Bentuk-bentuk Pariwisata Pengertian Sadar Wisata

Dengan kata lain mereka dengan alasan kesehatan, harus tinggal di tempat yang khusus memulihkan kesehatan seperti sumber air panas.

2.2.3 Cultural tourism

Jenis pariwisata ini dilakaukan oleh orang-orang yang ingin mempelajari kebudayaan suatu negara tertentu. Biasanya mereka mengunjungi pusat-pusat kebudayaan seperti sanggar tari, monumen, candi-candi dan peninggalan budaya lainnya. Kadang-kdang mereka ingin mengetahui kehidupan suku-suku bangsa tertentu, sehingga tak jarang mereka berbaur dengan masyarakat.

2.2.4 Sport Tourism

Jenis pariwisata ini terbagi atas dua kategori: Big Sport Event dan Sport Tourism of Practitioner. Big sport event yaitu peristiwa-peristiwa olah raga seperti: Olympiade, kejuaraan tinju dunia, World cup, dan sebagainya. Sedangkan Sport Toursm of Practicioner yaitu pariwisata olah raga bagi mereka ingin memperaktekkan sendiri, sepert: medaki gunung, berburu, dan memancing.

2.2.4 Business Tourism

Biasanya pariwisata ini dilakukan oleh sekelompok orang yang sifatnya untuk urusan bisnis, seperti kunjungan ke pameran produksi barang-barang. Namun disamping urusan bisnis, mereka juga sering berkunjung.

2.3 Bentuk-bentuk Pariwisata

Nyoman S. Pendit, 1994 dalam bukunya, Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana, mengemukakan bentuk pariwisata dapt dibagi menurut kategori sebagi berikut : a Menurut asal wisatawan. • Pariwisata dalam negeri atau pariwisata nusantara yaitu pariwisata dalam negeri. • Pariwisata internasional atau pariwisata nusantara yaitu pariwisata luar negeri. b Menurut akibatanya terhadap neraca pemabayaran. • Pariwisata aktif yaitu kedatangan wisatawan ke dalam negeri memberi efek positif terhadap neraca pembayaran luar negeri. • Pariwisata pasif yaitu warga negara yang ke luar negeri memberikan efek negatif terhadap neraca pembayaranluar negeri. c Menurut jangka waktu. • Pariwisata jangka pendek yaitu apabila wisatawan yang berkunjung ke suatu DTW hanya beberapa hari saja. • Pariwisata Jangka Panjang yaitu apabila wisatawan yang berkunjung ke DTW waktunya sampai berbulan-bulan yang membedakan adalah lama tinggal. d Menurut jumlah wisatawan. • Pariwisata tunggal yaitu apabila wisatawan yang berpergian hanya satu orang atau satu keluarga. • Pariwisata rombongan yaitu apabila wisatawan yang berpergian satu kelompok atau rombongan yang berjumlah 15 sampai dengan 20 orang atau lebih. e Menurut alat angkut yang dipergunakan. • Pariwisata udara. • Pariwisata laut. • Pariwisata kereta api. • Pariwisata mobil.

2.4 Pengertian Sadar Wisata

Kepariwisataan dewasa ini secara sadar digiatkan oleh sebagian besar negara di dunia. Untuk membina dan mengembangkannya dibutuhkan kerjasama dengan pihak-pihak yang terikat dengannya, seperti pihak perhubungan, dan pihak-pihak lainnya. Berhasil tidaknya pengembangan pariwisata di Indonesia harus ditunjang oleh unsur-unsur kepariwisataan dan sadar wisata serta partisipasi masyarakat. Jenis partisipasi ini dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Adapun contoh dari bentuk partisipasi secara langsung adalah sikap ramah tamah yang sesungguhnya dari masayrakat, karena wisatawan itu ingin lebih santai dan tidak ingin di ganggu. Demikian pula apabila masyarakat memelihara kebersihannya, maka hal itu merupakan sifat yang baik secara tak langsung, itu merupakan partisipasi dalam kepariwisataan, karena itu wisatawan juga senang akan kebersihan. Pengembangan pariwisata yang berhasil justru harus mampu menjuang pemeliharaan atau pengembangan yang baik. Sedang partisipasi secara langsung adalah merupakan partisipasi masyarakat secara sadar yang memeng diarahkan untuk pengembangan pariwisata. Misalnya saja, pengembangan secara gotong royong, pentas-pentas pertunjukan untuk dijadikan sebagai tempat atraksi wisata ataupun kerelaan masyarakat untuk melepaskan sebagian dari tanahnya bagi kepentingan sarana atau prasarana pariwisata, karena mereka sadar bahwa daerahnya digunakan bagi pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini merupakan bentuk partisipasi masyarakat atas pengembangan pariwisata akan lebih serasi bila dilandasi dengan pengertian mengenai kepariwisatan karena kesadaran masyarakat terhadap pariwisata dapat dimanfaatkan sebagai salah satu penunjang pembangunan kepariwisataan. Pariwisata merupakan salah satu mobilitas manusia secara langsung sangat berkaitan erat dengan segi kehidupan manusia ataupun lingkungan hidupnya, sehingga hubungan timbal balik yang terjadi perubahan-perubahan terhadap segi kehidupan, sifat manusia dengan lingkungan hidup mau secara positif maupun negatif. Dikatakan positif karena pariwisata dapat meningkatkan kegiatan perekonomian dan sosial budaya seperti: • Adanya peningkatan devisa negara • Meningkatkan kesempatan kerja • Dapat memperkenalkan kebudayaan dengan tetap mempertahankan keperibadian bangsa • Dapat menambah income masyarakat • Dapat menambahkan pendapatan dari pajak • Pariwisata bermanfaat karena adanya usaha pemeliharaan lingkungan seperti usaha kebersihan, nilai-nilai dan keramah-tamaan • Memberi kesempata pada masyarakat untuk berkomunikasi dengan wisatawan sehingga dapat menambah pengetahuan dan keterampilan Sebaliknya dikatakan negatif,karena pariwisata dapat menyebabkan: • Kunjungan yang terlalu sering ke tempat peninggalan sejarah dan kebudayaan, bisa merusak merosotnya nilai peninggalan tersebut. • Terjadi kerusakan moral akibat pola kebudayaan dan sikap wisatawan tidak sesuai dengan keperibadian bangsa Indonesia • Tersisihnya masyarakat kedaerah lain sebagai akibat dari pengembangan pariwisata di daerahnya Berdasarkan dari uraian di atas, maka langkah pertama ke arah sasaran yang akan dicapai agar pariwisata dapat memberikan keuntungan yang semaksimal mungkin, adalah dengan adanya sadar wisata dari masarakat.Dengan demikian sadar wisata ini merupakan suatu proses yang dapat menimbulkan perubahan segi kehidupan, sifat-sifat manusia atau lingkungan hidup,sehingga dapat menjadi pendorong kearah pemeliharaan dan perkembangan masyarakat secara positif yang langsung dapat mempengeruhi tata kehidipan mereka. bahan penyuluhan sadar wisata 1992

2.5 Usaha Sadar Wisata dalam Perkembangan Kepariwisataan