Pengaruh Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2012-2014

(1)

LAMPIRAN

Lampiran I

Jadwal dan Waktu Penelitian

Tahapan Penelitian

2015

November Januari

Februari-Maret April

Febr uari-mei

Pengajuan proposal skripsi

Penyetujuan proposal skripsi

Penyelesaian proposal skripsi

Bimbingan dan perbaikan proposal skripsi

Seminar proposal skripsi

Pengumpulan data dan pengolahan data Ujian Komprehensif

Bimbingan dan penulisan skripsi Penyelesaian skripsi


(2)

Lampiran II

Kabupaten/kota kriteria Sample

1 2

Kab. Asahan √ √ Sample 1

Kab. Dairi √ √ Sample 2

Kab. Deli Serdang √ √ Sample 3

Kab. Tanah Karo - - Tidak

Kab. Labuhan Batu - √ Tidak

Kab. Langkat - - Tidak

Kab. Mandailing Natal √ √ Sample 4

Kab. Nias - - Tidak

Kab. Simalungun √ √ Sample 5

Kab. Tapanuli Selatan √ √ Sample 6

Kab. Tapanuli Tengah √ √ Sample 7

Kab. Tapanuli Utara - - Tidak

Kab. Toba Samosir - - Tidak

Kota Binjai - - Tidak

Kota Medan - - Tidak

Kota Pematang Siantar √ √ Sample 8

Kota Sibolga - - Tidak

Kota Tanjung Balai - √ Tidak

Kota Tebing Tinggi √ - Tidak

Kota Padang Sidempuan √ √ Sample 9

Kab. Pakpak Bharat √ √ Sample 10

Kab. Nias Selatan - - Tidak

Kab. Humbang Hasundutan - - Tidak

Kab. Serdang Bedagai - √ Tidak

Kab. Samosir √ √ Sample 11

Kab. Batu Bara - - Tidak

Kab. Padang Lawas √ √ Sample 12

Kab. Padang Lawas Utara - √ Tidak

Kab. Labuhanbatu Selatan √ - Tidak

Kab. Labuhanbatu Utara - - Tidak

Kab. Nias Barat - - Tidak

Kab. Nias Utara - - Tidak


(3)

Lampiran III

Data Sampel Penelitian

*) Angka dalam Milyar rupiah

Sumber :

Kabupaten/Kota Pertumbuhan

Ekonomi 2 2014

**)

Kabupaten/kota 2012 2013 2014

N i a s 1 776,05 1 888,76 1 992,05

Mandailing Natal 6 210,82 6 604,94 7 037,24

Tapanuli Selatan 6 150,49 7 222,61 7 540,96

Tapanuli Tengah 4 943,04 5 198,56 5 460,81

Tapanuli Utara 4 198,63 4 420,15 4 646,64

Toba Samosir 3 985,21 4 178,00 4 355,22

Labuhanbatu 16 289,98 17 266,41 18 167,79

Asahan 17 872,41 18 906,42 20 019,06

Simalungun 19 117,54 20 124,06 21 197,54

D a i r i 4 671,00 4 906,97 5 153,96

K a r o 10 258,23 10 768,99 11 326,40

Deli Serdang 47 513,87 51 892,42 55 870,48

Langkat 20 858,68 22 024,16 23 150,80

Nias Selatan 3 074,46 3 217,70 3 356,63

HumbangHasundutan 2 948,18 3 119,00 3 284,16

Pakpak Bharat 569,86 603,55 639,24

Samosir 2 105,65 2 233,59 2 366,56

Serdang Bedagai 13 558,85 14 345,76 15 080,96

Batubara 17 916,36 18 673,42 19 457,83

Padang Lawas Utara 5 531,49 5 871,51 6 230,97

Padang Lawas 5 332,02 5 659,62 5 999,93

Labuhanbatu Selatan 13 024,49 13 812,09 14 548,32

Labuhanbatu Utara 11 978,44 12 732,11 13 420,27

Nias Utara 1 645,93 1 750,25 1 842,56

Nias Barat 877,93 923,29 970,53

Sibolga 2 458,50 2 604,21 2 757,70

Tanjungbalai 3 919,55 4 152,39 4 392,45

Pematangsiantar 6 753,56 7 142,06 7 596,87

Tebing Tinggi 2 758,87 2 924,75 3 083,91

M e d a n 105 162,00 110 794,42 117 497,62

B i n j a i 5 553,63 5 887,47 6 230,55

Padangsidimpuan 2 952,72 3 120,26 3 276,83


(4)

Dana Alokasi Khusus

Kabupaten/kota 2012 2013 2014

Kab. Asahan 65.207 79.875 20.386

Kab. Dairi 43.357 61.126 14.698

Kab. Deli Serdang 65.478 81.868 31.406

Kab. Tanah Karo 38.427 48.120 -

Kab. Labuhan Batu 75.497 49.738 -

Kab. Langkat 56.057 81.166 -

Kab. Mandailing Natal 41.556 38.791 17.963

Kab. Nias 48.137 64.603 -

Kab. Simalungun 90.869 80.774 23.419

Kab. Tapanuli Selatan 53.367 54.322 19.064

Kab. Tapanuli Tengah 48.644 83.254 22.707

Kab. Tapanuli Utara 50.221 - -

Kab. Toba Samosir - 46.036 20.335

Kota Binjai 23.778 19.656 -

Kota Medan - 62.017 22.233

Kota Pematang Siantar 28.447 41.400 9.799

Kota Sibolga 19.290 29.474 -

Kota Tanjung Balai 17.956 28.391 -

Kota Tebing Tinggi 25.323 36.283 10.870

Kota Padang Sidempuan 23.987 39.957 11.499

Kab. Pakpak Bharat 25.461 54.006 18.655

Kab. Nias Selatan 64.679 - 3.025

Kab. Humbang Hasundutan 28.968 - -

Kab. Serdang Bedagai 64.705 68.231 -

Kab. Samosir 27.845 33.548 14.010

Kab. Batu Bara 44.149 - 15.546

Kab. Padang Lawas 42.521 31.083 10.417

Kab. Padang Lawas Utara 36.733 - -

Kab. Labuhanbatu Selatan 25.664 53.226 15.678

Kab. Labuhanbatu Utara 42.495 - 13.946

Kab. Nias Barat 63.755 56.383 -

Kab. Nias Utara - 42.168 22.185

Kota Gunung Sitoli 56.898 - -

*) Angka dalam Juta rupiah Sumber :


(5)

Belanja Modal

Kabupaten/kota 2012 2013 2014

Kab. Asahan 259.227 271.753 188.338

Kab. Dairi 97.984 138.860 2.960

Kab. Deli Serdang 334.254 352.334 166.948

Kab. Tanah Karo 153.196 245.359 -

Kab. Labuhan Batu 204.123 226.694 24.521

Kab. Langkat 255.053 308.212 -

Kab. Mandailing Natal 133.047 141.626 18.031

Kab. Nias 153.105 173.429 -

Kab. Simalungun 314.892 234.348 105.812

Kab. Tapanuli Selatan 194.194 267.454 23.463

Kab. Tapanuli Tengah 154.200 258.593 10.323

Kab. Tapanuli Utara 171.508 - -

Kab. Toba Samosir - 125.577 23.134

Kota Binjai 158.209 133.103 -

Kota Medan - 630.803 107.805

Kota Pematang Siantar 90.832 134.010 4.819

Kota Sibolga 90.900 87.060 -

Kota Tanjung Balai 114.085 108.800 15.247

Kota Tebing Tinggi 97.955 160.860 30.795

Kota Padang Sidempuan 98.759 117.217 7.679

Kab. Pakpak Bharat 70.238 147.987 1.905

Kab. Nias Selatan 202.754 - 20.210

Kab. Humbang Hasundutan 124.493 - 36.824

Kab. Serdang Bedagai 148.713 250.622 8.783

Kab. Samosir 85.424 162.440 12.225

Kab. Batu Bara 168.742 42.952

Kab. Padang Lawas 116.854 137.298 11.244

Kab. Padang Lawas Utara 232.918 34.243 34.243 Kab. Labuhanbatu Selatan 145.201 335.067 15.473

Kab. Labuhanbatu Utara 250.093 - 37.199

Kab. Nias Barat 106.214 184.356 -

Kab. Nias Utara - 161.068 3.023

Kota Gunung Sitoli 149.729 - 9.027

*) Angka dalam Juta rupiah Sumber :


(6)

Lampiran IV

Hasil Uji Regresi Linear Berganda SPSS 20

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DAK 36 9799 90869 40299.06 23340.508

BelanjaModal 36 1905 352334 135210.33 101135.506

Pertumbuhan

ekonomi 36 569860 55870480 11110208.89 13788234.439

Valid N (listwise) 36

Unstandardized Residual

N 36

Normal

Parametersa,b

Mean .0000000

Std.

Deviation 10216722.45258041

Most Extreme Differences

Absolute .119

Positive .107

Negative -.119

Test Statistic .119

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

DAK .208 4.797


(7)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .672a .451 .418 10521766.211 1.459

a. Predictors: (Constant), BelanjaModal, DAK b. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant)

5331766.216 3620284.063 1.473

.15 0 BelanjaModal

164.869 38.516 1.209 4.281 .00

0 DAK

-409.774 166.890 -.694 -2.455 .02

0


(8)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3000689694434

436.000 2

1500344847217

218.000 13.552 .000

b

Residual 3653349618557

120.000 33

1107075641987 00.610

Total 6654039312991

556.000 35

a. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi d. Predictors: (Constant), BelanjaModal, DAK

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .672a .451 .418 10521766.211

a. Predictors: (Constant), BelanjaModal, DAK b. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi


(9)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, L; 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah edisi pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Badrudin, R; 2012. Ekonomika Otonomi Daerah. Penerbit UUP STIM YKPN. Yogyakarta.

Daulay, M; 2010. Metodologi Penelitian Ekonomi. USU Press. Medan. Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. USU Press. Medan.

Ghozali, I; 2006. Analisis Multivariat dengan SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Halim, A; 2009. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah.Edisi 3. Jakarta,Salemba Empat.

Murni, E; 2009. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat.

Nordiawan, D dan Ayuningtyas H; 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta, Salemba Empat.

Permatasari, W.A; 2013. Pengaruh Dana Alokasi Umum(DAU), Dana Alokasi Khusus (Dak), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.

Peraturan Mentri Keuangan nomor 101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

Ruth, D; 2016. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai variabel moderating pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2013.

Sugiyono, 2006. Statistika untuk Penelitian, cetakan kesembilan, Alfa Beta, Bandung.


(10)

Susanto, E dan Marhamah; 2016. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah dengan Belanja Daerah sebagai variable moderating di Provinsi Jawa Timur.

Thifah, I; 2015. Statistika pendidikan dan metode penelitian kuantitatif. Malang, Madani.

Undang-undang Nomor.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-undang Nomor.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Yani, A; 2009. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta Rajawali Pers.


(11)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Daulay (2010) penelitian kuantitatif lebih menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian ini menguji pengaruh Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara. Data penelitian diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian dimulai dari menentukan judul penelitian pada bulan april 2016 hingga selesai dilakukan.

3.3 Populasi Dan Sampel

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 33 Kab/Kota di Provinsi Sumatera Utara dengan data pengamatan mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 (3 tahun) maka jumlah pengamatan menjadi 99 dan seluruhnya dijadikan sampel.

Menurut Sugiyono (2004:78) Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.


(12)

1. Probability Sampling, metode dimana semua populasi yang ada memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk menjadi sampel. Metode ini terdiri atas :

a) Simple random sampling

b) Complex random sampling

2. Non Probability Sampling, metode pengambilan sampel dimana tidak semua populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Metode ini terdiri atas:

a) Convinience Sampling, yaitu pengambilan sampel secara nyaman

dimana peneliti mengambil sampel sekehendak hatinya.

b) Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan criteria yang telah ditentukan oleh peneliti.

c) Judgement Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu pertimbangan tertentu.

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Adapun kriteria yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Kabupaten/Kota di Sumatera Utara yang menerbitkan laporan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berturut-turut antara tahun 2012-2014 pada situs BPS Provinsi Sumatera Utara.

2. Kabupaten/kota di Sumatera Utara yang menerbitkan laporan Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal selama periode 2012-2014 pada situs


(13)

Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuang

Tabel 3.1.Populasi dan Sampel Penelitian

Kabupaten/kota kriteria Sample

1 2

Kab. Asahan √ √ Sample 1

Kab. Dairi √ √ Sample 2

Kab. Deli Serdang √ √ Sample 3

Kab. Tanah Karo - - Tidak

Kab. Labuhan Batu - √ Tidak

Kab. Langkat - - Tidak

Kab. Mandailing Natal √ √ Sample 4

Kab. Nias - - Tidak

Kab. Simalungun √ √ Sample 5

Kab. Tapanuli Selatan √ √ Sample 6

Kab. Tapanuli Tengah √ √ Sample 7

Kab. Tapanuli Utara - - Tidak

Kab. Toba Samosir - - Tidak

Kota Binjai - - Tidak

Kota Medan - - Tidak

Kota Pematang Siantar √ √ Sample 8

Kota Sibolga - - Tidak

Kota Tanjung Balai - √ Tidak

Kota Tebing Tinggi √ - Tidak

Kota Padang Sidempuan √ √ Sample 9

Kab. Pakpak Bharat √ √ Sample 10

Kab. Nias Selatan - - Tidak

Kab. Humbang Hasundutan - - Tidak

Kab. Serdang Bedagai - √ Tidak

Kab. Samosir √ √ Sample 11

Kab. Batu Bara - - Tidak

Kab. Padang Lawas √ √ Sample 12

Kab. Padang Lawas Utara - √ Tidak

Kab. Labuhanbatu Selatan √ - Tidak

Kab. Labuhanbatu Utara - - Tidak

Kab. Nias Barat - - Tidak

Kab. Nias Utara - - Tidak


(14)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdapat pada laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumatera Utara dengan rentan waktu (time series) mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 yang diperoleh dari Badan Universitas Sumatera Utara Pusat Statistik serta di download dari internet melalui Www.bps.go.id dan www.djpk.depkeu.go.id.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Agar setiap variable yang terdapat dalam penelitian ini dapat diketahui dengan jelas, serta untuk menghindari kesalahan dalam menginterprestasikan pengertian, maka perlu pembahasan pengertian dari variable yang diteliti, yaitu:

1. Variable penelitian

a. Variable bebas adalah variable penyebab atau yang mempengaruhi. Variable bebas yaitu Dana Alokasi Khusus (DAK) (X1) dan Belanja Modal (X2).

b. Variable terikat adalah variable tergantung atau terpenuhi. Variable terikat yaitu Pertumbuhan Ekonomi (Y).

2. Defenisi Operasional

Agar setiap variable yang terdapat dalam penelitian ini dapat dimengerti dengan jelas, serta menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan pengertian, maka perlu pembatasan pengertian dari variable yang diteliti, yaitu:


(15)

Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel Jenis Variabel Nama Variabel Definisi Operasional Parameter Skala Ukuran Independen Dana Alokasi Khusus (DAK) (X1)

Dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan khusus. Realisasi penerimaan DAK kab/kota Prov. Sumatera Utara (2012-2014) Rasio Independen Belanja Modal (X2) Pengeluaran anggaran untuk perolehan asset tetap dan asset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Realisasi pengeluaran Belanja Modal kab/kota Prov. Sumatera Utara (2012-2014) Rasio Dependen Pertumbuhan Ekonomi (Y) Perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Realisasi PDRB kab/kota Prov Sumatera Utara (2012-2014) Rasio

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linier berganda, model analisis ini digunakan untuk melihat hubugan antara kedua variable tersebut. Modal persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formulasi sebagai berikut :


(16)

Y = a + b1x1 + b2x2 + e

Keterangan :

Y = Pertumbuhan Ekonomi

a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien Regresi

x1 = Dana Alokasi Khusus

x2 = Belanja Modal

e = Error

3.7 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi berganda dan analisis jalur (path analisis), maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian normalitas, pengujian multikolinearitas, pengujian heterokedastisitas, pengujian autokorelasi, Erlina (2011).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mangasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data


(17)

observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Selain dengan melihat kurva normal P-plot, uji normalitas juga dapat dilakakukan menggunakan uji kolmogorov-sminov. Dalam uji kolmogorov-sminov hipotesa yang berlaku adalah:

H0= sampel berasal dari data/populasi yang terdistribusi normal

Ha= sampel berasal dari data/populasi yang tidak terdistribusi

normal

Dalam uji ini apabila nilai sig < 0,05 maka data tidak terdistribusi dengan normal. Namun, jika nilai sig > 0,05 maka data terdistribusi dengan normal. (Thoifah, 2015:124)

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara satu dengan yang lainnya. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Universitas Sumatera Utara Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, Ghozali (2006). Menurut Erlina (2011) ada dua uji multikolinearitas yang sering digunakan yaitu dengan melihat nilai VIF, semakin tinggi VIF semakin besar dampak dari multikolinearitas. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi


(18)

multikolinearitas yang cukup berat diantara variabel independen. UJi multikolinearitas yang kedua yaitu dengan melihat koefisien korelasi sederhana antara variabel-variabel independen/penjelas, apabila r tinggi nilai absolutnya maka ada dua variabel penjelas tertentu berkorelasi dan masalah multikolinearitas ada dalam persamaan tersebut.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan juka berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homeskedastisitas, karena data ini menghimpun data yang mawakili berbagai ukuran, yaitu kecil, sedang, dan besar. Ada beberapa cara untuk medeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terkait (dependen), yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihatnya ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar


(19)

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Thoifah, 2015:128)

4. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi yaitu data yang digunakan pada data runtun waktu (time series). Uji ini bertujuan umtuk melihat apakah dalam suatu regresi linear adakorelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan uji DurbinWatson (DW), Ghozali (2006). Menurut Erlina (2011), uji autokorelasi dapat terjadi pada setiap penelitian dimana urutan pada pengamatan-pengamatan memiliki arti. Autokorelasi merupakan gejala dimana error term pada suatu periode waktu secara sistematik tergantung kepada error term pada periode-periode yang lain. Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Cara mendeteksi autokorelasi yaitu dengan uji Durbin Watson. Universitas Sumatera Utara Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi.


(20)

3.8 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji simultan dan uji parsial:

a. Uji Simultan (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,X2,…Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan adalah :

1. Apabila F hitung › F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2. Apabila F hitung ‹ F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b. Uji Parsial (Uji t) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1,X2,…Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Nilai t-tabel dapat dilihat dengan menggunakan table-t. Dasar pengambilan keputusan adalah :

1. Apabila T hitung › T tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2. Apabila T hitung ‹ T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. c. Koefisien Determinasi (R2)

Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1,

X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y) yang dapat


(21)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Sampel Penelitian

Data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Laporan Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2012 s/d tahun 2014 (3 tahun) sehingga jumlah sampel menjadi 36 data. Dari laporan tahunan tersebut yang menjadi objek penelitian adalah Dana Alokasi Khusus (DAK), Belanja Modal (BM) dan data Pertumbuhan Ekonomi (PE) tahun amatan 2012 s/d 2014. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara yaitu www.bps.go.id/sumut dan Departemen Keuangan Republik Indonesia yaitu

4.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif untuk setiap variabel bebas yang dianalisis disajikan pada Tabel 4.1 Variabel bebas yang digunakan dalam analisis ini sebanyak 2 (dua) variabel independen yaitu Dana Alokasi Khusus (X1), Belanja Modal (X2). Variabel dependen yaitu Pertumbuhan Ekonomi (Y) Hal tersebut terdapat pada Tabel 4.1 berikut

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DAK 36 9799 90869 40299.06 23340.508

BelanjaModal 36 1905 352334 135210.33 101135.506

Pertumbuhan


(22)

Diolah oleh penulis (2016)

Data deskriptif statistik digunakan untuk mengetahui gambaran umum setiap variabel dalam penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data SPSS seperti terlihat pada tabel 4.1 diperoleh nilai untuk maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi (penyimpangan) setiap variabel. Output tampilan SPSS menunjukkan jumlah data (N) ada 36 data yang merupakan periode penelitian pada 12 kabupaten/kota dikali dengan 3 tahun, yaitu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014, dengan hasil analisis sebagai berikut :

1. Nilai minimum dana alokasi khusus (X1) pada kabupaten/kota di

Propinsi Sumatera Utara sebesar 9799, sedangkan nilai maksimum dana alokasi khusus sebesar 90869, dengan nilai rata – rata sebesar 40299.06. Standar deviasi dana alokasi khusus pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara sebesar 23340.508. Kab. Simalungun merupakan kabupaten yang memperoleh dana alokasi khusus tertinggi, sedangkan Kota pematangsiantar memperoleh dana alokasi khusus terendah.

2. Nilai minimum belanja modal (X2) pada kabupaten/kota di Propinsi

Sumatera Utara sebesar 1905, sedangkan nilai maksimum dana perimbangan sebesar 352334, dengan nilai rata – rata sebesar 135210.33. Standar deviasi belanja modal pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara sebesar 101135.506. Kabupaten deli serdang merupakan kabupaten yang memperoleh dana perimbangan tertinggi,


(23)

sedangkan Kab. Pakpak Bharat memperoleh dana perimbangan terendah.

3. Nilai minimum pertumbuhan ekonomi (Y) pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara sebesar 569860, sedangkan nilai maksimum dana perimbangan sebesar 55870480, dengan nilai rata – rata sebesar 11110208.89. Standar deviasi dana perimbangan pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara sebesar 263478.26410. kabupaten deli serdang merupakan kabupaten yang memperoleh pertumbuhan ekonomi tertinggi, sedangkan Kabupaten Phakpak Barat memperoleh pertumbuhan ekonomi terendah.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat penggunaan model regresi berganda adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Asumsi Klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, non-multikolinearitas, non-Autokorelasi, homoskedasitas. Berikut ini pengujian untuk menentukan apakah keempat asumsi klasik tersebut dipenuhi atau tidak.

4.3.1 Uji Normalitas

pengujian normalitas dengan uji statistik dilakukan dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorov Smirnov (K-S). Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut :


(24)

Tabel 4.2

Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized Residual

N 36

Normal

Parametersa,b

Mean .0000000

Std.

Deviation 10216722.45258041

Most Extreme Differences

Absolute .119

Positive .107

Negative -.119

Test Statistic .119

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Diolah oleh penulis (2016)

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji non parametrik KolmogorovSmirnov terlihat bahwa nilai asymp sig (2- tailed) adalah 0,200 dan di atas nilai signifikan 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk dapat melihat ada tidaknya multikolinieritas dengan melihat angka colinierity statistic yang ditunjukkan oleh nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance, dengan kriteria : jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian multikolinearitas adalah sebagai berikut :


(25)

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

a. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi

Diolah oleh penulis (2016)

Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dimana nilai VIP untuk variabel DAK dan belanja modal < 10 sedangkan nilai tolerance > 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa analisis ini dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan dalam penelitian.

4.3.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Hal ini sering ditemukan pada time series. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi dapat diketahui dengan melihat besaran Dubrin-Watson (D-W) sebagai berikut:

1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.

2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3) Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negative.

Hasil pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut : Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

DAK .208 4.797


(26)

Tabel 4.4

Uji Statistik Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .672a .451 .418 10521766.211 1.459

a. Predictors: (Constant), BelanjaModal, DAK b. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi

Diolah oleh penulis (2016)

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa nilai Dubrin-Watson sebesar 1,459. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam penelitian ini bebas dari autokorelasi karena masih dalam kisaran nilai -2 dan 2.

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.1 Grafik Scatterplo


(27)

Pada gambar 4.1 menunjukkan tidak adanya pola tertentu serta grafik plot tersebar secara tidak merata. Sesuai dengan pedoman uji heteroskedastisitas, maka dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.4 Pengujian Hipotesis Pertama

Setelah dilakukannya uji asumsi klasik, maka dilakukan pengujian hipotesis pertama sebagai berikut :

4.4.1 Uji Signifikan Parsial (uji-t)

Tabel 4.5 Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 5331766.216 3620284.063 1.473 .150

BelanjaModal 164.869 38.516 1.209 4.281 .000

DAK -409.774 166.890 -.694 -2.455 .020

a. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi

Diolah oleh penulis (2016)

Berdasarkan pengujian pada tabel 4.5, maka secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Dana alokasi khusus (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukan signifikan 0,020 < 0,05 maka kesimpulanya bahwa DAK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara.


(28)

Artinya, semakin bertambah dana alokasi khusus maka pertumbuhan ekonomi juga akan semakin meningkat di Provinsi Sumatera Utara untuk periode 2012-2014.

2. Belanja Modal (X2) terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukan signifikan 0,000 < 0,05 maka kesimpulanya bahwa belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara.

Artinya, semakin bertambah belanja modal maka pertumbuhan ekonomi juga akan semakin meningkat di Provinsi Sumatera Utara untuk periode 2012-2014.

4.4.2 Uji Signifikan Simultan (uji-F)

Tabel 4.6 Uji Statistic F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3000689694434

436.000 2

1500344847217

218.000 13.552 .000

b

Residual 3653349618557

120.000 33

1107075641987 00.610

Total 6654039312991

556.000 35

a. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi b. Predictors: (Constant), BelanjaModal, DAK

Diolah oleh penulis (2016)

Tabel 4.6 di atas mengungkapkan bahwa nilai signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka dana alokasi khusus dan belanja modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Jika membandingkan nilai F-hitung


(29)

dengan nilai F-tabel diketahui bahwa nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel (13,552 > 3,285). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dana alokasi khusus dan belanja modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4.7

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .672a .451 .418 10521766.211

a. Predictors: (Constant), BelanjaModal, DAK b. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi

Diolah oleh penulis (2016)

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa R2 = 0,451 berarti hubungan antara dana alokasi khusus dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 45,1%. sedangkan 54,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini Belanja modal mempunyai nilai 0,020. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa kenaikan pemberian DAK dari pemerintah pusat kepada Provinsi Sumatera Utara akan menaikkan pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut. Dana Alokasi Khusus guna keperluan di daerah dibelanjakan di daerah Sumatera Utara, dengan adanya dana tersebut maka perekonomian menjadi tumbuh di provinsi Sumatera Utara. Sehingga kenaikan DAK akan menaikkan ekonomi di daerah Sumatera Utara.


(30)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Windha Amiga Permatasari (2013) dan Elida Murni (2009) menyimpulkan bahwa DAK tidak mempunyai hubungan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari hasil penelitian ini ditemukan adanya ketidakkonsistenan diantara hasil penelitian. Tetapi memiliki kesamaan dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh Edy Susanto dan Marhamah (2016).

Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan asset tetap dan asset lainnya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Dalam penelitian ini Belanja modal mempunyai nilai 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Belanja Modal mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil pembahasan dapat diketahui bahwa secara simultan variabel DAK dan Belanja Modal berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari perbandingan nilai F-hitung dengan nilai F tabel. Diketahui bahwa nilai F-hitung 13,552 lebih besar dari nilai F-tabel 3,285. Jadi dapat disimpulkan bahwa DAK dan Belanja Modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini juga didukung oleh nilai R2 = 0,451 yang berarti hubungan antara DAK dan Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi sebesar 45,1%. sedangkan 54,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Sampel dalam penelitian ini adalah 12 Kabupaten/Kota dengan tiga tahun pengamatan 2012-2014. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan mengenai pengaruh Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap pertumbuhan ekonomi sebagai berikut :

1. Secara simultan dan parsial variable dana alokasi khusus dan belanja modal berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada periode 2012-2014.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :

1. Sampel dalam penelitian ini dibatasi pada kabupaten/kota yang memiliki ketersediaan data yaitu 12 Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara. Hal ini menyebabkan hasil penelitian ini hanya berlaku untuk kabupaten/kota yang menjadi sampel penelitian saja sehingga belum dapat di generalisasikan untuk seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel Dana Alokasi Khusus (DAK), Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi. Penelitian ini tidak menggunakan Dana Bagi Hasil (DBH), Pendapatan Asli Daerah


(32)

(PAD), Dana Alokasi Umum (DAU),sehingga belum menggambarkan kondisi Provinsi Sumatera Utara yang sebenarnya.

5.3 Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel-variabel lainnya, seperti dana alokasi umum, dana bagi hasil, dan pendapatan asli daerah, karena variable tersebut juga berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Serta memperpanjang periode tahun penelitian supaya dapat memberikan hasil yang maksimal.

2. Bagi masyarakat

Bagi masyarakat diwajibkan menaati peraturan yang telah di buat oleh pemerintah guna mempermudah kinerja pemerintah dalam memngelola dan membenahi daerah.


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Dana Alokasi Khusus (DAK)

Pengertian DAK diatur dalam Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah, yang menyebutkan bahwa:“Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.”

Pasal 1 UU No.23/2014 menyebutkan bahwa Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. DAK dialokasikan dalam APBN untuk daerah tertentu dalam rangka pendanaan desentralisasi untuk (1) membiayai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah Pusat atas dasar prioritas nasional dan (2) membiayai kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu. Kebutuhan khusus yang dapat dibiayai oleh DAK adalah kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum dengan menggunakan rumus DAU, dan kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional. DAK ini diatur lebih lanjut dalam bentuk PP, Pemerintah telah mengeluarkan PP Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.


(34)

Pelaksanaan DAK sendiri diarahkan pada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan, dan/atau perbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan masyarakat dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang, dan tidak termasuk penyertaan modal. Sebagai contoh, penggunaan DAK bidang pendidikan meliputi:

1. Rehabilitasi gedung sekolah/ruang kelas,

2. Pengadaan/rehabilitasi sumber dan sanitasi air bersih serta kamar mandi dan WC,

3. Pengadaan/perbaikan meubelair ruang kelas dan lemari perpustakaan, 4. Pembangunan/rehabilitasi rumah dinas penjaga/guru/kepala sekolah, dan 5. Peningkatan mutu sekolah dengan pembangunan/penyediaan sarana dan

prasarana perpustakaan serta fasilitas pendidikan lainnya di sekolah.

Kebijakan DAK dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar yaitu (i) penetapan program dan kegiatan, (ii) penghitungan alokasi DAK, (iii) arah kegiatan dan penggunaan DAK, dan (iv) administrasi pengelolaan DAK.

2.1.2 Belanja Modal

Menurut Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 53, belanja modal adalah anggaran pengeluaran APBD yang digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigrasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya. Dalam anggaran


(35)

pengeluaran tersebut termasuk nilai pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang dianggarkan yang sebesar harga beli/bangun aset tetapi tidak termasuk belanja honorarium panitia pengadaan dan administrasi pembelian/pembangunan untuk memperoleh setiap aset karena telah dianggarkan pada belanja pegawai dan/atau belanja barang dan jasa.

Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal merupakan belanja Pemerintah Daerah yang manfaatnya melebihi 1 tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi umum. Belanja modal digunakan untuk memperoleh aset tetap pemerintah daerah seperti peralatan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya.

Menurut Adolf Wagner dalam Soepangat (1991:42-44) dan Mursinto (2005b), pengeluaran pemerintah dari waktu ke waktu semakin meningkat karena semakin bertambahnya kegiatan pemerintah yang memerlukan pembiayaan. Adolf Wagner menyebutkan dengan The law of Ever Increasing State Activities atau hukum selalu makin meningkatnya kegiatan negara atau hukum makin meningkatnya pengeluaran negara. Peningkatan pengeluaran negara tersebut dalam arti relatif, yaitu membandingkan pengeluaran negara dengan produk Nasional Bruto dan atau membandingkan dengan pengeluaran sektor swasta.

Kriteria kapitalisasi dalam pengadaan/pemeliharaan barang/asset merupakan suatu tahap validasi untuk penetapan belanja modal atau bukan dan merupakan syarat wajib dalam penetapan kapitalisasi atas pengadaan barang/asset:


(36)

1. Pengeluaran anggaran belanja tersebut mengakibatkan bertambahnya asset dan/atau bertambahnya masa manfaat/umur ekonomis asset berkenaan.

2. Pengeluaran anggaran belanja tersebut mengakibatkan bertambahnya kapasitas, peningkatan standar kinerja, atau volume asset.

3. Memenuhi nilai minimum kapitalisasi dengan rincian sebagai berikut:

a. Untuk pengadaan peralatan dan mesin, batas minimal harga pasar per unit barang adalah sebesar Rp 300.000,-

b. Untuk pembangunan dan/atau pemeliharaan gedung dan bangunan per paket pekerjaan adalah sebesar Rp 10.000.000,-

4. Pengadaan barang tersebut tidak dimaksudkan untuk diserahkan/dipasarkan kepada masyarakat atau entitas lain di luar pemerintah.

Belanja modal dipergunakan untuk antara lain :

1. Belanja modal tanah

Seluruh pengeluaran untuk pengadaan/ pembelian/ pembebasan / penyelesaian, balik nama, pengosongan, penimbunan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat tanah serta pengeluaranpengeluaran lain yang bersifat administratif sehubungan dengan perolehan hak dan kewajiban atas tanah pada saat pembebasan/pembayaran ganti rug1 sampai tanah tersebut siap digunakan/ dipakai.

2. Belanja modal peralatan dan mesin

Pengeluaran untuk pengadaan peralatan dan mesin yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain biaya pembelian,


(37)

biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan, termasuk pengeluaran setelah perolehan

(subsequent expenditure) peralatan dan mesm yang memenuhi

persyaratan untuk dikapitalisasi.

3. Belanja modal gedung dan bangunan

Pengeluaran untuk memperoleh gedung dan bangunan baik secara kontraktual maupun swakelola sampai dengan gedung dan bangunan siap digunakan meliputi biaya pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan izin mendirikan bangunan, notaris, dan pajak (kontraktual) . Dalam belanja m1, termasuk (subsequent expenditure) gedung persyaratan untuk dikapitalisasi. pengeluaran setelah perolehan dan bangunan yang memenuhi

4. Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan

Pengeluaran untuk memperoleh jalan dan jembatan, irigasi dan Jarmgan sampai siap pakai / digunakan meliputi biaya perolehan atau biaya kontruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan dan jembatan, irigasi dan Jaringan tersebut siap pakai termasuk pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditure) jalan, irigasi dan Jaringan yang memenuhi persyaratan untuk dikapitalisasi.

5. Belanja modal lainnya

Pengeluaran yang diperlukan dalam kegiatan pembentukan modal untuk pengadaan/ pembangunan belanja modal lainnya yang


(38)

tidak dapat diklasifikasikan dalam akun belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan (jalan, irigasi dan lain-lain). Termasuk dalam belanja modal ini : kontrak sewa beli (leasehold) , pengadaan / pem belian barang-barang kesenian (art pieces) , barang-barang purbakala dan barang-barang untuk museum, buku-buku dan jurnal ilmiah serta barang koleksi perpustakaan sepanJ ang tidak dimaksudkan untuk dijual dan diserahkan kepada masyarakat. Termasuk dalam belanja modal lainnya adalah belanja modal non fisik yang besaran jumlah kuantitasnya dapat teridentifikasi dan terukur.

6. Belanja modal Badan Layanan Umum (BLU)

Pengeluaran untuk pengadaan/perolehan/ pembelian aset tetap dan/atau aset lainnya yang dipergunakan dalam rangka penyelenggaraan operasional BLU.

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran meningkat. Istilah pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dan perkembangan suatu perekonomian. Pertumbuhan ekonomi dapat juga diartikan sebagai kenaikan Gross Domestic Product (GDP) atau Gross National Product (GNP) tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad, 1999).


(39)

Menurut Djojohadikusumo (1994:53), Simon Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai peningkatan kemampuan suatu negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya. Pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya. Ada tiga komponen pokok penting, yaitu kenaikan output nasional secara terus menerus, kemajuan teknologi sebagai prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi, dan penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi. Simon Kuznets memisahkan enam karakteristik proses pertumbuhan pada hampir semua negara maju, yaitu (1) tingginya tingkat pertumbuhan output per kapita dan penduduk, (2) tingginya kenaikan produktivitas faktor produksi secara keseluruhan terutama produktivitas tenaga kerja, (3) tingginya trasformasi struktur ekonomi, (4) tingginya tingkat transformasi sosial dan ideologi, (5) kecenderungan negara-negara maju secara ekonomis untuk menjangkau seluruh dunia untuk mendapatkan pasar dan bahan baku, dan (6) pertumbuhan ekonomi ini hanya terbatas pada sepertiga populasi dunia.

Secara umum Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.


(40)

1. Faktor Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan dengan membangun infrastruktur di daerah-daerah.

2. Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.


(41)

4. Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

5. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti terdahulu telah banyak melakukan penelitian ini, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Windha Amiga Permatasari (2013) tentang Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dengan variable Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Belanja Modal, hasil penelitian menunjukan bahwa DAU dan PAD mempunyai hubungan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan


(42)

DAK dan Belanja Modal tidak mempunyai hubungan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian lain dilakukan oleh Elida Murni (2009) tentang Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat dengan variable Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK), hasil penelitian ini menunjukan bahwa PAD berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi, DAU berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, dan DAK tidak berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian lain dilakukan oleh Edy Susanto dan Marhamah (2016) Tentang Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Daerah dengan variable Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK), hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (PDRB) pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (PDRB) pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (PDRB) pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB) dengan Belanja Daerah sebagai variabel moderating pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Dana Alokasi Umum (DAU) tidak berpengaruh signifrkan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB)


(43)

didukung oleh Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB) didukung oleh Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

Ringkasan Review Penelitian terdahulu terdapat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1.Review Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

(tahun) Topik

Variable

Penelitian Hasil Penelitian Windha Amiga Permatasari (2013) Pengaruh Dana Alokasi Umum(DAU), Dana Alokasi Khusus (Dak), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah Variable Dependen - Pertumbuhan

Ekonomi Variable

Independen - Dana Alokasi

Umum - Dana Alokasi

Khusus

- Pendapatan Asli Daerah

- Belanja Modal

Hasil penelitian menunjukan bahwa DAU dan PAD mempunyai hubungan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan DAK dan Belanja Modal tidak mempunyai hubungan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Elida Murni (2009) Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat Variable Dependen - Pertumbuhan

Ekonomi Variable Independen

- Dana Alokasi Umum

- Dana Alokasi Khusus

- Pendapatan Asli Daerah hasil penelitian ini menunjukan bahwa PAD berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi, DAU berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan


(44)

ekonomi, dan DAK tidak berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Edy Susanto dan Marhamah (2016) Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah dengan Belanja Daerah sebagai variable moderating di Provinsi Jawa Timur Variable Dependen - Pertumbuhan

Ekonomi - Belanja Daerah Variable

Independen - Dana Alokasi

Umum

- Dana Alokasi Khusus

- Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten/Kota di Jawa Timur, (DAU) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (PDRB) pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur, (DAK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (PDRB) pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur, (PAD) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB) dengan Belanja Daerah sebagai variabel moderating pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur, (DAU) tidak


(45)

berpengaruh signifrkan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB)

didukung oleh Belanja Daerah pada

Kabupaten/Kota di Jawa Timur, (DAK) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB)

didukung oleh Belanja Daerah pada

Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

2.3 Kerangka Konseptual

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Dana Alokasi Khusus

(X1)

Belanja Modal (X2)

Pertumbuhan Ekonomi


(46)

Kerangka konseptual menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Ekonomi (Y) sedangkan variabel independen terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) (X1) dan Belanja Modal (X2).

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan masalah yang masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sinkron dengan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan teori, penelitian terdahulu dan kerangka konseptual maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Belanja Modal berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera Utara.


(47)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Salah satu perwujudan pelaksanaan otonomi daerah adalah pelaksanaan desentralisasi, dimana kepada daerah diserahkan urusan, tugas dan wewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dengan tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Melalui desentralisasi diharapkan kemampuan pemerintah daerah untuk manajemen pembangunan menjadi lebih lincah, akurat, dan tepat. Urusan pemerintahan yang diserahkan atau didistribusikan kepada daerah tersebut disertai pula dengan penyerahan atau transfer keuangan yang terwujud dalam hubungan keuangan antara pusat dan daerah.

Perimbangan keuangan ini diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004. Desentralisasi fiskal yang di atur dalam UU No. 33 tahun 2004 terdiri dari tiga macam, yaitu Pajak Daerah (Tax Assignment), Dana Bagi Hasil (Revenue

Sharing) dan Dana Alokasi Umum serta Dana Alokasi Khusus. Dengan

desentralisasi fiskal ini, Pemerintah Daerah diharapkan mampu mengoptimalkan penerimaan daerahnya sehingga mandiri dalam pengelolaan keuangannya dan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah pusat.

Salah satu bentuk hubungan keuangan pusat dan daerah adalah Dana Alokasi Khusus (DAK), dimana dana yang bersumber dari pendapatan APBN, dialokasikan/ditransfer kepada daerah untuk membiayai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional, sehingga dapat


(48)

membantu mengurangi beban biaya kegiatan khusus yang harus ditanggung oleh pemerintah daerah.

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber daripendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untukmembantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.Besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN. DAK dialokasikan kepada Daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah. Daerah penerima DAK wajib menyediakan dana pendamping sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari alokasi DAK.

Menurut Halim (2009) belanja langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan program dan kegiatan yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 mendefinisikan belanja sebagai berikut: “Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah”. Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 “Belanja adalah kewajibanpemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih”

Belanja modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah jumlah aset atau kekayaan organisasi sektor publik, yang selanjutnya akan menambah anggaran operasional untuk biaya pemeliharaannya (Nordiawan dan Hertianti, 2010). Menurut Yani (2009) belanja


(49)

modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan aset tetap dan aset lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, buku perpustakaan, dan hewan.

Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang lebih merata, Oleh karna itu tolak ukur adanya pembangunan ekonomi antara lain adalah terjadinya pertumbuhan ekonomi. pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara.

Arsyad (1999), Pembangunan Nasional Indonesia lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, alasannya karena pembangunan di bidang ekonomi mendorong dan mendukung pencapaian serta pembaharuan dalam berbagai kehidupan masyarakat. Sedangkan yang dimaksud pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang disertai perbaikan sistem kelembagaan.


(50)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Belanja Modal berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera Utara ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Dana Alokasi Khusus (DAK) ,Belanja Modal secara simultan dan parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi : 1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam

menganalisis pengaruh DAK dan Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera Utara.

2. Bagi pemerintah daerah dalam hal ini Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera Utara yang menjadi lokasi penelitian, untuk dapat menganalisis Pertumbuhan Ekonominya dalam hal ini pengaruhnya dengan DAK dan Belanja Modal.

3. Akademisi, diharapkan dapat menambah atau memperkaya hasil penelitian dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.


(51)

ABSTRAK

PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS DAN BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2012-2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji apakah dana alokasi khusus dan belanja modal berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2012-2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan melalui situs melalui situs Kabupaten/Kota dengan menggunakan purposive sampling diperoleh 12 Kabupaten/Kota sebagai sampel. Data pengamatan selama 3 tahun (2012–2014) sehingga analisis amatan menjadi 36 data.

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara simultan variable dana alokasi khusus dan belanja modal berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada periode 2012-2014. Secara parsial variable dana alokasi khusus dan belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada periode 2012-2014.

Kata Kunci: Dana Alokasi Khusus, Belanja Modal, dan Pertumbuhan Ekonomi.


(52)

ABSTRACT

EFFECT OF SPECIAL ALLOCATION FUNDS AND CAPITAL EXPENDITURES ON ECONOMIC GROWTH IN / MUNICIPAL GOVERNMENT IN NORTH

SUMATRA PROVINCE IN 2012-2014

This study aims to identify and examine whether the special allocation fund and capital expenditures effect on economic growth in regencies / cities in North Sumatra Province in 2012-2014. The data used in this research is secondary data obtained from the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia, Directorate General of Fiscal Balance www.djpk.depkeu.go.id through the site, and the Central Bureau of Statistics through www.bps.go.id/sumut site. Total population of this study a total of 33 District / City by using purposive sampling obtained 12 regencies / cities as samples. Data observation for 3 years (2012-2014) so that the analysis of observations into 36 data.

The analytical method used to test the hypothesis is multiple regression analysis. The results showed that the variable Simultaneously special allocation funds and capital expenditure have a significant effect on economic growth at the Regency / City in the province of North Sumatra in 2012-2014. Partially variable earmarked grants and capital expenditures positive and significant impact on economic growth at the Regency / City in the province of North Sumatra in 2012-2014.

Keywords: Special Allocation Fund, Capital Expenditure and Economic Growth.


(53)

SKRIPSI

PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS DAN BELANJA

MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI

SUMATERA UTARA

OLEH

DEDDY DHARMA PUTRA 120503316

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016


(54)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2012-2014” adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2016 Yang Membuat Pernyataan

Deddy Dharma Putra NIM: 120503316


(55)

ABSTRAK

PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS DAN BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2012-2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji apakah dana alokasi khusus dan belanja modal berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2012-2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan melalui situs melalui situs Kabupaten/Kota dengan menggunakan purposive sampling diperoleh 12 Kabupaten/Kota sebagai sampel. Data pengamatan selama 3 tahun (2012–2014) sehingga analisis amatan menjadi 36 data.

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara simultan variable dana alokasi khusus dan belanja modal berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada periode 2012-2014. Secara parsial variable dana alokasi khusus dan belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada periode 2012-2014.

Kata Kunci: Dana Alokasi Khusus, Belanja Modal, dan Pertumbuhan Ekonomi.


(56)

ABSTRACT

EFFECT OF SPECIAL ALLOCATION FUNDS AND CAPITAL EXPENDITURES ON ECONOMIC GROWTH IN / MUNICIPAL GOVERNMENT IN NORTH

SUMATRA PROVINCE IN 2012-2014

This study aims to identify and examine whether the special allocation fund and capital expenditures effect on economic growth in regencies / cities in North Sumatra Province in 2012-2014. The data used in this research is secondary data obtained from the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia, Directorate General of Fiscal Balance www.djpk.depkeu.go.id through the site, and the Central Bureau of Statistics through www.bps.go.id/sumut site. Total population of this study a total of 33 District / City by using purposive sampling obtained 12 regencies / cities as samples. Data observation for 3 years (2012-2014) so that the analysis of observations into 36 data.

The analytical method used to test the hypothesis is multiple regression analysis. The results showed that the variable Simultaneously special allocation funds and capital expenditure have a significant effect on economic growth at the Regency / City in the province of North Sumatra in 2012-2014. Partially variable earmarked grants and capital expenditures positive and significant impact on economic growth at the Regency / City in the province of North Sumatra in 2012-2014.

Keywords: Special Allocation Fund, Capital Expenditure and Economic Growth.


(57)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini yang berjudul "Pengaruh Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012-2014”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan strata satu (S1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan rasa terimasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak.,CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan juga Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof Erlina, S.E.,M.Si.,Ph.D., Ak, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, masukan, koreksi, dan saran demi kesempurnaan skripsi


(58)

ini.

5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, dan Ibu Dra. Nurzaimah, MM., Ak selaku dosen penguji dan dosen pembanding yang telah memberikan saran-saran kepada penulis selama punyusunan skripsi ini.

6. Terimakasih tak terhingga kepada orang tua penulis Bapak Ong A Huat dan Ibu Lina Ruana atas pengorbanan, doa, dukungan, arahan, motivasi yang senantiasa diberikan kepada penulis dari kecil sehingga dewasa, terutama pada masa akhir pendidikan penulis di program studi S1 Akuntansi.

7. Sahabat-sahabat penulis Stefannie, Ferian, Amiyori, Bernando, Rana, Edgar, Jansen, John, Ammar, Andrew, Tara, Ipin, Toga, Puji, Ade, Desi, Indi, Vido. Terimakasih atas doa, semangat, dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaa

Medan, Juni 2016 Penulis

Deddy Dharma Putra NIM: 120503316


(59)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK...ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 5

2.1.1 Dana Alokasi Khusus (DAK) ... 5

2.1.2 Belanja Modal ... 6

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi ... 10

2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 13

2.3 Kerangka Konseptual ... 17

2.4 Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 19

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

3.3 Populasi Dan Sampel ... 19

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 22

3.6 Metode Analisis Data ... 23

3.7 Pengujian Asumsi Klasik ... 24


(60)

4.3.1 Uji Normalitas ... 31

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 32

4.3.3 Uji Autokorelasi ... 33

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ... 34

4.4.1 Uji Signifikan Parsial (uji-t) ... 35

4.4.2 Uji Signifikan Simultan (uji-F) ... 36

4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 39

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 39

5.3 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41


(61)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Review Penelitian Terdahulu...15

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian...21

3.2 Definisi Operasional Variabel...23

4.1 Statistik Deskriptif...29

4.2 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov...32

4.3 Uji Multikolinearitas...33

4.4 Uji Statistik Durbin Watson...34

4.5 Uji Statistik T...35

4.6 Uji Statistik F...36


(62)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual...17 4.1 Grafik Scatterplo...34


(63)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

I Jadwal dan Waktu Penelitian...43

II Populasi dan Sampel...44

III Data Sampel Penelitian...45


(1)

ini.

5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, dan Ibu Dra. Nurzaimah, MM., Ak

selaku dosen penguji dan dosen pembanding yang telah memberikan saran-saran kepada penulis selama punyusunan skripsi ini.

6. Terimakasih tak terhingga kepada orang tua penulis Bapak Ong A Huat dan

Ibu Lina Ruana atas pengorbanan, doa, dukungan, arahan, motivasi yang senantiasa diberikan kepada penulis dari kecil sehingga dewasa, terutama pada masa akhir pendidikan penulis di program studi S1 Akuntansi.

7. Sahabat-sahabat penulis Stefannie, Ferian, Amiyori, Bernando, Rana, Edgar,

Jansen, John, Ammar, Andrew, Tara, Ipin, Toga, Puji, Ade, Desi, Indi, Vido. Terimakasih atas doa, semangat, dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaa

Medan, Juni 2016 Penulis

Deddy Dharma Putra NIM: 120503316


(2)

vi DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK...ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 5

2.1.1 Dana Alokasi Khusus (DAK) ... 5

2.1.2 Belanja Modal ... 6

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi ... 10

2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 13

2.3 Kerangka Konseptual ... 17

2.4 Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 19

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

3.3 Populasi Dan Sampel ... 19

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 22

3.6 Metode Analisis Data ... 23

3.7 Pengujian Asumsi Klasik ... 24


(3)

4.3.1 Uji Normalitas ... 31

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 32

4.3.3 Uji Autokorelasi ... 33

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ... 34

4.4.1 Uji Signifikan Parsial (uji-t) ... 35

4.4.2 Uji Signifikan Simultan (uji-F) ... 36

4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 39

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 39

5.3 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41


(4)

viii DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Review Penelitian Terdahulu...15

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian...21

3.2 Definisi Operasional Variabel...23

4.1 Statistik Deskriptif...29

4.2 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov...32

4.3 Uji Multikolinearitas...33

4.4 Uji Statistik Durbin Watson...34

4.5 Uji Statistik T...35

4.6 Uji Statistik F...36


(5)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual...17 4.1 Grafik Scatterplo...34


(6)

x DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

I Jadwal dan Waktu Penelitian...43

II Populasi dan Sampel...44

III Data Sampel Penelitian...45


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

7 91 72

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

7 83 104

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal sebagai variabel intervening studi empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

7 101 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Provinsi Sumatera Utara

1 43 73

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

0 14 103

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

0 2 11

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

0 1 12

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

0 0 16