Tahap Penuntutan Ajudikasi Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Melalui Instrumen Hukum Pidana

Pasal 29 ayat 4 penyidik, penuntut umum atau hakim dapat meminta pada bank untuk memblokir rekening simpanan milik milik tersangka atau terdakwa yang diduga hasil korupsi sehingga uang tersebut tidak dapat dilarikan melalui transfer antar bank. Dengan demikian uang milik tersangka dapat dilakukan penyitaan nantinya yang akan digunakan untuk membayar uang pengganti yang dijatuhkan oleh pengadilan.

2. Tahap Penuntutan Ajudikasi

Pada tahap penuntutan yang harus diperhatikan adalah pembuktian pada unsur- unsur pasal yang didakwakan kepada terdakwa dan pembuktian pada harta benda terdakwa. Undang-undang No. 31 Tahun 1999 mengunakan dua sistem pembuktian, yakni sistem pembuktian terbalik yang terbatas dan berimbang dan kedua menerapakan sistem pembuktian negatif menurut undang-undang. Menurut Martiman Prodjohamijoyo, pembuktian terbalik dan berimbang artinya terdakwa mempunyai hak untuk membuktikan bahwa ia tidak melakukan tindak pidana korupsi dan wajib memberikan keterangan tentang seluruh harta bendanya dan harta benda istri atau suaminya, anak dan harta benda setiap orang atau koorporasi yang diketahui dan atau yang diduga mempunyai hubungan dengan tindak pidana korupsi yang dilakukannya. 31 31 Maritman Prodjohamidjojo, Penerapan Pembuktian Terbalik dalam Delik Korupsi UU No. 311999, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung, 2001, hal. 54 Universitas Sumatera Utara Apabila terdakwa tidak dapat membuktikan perolehan harta bendanya yang dianggap tidak wajar ataupun terdakwa tidak menggunakan hak untuk membuktikan sebaliknya, hal ini dapat digunakan untuk memperkuat alat bukti yang sudah ada bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana korupsi. Sedangkan penuntut umum tetap wajib membuktikan tentang kerugian negara akibat tindak pidana korupsi yang dilakukan terdakwa yang dijadikan dasar untuk mengajukan tuntutan berupa pidana tambahan unag pengganti Pasal 18 ayat 1 huruf b Undang-undang No. 31 Tahun 1999. Barang sitaan harta benda terdakwa yang berasal dari tindak pidana korupsi dalam tahap pra ajudikasi jika tidak dapat dibuktikan bukanlah dari hasil tindak pidana korupsi maka Jaksa Penuntut Umum akan menuntut dirampas dan diserahkan kepada negara. 32 Dalam tahap penuntutan, Jaksa harus dapat menuntut secara maksimal besarnya uang pengganti yang terbukti di pemeriksaan persidangan kepada terdakwa, jumlahnya setidaknya harus sama dengan harta yang diperoleh dari hasil tindakan korupsi. Jumlah uang pengganti yang dituntut tentunya didasarkan dari fakta-fakta hasil pemeriksaan yang dilakukan dipersidangan baik berdasarkan keterangan yang diberikan oleh saksi-saksi, keterangan ahli dan terdakwa itu sendiri. Adanya penyitaan barang bukti yang telah dituntut untuk dirampas negara, akan memudahkan dalam melaksakan putusan pengadilan uang pengganti melalui penyitaan karena barang bukti tersebut di bawah kekuasaan lembaga penegak hukum. 32 Efi Laila Kholis, Opcit, Hal. 42 Universitas Sumatera Utara Dalam prakteknya apabila barang yang disita berupa uang maka uang tersebut akan disetor ke kas negara melalui bank, namun apabila berupa barang bergerak atau tidak bergerak harus melalui prosedur lelang. Hasil lelang terhadap barang bukti tersebut disetor ke kas negara.

3. Tahap Pelaksanaan Putusan Pengadilan Pasca Ajudikasi

Dokumen yang terkait

Pengadaan Barang Yang Menyebabkan Kerugian Keuangan Negara Ditinjau Dari Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi ( Studi Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 19/Pid.Sus.K/2014/PT.MDN)

6 100 148

Pembayaran Uang Pengganti Sebagai Salah Satu Bentuk Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi

2 48 143

Kewenangan Jaksa Pengacara Negara Dalam Gugatan Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Akibat Tindak Pidana Korupsi Yang Terdakwanya Meninggal Dunia (Studi Putusan No. Reg 02/Pdt. G/2010/PN.DPK)

0 55 105

Kewenangan Bpkp Dan Kejaksaan Dalam Penentuan Unsur Kerugian Keuangan Negara Terhadap Tindak Pidana Korupsi

0 78 186

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan MA No. 1384 K/PID/2005)

1 65 124

Kewenangan Kejaksaan Sebagai Jaksa Pengacara Negara Dalam Pengambilan Aset Hasil Korupsi

4 82 183

Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Sebagai Salah Satu Faktor Yang Meringankan Hukuman Dalam Tindak Pidana Korupsi

0 40 121

Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Pejabat Negara (Studi Putusan Nomor : 01/Pid.Sus.K/2011/PN.Mdn)

2 43 164

Tinjauan Yuridis Terhadap Upaya Pengembalian Keuangan Negara Atas Tindak Pidana Korupsi Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 6 42

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pembayaran Uang Pengganti Sebagai Salah Satu Bentuk Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi

0 0 29