UU No. 4 Tahun 1997 dan Perda No. 2 Tahun 2008

commit to user 32

2. UU No. 4 Tahun 1997 dan Perda No. 2 Tahun 2008

UU No. 4 Tahun 1997 Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang terdiri dari: penyandang cacat fisik; penyandang cacat mental; penyandang cacat fisik dan mental. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial penyandang cacat berazaskan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, manfaat, kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam peri kehidupan, hukum, kemandirian, dan ilmu pengetahuan dan teknologi Bab II Landasan, Asas, dan Tujuan Pasal 2. Pada Bab III mengenai Hak dan Kewajiban pasal 6, Setiap penyandang cacat berhak memperoleh: 1. Pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. 2. Pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya. 3. Perlakuan yang sama untuk berperan dalam pembangunan dan menikmati hasil-hasilnya. 4. Aksesibilitas dalam rangka kemandiriannya. commit to user 33 5. Rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial dan, 6. Hak yang sama untuk menumbuhkembangkan bakat, kemampuan dan kehidupan sosialnya terutama bagi penyandang cacat anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Kemudian pada Pasal 7 menjelaskan tentang: 1. Setiap penyandang cacat mempunyai kewajiban yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis dan derajat kecacatannya, pendidikan dan kemampuan. Dalam hal kesamaan kesempatan dalam pekerjaan seperti yang dijelaskan pada pasal 14 bahwa “Perusahaan Negara dan swasta memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada penyandang cacat dengan mempekerjakan penyandang cacat di perusahaannya sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya, pendidikan dan kemampuannya yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah karyawan dan atau kualifikasi. Dalam penjelasan dijelaskan Untuk setiap 100 karyawan pada Perusahaan Negara BUMN dan BUMD dan Perusahaan Swasta termasuk didalamnya koperasi harus ada 1 pekerja penyandang cacat. Untuk perusahaaan yang menggunakan teknologi tinggi harus commit to user 34 mempekerjakan sekurang-kurangnya 1 orang penyandang cacat yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi pekerjaan yang bersangkutan walaupun jumlah karyawannya kurang dari seratus 100 orang. Perlakuan yang sama diartikan perlakuan yang tidak diskriminatif termasuk didalamnya kesamaan pengupahan untuk pekerjaan dan jabatan yang sama ”. Perda Kota Surakarta No. 2 Tahun 2008 tentang Kesetaraan Difabel Sejak berlakunya Undang-undang pemerintah daerah di era reformasi yang dimaksudkan pendobrak keadaan sebelumnya yang sentralistik, sehingga penyelenggaraan pemerintahan di era ini lebih menampakkan keadaan yang demokratik partisipatif. Lahirnya Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai tujuan demokrasi dan kesejahteraan. Namun, dari pelaksanaan peraturan perundang-undangan pemerintahan daerah tersebut, tujuan filosofis demokrasi dan kesejahteraan belum menampakkan hasil yang signifikan Murtir Jeddawi, 2008 : 6. Salah satu bentuk konkrit dari kebijakan publik yang dikeluarkan oleh kepala daerah adalah Peraturan Daerah Perda. Perda merupakan kebijakan publik yang dibuat atas kerjasama antara kepala daerah dengan DPRD untuk menanggapi commit to user 35 permasalahan yang muncul dalam masyarakat. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Perda adalah Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang kesetaraan difabel yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Surakarta yaitu kerjasama antara kepala daerah dengan DPRD Surakarta dalam rangka pelaksanaan pemenuhan hak bagi penyandang cacat atau difabel untuk memperoleh kesempatan kerja. Kesetaraan Difabel dilakukan berdasarkan : a. Azaz Kepastian Hukum. b. Azas Keadilan c. Azas Kemandirian d. Azas Kesetaraan e. Azas Keterbukaan f. Azas Kemanfaatan g. Azas Penghormatan Hak Azasi Manusia Kesetaraan difabel bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan sosial difabel dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 4 Kesetaraan difabel diarahkan untuk mencapai sasaran sekurang-kurangnya mendapatkan : a. Pelayanan pendidikan commit to user 36 b. Pelayanan kesehatan c. Kesempatan berperan serta dalam pembangunan daerah d. Bantuan sosial dan hak-hak ketenagakerjaan Kesempatan kerja merupakan bagian dari pelayanan hak- hak difabel oleh pemerintah daerah, yang pada prinsipnya untuk mewujudkan hak-hak yang terkait dengan pemenuhan, perlindungan dan pemajuan aspek kehidupan dan penghidupan. Kesempatan kerja sebagaimana dimaksud bertujuan untuk mewujudkan kesamaan kedudukan, hak, kewajiban dan peran serta difabel, agar dapat berintegrasi secara proposional, fungsional dan wajar dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Dalam hal ini difabel mempunyai kesempatan untuk membuka usaha sendiri dan atau masuk bursa kerja. Setiap pelanggaran pada pasal 29 ini diatur pada Bab VIII Sanksi Administrasi pasal 25 yang menyatakan bahwa setiap pelanggaran pekerjaan dan atau jasa yang tidak melaksanakan ketentuan pasal 19 ayat 2 tersebut dikenakan sanksi administrasi oleh walikota dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. commit to user 37

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Gambar II.5 Skema Kerangka Pemikiran Implementasi Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 2 Tahun 2008 UU No. 4 Th. 1997 Perda No. 2 Th. 2008 Kesetaraan Difabel dalam kesempatan kerja : - Kesempatan membuka usaha sendirimasuk bursa kerja umum - Kuota tenaga kerja 1 dari 100 orang tenaga kerja - Kesempatan yang sama untuk menjadi PNS Pelaksanaan Kebijakan : - Sosialisasi - Pelaksanaan - Pembinaan dan Pengawasan Faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan : - Sikap pelaksana - Sumber daya - Komunikasi - Struktur birokrasi Peraturan Walikota Perwali

Dokumen yang terkait

Implementasi Peraturan Wali Kota No 35 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan Di Kota Medan

3 70 113

Implementasi Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : Per-09/MBU/2012 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance di Lingkungan Int

3 148 90

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame (Studi Tentang Penerbitan Izin Reklame di Kota Medan)

7 150 212

“Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame

8 145 136

Perlindungan Hukum Yang Diberikan Oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Kepada Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah (Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kota Medan)

0 42 159

Analisis Penerapan Penuh Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasis Akrual (Kasus Pada Pemerintah Kota Medan)

18 162 123

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Yaahowu Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

6 93 138

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 53 81

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP FASILITAS PELAYANAN TRANSPORTASI PUBLIK BAGI DIFABEL BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KESETARAAN DIFABEL.

0 0 12

PERATURAN DAERAH NO.2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

0 0 13