Usaha Sadar Wisata dalam Perkembangan Kepariwisataan

Sebaliknya dikatakan negatif,karena pariwisata dapat menyebabkan: • Kunjungan yang terlalu sering ke tempat peninggalan sejarah dan kebudayaan, bisa merusak merosotnya nilai peninggalan tersebut. • Terjadi kerusakan moral akibat pola kebudayaan dan sikap wisatawan tidak sesuai dengan keperibadian bangsa Indonesia • Tersisihnya masyarakat kedaerah lain sebagai akibat dari pengembangan pariwisata di daerahnya Berdasarkan dari uraian di atas, maka langkah pertama ke arah sasaran yang akan dicapai agar pariwisata dapat memberikan keuntungan yang semaksimal mungkin, adalah dengan adanya sadar wisata dari masarakat.Dengan demikian sadar wisata ini merupakan suatu proses yang dapat menimbulkan perubahan segi kehidupan, sifat-sifat manusia atau lingkungan hidup,sehingga dapat menjadi pendorong kearah pemeliharaan dan perkembangan masyarakat secara positif yang langsung dapat mempengeruhi tata kehidipan mereka. bahan penyuluhan sadar wisata 1992

2.5 Usaha Sadar Wisata dalam Perkembangan Kepariwisataan

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur mengurus dan melayani wisatawan. Karena kepariwisataan sebagai gejala tuntutan kebutuhan manusia yang wajar mempunyai lingkup pengaruh, maka pengembangan kepariwisataan harus merupakan pengembangan yang berencana menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial dan budaya. LANDASAN HUKUM DASAR PEMBANGUNAN PARIWISATA Ketetepan majelis permusyawarahan rakyat RI No. IIMPR1983 tentang garis-garis besar haluan negara GBHN telah menjadi landasan bagi pengembangan kepariwisataan Indonesia dalam kurun waktu PELITA IV. Di dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa: • Pembangunan pariwisata perlu ditingkatkan untuk memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan peneriamaan devisa serta memperkenelkan kebudayaan Indonesia. Pembinaan serta pembangunan pariwisata dilakukan dengan tetep memperlihatkan terpeliharanya kebudayaan dan keperibadian nasional. • Pembinaan dan pengembangan pariwisata dalam negri ditingkatkan dengan tujuan lebih mengenalkan alam dan kebudayaan bangsa dalam memupuk rasa cinta tanah air dan menanamkan jiwa, semangat serta nilai- nilai 1945 disamping memperluas lapangan kerja. • Dalam rangka mengembangkan pariwisata perlu diambil langkah-langkah yang lebih terarah berdasarkan kebijaksanaan yang terpadu, antara lain berupa peningkatan kegiatan promosi dan pendidikan kepariwisataan, penyediaan sarana dan prasarana serta peningkatan mutu kelancaran pelayanan. Samsuridjal dkk:1997 : 84 Berdasarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI No.IIMPR1983 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara, maka pengembangan pariwisata pada dasarnya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Perencanaan pengembangan pariwisata harus menyeluruh sehingga seluruh segi pengembangan pariwisata diperhitungkan dengan memperhatikan pula untung rugi apabila dibandingkan dengan pengembangan sektor lain. Jadi apabila sektor lain lebih menguntungkan dari pengembangan sektor pariwisata pembangunan sektor lain harus lebih diutamakan terutama menyangkut kegiatan sosialnya dibandingkan segi komersialnya, misalnya untuk meningkatkan prestasi kerja, untuk lebih mengenal tanah air untuk persahabatan antar bangsa. Keuntungan keuangan semata-mata tidak diutamakan, bahkan untuk menggalakkan tidak jarang pemerintah memberikan peraturan-peraturan atau subsidi. 2. Pengembangan kepariwisataan harus diintegrasikan ke dalam pola dan program pembangunan semesta, ekonomi fisik, dan sosial suatu negara. Karena itu pengembangan kepariwisataan saling berkaitan dengan sektor lainnya dan dapat mempengaruhi sektor lainnya. 3. Pengembangan kepariwisataan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga membawa kesejahteraan ekonomi yang tersebar luas dalam masyarakat. 4. Pengembangan kepariwisataan harus sadar lingkungan sehingga pengembangan mencerminkan ciri-ciri khas budaya lingkungan alam suatu negara, bukannya merusak lingkungan alam budaya yang khas itu. Pertimbangan utama harus mendayagunakan pariwisata sebagai sarana untuk memelihara kekayaan budaya lingkungan alam dan peninggalan sejarah, sehingga masyarakat sendirinya dapat menikmati dan merasakan akan kekayaannya. 5. Pengembangan kepariwisataan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga pertentengan sosial dapat dicegah seminimal mungkin dan menimbulkan perubahan sosial. 6. Penentuan tata cara pelaksanaannya harus disusun sejelas-jelasnya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang termasuk sesuai dengan kemampuan. Contoh: Apakah pengembangan pariwisata diserahkan modal asing atau domestik atau keduanya. Seberapa jauh peran pemerintah dalam pengembangan pariwisata, mengenai bidang saja ataukah terbatas pada pengarahan saja dan seterusnya. Lebih tegas lagi apabila tatacara pelaksanaannya dapat ditentuakan sehinggaa menjamin pengembangan kepariwisataan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Misalnya: penentuan metode atau pengaturan pengaturan tertentu yang mengarahkan pengembangan pariwisata maupun meningkatkan pendapatan masyarakat seluas-luasnya. Pengaturan-pengaturan tertentu mampu mendorong pengembangan seni budaya dan seterusnya. 7. Monotoring terus menerus mengenai pengaruh pariwisata terhadap sesuatu masyarakat dan lingkungannya sehingga merupakan bahan yang baik untuk meluruskan kembali akibat perkembangan pariwisata yang merugikan sehingga merupakan sarana pengadilan pengembangan yang terarah. Dari sudut lain apabila pengembangan ditinjau dari sudut pelaksanaanya yang bersifat teknis operasional, maka yang harus diperhatikan adalah : 1. Pembinaan pokok pengembangan sadar wisata Pembinaan produk wisata merupakan usha terus menerus untuk meningkatkan mutu maupun pelayanan daripada berbagai unsur produk wisata itu sendiri, misalnya: jasa penginapan, jasa angkutan wisata, jasa hiburan dan sebagainya. Pembinaan tersebut dapat berupa komunikasi usaha-usaha, seperti pendidikan dan latihan, pengaturanpengarahan pemerintah, pemberian rangsangan ataupun terciptanya kondisi iklim persaingan sehat mendorong pendidikan mutu produk dan pelayanan. 2. Pemasaran Banyak batasan mengenai pemasaran. Secara umum disini dapat dibatasi sebagai seluruh kegiatan untuk mempertemukan permintaan dan penawaran, sehingga pembeli mendapat kepuasan, dan penjual mendapat keuntungan semaksimal mungkin dengan resiko sekecil-kecilnya. Usaha –usaha pemasaran perlu untuk menarik pembeli, mengingat dalam dunia pariwisata persaingan sudah terlalu tajam. Bagi produk yang baru pemasaran perlu untuk memperkenalkan produk tersebut, dan apabila tidak dipromosikan terlebih dahulu maka produk tersebut akan laku. Untuk produk lama pun perlu penyegaran revitalizing sedang pada pemasaran merupakan panca indra, sekaligus anggota badan yang mampu memberiakan penyegaran atas suatu produk sesuai permintaan. Pemasaran pariwisata merupakan hal yang komplek karena produknya mempunyai ciri-ciri khas dibandingkan produk barang biasa atau jasa, dan saling mengkait beberapa perusahaan, instansi, lembaga maupun masyarakat. Di satu pihak harus ada kerja sama, namun dilain pihak tidak jarang terjadi. Sebaliknya mereka pun kadang-kadang bersikap sebagai pesaing. Dunia pemasaran pariwisata mempergunakan prinsip-prinsip apa yang disebut “marketing mix” atau “paduan pemasaran”. Paduan pemasaran sebenarnya dapat disebut suatu taktik operasi dengan tujuan untuk mempertemukan penawaran dan permintaan. Sebagai seorang distributor ia harus menemukan perpaduan unsur-unsur yang tepat yang merupakan taktik untuk mencapai tujuan. 3. Pembinaan Masyarakat Pariwisata Adapun tujuan pembinaan masyarakat pariwisata adalah : a. menanggalkan pemeliharaan segi-segi positif yang berupa kegiatan sifat atau sikap masyarakat yang langsung bermanfaat bagi pengembangan masyarakat itu sendiri maupun kepariwisataan. Misalnya: Kebersihan merupakan hal yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dan pariwisata, pemeliharaan lingkungan, nilai-nilai keindahan, keramahtamahan, merupakan hal yang bermanfaat bagi pariwisata pula. b. Menggalakkan usaha-usaha pencegahan pengaruh buruk yang mungkin timbul sebagai akibat perkembangan pariwisata, atau setidak-tidaknya membatasi pengaruh tersebut sekecil mungkin. Misalnya: pendidikan kepribadian disekolah-sekolah, kepemudaan, pembuatan pengaturan- pengaturan tertentu seperti larangan atas wisatawan hippies dan lain sebagainya. c. Pembinaan kerja sama yang merupakan kunci berhasil tidaknya pengembangan pariwisata apakah itu kerja sama dalam pemasaran atau pembinaan masyarakat. Dengan demikian situasi atau kebijaksanaan yang mampu menciptakan iklim kerja sama, maupun cara atau seni untuk melaksanakan kerja sama itu. Faktor-faktor yang penting dalam hal ini adalah: • Adanya kepentingan bersama • Hubungan antara manusia • Kelancaran organisasi kerja sama Kebijaksanaan pokok untuk mencapai tujuan ini adalah meningkatkan “sadar wisata” masyarakat melalui media penerangan dan penyuluhan ataupun kegiatan-kegiatan tertentu lainnya. Sadar wisata masyarakat dilain pihak merupakan sarana yang kuat pula untuk menggalakkan perkembangan wisata dalam negeri atau wisata nusantara karena mampu meningkatkan motivasi berwisata. Pengembangan pariwisata merupakan usaha yang terus menerus, pengambangan itu harus mampu memberi daya saing terhadap daerah tujuan wisata lain, baik dari segi pelayanan, atraksi, maupun objek wisata, sehingga disesuaikan denga selera wisatawan. Peranan penelitian dalam hal ini mutlak, karena merupakan upaya penting sekali agar pengembangan pariwisata dapat mencapai sasarannya sebelum dilakukan pembangunan-pembangunan, peningkatan jenis-jenis pelayanan jasa yang dapat memuaskan wisatawan, ataupun dalam rangka penyelenggaraan pemasaran wisatawan yang terarah. Disamping penelitian merupakan kunci dalam pengembangan wisata, karena industri pariwisata memerluakan karyawan yang terampil dan mampu menangani industri pariwisata. Karyawan-karyawan lama perlu mendapatkan penyegaran melalui penatran-penataran karena adanya perkembangan yang baru dalam kepariwisataan. Calon karyawan baru juga harus dipersiapkan dididik supaya terampil sebelum menempati tugas baru.

2.5 Pengertian Sapta Pesona Wisata