Program Perilaku Hidup Bersih Sehat PHBS

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sehat

Menurut Green dalam Mubarak 2007 mengemukakan teori yang menggambarkan faktor-faktor yang mempengauhi perilaku kesehatan seperti pada gambar 2. Skema 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan Mubarak, 2007

2.5 Program Perilaku Hidup Bersih Sehat PHBS

1 Pengertian Program PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan advocacy, bina suasana social support, dan pemberdayaan masyarakat empowerment sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri dalam tatanan rumah Kualitas Hidup Masalah Kesehatan Predisposising Factors Pendidikan Kesehatan Enabling Factor Perilaku Reinforcing Factors Universitas Sumatera Utara tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya Dinkes Propsu, 2002. PHBS tatanan rumah tangga adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku bersih dan sehat Wahyuni, 2007. 2 Tujuan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dankemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal Amalia, 2009. Tujuan PHBS dalam Rumah Tangga adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota keluarga di tatanan rumah tangga terhadap program kesehatan ibu dan anak, gizi, kesehatan lingkungan, gaya hidup sehat dan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat Wahyuni, 2007. 3 Manfaat PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga Manfaat dilaksanakanya program PHBS ini adalah: a. Setiap anggota rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit. b. Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktifitas kerja anggota rumah tangga. c. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi lain seperti pendidikan dan usaha lain. d. Guna meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga. Universitas Sumatera Utara e. Sebagai salah satu indikator keberhasilan pemerintah kabupaten atau kota dalam bidang pembangunan kesehatan. f. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain. Wahyuni, 2007 4 Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga Dalam tatanan rumah tangga, yang menjadi indikator PHBS adalah Promkes Depkes, 2009: 1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, 80 karena komplikasi obstetri dan 20 oleh sebab lainnya. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah “3 Terlambat” dan “4 Terlalu”. Tiga faktor terlambat yang dimaksud adalah terlambat dalam mengambil keputusan, terlambat sampai ke tempat rujukan, dan terlambat dalam mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan. Adapun 4 terlalu adalah terlalu muda saat melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak melahirkan. Untuk mengatasi hal itu diperlukan upaya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan keterlibatan masyarakat madani termasuk organisasi profesi dalam menurunkan AKI Angka Kematian Ibu di Indonesia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. 2. Meningkatkan persentase pemberian ASI Esklusif ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,15 jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi. Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu minimal 4 bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai bayi berusia Universitas Sumatera Utara 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, dan pemberian ASI dapat diteruskan sampai ia berusia 2 tahun Kamalia, 2005 3. Menimbang bayi dan balita di posyandu Masa bayi dan balita bahkan sejak dalam kandungan adalah periode emas karena jika pada masa tersebut pertumbuhan dan perkembangan balita tidak dipantau dengan baik dan mengalami gangguan tidak akan dapat diperbaiki pada periode selanjutnya. Sehingga perlu dilakukan pemantauaan pertumbuhan rutin pada pertumbuhan balita sehingga dapat terdeteksi apabila ada penyimpangan pertumbuhan dan dapat dilakukan penanggulangan sedini mungkin sehingga tidak terjadi gangguan pada proses tumbuh kembang balita. Salah satu tempat pemantauan pertumbuhan balita yaitu di posyandu. Posyandu merupakan layanan kesehatan masyarakat, yang mempunyai salah satu kegiatan penimbangan balita. Tujuan penimbangan balita tiap bulan yaitu untuk memantau pertumbuhan balita sehingga dapat sedini mungkin diketahui penyimpangan pertumbuhan balita KTI Kebidanan, 2010. 4. Menggunakan air bersih dalam kebiasaan sehari-hari Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air dalam kegiatan sehari – hari misalnya mandi, mencuci, memasak, menyiram tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup seharihari secara umum harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas. Kebutuhan dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari Wulan, 2005. Universitas Sumatera Utara 5. Mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyuapi makan anak dan sesudah makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare Wulandari, 2009. 6. Menggunakan jamban kalau buang air besar Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu : a. Melindungi kesehatan masyarakat dar penyakit. b. Melindungi dari gangguan estetika, baud an penggunaan prasarana yang aman. c. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vector penyakit. d. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan. Pembuangan tinja merupakan bagian dari kesehatan lingkungan maka kebiasaan masyarakat memakai jamban harus terlaksana bagi setiap keluarga Tarigan, 2008. 7. Memberantas jentik nyamuk Keberadaan jentik Aedes aegypti di suatu daerah merupakan indikator terdapatnya populasi nyamuk Aedes aegypti di daerah tersebut. Penanggulangan penyakit DBD mengalami masalah yang cukup kompleks, karena penyakit ini belum ditemukan obatnya. Tetapi cara paling baik untuk mencegah penyakit ini adalah dengan pemberantasan jentik nyamuk penularny a atau dikenal dengan istilah. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue PSN - DBD Depkes RI,1996 a dalam Yudhastuti et al., 2005. Keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti diobservasi pada rumah beserta kontainer dengan memakai panduan observasi menurut Petunjuk Teknis Universitas Sumatera Utara Pemberantasan Nyamuk Penular Penyakit Demam Berdarah Dengue Depkes RI, 1992 b dalam Yudhastuti et al., 2005, yaitu : a. Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti diperiksa dengan mata telanjang untuk mengetahui ada atau tidaknya jentik. b. Untuk memeriksa Tempat Penampungan Air TPA yang berukuran besar seperti : bak mandi, tempayan, drum , dan bak penampungan air lainnya, jika pada pandangan penglihatan pertama tidak menemukan jentik tunggu kira - kira ½ - 1 menit untuk memastikan bahwa benar jentik tidak ada. c. Untuk memeriksa tempat-tempat perkembangbiakan yang kecil seperti vas bunga, pot tanaman air, botol yang airnya keruh, seringkali airnya perlu dipindahkan ke tempat lain. d. Untuk memeriksa jentik di tempat yang agak gelap atau airnya keruh, biasanya digunakan senter Yudhastuti et al., 2005. 8. Makan buah-buahan dan sayuran setiap hari Sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang mengandung gizi lengkap dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan sumber kaya karoten provitamin A. Semakin tua warna hijaunya, maka semakin banyak kandungan karotennya. Didalam sayuran dan buah juga terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan dalam sayur dan buah bekerja dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari reaksi oksidatif yang menghasilkan racun Padmiari, 2010. 9. Melakukan aktivitas fisik secara teratur dan terprogramolahraga Dalam meningkatkan kondisi fisik banyak faktor yang harus dimiliki selain 10 komponen kondisi fisik. Faktor yang mempengaruhi kondisi fisik adalah: 1 faktor Universitas Sumatera Utara latihan, 2 prinsip beban latihan, 3 faktor istirahat, 4 kebiasaan hidup sehat dan 5 faktor lingkungan 6 faktor makanan Wibowo, 2005. 10. Tidak merokok di dalam rumah. Merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negative yang sangat berpengaruh bagi kesehatan. Merokok bukanlah penyebab suatu penyakit, tetapi dapat memicu suatu penyakit sehingga boleh dikatakan merokok tidak menyebabkan kematian, tetapi dapat mendorong munculnya penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Beberapa jenis penyakit yang dapat dipicu karena rokok adalah penyakit kardiovaskular, penyakit saluran nafas, peningkatan tekanan darah dan lain-lain Nasution, 2007. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konsep Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari . Perilaku tidak sama dengan sikap, sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk meyenangi atau tidak menyenangi obyek tersebut Mubarak et al., 2007. Latar belakang tingkat pendidikan termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku kesehatan dengan melalui proses belajar mengajar Tirtarahardja et al., 2005. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perilaku hidup bersih sehat seseorang ditentukan oleh pengetahuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya ádalah pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami informasi tersebut Mubarak et al, 2007 Jenjang pendidikan memegang peranan cukup penting dalam kesehatan masyarakat. Pendidikan masyarakat yang rendah menjadikan mereka sulit diberi tahu mengenai pentingnya higyene perorangan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular, diantaranya diare. Dengan sulitnya mereka menerima penyuluhan, menyebabkan mereka tidak peduli terhadap upaya pencegahan penyakit menular Wulandari,2009 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KEPALA KELUARGA DENGAN RUMAH SEHAT DI DESA DUWET Hubungan Karakteristik Kepala Keluarga dengan Rumah Sehat di Desa Duwet Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.

0 4 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT LANSIA DI DESA WIROGUNAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Perilaku Hidup Sehat Lansia Di Desa Wirogunan Kartasura.

1 24 15

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Perilaku Hidup Sehat Lansia Di Desa Wirogunan Kartasura.

0 1 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT LANSIA DI DESA WIROGUNAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Perilaku Hidup Sehat Lansia Di Desa Wirogunan Kartasura.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO.

0 1 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA DI KELURAHAN LIMAU MANIS SELATAN TAHUN 2012.

0 0 22

Hubungan Pengetahuan Dan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Keluarga Di Kelurahan Limau Manis Selatantahun 2012.

0 1 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA DIKELURAHAN LIMAU MANIS SELATAN TAHUN 2012.

0 1 11

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RT 3 RW 07 KELURAHAN PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pendidikan dan Sikap Kepala Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih dan S

0 0 13

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA LANSIA DI DESA RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA

0 0 16