Minyak Atsiri Isolasi Dan Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Dari Daun Tumbuhan Binara (Artemisia Vulgaris L.) Di Daerah Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Dengan GC-MS Dan FT-IR

6 dari total kandungan minyak. Senyawa monoterpen teroksigenasi sebanyak 17,1 - 48,7 sedangkan seskuiterpen 17,1 - 44,1 dari total kandungan minyak Judzentiene, A dan Buzelyte, J, 2006 . Kandungan senyawa daun Artemisia vulgaris var.indica dari hasil destilasi bersama air adalah : monoterpen : 2,99 , monoterpen teroksigenasi : 10,46 , sesquiterpen : 6,70 , sesquiterpen teroksigenasi : 74,26 , dan yang lainnya 5,42 Bunrathep, dkk, 2005 . Gambar 2.1. Tumbuhan Binara Artemisia vulgaris L.

2.2. Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah minyak yang bersifat mudah menguap, berbau, wangi dan tidak mudah terdekomposisi pada suhu kamar, terdapat pada berbagai bagian Universitas Sumatera Utara 7 tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan, minyak atsiri terdapat dalam kelenjar khusus,di dalam kantong minyak atau di dalam ruang antar sel dalam jaringan tanaman sebagai hasil sisa proses metabolisme yang terbentuk karena reaksi antara berbagai senyawa dengan adanya air. Minyak atsiri bukanlah senyawa murni, tetapi merupakan campuran senyawa organik dengan sifat fisik dan kimia yang berlainan. Penyelidikan terhadap kandungan kimianya menunjukkan bahwa sebagian besar komponen minyak atsiri terdiri dari senyawa-senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen atau karbon, hidrogen dan oksigen yang tidak bersifat aromatik ataupun bersifat aromatik. Senyawa-senyawa yang tidak bersifat aromatik biasanya termasuk ke dalam golongan senyawa terpenoid. Senyawa terpenoid dalam minyak atsiri pada umumnya terdiri dari senyawa dengan jumlah atom C berjumlah 10 atau disebut juga monoterpen dan atom C yang berjumlah 15 atau disebut sesquiterpen. Fraksi yang paling mudah menguap dari hasil destilasi fraksinasi biasanya terdiri dari senyawa-senyawa monoterpen dengan jumlah atom C berjumlah 10. Sedangkan fraksi yang mempunyai titik didih lebih tinggi biasanya senyawa-senyawa sequiterpen. Senyawa golongan terpen merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh yang molekulnya tersusun dari atom C kelipatan 5 yang dikenal dengan unit isoprene. Unit Isopren Dari hasil riset dapat ditunjukkan bahwa senyawa isopren bilogis yang digunakan oleh organisma untuk sintesa terpenoid adalah isopentenil pirofosfat IPP dan dimetilalilpirofosfat DMAP yang berasal dari asam asetat atau Universitas Sumatera Utara 8 turunannya yang aktif via asam mevalonat. Adapun reaksi Biosintesa senyawa terpenoid dapat digambarkan Gambar 2.2 sebagai berikut : CH 3 C SCoA O Asetil Koenzim A + CH 3 C SCoA O Asetil Koenzim A Kondensasi Claisen CH 3 C O CH2 C SCoA O Asetoasetil Koenzim A + CH 3 C SCoA O Asetil Koenzim A Kondensasi Aldol CH 3 C OH CH2 C SCoA O H 2 C CH 2 SCoA Glutarat Koenzim A H Reduksi CH 3 C OH CH2 C O OH H 2 C CH 2 OH Asam Mevalonat Fosforilasi CH 3 C OPP CH2 C O O H 2 C CH 2 OPP _ - OPP -CO 2 CH 3 C CH 2 CH 2 CH 2 OPP Enzim Isomerisasi CH 3 C CH CH 2 OPP H 3 C Isopentinil Piroforfat IPP Dimetilalil Pirofosfat DMAPP Universitas Sumatera Utara 9 OPP + DMAPP OPP H IPP OPP GPP Reaksi Sekundeir Monoterpen C10 OPP H IPP OPP Farnasilfirofosfat FPP Reaksi Sekunder Sesquterpen C15 X3 Triterpen C30 IPP Geranil-Geranil Purofosfat Reaksi Sekundeir Diterpen C20 2X Tetraterpen C40 Gambar 2.2. Reaksi Biosintesa Senyawa Terpen Reaksi-reaksi dari senyawa GPP, PPP daan GGPP untuk menghasilkan senyawa-senyawa terpenoid mengalami reaksi sekunder seperti hidrolisa, isomerisasi, oksidasi, reduksi ataupun dehidrasi menghasilkan terpen dan terpenoid terpen teroksigenasi dalam tumbuhan yang dapat berlangsung pada suhu kamar Achmad, 1986. Universitas Sumatera Utara 10 Pada minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya terpenoid itu terdapat pada fraksi minyak atsiri yang tersuling uap. Zat inilah penyebab wangi, harum atau bau yang khas pada banyak tumbuhan. Secara ekonomi senyawa tersebut penting sebagai dasar wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai senyawa citarasa dalam industri makanan Harborne, 1987. Monoterpen dan sesquiterpen dapat dipilah-pilah berdasarkan kepada kerangka karbon dasarnya. Senyawa terpenoid dalam minyak atsiri pada umumnya terdiri dari senyawa dengan jumlah atom C berjumlah 10 atau disebut monoterpen dan atom C yang berjumlah 15 yang disebut sesquiterpen. Senyawa monoterpen kebanyakan dijumpai adalah yang asiklik misalnya geraniol dan fanesol, monosiklik misalnya limonene dan bisa bolena, bisiklik misalnya α dan β-pinena. Dalam setiap golongan monoterpen dan sesquiterpen bisa terdapat senyawa hidrokarbon tak jenuh atau keton Herborne, 1987. Beberapa contoh dari struktur monoterpen dan sesquiterpen Juchelcka, dkk, 1996 dapat dilihat pada gambar 2.3. Minyak atsiri dapat diperoleh melalui ekstraksi tumbuh-tumbuhan yakni dari daun, bunga, akar, dan kulit kayu. Biasanya tumbuhan penghasil minyak atsiri tumbuh liar atau dibudidayakan dan biasanya tumbuhan itu beraroma wangi. Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir pungent taste, beraroma wangi sesuai dengan aroma tumbuhan penghasilnya. Umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air Guenther, 1987 Universitas Sumatera Utara 11 OH Mentol O Kamfor Misren Osimin OH Linalool CHO Sitronelal Farnesol - bisabolen Universitas Sumatera Utara 12 OH Kadinen Nerolidol Gambar 2.3. Beberapa contoh struktur monoterpen dan sesquiterpen yang terkandung dalam minyak atsiri.

2.2.1. Sumber Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan salah satu hasil akhir proses metabolisme sekunder dalam tumbuhan. Tumbuhan penghasil minyak atsiri antara lain termasuk family Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauranceae, Myrataceae, rutaceae, Piperaceae, Zingiberaceae, Umbelliferae, dan Gramineae. Minyak atsiri terdapat pada setiap bagian tumbuhan yaitu di daun, bunga, buah, biji, batang, kulit, akar dan rhizome Ketaren, 1985. Minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri tertera dalam Tabel 2.1 Universitas Sumatera Utara 13 Tabel 2.1. Sumber-sumber minyak atsiri Nama Minyak Tanaman Penghasil Bagian Tanaman Negara Asal Sereh wangi Cymbopogon nardus R Daun Srilanka Nilam patchouli Pogostemon cablin Benth Daun Malaysia, Indonesia Kayu Putih cajuput Melaleuca Leucadenron Daun Indonesia Sereh dapur lemon grass Cymbopogon citrates Daun Madagaskar, Guetemala Lada pepper Piper nigrum L Daunbuah India Timur, Cina, Srilanka Kenanga cananga Cananga odorata Hook Bunga Indonesia Cengkeh clove Caryophyllus Bunga Zanzibar, Indonesia, Madagaskar Lavender Lavandula offcinalis Chaix Bunga Perancis, Rusia Mawar rose Rosa alba L Bunga Bulgaria, Turki Melati jasmine Jasminumofficinale L Bunga Perancis selatan Kapolaga cardamom Elettaria cardamomun L Biji India, amerika Seledri celery seed Apium graveolen L Biji Inggris, India Sitrun lemon Citrus medica BuahKulit Buah Kalifornia Adas fennel foeniculum fulgares Mill BuahKulit Buah Eropah, tengah, Rusia Akar wangi Vetiver Vetiveria zizanioides Stap Akarrhizoma Indonesia, Lousiana Kunyit Turmeric Curcuma longa Akarrhizoma Amerika selatan Jahe ginger Zingiber officinale Roscoe Akarrhizoma Jamaika “Camphor” Cinnamomun Camphora L Batangkulit buah Formosa, Jepang Kayu Manis Cinnamon Cinnamomun zeylanicum Ness Batangkulit batang Prancis, Indo Cina Cendana sandal wood Santalum Album L Batangkulit batang Mysole, Inggris Sumber: Ketaren, 1985 Universitas Sumatera Utara 14

2.2.2. Penggunaan Minyak Atsiri

Penggunaan minyak atsiri dan bahan kimia volatile untuk tujuan pengobatan, kosmetik serta wangi-wangian telah dikenal dalam masyarakat sejak zaman purba. Dan kini ada kecenderungan untuk kembali ke penggunaan bahan-bahan alam, antara lain karena minyak atsiri dapat larut dalam lemak yang terdapat pada kulit, dapat diabsorbsi kedalam aliran darah, dan mempunyai kompabilitas dengan lingkungan. Minyak atsiri merupakan sumber dari aroma kimia alami yang dapat digunakan sebagai komponen flavor dan fragrance alami dan sebagai sumber yang penting dari struktur stereospesifik enansiomer murni yang biosintesisnya lebih murah dibandingkan dengan proses sintesis. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya industri parfum, kosmetik, dan industri farmasi. Dalam pembuatan parfum dan wangi-wangian, minyak atsiri tersebut berfungsi sebagai zat pengikat bau fixative dalam parfum, misalnya minyal nilam, minyak akar wangi dan minyak cendana. Minyak atsiri yang berasal dari rempah-rempah, misalnya minyak lada, minyak kayu manis, minyak jahe, minyak cengkeh, minyak ketumbar, umumnya digunakan sebagai bahan penyedap flavoring agent dalam bahan pangan dan minuman Ketaren, 1985. Minyak atsiri ini selain memberikan aroma wangi yang menyenangkan juga dapat membantu pencernaan dengan merangsang sistem saraf, sehingga akan meningkatkan sekresi getah lambung yang mengandung enzim hanya oleh stimulus aroma dan rasa bahan pangan. Selain itu juga dapat merangsang keluar cairan getah sehingga rongga mulut dan lambung menjadi basah. Beberapa jenis minyak atsiri digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, bahan analgesik, haelitik atau sebagai antizimatik sebagai sedative dan stimulan untuk obat sakit perut. Minyak atsiri mempunyai sifat membius, merangsang atau memuakkan Guenther, 1987. Universitas Sumatera Utara 15

2.2.3. Penyimpanan Minyak Atsiri

Pada proses penyimpanan minyak atsiri dapat mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh berbagai proses, baik secara kimia maupun secara fisika. Biasanya kerusakan disebabkan oleh reaksi-reaksi yang umum seperti oksidasi, resinifikasi, polimerisasi, hidrolisis ester dan interaksi gugus fungsional. Proses tersebut dipercepat diaktivasi oleh panas, adanya udara oksigen, kelembaban, serta dikatalis oleh cahaya dan pada beberapa kasus kemungkinan dikatalis oleh logam Guenther, 1987. Minyak atsiri yang mengandung kadar terpen tinggi mudah mengalami kerusakan oleh proses oksidasi terutama oleh proses asterifikasi. Terpen dan turunannya biasanya mengandung atom karbon tidak jenuh, karena itu dengan adanya oksigen bisa menyebabkan pemecahan atau rearrangemen dari terpen.

2.3. Cara Memperoleh Minyak Atsiri

Dokumen yang terkait

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Dari Daun Jeruk Bali Merah (Citrus Maxima (Burm.) Merr) Secara Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (Gc-Ms)

2 98 70

Analisis Secara GC-MS Komponen Minyak Atsiri dari Rimpang Tanaman Jerangau (Acorus calamus) Hasil isolasi Menggunakan Metode Hidrodestilasi Dibandingkan dengan Destilasi Uap

8 80 131

Isolasi Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Temu Kunci (Boesenbergia ROTUNDA (L.) Mansf.) Segar Dan Kering Secara Gc-Ms

13 65 107

Analisis Komponen Minyak Atsiri dari Daun Tembelekan (Lantana camara L.) secara Kromatografi Gas – Spektrometri Massa (GC-MS)

19 169 58

Analisis Secara Gc-Ms Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Tanaman Jerangau (Acoruscalamus) Hasil Isolasi Menggunakan Metode Hidrodestilasi Dibandingkan Dengan Destilasi Uap

7 81 131

Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Segar Dan Kering Tumbuhan Attarasa (Litsea cubeba Pers.) Secara GC-MS

15 107 92

Isolasi Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Daun Kayu Manis ( Cinnamomum burmanii ) Dengan Cara GC-MS

16 147 70

Isolasi Dan Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Dari Daun Jinten (Coleus Aromatikus Benth) Dengan GC – MS Dan Uji Anti Bakteri

9 52 104

Isolasi Dan Analisis Komponen Minyak AtsirI Dari Daun Kayu Putih (Melaleucae folium) Segar Dan Kering Secara GC - MS

30 120 96

Karakterisasi Simplisia, Isolasi dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Kemukus (Cubebae fructus) dari Wonosobo dan Padang Sidempuan Secara GC-MS

2 78 87