian sendiri.
14
Data juga bisa bersumber dari pembicaraan hangat yang sedang dibicarakan masyarakat, internet, maupun riset.
Dalam proses kerja investigative reporting dipakai beberapa langkah dan penekanan yang membedakannya dengan liputan regular. Secara umum ada
14
Drs Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2000, h. 52-53.
23
beberapa teknik yang biasanya dipakai seorang investigator dalam mengumpulkan data yaitu:
1. Pertama ialah menangkap informasi awal. Biasanya diperoleh dari jaringan yang memang sudah terbangun dan dibina. Dengan dokumen
informasi kita menemukan latar belakang masalah. 2. Kedua, mencari data sekunder, yakni data hasil riset tentang isu yang
sedang kita garap. Bisa melalui media yang pernah lebih dulu menulisnya, atau dari sumber-sumber tak resmi.
3. Ketiga ialah mengontak sumber pendukung. Semakin banyak sumber pendukung yang kita temui, semakin baik karena informasi awal bisa
teruji. 4. Keempat ialah riset literatur. Cara paling mudah dan efisien ialah dengan
mengakses internet. Riset literature sangat penting terutama untuk mengetahui fenomena kasus serupa. Setelah permasalahan dipahami
barulah melakukan maping atau pemetaan persoalan. Hal ini untuk melakukan evaluasi dan melengkapi informasi dari semua orang yang
ikut terlibat dalam tim investigasi. Pemetaan itu berisi mengenai pokok persoalan, siapa saja yang terlibat, hubungan mereka satu sama lain, apa
yang sudah jelas dan apa yang masih kurang lengkap. Pemetaan harus dilakukan serinci mungkin. Biasanya begitu peta digelar, muncullah hal-
hal baru yang saling terkait. Kita tinggal memutuskan bagian mana yang akan diselidiki.
24
Dalam menggali data membutuhkan metodologi yang dipakai, diantaranya mencakup penelitian survey, sampel acak random sample, teknik-teknik
mewawancarai sesuatu yang sensitif, dan eksperimen lapangan.
15
Data lain juga bisa diambil dengan menggunakan metode kuantitatif seperti perhitungan statistik
mengukur opini khalayak melalui sebuah poling. Hal ini terkait dengan upaya simplikasi pengukuran aspek sosial kemasyarakatan agar tidak bertele-tele dan
rumit melalui angka-angka dari hasil statistik.
16
Dalam menggali data yang paling besar dan banyak dilakukan adalah dengan melakukan riset. Riset dianggap penting karena mengenalkan reporter ke
dalam bahasa topik yang kompleks, memperkenalkan reporter pada orang-orang yang telah menjadi sumber berita, membantu reporter membuat daftar
pertanyaan.Para reporter menjadi mengenali subjek yang yang hendak di investigasi.Dengan memahaminya, reporter tidak sulit membuat daftar pertanyaan
untuk mengharapkan jawaban dari pelaku atau narasumbernya.Selain itu, riset membantu seorang reporter untuk mendapatkan data dari berbagai bahan artikel
lain, yang memiliki kesamaan topik.Strentz membedakan dua sumber berita yang biasa dilacak wartawan yaitu sumber berita konvensional dan sumber berita non
konvensional. Sumber berita konvensional merupakan sumber informasi yang biasa di
dapat wartawan dari kantor-kantor berita, humas, lembaga sosial yang dihormati masyarakat.Sementara sumber berita non konvensional adalah sumber berita yang
15
Herbert Strentz, Reportase dan Sumber Berita: persengkokolan dan mengemas dan menyesatkan berita Jakarta,1993 PT Gramedia Pustaka Utama, h. 151.
16
Septiawan Santana, Jurnalisme Investigasi Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2003, h. 199.
25
di dapat dari sumber-sumber informasi dari berbagai kelompok minoritas, atau kelompok tersembunyi.
17
Keterkaitan investigative reporting dengan sumber berita non konvensional terletak pada upaya menembus data informasi yang belum
terjelaskan.Sifat investigatif tertuju pada pencarian data atau sumber berita yang terkait dengan soal-soal yang sengaja disembunyikan atau di tutup-tutupi oleh
pihak tertentu. Didalam pencarian data untuk menjadi bahan pemberitaannya, wartawan
investigatif akan menelusurinya melalui berbagai sumber informasi. Sumber informasi atau data wartawan adalah berbagai bahan atau tempat yang menjadi
rujukan wartawan dalam mengembangkan pemberitaan yang meliputi data dari para petugas officials, para pembicara, partisipan daris ebuah kejadian, berbagai
dokumen, catatan, rekaman tape, majalah, film dan buku. Menurut Mencher dalam bukunya yang berjudul News Reporting and Writing,
sumber-sumber pemberitaan pers itu dibagi dalam dua tipe yaitu pertama, sumber yang bersifat fisikal physical source seperti rekaman, dokumen,kertas kerja,
kliping koran. Tipe kedua adalah sumber berita yang bersifat human human source seperti otoritas dan orang-orangyang terlibat dengan sebuah kejadian.
Sumber human memiliki nilai kurang reliable dibanding sumber physical, dikarenakan
oleh kemungkinan
kepentingan untuk
melindungi dan
menyimpangkan amatan serta sering pula menyampaikan sesuatu yang mereka pikir dibutuhkan oleh wartawan bukan materi yang terkait dengan subjek
permasalahan sehingga berkemungkinan untuk menghilangkan data yang amat
17
Ibid. h 217.
26
penting bagi keperluan investigatif. Maka itulah, dalam mempergunakan sumbernya informasi yang bersifat human, para wartawan mesti mendapatkan
orang yang memiliki kualifikasi untuk berbicara, memiliki otoritas terhadap subjek permasalahan, seorang saksi mata, para petugas yang terkait, dan
partisipan yang berhubungan erat dengan topik yang tengah diteliti
18
. Kemampuan yang harus dikuasai oleh reporter investigasi antara lain
teknik wawancara, observasi, undercover, dan cara memperoleh dokumen. Investigator harus memiliki kemampuan multi terhadap semua hal itu. Kunci
wawancara yang baik adalah ketenangan dalam menguasai diri dan materi.Ada sebuah teknik memperoleh informasi yang popular di kalangan intel,
yakni ellicting. Ini merupakan teknik mewawancarai seseorang dengan terlebih dahulu berempati pada orang yang kita wawancara agar mereka merasa aman dan
mau memberikan informasi sejujurnya dengan begitu data dan sumber akan mudah didapat.
Narasumber merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam investigative reporting. Mereka adalah orang yang tidak akan mendapat resiko ketika
memberikan keterangan. Narasumber juga bisa sebagai pelaku dalam materi berita investigatif.Narasumber sangat berkaitan dengan wawancara.Kegiatan wawancara
dalam jurnalisme investigasi menekankan pada upaya yang gigih dari wartawannya untuk dapat menjaring fakta. Tertuju pada jawaban-jawaban yang
bersifat langsung memuat apa yang ditanyakan, dan terkait dengan motivasi memuaskan kebutuhan sensasi khalayak umum. Kegiatan wawancara para ahli
18
Ibid, h. 222.
27
atau narasumber yang mempunyai informasi tergantung pada bentuk materi yang akan disampaikan serta kebutuhan khalayak ramai atas pengkuan narasumber
tesebut. Didalam kegiatan jurnalistik, wawancara memang merupakan salah satu
kegiatan kewartawanan yang sangat penting.Melalui wawancara, wartawan mendapatkan keterangan. Untuk itu, menurut Roy Paul Nelson dalam bukunya
article and features, wawancara dinilai sebagai salah satu bagian dari kerja riset jurnalistik pencarian data dan keterangan yang menuntut kerja keras.
19
Bagi dunia jurnalisme investigasi, setiap melakukan wawancara, wartawan
investigative memerlukan pendekatan dan penanganan yang berbeda pada tiap kasusnya.Setiap individu narasumber yang diwawancara, memiliki segi-segi
personal, kepribadian, dan kejiwaan yang berbeda.Untuk itu, reporter harus bisa menghadapi kriteria yang berbeda tersebut.Dari sumber berita, reporter atau
wartawan harus bisa memperhitungkan kemungkinan terjadinya manipulasi keterangan yang disengaja maupun tidak disengaja disebabkan karena human
eror. Namun demikian setiap pelaporan wawancara mesti mempresentasikan impresi-impresi dari apa yang dikemukakan narasumber, segala perkataan yang
dinyatakannya, dan segala pengertian yang dijelaskannya. Dalam banyak hal, investigative reporting harus menekankan
keberadaan narasumber yang hendak diwawancara sebagai sumber informasi yang sama tiap personalitasnya. Wartawan investigasi harus memberikan perhatian
yang sama pada setiap narasumbernya. Tidak boleh member kekhususan kepada
19
Ibid, h. 252-253.
28
narasumber disebabkan jabatannya. Kepada narasumber yang berkedudukan sebagai khalayak umum pun, ia harus tetap menjaga penghargaan dan
penghormatannya.