4.2 Karakteristik Morfologi Pola Pertumbuhan
Pola pertumbuhan yang ditemukan di lokasi penelitian sangat beragam pada setiap jenis, seperti; berumput tinggi long turf, berumput pendek short turf, karpet mats,
anyaman wefs dan seperti pohon dendroid Gambar 3. Berdasarkan hasil pengamatan dari keseluruhan pola pertumbuhan tersebut yang paling umum dijumpai
adalah berumput tinggi 14 jenis, diikuti berumput pendek 12 jenis, empat jenis seperti karpet Callicostella sp., Ectropothecium dealbatum, E. buitenzorgii, Ectropothecium
sp., satu jenis seperti anyaman Thuidium cymbifolium dan satu jenis seperti pohon Mniodendron divaricatum.
Gambar 3. Pola pertumbuhan pada lumut daun. long turf pada Pogonatum cirratum A, short turf pada Barbula consanguinea B, weft pada Thuidium
cymbifolium C, mat pada Ectropotherium dealbatum D, dendroid Mniodendron divaricatum E.
Pola pertumbuhan juga dipengaruhi oleh air dan kondisi lingkungan, jika air yang tersedia cukup untuk pertumbuhannya maka lumut yang tumbuh berumput
tinggi. Kawasan hutan Sibayak merupakan kawasan hutan yang berada di antara beberapa sungai, karena itu lumut yang umumnya ditemukan memiliki pola
pertumbuhan berumput tinggi. Menurut Horikawa Ando 1952 dalam Glime 2006, bentuk pertumbuhan lumut juga dipengaruhi oleh cahaya dan air. Jika tunas
dipenuhi dengan daun yang lebat, maka akan memperlancar pergerakan air sehingga
D C
B A
E
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan air tanah di daerah tumbuh, dan memungkinan lumut dapat tumbuh secara long turf berumput tinggi karena memiliki air yang cukup untuk menunjang
pertumbuhannya.
Bentuk pola pertumbuhan yang beragam dan unik terbentuk karena kondisi lingkungan. Untuk beradaptasi lumut membentuk pola tertentu, seperti pola
pertumbuhan berbentuk karpet merupakan pola pertumbuhan yang dapat ditemukan di lingkungan yang kering dan basah. Dari hasil penelitian pola pertumbuhan berbentuk
karpet ditemukan di batu dan di tanah, karena bentuk pertumbuhannya yang rapat efisien dalam menyimpan dan menyerap air. Jenis yang memiliki pola pertumbuhan
seperti ini memungkinkan untuk tumbuh diberbagai habitat. Hipol et al., 2007 manambahkan, lumut membentuk pola pertumbuhan sesuai dengan kondisi
lingkungannya. Menurut Frahm 2003 dalam Pollawatn 2008, pola pertumbuhan seperti karpet sangat efektif dalam menyimpan air dan merupakan karakteristik habitat
yang mengalami musim kekeringan.
Orientasi Daun
Berdasarkan hasil penelitian Lumut daun yang ditemukan memiliki orientasi daun yang unik seperti, tegak erect, tegak-menyebar erect-spreading, menyebar
spreading, falcate, complanate, berpasangan distichous Gambar 4. Orientasi yang umum ditemukan di lokasi penelitian adalah erect-spreading sebanyak 11 jenis,
di ikuti erect sembilan jenis, berbentuk complanate delapan jenis Ectropothecium dealbatum, E. buitenzorgii, Rhizogonium cf. lamii, Rhizogonium sp., Thuidium
cymbifolium, Callicostella sp., Trismegistia lancifolia, Species A, bentuk falcate empat jenis Acroporium sigmatodontium, A. lamprophyllum, Philonotis mollis,
Leucobryum sumatranum dan bentuk distichous hanya ditemukan pada jenis Fissident sp.
Bentuk complanate biasanya ditemukan pada jenis lumut pleurokarpus seperti Ectropothecium dealbatum, E. consanguinea, Ectropothecium sp., Thuidium
cymbifolium, Callicostella sp. Menurut Gradstein et al., 2009a, kebanyakkan dari jenis pleurocarpus memiliki daun yang complanate.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Orientasi daun pada lumut daun, erect pada Barbula consanguinea A, complanate pada Rhizogonium sp. B, falcate pada Ectropothecium sp.
C perbesaran 10x4, spreading pada Dicranoloma reflexum D, distichous pada Fissidens sp. E.
Bentuk daun
Bentuk daun dari setiap jenis lumut berbeda-beda. Adapun bentuk daun yang ditemukan di lokasi penelitian antara lain bentuk lanset, oblong, oval, oblong-lanset,
oval-lanset Gambar 5. Bentuk daun yang paling umum dijumpai adalah memanjang 11 jenis Acroporium sigmatodontium, A. lamprophyllum, Barbula consanguinea,
Campylompus umbelatus, Dicranoloma reflexum, Pyrrhobryum spiniforme, Leucobryum sumatranum, Philonotis mollis, Polytricaceae, bentuk bulat telur-
membulat delapan jenis, bentuk oblong empat jenis, bentuk membulat tujuh jenis dan bentuk oblong-lanset enam jenis.
Dilihat dari data semua genus Pogonatum yang ditemukan memiliki bentuk daun lanset. Menurut Eddy 1988, pada umumnya famili Polytricaceae khususnya
genus Pogonatum memiliki ciri-ciri daun berbentuk lanset.
B C
E D
A
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Bentuk daun pada Musci, oblong pada Acroporium lamprophyllum A,
oblong-lanset pada Diphyscium sp. B, oval-lanset pada Rhizogonium cf lamii C, lanset Pyrrobryum spiniforme pada D. Perbesaran 10x10
Tepi daun atau Margin
Berdasarkan hasil penelitian bentuk tepi daun yang ditemukan di lokasi penelitian berbentuk rata entire, beringgit crenate, berduri spinose dan bergerigi serrate
Gambar 6. Tipe yang paling umum ditemukan adalah tipe entire 14 jenis Bryum clavatum, Acroporium sigmatodontium, Barbula consanguinea, Barbula sp.,
Diphyscium sp., Leucobryum sumatranum, Sematophylum tristiculum, Phillonotis sp., Callicostella sp., Sphagnum sp., Ectropotecium sp., Species C, Species D, tipe serrate
delapan jenis Rhizogonium cf. lamii, Rhizogonium sp., Mniodendron divaricatum, Ectropothecium dealbatum, E. buitenzorgii, Dicranoloma reflexum, P. subtortile,
Fissidens sp., tipe crenate tujuh jenis Barbula indica, Thuidium cymbifolia, Phillonotis mollis, Callicostella sp., Spagnum sp., Philonotis mollis, Trismegistia
lancifolia, sedangkan tipe spinose hanya dua jenis Pogonatum cirratum dan Pyrrhobryum spiniforme. Tipe entire merupkan ciri umum dari genus Barbula.
Menurut Eddy 1988, genus Barbula ditandai dengan pinggir daun yang perbentuk entire atau rata.
A D
C B
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Tipe margin pada lumut daun, entire pada Acroporium sp. A, Spinose
pada Pyrrobryum spiniforme B, serrate pada Rhizogonium sp. C, crenate pada Barbula indica D. Perbesaran 10x10.
4.3 Karakterisrik Anatomi