15
2.2.3. Penyimpanan Minyak Atsiri
Pada proses penyimpanan minyak atsiri dapat mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh berbagai proses, baik secara kimia maupun secara fisika. Biasanya
kerusakan disebabkan oleh reaksi-reaksi yang umum seperti oksidasi, resinifikasi, polimerisasi, hidrolisis ester dan interaksi gugus fungsional. Proses tersebut
dipercepat diaktivasi oleh panas, adanya udara oksigen, kelembaban, serta dikatalis oleh cahaya dan pada beberapa kasus kemungkinan dikatalis oleh logam
Guenther, 1987. Minyak atsiri yang mengandung kadar terpen tinggi mudah mengalami
kerusakan oleh proses oksidasi terutama oleh proses asterifikasi. Terpen dan turunannya biasanya mengandung atom karbon tidak jenuh, karena itu dengan
adanya oksigen bisa menyebabkan pemecahan atau rearrangemen dari terpen.
2.3. Cara Memperoleh Minyak Atsiri
Komponen minyak atsiri dalam tumbuhan terdapat dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga diperlukan bahan awal yang besar jumlahnya untuk memperoleh
minyak atsiri yang memadai jumlahnya untuk diteliti. Ada beberapa metode untuk mendapatkan minyak atsiri antara lain :
a. Metode Penyulingan
Destilasi
Bahan yang mengandung minyak atsiri dapat diperoleh dengan metode penyulingan Guenther, 1987. Bahan untuk penyulingan biasanya diambil pada pagi
hari secepat mungkin setelah embun menghilang. Ada tiga metode penyulingan yang digunakan dalam industri minyak atsiri, yaitu :
- Penyulingan dengan air hydrodistillation
- Penyulingan dengan air dan uap hydro and steam distillation
- Penyulingan dengan uap langsung steam distillation
Universitas Sumatera Utara
16
Perbedaan antara distilasi uap langsung dengan hidrodistilasi adalah pada distilasi uap langsung tidak terjadi kontak langsung antara sampel dengan air,
sedangkan hidrodistilasi sampelnya dicelupkan ke dalam air mendidih Guenther, 1987
Dalam setiap metode penyulingan bahan tumbuhan, baik dengan penyulingan air, penyulingan air dan uap atau penyulingan uap minyak atsiri hanya dapat
diuapkan jika kontak langsung dengan uap panas. Minyak dalam jaringan tumbuhan mula-mula terekstraksi dari kelenjar tanaman dan selanjutnya terserap pada
permukaan bahan melalui peristiwa osmosis Guenther, 1987. Lamanya penyulingan yang dilakukan pada setiap tumbuhan tidak sama satu dengan yang lain
tergantung pada mudah atau tidaknya minyak atsiri tersebut menguap, dua sampai delapan jam tersebut secara maksimal.
b. Maserasi dengan LemakMinyak
Kebanyakan bahan flavon bersifat larut dalam lemak atau minyak, tetapi mempunyai range polaritas yang lebar. Minyak dapat bertindak sebagai pelarut dan
merupakan medium yang dapat melindungi bahan yang mudah menguap Pino, dkk, 1997. Lemakminyak mempunyai daya absorbsi yang tinggi dan jika dicampur dan
kontak dengan bunga yang beraroma wangi, maka lemak akan mengabsorbsi minyak yang dikeluarkan oleh bunga tersebut. Pada akhir proses, minyak dari bunga tersebut
diekstraksi dari lemak dengan menggunakan alkohol dan selanjutnya alkohol dipisahkan Guenther, 1987.
c. Ekstraksi dengan Pelarut Menguap