hubungan dengan lingkungan mereka dapat menyesuaikan diri secara adaptif dan kreatif terhadap tantangan zaman Tirtarahardja et al., 2005.
Skema 1. Proses Pendidikan
1.3 Pendidikan sebagai Sistem
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen, yaitu :
1 Sistem baru merupakan masukan mentah raw input yang akan diproses
menjadi tamatan out put 2
Guru dan tenaga nonguru, administrasi sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, prasarana dan sarana merupakan masukan instrumental instrumental
input yang memungkinkan dilaksanakannya pemrosesan masukan mentah menjadi tamatan.
Input atau masukan
Dalam hal ini adalah subjek belajar siswa atau individu,
kelompok, keluarga dan Proses terjadi
melalui proses belajar
mengajar
Keluaranout put
Adanya perilaku baru dalam bentuk kemampuan sebagai hasil
perubahan perilaku yang sehat
• Latar belakang pendidikan
• Bagaimana factor social dan
ekonominya •
Kesiapan fisik •
Kesiapan psikologiskejiwaan PBM Proses Belajar Mengajar akan berjalan dengan baik
bila ditunjang : •
Materi kurikulum yang tepat •
Sumber daya dana dan fasilitas pendukung lain baik perangkat lunakperangkat keras
• Lingkungan belajar yang kondusif
• SDM Sumber Daya Manusia : DosenGuru yang ahli
dibdangnya •
Subyek belajar berperan aktif dengan baik, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
3 Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar, kependudukan,
politik dan keamanan negara merupakan faktor lingkungan atau masukan lingkungan environtmental input yang secara langsung atau tidak langsung
berpengaruh terhadap berperannya masukan instrumental dalam pemrosesan masukan mentah Tirtarahardja et al., 2005.
Sistem pendidikan terdiri dari 3 subsistem, yaitu : 1 Pendidikan Nonformal, 2 Pendidikan Formal, 3 Pendidikan Informal.Pendidikan Formal yang sering
disebut pendidikan persekolahan berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku. Mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah
Atas, Perguruan Tinggi. Sementara itu pendidikan Taman kanak-kanak masih dipandang sebagai pengelompokan belajar yang menjambatani anak dalam
suasana hidup dalam keluarga dan di sekolah dasar Tirtarahardja et al., 2005. Menurut UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
dinyatakan setiap warga negara diwajibkan mengikuti pendidikan formal minimal samapi tamat SMP. Bagi warga negara yang tidak sempat mengikuti ataupun
menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu dalam pendidikan formal putus sekolah disediakan pendidikan non-formal, untuk memperoleh bekal guna terjun
ke masyarakat. Pendidikan non-formal PNF sebagai mitra pendidikan formal PF semakin hari semakin berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat
dan ketenagakerjaan. Pendidikan informal sebagai suatu fase pendidikan yang berada di samping dan di dalam pendidikan formal dan nonformal sangat
menunjang keduanya Tirtarahardja et al., 2005. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, non-formal, dan
informal ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan
Universitas Sumatera Utara
karenakeberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumber daya manusia sangat tergantung kepada sejauh mana ketiga sub-
sistem tersebut berperan Tirtarahardja et al., 2005. Istilah pengajaran dapat dibedakan dari pendidikan, tetapi sulit
dipisahkan. Jika pengajaran ingin dibedakan dari pendidikan, masih ada segi-segi lain yang dapat dikemukakan sebagai berikut :
PENGAJARAN PENDIDIKAN
• Lebih menekankan pada
penguasaan wawasan dan pengetahuan tentang bidang
program tertentu seperti pertanian, kesehatan, dll.
• Makan waktu relatif pendek.
• Metode lebih bersifat rasional,
teknis praktis. •
Lebih menekankan pada pembentukan manusianya
penanaman perilaku dan nilai-nilai
• Makan waktu relatif panjang
• Metode lebih bersifat psikologis dan
pendekatan manusiawi
Pembedaan dilakukan untuk keperluan analisis agar masing-masing segi dapat didalami. Di dalam praktek pelaksanaan pendidikan kedua-duanya
diupayakan menyatu. Semakin luas dan dalam wawsan dan pengetahuan seseorang semakin kukuh terbentuknya perilaku dan nilai-nilai, sebaliknya
kualitas perilaku dapat mempengaruhi usaha memperluas dan memperdalam wawasan keilmuan seseorang. Dalam hubungan ini pendidikan modern lebih
cenderung mengutamakan pembentukan sikap seperti sikap terbuka, sikap inovatif, dorongan untuk maju, kegairahan mencari dan menemukan sesuatu,
kepercayaan diri, dan seterusnya. Jika sikap tersebut sudah tertanam dan
Universitas Sumatera Utara
terbentuk, pencarian ilmu pengetahuan akan berlangsung dengan sendirinya Tirtarahardja et al., 2005.
1.4 Tingkat Pendidikan