HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan data penelitian dilakukan dari bulan Februari-Maret 2011 di Desa Simalingkar Kecamatan Pancur Batu. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria penelitian adalah sebanyak 91 responden.

5.1. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian hubungan tingkat pendidikan kepala keluarga dengan perilaku hidup bersih sehat di Desa Simalingkar Kecamatan Pancur Batu adalah sebagai berikut :

5.1.1 Karakteristik Responden

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan karakteristik responden di Desa Simalingkar N = 91 Karakteristik Responden Frekuensi Umur 20-30 31-40 40-50 51-60 61-70 Mean : 42 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Agama Islam Kristen Tingkat Pendidikan KK Pend. Dasar Pend. Menengah Pend. Tinggi 11 20 49 10 1 52 39 51 40 28 35 28 12,0 21,9 53,8 10,9 1,0 57,1 42,9 56 44 30,8 38,5 30,8 Universitas Sumatera Utara Pekerjaan Pegawai SwastaWiraswasta BuruhPetani PNSTNIPOLRI Penghasilan 500.000 500.000-1.000.000 1.000.000-3.000.000 3.000.000 48 28 15 9 37 43 2 52,7 30,8 16,5 9,9 40,7 47,3 2,2 Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas umur kepala keluarga berada diantara 40-50 tahun 53,8. Kemudian jumlah jenis kelamin yang mengisi kuesioner untuk laki-laki 57,1 dan untuk perempuan 42,9. Mayoritas penduduk memeluk agama Islam 56 dan Kristen 44. Berdasarkan penghasilan, mayoritas penduduk memiliki penghasilan 500.000 9,9, 500.000-1.000.000 40,7, 1.000.000-3.000.000 47,3, 3.000.000 92,2.

5.1.2 Tingkat pendidikan Kepala Keluarga

Tingkat pendidikan responden sesuai dengan kriteria sampel yang sudah direncanakan yaitu jumlah untuk Pendidikan Dasar 28 responden, Pendidikan Menengah 35 responden, Pendidikan Tinggi 28 responden. Universitas Sumatera Utara

5.1.3 Perilaku Hidup Bersih Sehat Kepala Keluarga

Berdasarkan tabel 4 dibawah dapat dilihat bahwa dari 28 KK yang memiliki Tingkat Pendidikan Dasar mempunyai perilaku hidup bersih sehat sedang sebanyak 19 KK 20,9, yang mempunyai perilaku hidup bersih sehat buruk sebanyak 9 KK 9,9 dan tidak ada yang memiliki perilaku hidup bersih sehat yang baik. Kemudian dari 35 KK yang memiliki Tingkat Pendidikan Mennengah mempunyai perilaku hidup bersih sehat baik sebanyak 2 KK 2,2, yang mempunyai perilaku hidup bersih sehat sedang sebanyak 33 KK 36,3 dan tidak ada yang memiliki perilaku hidup bersih sehat yang buruk. Sedangkan dari 28 KK yang memiliki Tingkat Pendidikan Tinggi mempunyai perilaku hidup bersih sehat baik sebanyak 24 KK 26,4, yang mempunyai perilaku hidup bersih sehat sedang sebanyak 4 KK 4,4 dan tidak ada yang memiliki perilaku hidup bersih sehat yang buruk. Tabel 4. Perilaku Hidup Bersih Sehat N=91 Tingkat Pendidikan KK Perilaku Hidup Bersih Sehat Total Baik Sedang Buruk N N N Pend.Dasar 1921 910 28 Pend.Menengah 22 3336 35 Pend.Tinggi 2426 4 4 28 Total 2629 5662 910 91 Universitas Sumatera Utara 5.1.4 Hasil hubungan antara tingkat pendidikan kepala keluarga dengan perilaku hidup bersih sehat di Desa Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Berdasarkan tabel 5 di bawah dapat dilihat bahwa nilai significance p sebesar 0,00 dinilai lebih kecil dari level of significance α sebesar 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan kepala keluarga dengan perilaku hidup bersih sehat di Desa Simalingkar Kecamatan Pancur Batu. Tabel 5. Hasil hubungan tingkat pendidikan kepala keluarga dengan perilaku hidup bersih sehat di Desa Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Test Statistik PHBS Chi-Square Df Asymp. Sig. 60.312 2 .000 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable : T.Pendidikan

5.2 Pembahasan

5.1.2 Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perilaku hidup bersih sehat seseorang ditentukan oleh pengetahuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya ádalah pendidikan Mubarak et al, 2007. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya variasi tingkat pendidikan pada masyarakat Desa Simalingkar Kecamatan Pancur Batu yaitu 30,7 berpendidikan SD, 38,4 berpendidikan menengah, 30,7 berpendidikan tinggi. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan No.0306V1995, tentang pelaksanaan wajib belajar adalah 9 tahun. Tingkat Pendidikan akan mempengaruhi kualitas PHBS karena pendidikan merupakan salah satu faktor yang berhubungan erat dengan kualitas PHBS Amalia, 2009. Dari hasil penelitian tingkat pendidikan kepala keluarga di Desa Simalingkar Kecamatan Pancur Batu masih ada masyarakat yang kepala keluarganya tamat Sekolah Dasar bahkan ada yang tidak tamat SD. Hal ini dikarenakan ketidaktahuan informasi tentang Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan yang diputuskan pada tahun 1995, tentang pelaksanaan wajib belajar adalah 9 tahun. Pada masa mereka berada diusia sekolah mereka tidak tahu bahwa suatu kewajiban bagi seseorang mengecap pendidikan sampai Sekolah Menengah Pertama. Oleh karena itu masih ada beberapa masyarakat yang tidak bersekolah karena mereka menganggap itu tidak suatu kewajiban.

5.1.3 Perilaku Hidup Bersih Sehat PHBS Kepala Keluarga

PHBS pada masyarakat Desa Simalingkar Kecamatan Pancur Batu diperoleh dari lembar kuesioner yang disebarkan. Dari hasil pengumpulan data 91 responden terdapat kepala keluarga dengan PHBS baik sebanyak 26 KK 29, PHBS sedang sebanyak 56 KK 61,6, PHBS buruk 9 KK 10. Dilihat dari persentase diatas bahwa Perilaku Hidup Bersih Sehat dalam masyarakat Desa Simalingkar masih banyak di tingkat sedang. Meskipun masih terdapat persentase Universitas Sumatera Utara yang buruk. Namun sangat diharapkan masyarakat seharusnya memiliki PHBS yang baik. Dari 20 item kuesioner yang dibagikan dapat dilihat perilaku sehat yang sering tidak dilakukan adalah keluarga adalah tidak melakukan olahraga secara teratur, keluarga tidak menaburkan bubuk abate 2-3 bulan sekali pada penampungan air, keluarga sering tidak mengubur semua barang-barang bekas yang ada disekitar di luas rumah yang dapat menampung air hujan. Masyarakat di desa Simalingkar sering mengabaikan perilaku yang seharusnya dilakukan tersebut karena memang jika dilakukan atau tidak mereka menganggap hal itu sama saja. Padahal perilaku tersebut apabila dibiasakan mungkin tidak berefek sekarang tetapi dimasa depan.

5.1.4 Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat

Dari hasil analisa data dapat dilihat PHBS pada Kepala Keluarga yang tingkat pendidikannya Pendidikan Dasar 9,9 buruk dan 20,9 sedang, kemudian pada Kepala Keluarga yang tingkat pendidikannya Pendidikan Menengah PHBSnya 36,3 sedang dan 2,2 baik. Sedangkan pada Kepala Keluarga dengan tingkat pendidikannya Pendidikan Tinggi PHBSnya 4,4 sedang dan 26,4 baik. Pendidikan yang rendah menjadikan masyarakat sulit memahami akan pentingnya higyene perorangan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular. Dengan sulit memahami arti penting PHBS menyebabkan masyarakat tidak peduli terhadap upaya pencegahan penyakit menular Amalia,2009. Hal diatas akan berbeda dengan masyarakat Universitas Sumatera Utara yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi karena memiliki PHBS lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Goodman dalam Amalia 2009, bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi dapat lebih memelihara tingkat kesehatannya daripada seseorang yang berpendidikan lebih rendah. Orang yang berpendidikan lebih tinggi lebih mudah untuk menjaga kesehatan di lingkungannya. Pada Kepala Kepala keluarga yang tingkat pendidikannya Pendidikan Dasar perilaku kurang sehat yaitu tidak rutin memantau berat badan bayibalita, memberi makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan, tidak rutin membawa bayibalita ke posyandu, tidak diberikan ASI sampai usia bayibalita 2 tahun, tidak mengubur barang-barang bekas, tidak menaburkan bubuk abate 2-3 bulan sekali, keluarga tidak mengkonsumsi buah setiap hari, tidak pernah olahraga dan merokok. Sedangkan perilaku yang sehat yaitu bayibalita dilahirkan di Rumah SakitPuskesmasKlinik Bersalin, keluarga memasak air hingga mendidih, air di rumah jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, sebelum makan kelurga mencuci tangan dengan sabun, setelah buang air besar cuci tangan dengan sabun, keluarga buang air besar di jamban, keluarga mengkonsumsi sayuran setiap hari. Pada Kepala Keluarga yang tingkat pendidikannya Pendidikan Menengah perilaku yang kurang sehat yaitu bayibalita tidak diberikan ASI sampai usia 2 tahun, memberi makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan, sebelum menyiapkan makanan keluarga tidak mencuci tangan dengan sabun, keluarga tidak mengubur barang-barang bekas, keluarga tidak menaburkan bubuk abate 2-3 bulan sekali di penampungan air, olahraga tidak teratur, anggota keluarga merokok. Sedangkan perilaku yang sehat yaitu keluarga memasak air hingga mendidih, air di rumah jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, keluarga Universitas Sumatera Utara buang air besar di jamban, jarak jamban dengan sumber air minum 10m, keluarga menguras bak mandi seminggu sekali, keluarga menutup rapat-rapat tempat penampungan air, keluarga mengkonsumsi sayuran setiap hari. Pada Kepala Keluarga yang tingkat pendidikannya Pendidikan Tinggi perilaku yang kurang sehat yaitu keluarga tidak melakukan olahraga secara teratur, keluarga tidak menaburkan bubuk abate 2-3 bulan sekali pada penampungan air, keluarga tidak mengubur barang-barang bekas yang ada di sekitar rumah. Sedangkan perilaku yang sehat yaitu bayibalita diberikan ASI sampai usia 2 tahun, tidak memberi makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan, sebelum menyiapkan makanan keluarga mencuci tangan dengan sabun, anggota keluarga tidak merokok, air di rumah jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, keluarga buang air besar di jamban, jarak jamban dengan sumber air minum 10m, keluarga menguras bak mandi seminggu sekali, keluarga menutup rapat-rapat tempat penampungan air, keluarga mengkonsumsi sayuran setiap hari. Proporsi PHBS berdasarkan tingkat pendidikan yaitu kepala keluarga yang berpendidikan menengah memiliki PHBS lebih baik dari pada kepala keluarga yang berpendidikan SD. Demikian juga pada kepala keluarga yang berpendidikan tinggi memiliki PHBS lebih baik dari pada kepala keluarga yang tingkat pendidikannya Sekolah Dasar dan Menengah. Proporsi tersebut menunjukkan adanya hubungan sangat signifikan antara tingkat pendidikan dan perilaku hidup bersih dan sehat dengan nilai p sebesar 0,000. Tingkat pendidikan kepala keluarga sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap menuju perilaku hidup bersih dan sehat. Tingkat pendidikan kepala keluarga yang rendah akan mempengaruhi keluarga dalam memperoleh dan mencerna informasi untuk kemudian Universitas Sumatera Utara menentukan pilihan dalam menerapkan hidup sehat. Pendidikan kepala keluarga yang rendah menjadikan keluarga sulit memahami akan arti pentingnya higyene perorangan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular. Penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Hermawan 2007 yang berjudul “ Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Persepsi dengan Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan” bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin baik perilaku ibu rumah tangga dalam memelihara kebersihan lingkungan dengan sampel ibu rumah tangga di Rukun Warga RW 14 didaerah Mancagar Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya yang berjumlah 461 orang yang tersebar di 7 RT Rukun Tetangga. Banyak faktor yang menjadi penyebab menurunnya kualitas lingkungan. Diantaranya, yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang lingkungan, sehingga mereka kurang respon untuk dapat menerima informasi yang bermanfaat bagi dirinya Hermawan,2007. Orang yang berpendidikan lebih tinggi lebih mudah untuk menjaga kesehatan dilingkungannya. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada kepala keluarga menjadikan keluarga lebih berorientasi pada tindakan preventif, mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan dan memiliki 45 status kesehatan yang lebih baik Widyastuti, 2005. Hasil penelitian Amalia 2009 yang berjudul “Hubungan Antara Pendidikan, Pendapatan Dan Perilakuhidup Bersih Dan Sehat Phbs Pada Pedagang Hidangan Istimewa Kampung Hik Di Pasar Kliwon Dan Jebres Kota Surakarta” juga menemukan adanya hubungan tingkat pendidikan masyarakat Universitas Sumatera Utara dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Penelitian in menggunakan sampel sebanyak 40 pedagang hidangan istimewa kampung. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan penelitian Kusumawati 2004 yang berjudul “Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS Di Kelurahan Joyotakan Surakarta”, mengemukakan bahwa ada hubungan antara pendidikan kepala keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 175 kepala keluarga KK di Kelurahan Joyotakan Surakarta. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KEPALA KELUARGA DENGAN RUMAH SEHAT DI DESA DUWET Hubungan Karakteristik Kepala Keluarga dengan Rumah Sehat di Desa Duwet Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.

0 4 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT LANSIA DI DESA WIROGUNAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Perilaku Hidup Sehat Lansia Di Desa Wirogunan Kartasura.

1 24 15

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Perilaku Hidup Sehat Lansia Di Desa Wirogunan Kartasura.

0 1 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT LANSIA DI DESA WIROGUNAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Perilaku Hidup Sehat Lansia Di Desa Wirogunan Kartasura.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO.

0 1 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA DI KELURAHAN LIMAU MANIS SELATAN TAHUN 2012.

0 0 22

Hubungan Pengetahuan Dan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Keluarga Di Kelurahan Limau Manis Selatantahun 2012.

0 1 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA DIKELURAHAN LIMAU MANIS SELATAN TAHUN 2012.

0 1 11

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RT 3 RW 07 KELURAHAN PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pendidikan dan Sikap Kepala Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih dan S

0 0 13

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA LANSIA DI DESA RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA

0 0 16