3. Ashes, ialah segala jenis abu, misalnya yang terjadi sebagai hasil pembakaran
kayu, batu bara di rumah-rumah ataupun di industri. 4.
Dead animal, ialah segala jenis bangkai terutama yang besar seperti kuda, sapi, kucing, tikus.
5. Street sweeping, ialah segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di
jalan, karena dibuang oleh pengendara mobil ataupun oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
6. Industrial waste, ialah benda-benda padat sisa yang merupakan sampah hasil
industri. Misalnya industri kaleng dengan potongan-potongan sisa kaleng yang tidak dapat dipergunakan Azwar, 1990.
2.6. Komposisi Sampah
Karena sampah berasal dari beberapa sumber, maka komposisinya bervariasi dari yang padat besi sampai yang berbentuk busa atau gabus. Volume bahan-bahan
yang ada pada sampah juga bervariasi dari yang besar yaitu bangkai-bangkai kendaraan, sampai yang kecil yaitu abu Azwar, 1990.
Adapun komposisi sampah suatu daerah yang ingin kita ketahui tergantung dari rencana pengolahan sampah yang akan dipakai, atau malah sebaliknya yaitu
komposisi sampah ini perlu diketahui untuk perencanaan pengelolaan sampah selanjutnya.
Masing-masing ahli mempunyai kebiasaan atau keinginan sendiri dalam hal mencari komposisi sampah suatu daerah. Sebagai contoh misalnya ingin diketahui
komposisi bahan-bahan atau materi sampah dalam gr, yang meliputi :
Universitas Sumatera Utara
1. Bahan dari besi atau logam kaleng-kaleng, besi, paku.
2. Bahan dari kertas kertas, koran, majalah, karton, dan lain-lain.
3. Bahan dari palstik plastik pembungkus, bekas alat-alat rumah tangga.
4. Bahan dari karet ban, sandal, dan lain-lain.
5. Bahan dari kain sobekan-sobekan kain, gorden, dan lain-lain.
6. Bahan dari beling pecahan gelas, lampu-lampu, botol-botol, dan lain-lain.
7. Bahan dari kayu kayu, ranting, kursi, meja, dan lain-lain.
8. Bahan dari batu, tanah, abu, dan lain-lain.
9. “Garbage” sisa-sisa makanan, sayuran, buah-buahan, dan lain-lain.
Komposisi dari bahan-bahan ini dalam sampah penting diketahui dalam hal perencanaan selanjutnya dari cara pengangkutan, pengumpulan, atau pembuangan
sampah di suatu daerah Azwar, 1990.
2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Sampah
Jumlah produksi sampah di suatu daerah tidaklah sama, tergantung oleh
beberapa faktor :
1. Jumlah penduduk, kepadatan penduduk serta aktivitas penduduk pada daerah
tersebut. Semakin besar jumlah penduduk suatu daerah, maka makin banyak jumlah sampah yang dihasilkan atau dengan kata lain setiap pertambahan
penduduk akan diikuti pertambahan jumlah sampah. 2.
Sejauh mana proses daur ulang yang dilaksanakan. Biasanya sampah yang didaur ulang atau yang diambil adalah sampah yang mempunyai nilai
ekonomi, misalnya : kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Geografi
Faktor geografi juga mempengaruhi produksi sampah misalnya : daerah pegunungan akan berbeda jumlah sampahnya dengan daerah pantai atau
dataran rendah atau daerah pertanian. 4.
Waktu Jumlah produksi sampah sangat dipengaruhi oleh faktor waktu harian atau
mingguan. 5.
Sosial ekonomi Faktor sosial ekonomi sangat mempengaruhi jumlah produksi sampah, adat
istiadat, taraf hidup, dan lain-lain. 6.
Musimiklim Misalnya karena musim hujan.
7. Teknologi
Dengan kemajuan teknologi, maka jumlah produksi sampah juga meningkat, misalnya meningkatnya jenis sampah plastik, dan perkembangan kemasan dan
obat juga mempengaruhi jumlah sampah Wasito, 1990.
2.8. Pengelolaan Sampah