Uji Multikolinearitas Pengujian Asumsi Klasik

40

3.8.1.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali 2005, uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel- variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1. Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel indpenden. Jika antar variabel indpenden ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel indpenden tidak berarti bebas dari bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya serta nilai variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel indpenden manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel dependen Universitas Sumatera utara 41 lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. 3.8.1.3 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi heterokedastisitas. Menurut Ghozalli 2011, uji heterokedastisistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melakukan Uji Park. Park mengemukakan metode bahwa variance S 2 merupakan fungsi dari variabel-variabel independen yang dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: σ 2 i = α Xiβ Universitas Sumatera utara 42 persamaan ini dijadikan linier dalam bentuk persamaan logaritma sehingga menjadi : Ln σ 2 i = α + β LnXi + vi Karena S 2 i umumnya tidak diketahui, maka dapat ditaksir dengan menggunakan residual Ut sebagai Proksi, sehingga persamaan menjadi : LnU 2 i = α + β LnXi + vi Uji Park dilakukan dengan melakukan regresi variabel logaritma natural dari kuadrat residual LnU 2 i dengan variabel logaritma natural NPM dan variabel logaritma natural variabel DPS, sehingga persamaan regresi menjadi : LnU2i = b + b 1 LnNPM + b 2 LnDPS Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heterokedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homokedastisitas pada data model empiris tersebut tidak dapat ditolak.

3.8.1.4 Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 39 96

Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public

2 67 71

Analisis Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Per Share Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 35 127

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 33 73

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

1 31 104

Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 9 12

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE, RETURN ON EQUITY DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA SAHAM STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN BUMN YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2008-2011.

0 0 122

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham 2.1.1 Pengertian Saham - Analisis Pengaruh Net Profit Margin dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Net Profit Margin dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011

0 0 8

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE, RETURN ON EQUITY DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA SAHAM STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN BUMN YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2008-2011

0 0 25