3 membandingkan cara isolasi menggunakan penyulingan bersama air dengan
penyulingan menggunakan uap air.
1.2. Perumusan Masalah
1. Apakah minyak atsiri yang terdapat pada daun tumbuhan Binara
Artemisia vulgaris L. dapat diperoleh melalui destilasi bersama air
menggunakan alat Stahl atau dengan uap air. 2. Sejauh mana adanya perbedaan komponen kimia minyak atsiri yang
diperoleh dari daun tumbuhan Binara Artemisia vulgaris L. dapat
diidentifikasi melalui analisis GC – MS dan FT- IR bila dibandingkan antara hasil isolasi secara destilasi bersama air dengan destilasi uap air.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendapatkan minyak atsiri dari daun tumbuhan Binara Artemisia
vulgaris L. secara destilasi bersama air atau dengan uap air.
2. Untuk mengetahui komposisi kimia minyak atsiri yang diperoleh dari daun
tumbuhan Binara Artemisia vulgaris L. dengan GC-MS dan FT-IR bila
dibandingkan antara hasil yang diperoleh melalui isolasi secara destilasi
bersama air dengan destilasi uap air. 1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi bahwa minyak atsiri yang terdapat pada daun tumbuhan
Binara Artemisia vulgaris L. dapat diperoleh secara destilasi.
2. Memberikan informasi tentang adanya perbedaan senyawa kimia yang dapat
diperoleh dari daun tumbuhan Binara Artemisia vulgaris L. berdasarkan data
GC-MS dan FT-IR bila dibandingkan antara hasil isolasi secara destilasi
bersama air dengan destilasi uap air.
Universitas Sumatera Utara
4
1.5 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara destilasi bersama air destilasi Stahl dan destilasi uap di laboratorium Kimia Organik FMIPA USU Medan, Laboratorium
Taksonomi Tumbuhan Biologi FMIPA USU Medan dan untuk menentukan komposisi kimia minyak atsiri dilakukan dengan GC-MS dan FT-IR di laboratorium
Kimia Organik FMIPA UGM Yogyakarta.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan skala laboratorium dan sebagai obyek
penelitian adalah daun tumbuhan Binara Artemisia vulgaris L. segar yang
diperoleh dari daerah Desa Buah Nabar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli
Serdang. Daun tumbuhan Binara Artemisia vulgaris L. yang masih segar dirajang,
diblender dan ditimbang. Hasil yang sudah diblender didestilasi bersama air dengan menggunakan alat Sthal, sedangkan sebagian hasil yang sudah diblender dikeringkan
di udara terbuka dan didestilasi dengan cara destilasi uap. Minyak atsiri yang masih bergabung dengan air setelah dijenuhkan dengan NaCl dieksteraksi dengan Eter dan
dikeringkan dengan Natrium Sulfat Anhidrat kemudian Eternya diuapkan. Minyak atsiri sebagai residu yang sudah kering di analisis kandungan kimianya dengan GC-
MS yang didukung bantuan analisa spektroskopi FT- IR.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tumbuhan Binara Artemisia vulgaris L.
Tumbuhan Binara Artemisia vulgaris L. merupakan tumbuhan liar yang
tumbuh di lapangan terbuka. Tanaman ini tersebar luas di seluruh dunia yang terdiri dari lebih 800 spesis, dengan ketinggian 50 – 150 cm, berwarna hijau dan berbunga.
Daun tumbuhan Binara Artemisia vulgaris L. berdasarkan laporan penelitian
sebelumnya mengandung senyawa saponin, flavonoida, polifenol Judzentiene, A dan Buzelyte, J, 2006 . Di pulau Sumatera tumbuhan ini disebut tumbuhan Baru
Cina, di Pulau Jawa disebut Suket Gajahan, di Maluku disebut Kolo. Tumbuhan ini dikenal tidak hanya sebagai tanaman yang bisa di makan, kebanyakan sebagai
bumbu dan sebagai sumber obat–obatan tradisional Judzentiene,A dan Buzelyte, J, 2006. Spesis tumbuhan ini tumbuh di ladang, pinggir jalan dan lokasi pembuangan
sampah yang tumbuh subur dan menyebar .
Di masyarakat Karo, tumbuhan Binara Artemisia vulgaris L. dikenal dengan tanaman Binara Gambar 2.1 yang merupakan tanaman liar dan dianggap
sebagai tumbuhan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman di ladang– ladang pertanian. Menurut masyarakat Karo, tumbuhan tersebut bermanfaat untuk
mengobati nyeri haid, diare, demam, masuk angin, oukup obat kuat, obat batuk, obat kejang, obat mulas dan menambah nafsu makan.
Daun tumbuhan Binara Artemisia vulgaris L. telah diteliti dimana
diperoleh melalui hidrodestilasi dan dianilisis secara GC-MS ternyata dijumpai berbagai jenis komponen senyawa kimia yang terdiri dari monoterpen, monoterpen
teroksigenasi, sesquiterpen dan senyawa sesquiterpen teroksigenasi Bunrathep, dkk, 2005. Delapan puluh satu komponen diidentifikasi terbentuk sampai 81,9 - 96,8
5
Universitas Sumatera Utara
6 dari total kandungan minyak. Senyawa monoterpen teroksigenasi sebanyak 17,1
- 48,7 sedangkan seskuiterpen 17,1 - 44,1 dari total kandungan minyak Judzentiene, A dan Buzelyte, J, 2006 .
Kandungan senyawa daun Artemisia vulgaris var.indica dari hasil destilasi
bersama air adalah : monoterpen : 2,99 , monoterpen teroksigenasi : 10,46 , sesquiterpen : 6,70 , sesquiterpen teroksigenasi : 74,26 , dan yang lainnya 5,42
Bunrathep, dkk, 2005 .
Gambar 2.1. Tumbuhan Binara Artemisia vulgaris L.
2.2. Minyak Atsiri