Menurut UU no. 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan, narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di
lembaga permasyarakatan, sedangkan Wilson 2005 mengatakan bahwa narapidana adalah manusia bermasalah yang dipisahkan dari masyarakat
untuk belajar bermasyarakat dengan baik. Menurut Harsono 1995, narapidana adalah manusia yang tengah
berada di persimpangan jalan karena narapidana harus memilih akan meninggalkan atau tetap pada perilakunya yang dahulu dan tengah
mengalami krisis disosialisasi dengan masyarakat. Harsono juga mengatakan bahwa narapidana adalah seseorang yang telah dijatuhkan vonis bersalah oleh
hukum dan harus menjalani hukuman atau sanksi, yang kemudian akan ditempatkan di dalam sebuah bangunan yang disebut rutan, penjara atau
lembaga pemasyarakatan. Bangunan penjara dirancang secara khusus sebagai tempat untuk membuat jera para pelanggar pidana, baik secara fisik maupun
psikologis.
5. Lembaga Pemasyarakatan
5.1 Pengertiam Lembaga Pemasyarakatan
Pengertian lembaga, lebih menunjuk pada suatu bentuk dan sekaligus juga mengandung pengertian-pengertian yang abstrak perihal
adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi ciri daripada lembaga tersebut.
Norma-norma dalam masyarakat: yang mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai suatu tata tertib. Norma-norma tersebut
Universitas Sumatera Utara
apabila diwujudkan dalam hubungan antar manusia dinamakan social- organization. Di dalam perkembangan selanjutnya, norma-norma tersebut
berkelompok-kelompok pada berbagai keperluan pokok daripada kehidupan manusia seperti misalnya; kebutuhan hidup, kekerabatan, kebutuhan
pencaharian hidup, kebutuhan akan pendidikan, dsb. Misalnya kebutuhan hidup kekerabatan menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti
keluarga batih, pelamaran, perkawinan, perceraian, dll. Kebutuhan pencaharian hidup menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti
pertanian, peternakan, koperasi, industry Soekanto, 1995:217.
5.2 Ciri-Ciri Lembaga Pemasyarakatan
Gillin di dalam tulisannya yang berjudul General feature of Social Institution yang dipetik dari Soerjono Soekanto 1995 telah menguraikan
beberapa ciri umum daripada lembaga kemasyarakatan : 1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi daripada pola-
pola pemikiran dan pola-pola perikelakuan yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Lembaga
kemasyarakatan terdiri dari adat istiadatnya, tata kelakuan, kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan lainnya yang secara
langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu unit yang fungsional.
2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua lembaga kemasyarakatan. Sistem-sistem kepercayaan dan aneka
macam tindakan, baru akan menjadi bagian lembaga
Universitas Sumatera Utara
kemasyarakatan setelah melewati waktu yang relatif lama. Misalnya suatu sistem pendidikan tertentu baru akan dapat
diterapkan seluruhnya, setelah mengalami suatu masa percobaan. Lembaga-lembaga kemasyarakatan biasanya juga berumur lama
sekali, oleh karena pada umumnya orang menganggapnya sebagai himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok
masyarakat yang sudah sewajarnya harus dipelihara Ibid, hal. 230.
5.3 Fungsi Lembaga Pemasyarakatan