31
sedangkan Kab. Pakpak Bharat memperoleh dana perimbangan terendah.
3. Nilai minimum pertumbuhan ekonomi Y pada kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara sebesar 569860, sedangkan nilai maksimum
dana perimbangan sebesar 55870480, dengan nilai rata – rata sebesar 11110208.89. Standar deviasi dana perimbangan pada kabupatenkota
di Propinsi Sumatera Utara sebesar 263478.26410. kabupaten deli serdang merupakan kabupaten yang memperoleh pertumbuhan
ekonomi tertinggi, sedangkan Kabupaten Phakpak Barat memperoleh pertumbuhan ekonomi terendah.
4.3 Uji Asumsi Klasik
Salah satu syarat penggunaan model regresi berganda adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien.
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Asumsi Klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, non-
multikolinearitas, non-Autokorelasi, homoskedasitas. Berikut ini pengujian untuk menentukan apakah keempat asumsi klasik tersebut dipenuhi atau tidak.
4.3.1 Uji Normalitas
pengujian normalitas dengan uji statistik dilakukan dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorov Smirnov
K-S. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih
kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov- Smirnov adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 4.2 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual N
36 Normal
Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation
10216722.45258041 Most Extreme
Differences Absolute
.119 Positive
.107 Negative
-.119 Test Statistic
.119 Asymp. Sig. 2-tailed
.200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Diolah oleh penulis 2016
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji non parametrik KolmogorovSmirnov terlihat bahwa nilai asymp sig 2- tailed adalah 0,200 dan
di atas nilai signifikan 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk dapat melihat ada tidaknya multikolinieritas dengan melihat angka colinierity statistic
yang ditunjukkan oleh nilai Variance Inflation Factor VIF dan nilai tolerance, dengan kriteria : jika nilai VIF 10 atau nilai tolerance 0,1 maka tidak terjadi
multikolinieritas. Hasil pengujian multikolinearitas adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
33
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
a. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
Diolah oleh penulis 2016
Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dimana nilai VIP untuk variabel DAK dan belanja modal 10
sedangkan nilai tolerance 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa analisis ini dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik
statistik dan dapat digunakan dalam penelitian.
4.3.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Hal ini sering ditemukan pada time series.
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi dapat
diketahui dengan melihat besaran Dubrin-Watson D-W sebagai berikut: 1 Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
2 Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3 Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negative.
Hasil pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut :
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
DAK .208
4.797 Belanja Modal
.208 4.797
Universitas Sumatera Utara
34
Tabel 4.4 Uji Statistik Durbin-Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .672
a
.451 .418
10521766.211 1.459
a. Predictors: Constant, BelanjaModal, DAK b. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
Diolah oleh penulis 2016
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa nilai Dubrin-Watson sebesar 1,459. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam penelitian ini bebas dari autokorelasi
karena masih dalam kisaran nilai -2 dan 2.
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Grafik Scatterplo
t
Universitas Sumatera Utara
35
Pada gambar 4.1 menunjukkan tidak adanya pola tertentu serta grafik plot tersebar secara tidak merata. Sesuai dengan pedoman uji heteroskedastisitas, maka
dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 4.4
Pengujian Hipotesis Pertama
Setelah dilakukannya uji asumsi klasik, maka dilakukan pengujian hipotesis pertama sebagai berikut :
4.4.1 Uji Signifikan Parsial uji-t
Tabel 4.5 Uji Statistik t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta Constant
5331766.216 3620284.063
1.473 .150
BelanjaModal 164.869
38.516 1.209
4.281 .000
DAK -409.774
166.890 -.694
-2.455 .020
a. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
Diolah oleh penulis 2016
Berdasarkan pengujian pada tabel 4.5, maka secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan
sebagai berikut : 1.
Dana alokasi khusus X1 terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukan signifikan 0,020 0,05 maka kesimpulanya bahwa
DAK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
36
Artinya, semakin bertambah dana alokasi khusus maka pertumbuhan ekonomi juga akan semakin meningkat di Provinsi
Sumatera Utara untuk periode 2012-2014. 2.
Belanja Modal X2 terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukan signifikan 0,000 0,05 maka kesimpulanya bahwa belanja modal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara.
Artinya, semakin bertambah belanja modal maka pertumbuhan ekonomi juga akan semakin meningkat di Provinsi Sumatera Utara
untuk periode 2012-2014.
4.4.2 Uji Signifikan Simultan uji-F
Tabel 4.6 Uji Statistic F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
3000689694434 436.000
2 1500344847217
218.000 13.552
.000
b
Residual 3653349618557
120.000 33
1107075641987 00.610
Total 6654039312991
556.000 35
a. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi b. Predictors: Constant, BelanjaModal, DAK
Diolah oleh penulis 2016
Tabel 4.6 di atas mengungkapkan bahwa nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dana alokasi khusus dan belanja modal secara bersama-sama
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Jika membandingkan nilai F-hitung
Universitas Sumatera Utara
37
dengan nilai F-tabel diketahui bahwa nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel 13,552 3,285. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dana alokasi khusus dan
belanja modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
4.4.3 Uji Koefisien Determinasi R
2
Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .672
a
.451 .418
10521766.211 a. Predictors: Constant, BelanjaModal, DAK
b. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
Diolah oleh penulis 2016
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa R
2
= 0,451 berarti hubungan antara dana alokasi khusus dan belanja modal terhadap pertumbuhan
ekonomi sebesar 45,1. sedangkan 54,9 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian