Terlarang Sebab Ma’qud Alaih Barang Jualan
Jual beli gharar adalah jual beli barang yang mengandung kesamaran. Hal itu
dilarang dalam Islam sebab Rasulullah Saw., bersabda :
ٍدﺎ َﯾِز ﻲ ِﺑَأ ِﻦ ْﺑ َﺪ ْﯾِﺰَﯾ ْﻦ َﻋ ِكﺎﱠﻤ ﱠﺴﻟا ُﻦ ْﺑ ُﺪ ﱠﻤَﺤُﻣ ﺎَﻨَﺛﱠﺪ َﺣ ٍﻊ ِﻓاَر ِﻦ ْﺑ ِﺐﱠﯿ َﺴُﻤْﻟا ِﻦ َﻋ
ِﺪ ْﺒَﻋ ْﻦ َﻋ ٍدْﻮُﻌ ْﺴَﻣ ِﻦ ْﺑ ِﷲ
َلﺎ َﻗ :
َﻢّﻠ َﺳَو ﮫ ﯿﻠﻋ ﷲ ﻰﻠ ﺻ ﷲ ُلْﻮ ُﺳَر َلﺎ َﻗ ٌرَﺮ َﻏ ٌﮫ ﱠﻧِﺈَﻓ ِءﺎ َﻤْﻟا ﻲ ِﻓ َﻚَﻤ ﱠﺴﻟااوُﺮَﺘْﺸَﺗ َﻻ
. ور
ها ﺪﻤﺣأ
Artinya : “Mewartakan Muhammad bin Samak dari Yazid bin Abi Ziyad dari Al-
Musayyabbin Rafi’ dari Abdullah bin Mas’ud katanya : telah bersabda Rasul Saw.,
jangan kamu beli ikan yang berada di dalam air, karena itu adalah sesuatu yang tidak
jelas.” HR. Ahmad
85
4 Jual beli barang najis dan terkena najis Ulama sepakat tentang larangan jual
beli barang yang najis seperti khamar. Akan tetapi, mereka berbeda pendapat tentang
barang yang terkena najis al-mutanajis yang tidak mungkin dihilangkan, seperti
minyak yang terkena bangkai tikus. Ulama Hanafiyah membolehkannya untuk barang
yang tidak untuk dimakan, sedang ulama Malikiyah
membolehkannya setelah
dibersihkan.
86
85
Maktabu Syamilah, Sunan Al-Kubro Lil Baihaqi, Bab Tamrin Bay’i Fadhlil Ma’i Ladzi Yakunu Bil Falati Wa Yahtaju Ilaihi Yar’i
Kala’i Tahrim Mani Badlaihi WA Tahrimu Bay’i Dhirobi Al-Fahli, Juz : 8, tt, hal.3494
86
Ibid, hal. 98
5 Jual beli air Disepakati bahwa jual beli air yang
dimiliki, seperti air sumur atau yang disimpan oleh pemiliknya dibolehkan oleh
jumhur ulama ulama madzhab empat. Sebaliknya ulama Zahiriyah melarang secara
mutlak. Juga disepakati larangan atas jual beli air yang mubah, yakni yang semua
manusia boleh memanfaatkannya. 6 Jual beli barang yang tidak jelas
Menurut ulama Hanafiyah, jual beli seperti ini adalah fasid, sedangkan menurut
jumhur batal sebab akan mendatangkan pertentangan diantara manusia.
7 Jual beli barang yang tidak ada ditempat akad ghaib, tidak dapat dilihat
Menurut ulama Hanafiyah, jual beli seperti ini dibolehkan tanpa harus
menyebutkan sifat-sifatnya, tetapi pembeli berhak khiyar ketika melihatnya. Ulama
Syafi’iyah dan Hanabilah menyatakan tidak sah,
sedang ulama
Malikiyah membolehkannya bila disebutkan sifat-
sifatnya dan mensyaratkan lima macam : a Harus jauh sekali tempatnya;
b Tidak boleh dekat sekali tempatnya; c Bukan pemiliknya harus ikut memberikan
gambaran; d Harus meringkas sifat-sifat barang yang
menyeluruh; e Penjual tidak boleh memberikan syarat.
8 Jual beli sesuatu sebelum dipegang
Ulama Hanafiyah melarang jual beli barang yang dapat dipindahkan sebelum
dipegang, tetapi untuk barang yang tetap dibolehkan. Sebaliknya, ulama Syafi’iyah
melarangnya secara
mutlak. Ulama
Malikiyah melarang
atas makanan,
sedangkan ulama Hanabilah melarang atas makanan yang diukur.
9 Jual beli buah-buahan atau tumbuhan Apabila belum terdapat buah,
disepakati tidak ada akad. Setelah ada buah, tetapi belum matang, akadnya fasid menurut
ulama Hanafiyah dan batal menurut jumhur ulama. Adapun jika buah-buahan atau
tumbuhan itu telah matang, akadnya dibolehkan.