2.6.5. Memberikan Pujian
Pujian merupakan bentuk reinforcement bagi peserta didik yang telah berhasil melalui suatu kegiatan pembelajaran yang diberikan harus
pada waktu dan kejadian yang tepat sehingga pujian akan berdampak sebagai motivasi belajar bagi peserta didik.
2.6.6. Memberikan Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement negatif. Hukuman akan bermakna kalau diberikan dengan prinsip-prinsip yang benar. Hukuman
yang tepat akan membuat peserta didik menyadari akan kesalahan yang telah diperbuat dan memperbaiki kesalahan menjadi keberhasilan yang
tertunda.
3. Narkoba
3.1 Pengertian Narkoba
Secara etimologis narkoba atau narkotika berasal dari bahasa Inggris narcose atau narcosis yang berarti menidurkan dan pembiusan.
Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam
tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya Kurniawan, 2008.
Narkoba Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintesis maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
Universitas Sumatera Utara
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997, tentang Narkotika.
3.2 Penggolongan Narkoba :
3.2.1 Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, atau ketagihan yang sangat berat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997.
Jenis narkotika di bagi atas 3 golongan : a. Narkotika Golongan I
Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya, daya adiktif sangat tinggi menyebabkan ketergantunggan. Tidak dapat
digunakan untuk kepentingan apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, morphine, putauw adalah heroin tidak murni
berupa bubuk. b. Narkotika Golongan II
Narkotika golongan II adalah narkotika yang memilki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
petidin dan turunannya, benzetidin, betametadol.
Universitas Sumatera Utara
c. Narkotika Golongan III Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya
adiktif ringan, tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : codein dan turunannya Martono, 2006.
3.2.2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku, digunakan untuk mengobati gangguan jiwa Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997. Jenis psikotropika dibagi atas 4 golongan :
a. Golongan I Psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat untuk
menyebabkan ketergantungan, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya seperti esktasi menthylendioxy
menthaphetamine dalam bentuk tablet atau kapsul, sabu-sabu berbentuk kristal berisi zat menthaphetamin.
b. Golongan II Psikotropika dengan daya aktif yang kuat untuk menyebabkan
Sindroma ketergantungan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : ampetamin dan metapetamin.
Universitas Sumatera Utara
c. Golongan III Psikotropika dengan daya adiktif yang sedang berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh: lumubal, fleenitrazepam. d. Golongan IV
Psikotropika dengan daya adiktif ringan berguna untuk pengobatan
dan penelitian. Contoh: nitra zepam, diazepam Martono, 2006.
3.2.3. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah bahan-bahan aktif atau obat yang dalam organisme hidup menimbulkan keraj biologi yang apabila disalahgunakan
dapat menimbulkan ketergantungan adiksi yakni keinginan mengkomsumsi terus menerus. Didalam Undang-Undang no.5 Tahun 1997
tentang psikotropika, jenis obat yang memiliki zat adiktif antara lain : amfetamin, amobarbital, flunitrazeam, diahepam, bromazepam,
fenobarbital, minuman beralkohol, tembakau, halusinogen, bahan pelarut solvent, bensin, thiner, cariaqn lem dan cat Wreswiniro dkk,1999.
3.3. Penyalahgunaan Narkoba
3.3.1. Pengertian Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan Narkoba menimbulkan dampak antara lain, merusak hubungan kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar,
ketidakmampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk, perubahan perilaku menjadi anti sosial, merosotnya produktivitas kerja,
gangguan kesehatan, mempertinggi kecelakaan lalu lintas, kriminalitas dan
Universitas Sumatera Utara
tindak kekerasan lainnya, baik kuantitatif maupun kualitatif Hawari, 2000:16
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba diluar keperluan medis, tanpa pengawasan dokter dan merupakan perbuatan
melanggar hukum Pasal 59, Undang-Undang No.5 Tahun 1997, tentang Psikotropika dan pasal 84, 85 dan 86, Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1997, tentang Narkotika. Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali oleh penggunaan
coba-coba sekedar mengikuti teman atau mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, kelelahan, ketegangan jiwa, atau sebagai hiburan, atau untuk
pergaulan. Bila taraf coba – coba tersebut disajikan secara terus – menerus akan berubah menjadi ketergantungan.
Dalam penyalahgunaan narkoba terdapat ganggun prilaku dan perbuatan anti sosial, seperti : berbohong, membolos, minggat, malas, sex
bebas, melanggar aturan dan disiplin, merusak, melawan orang tua, mencuri, suka mengancam dan suka berkelahi, sehingga menggangu
ketertiban, ketentraman serta keamanan masyarakat. Mardani, 2008: 99.
3.3.2. Golongan Penyalahgunaan Narkoba
Secara umum dalam Penyalahgunaan NAZA Narkoba dapat dibagi dalam tiga golongan besar Mardani, 2008: 101, yaitu :
1. Ketergantungan primer, ditandai dengan adanya kecemasan dan depresi, yang pada umumnya terdapat pada orang dengan
kepripaadian yang tidak stabil;
Universitas Sumatera Utara
2. Ketergantungan simtomatis, yaitu penyalahgunaan NAZA narkoba sebagai slah satu gejala dari tipe kepribadian yang
mendasarinya, pada umumnya terjadi pada orang yang dengan kepribadian psikopatik antisosial, krimnal dan pemakaian NAZA
narkoba untuk kesenagan semata 3. Ketergantungan reaktif yaitu terutama terdapat pada remaja
karena dorongan ingin tahu, pengaruh lingkungan dan tekanan teman kelompok sebaya peer group pressure.
Menurut Sudarsono, bahwa penyalahgunaan narkoba dilatarbelakangi oleh beberapa sebab Mardani ; 2008: 101, yaitu :
1. Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan – tindakan yang berbahaya seprti ngebut da bergaul dengan wanita.
2. Menunjukkan tindakan menentang orang tua, guru, dan norma sosial
3. Mempermudah penyaluran dan perbuatan seks 4. Melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalamn –
pengalaman emosional 5. Mencari dan menemukan arti hidup
6. Mengisi kekosongan dan kesepian hidup 7. Menghilangkan kegelisahan, frustasi dan kepepet hidup
8. Mengikuti kemauan kawan – kawan dalam rangka pembinaan solidaritas
9. Iseng – iseng saja dan rasa ingin tahu.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3. Faktor – Faktor Penyalahgunaan Narkoba
Menurut pendapat Sumarno Ma’sum, bahwa factor terjadinya penyalahgunaan NAZA narkoba secara garis besar dikelompokkam
kepada tiga bagian, Mardani, 2008: 108 yaitu : 1. Obat kemudahan didapatinya obat secara sah atau tidak, status
hukumannya yang masih lemah dan obatnya mudah menimbukan ketergantungan dan adiksi.
2. Kepribadian meliputin pekerbangan fisik dan mental yang labil, kegagalan cita – cita, cinta, prestasi, jabatan dan lain – lain,
menutup diri dengan dari lari dari kenyataan, kekurangan informasi tentang penyalahgunaan obat keras, bertulang dengan sensasi yang
penuh resiko dalam mencari identiias kepribadian, kurangnya rasa disiplin, kepercayaan agamanya minim.
3. Lingkungan, meliputi rumah tangga yang rapuh dan kacau, masyarakat yang kacau, tidak adanya tanggung jawab orang masih
lemah, berbagai bantuan dan kesulitan zaman.
3.4. Bahaya Narkoba
Bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkoba dapat bersifat bahaya pribadi bagi si pemakai dan dapat pula berupa bahaya sosial terhadap
masyarakat atau lingkungan. Makaro,dkk,2003:44 Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada keadaan fisik, psikis maupun keadaan
sosial seseorang.
Universitas Sumatera Utara
1. Secara fisik : a. Gangguan pada system syaraf neurologis seperti: kejang-
kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah kardiovaskuler
seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah c. Gangguan pada kulit dermatologis seperti : penanahan abses,
alergi, eksim d. Gangguan pada paru-paru pulmoner seperti : penekanan fungsi
pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru e. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu
tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur f. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan
padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi estrogen, progesteron, testosteron, serta gangguan fungsi
seksual g. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan
antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe tidak haid
h. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah
tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
Universitas Sumatera Utara
i. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk
menerimanya. Over Dosis bisa menyebabkan kematian 2. Secara Psikis :
a. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah b. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
c. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal d. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
e. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
3. Secara Sosial : a. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh
lingkungan b. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
c. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
4. Narapidana
4.1 Pengertian Narapidana
Pengertian narapidana berasal dari dua suku kata yaitu Nara = orang dan Pidana = hukuman dan kejahatan pembunuhan, perampokan,
pemerkosaan, narkoba, korupsi dan sebagainya. Jadi pengertian narapidana menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai orang hukuman
orang yang menjalani hukuman karena melakukan tindak pidana Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:612.
Universitas Sumatera Utara