Karakteristik Responden Sumber Informasi

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari umur, jenis kelamin, jumlah penghasilan orang tua, jumlah uang saku dan agama. Hasil penelitian secara umum dapat dilihat bahwa tingkat umur responden yang paling banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 33 orang 38,8. Seseorang yang memiliki tingkat umur yang lebih tinggi tidak sama pemahamannya dengan orang yang berumur rendah. Semain tinggi tingkat umur seseorang, maka semakin banyak juga bagi orang tersebut untuk mendapatkan informasi dan pada akhirnya semakin banyak juga pengetahuan yang mereka miliki Notoadmodjo, 2003. Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa umur responden yang sebagian besar merupakan umur antara 15 sampai 17 tahun membuat tingkat pengetahuan responden masih banyak yang berkategori baik 61 orang, cukup 23 orang, bahkan ada 1 orang responden yang tingkat pengetahuannya berkategori kurang. Menurut standar UMR Kota Medan tahun 2011, tingkat penghasilan tiap orang minimal Rp. 965.000. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pendapatan orang tua responden yang paling banyak adalah adalah Rp. 965.000 sebanyak 72 orang 84,7. Hal ini dapat diasumsikan bahwa responden yang memiliki pendapatan Rp. 965.000 sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga, termasuk dalam hal pemberian uang saku pada anak. Jumlah uang saku yang lebih dari Rp. 10.000 membuat responden semakin mudah untuk membeli makanan maupun minuman sehingga hal ini akan memperbanyak jumlah sampah dari makanan dan minuman yang dibeli. Universitas Sumatera Utara Menurut peneliti agama seseorang berpengaruh dalam membentuk keperbadiaan dalam bersikap dan bertindak dalam kehidupan bersosial-masyarakat. Dari tabel 4.5 jumlah agama responden adalah Islam sebanyak 44,7 dari jumlah responden.

5.2 Sumber Informasi

Hasil penelitian diperoleh bahwa hanya sebagian kecil responden yang tidak mendapatkan informasi dari orang tua, guru sekolah, petugas kesehatan, media elektronik dan cetak mengenai pengelolaan sampah lihat tabel 4.6 sampai tabel 4.11. Notoadmojo 2007 mengatakan bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media cetak, media elektronik, media poster, bahkan kerabat dekat yang dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. Sumber informasi yang diterima responden sebagian besar bersasal dari media cetak adalah koran sebanyak 77 orang 90,6 dan leaflet sebanyak 8 orang 9,4. Sedangkan dari media elektronik berupa televisi sebanyak 63 orang 74,1 dan informasi yang paling sedikit di terima responden berasal dari radio yaitu sebanyak 22 orang 25,9. Televisi adalah media yang efektif untuk menyampaikan informasi dalam bentuk audio dan visual kepada seseorang. Sebagai media audiovisual, televisi mampu merebut 94 saluran masuknya pesan-pesan dan informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu membuat orang pada umumnya mengingat 50 dari apa yang mereka lihat dan dengar di layar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Dewi, 2010. 5.3 Pengetahuan Responden 5.3.1 Pengetahuan Tentang Pengelolaan Sampah di SMA Negeri 12 Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2011 Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian diketahui bahwa hanya 42 orang 49,4 reponden yang mengetahui tentang pengertian sampah secara umum. Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda-benda atau hal-hal yang dipandang tidak dipergunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup Azwar, 1990. Sedangkan Pengertian sampah menurut Sudrajat 2006 Sampah kota secara sederhana diartikan sebagai sampah organik maupun anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi di kota tersebut. Masih banyak lagi pengertian sampah yang lain dibuat para ahli, pada dasarnya sampah itu adalah adanya suatu bahanbenda, bersifat padat, benda tersebut tidak berguna lagi dan terjadinya hubungan dengan kegiatan manusia, baik langsung maupun tidak langsung serta perlu dibuang dengan cara-cara yang sanitasi dan dapat diterima umum. Secara sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah dipilah menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik atau sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur. Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami degradable. Sementara itu, sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat diurai undegradable seperti karet, plastik, kaleng, dan logam Rochim,dkk, 2010. Berdasarkan penelitian diatas dapat dilihat responden yang tepat dalam memahami tentang sampah organic sebanyak 73 orang 85,9 dan yang tahu contoh sampah organik sebanyak 76 orang 89,4. Sementara itu, responden yang tahu tentang sampah anorganik sebanyak 72 orang 84,7 dan tahu contohnya sebanyak 75 orang 88,2. Jenis Sampah berdasarkan sifat-sifat biologis dan kimianya, sampah dibagi menjadi 4 empat yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Sampah yang dapat membusuk, seperti sisa makanan, daun, sampah kebun, pertanian, dan lainnya. 2. Sampah yang tidak mudah membusuk seperti kertas, plastik, karet, gelas, logam, dan lainnya. 3. Sampah yang berupa debuabu. 4. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, seperti sampah-sampah berasalkan industri yang mengandung zat-zat kimia maupun sifat fisis berbahaya Slamet, 2000. Jenis sampah dapat dibedakan atas : 1. Garbage, ialah sisa pengelolaan ataupun sisa makanan yang mudah membusuk. Misalnya kotoran dari dapur rumah tangga, restoran, hotel, dan lain sebagainya. 2. Rubbish, ialah bahan atau sisa pengelolaan yang tidak mudah membusuk, yang dibedakan atas : yang mudah terbakar kayu,kertas dan yang tidak mudah terbakar kaleng, kaca. 3. Ashes, ialah segala jenis abu, misalnya yang terjadi sebagai hasil pembakaran kayu, batu bara di rumah-rumah ataupun di industri. 4. Dead animal, ialah segala jenis bangkai terutama yang besar seperti kuda, sapi, kucing, tikus. 5. Street sweeping, ialah segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan, karena dibuang oleh pengendara mobil ataupun oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Universitas Sumatera Utara 6. Industrial waste, ialah benda-benda padat sisa yang merupakan sampah hasil industri. Misalnya industri kaleng dengan potongan-potongan sisa kaleng yang tidak dapat dipergunakan Azwar, 1990. Berdasarkan penelitian diatas diketahui bahwa responden yang tahu tentang sumber sampah sebanyak 78 orang 91,8. Menurut Sudarsono 1990 sumber sampah adalah : 1. Sampah dari rumah tangga. Adalah sampah yang berasal dari dapur dan kegiatan dalam rumah tangga dan sampah yang dihasilkan umumnya sampah basah. 2. Sampah dari perdaganganpasar. Adalah sampah yang dihasilkan dari pabrik-pabrik dan sampah yang dihasilkan tergantung dari jenis industrinya. 3. Sampah industri. Adalah sampah yang dihasilkan dari pabrik-pabrik dan sampah yang dihasilkan tergantung dari jenis industrinya. 4. Sampah dari daerah pembuangan. Adalah sampah dari proses pembangunan, dan sampah yang dihasilkan bervariasi, seperti : debu, kayu, pecahan kaca, dan lain-lain. 5. Sampah pertanian. Adalah sampah yang berasal dari pengolahan pertanian dan peternakan serta kegiatan lain di daerah pertanian. Sampah yang dihasilkan umumnya padat. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukan bahwa responden sudah mengetahui dampak positif manusia dan lingkungan sebesar 78 orang 91,8 dan responden yang mengatakan sampah menimbulkan dampak negatif ada sebanyak 53 orang 62,4. Baik atau buruknya dampak tersebut tergantung kepada kita bagaimana mengelolanya. Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan dampak menguntungkan dan pengelolaan sampah yang kurang baik akan memberikan dampak yang kurang menguntungkan. Beberapa dampak tersebut, yaitu : c. Dampak terhadap manusia 3. Dampak menguntungkan : − Dapat digunakan sebagai makanan ternak. − Dapat berperan sebagai sumber energi. − Benda yang dibuang dapat diambil kembali untuk dimanfaatkan lagi untuk kegunaan lain. 4. Dampak merugikan : − Dapat berperan sebagai sumber penyakit. − Dapat menimbulkan bahaya kebakaran. − Dapat berperan sebagai media perkembangbiakan sumber penyakit. d. Dampak terhadap lingkungan 3. Dampak menguntungkan : − Dapat dipakai sebagai penyubur tanaman. Universitas Sumatera Utara − Dapat sebagai penimbun tanah. − Dapat memperbanyak sumber daya alam melalui proses daur ulang. 4. Dampak merugikan : − Dapat menimbulkan bau yang tidak enak. − Dapat menimbulkan pencemaran udara, tanah, dan air. − Dapat menimbulkan banjir. − Dapat menimbulkan kebakaran. − Dapat mengganggu hubungan sosial Kusnoputranto, 2000. Sampah juga memberikan pengaruh kepada kesehatan menurut Juli Soemirat, pengaruh sampah terhadap kesehatan dikelompokkan menjadi 2 dua kelompok, yaitu : 3. Efek langsung Efek langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak yang langsung dengan sampah tersebut, misalnya sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh dan yang karsinogenik. Selain itu, ada pula sampah yang mengandung kuman patogen sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya diare. Sampah ini berasal dari sampah rumah tangga selain sampah industri. 4. Efek tidak langsung Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan sampah. Dekomposisi sampah biasanya terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara fakultatif dan secara Universitas Sumatera Utara anaerobik menghasilkan cairan yang disebut “leachate” beserta gas. Sampah bila ditimbun secara sembarangan dapat menjadi sarang lalat dan tikus. 5.3.2. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah di SMA Negeri 12 Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2011 Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pengelolaan sampah yaitu sebanyak 61 orang 71,8, sebagian memiliki pengetahuan yang cukup tentang pengelolaan sampah yaitu sebanyak 23 orang 27,1, dan ada 1 orang 1,2 memiliki pengetahuan yang kurang tentang pengelolaan sampah. Menurut Bloom yang dijabarkan oleh Notoatmojo 2007 yaitu pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan penglihatan. Menurut Notoadmojo 2007 , ada 6 hal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman dan informasi. Informasi memengang peranan yang cukup besar dalam mempegaruhi pengetahuan seseorang. Selain itu pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media cetak, media elektronik, media poster, bahkan kerabat dekat yang dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa responden yang pernah mendapatkan informasi tentang pengelolaan sampah dari televise sebanyak 63 orang 74,1 Universitas Sumatera Utara dan jumlah responden yang mendapat informasi dari radio mengenai pengelolaan sampah dari media elektronik sebanyak 22 orang 25,9. Hal ini cukup memberikan dampak bagi responden untuk mengetahui tentang pengelolaan sampah. Pengetahuan responden yang berada pada tingkat ini memungkinkan responden paham dan mengerti mengenai pengelolaan sampah. Menurut Soekidjo 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi 2 yaitu : faktor internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini faktor internal yang mempengaruhi pembentukan perilaku ibu rumah tangga adalah karakteristik ibu rumah tangga yang meliputi umur, pendidikan, pendapatan, pengeluaran dan jumlah anggota keluarga. Faktor eksternal yang mempengaruhi pembentukan perilaku ibu rumah tangga adalah sumber informasi yang diperoleh oleh ibu rumah tangga yang meliputi keluarga, media massa dan teman sesama ibu rumah tangga. 5.4 Sikap Responden 5.4.1 Sikap Responden Tentang Pengelolaan Sampah di SMA Negeri 12 Kecamatan