Pengertian Penyalahgunaan Narkoba Golongan Penyalahgunaan Narkoba

c. Golongan III Psikotropika dengan daya adiktif yang sedang berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumubal, fleenitrazepam. d. Golongan IV Psikotropika dengan daya adiktif ringan berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: nitra zepam, diazepam Martono, 2006.

3.2.3. Zat Adiktif

Zat adiktif adalah bahan-bahan aktif atau obat yang dalam organisme hidup menimbulkan keraj biologi yang apabila disalahgunakan dapat menimbulkan ketergantungan adiksi yakni keinginan mengkomsumsi terus menerus. Didalam Undang-Undang no.5 Tahun 1997 tentang psikotropika, jenis obat yang memiliki zat adiktif antara lain : amfetamin, amobarbital, flunitrazeam, diahepam, bromazepam, fenobarbital, minuman beralkohol, tembakau, halusinogen, bahan pelarut solvent, bensin, thiner, cariaqn lem dan cat Wreswiniro dkk,1999.

3.3. Penyalahgunaan Narkoba

3.3.1. Pengertian Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan Narkoba menimbulkan dampak antara lain, merusak hubungan kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar, ketidakmampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk, perubahan perilaku menjadi anti sosial, merosotnya produktivitas kerja, gangguan kesehatan, mempertinggi kecelakaan lalu lintas, kriminalitas dan Universitas Sumatera Utara tindak kekerasan lainnya, baik kuantitatif maupun kualitatif Hawari, 2000:16 Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba diluar keperluan medis, tanpa pengawasan dokter dan merupakan perbuatan melanggar hukum Pasal 59, Undang-Undang No.5 Tahun 1997, tentang Psikotropika dan pasal 84, 85 dan 86, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997, tentang Narkotika. Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali oleh penggunaan coba-coba sekedar mengikuti teman atau mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, kelelahan, ketegangan jiwa, atau sebagai hiburan, atau untuk pergaulan. Bila taraf coba – coba tersebut disajikan secara terus – menerus akan berubah menjadi ketergantungan. Dalam penyalahgunaan narkoba terdapat ganggun prilaku dan perbuatan anti sosial, seperti : berbohong, membolos, minggat, malas, sex bebas, melanggar aturan dan disiplin, merusak, melawan orang tua, mencuri, suka mengancam dan suka berkelahi, sehingga menggangu ketertiban, ketentraman serta keamanan masyarakat. Mardani, 2008: 99.

3.3.2. Golongan Penyalahgunaan Narkoba

Secara umum dalam Penyalahgunaan NAZA Narkoba dapat dibagi dalam tiga golongan besar Mardani, 2008: 101, yaitu : 1. Ketergantungan primer, ditandai dengan adanya kecemasan dan depresi, yang pada umumnya terdapat pada orang dengan kepripaadian yang tidak stabil; Universitas Sumatera Utara 2. Ketergantungan simtomatis, yaitu penyalahgunaan NAZA narkoba sebagai slah satu gejala dari tipe kepribadian yang mendasarinya, pada umumnya terjadi pada orang yang dengan kepribadian psikopatik antisosial, krimnal dan pemakaian NAZA narkoba untuk kesenagan semata 3. Ketergantungan reaktif yaitu terutama terdapat pada remaja karena dorongan ingin tahu, pengaruh lingkungan dan tekanan teman kelompok sebaya peer group pressure. Menurut Sudarsono, bahwa penyalahgunaan narkoba dilatarbelakangi oleh beberapa sebab Mardani ; 2008: 101, yaitu : 1. Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan – tindakan yang berbahaya seprti ngebut da bergaul dengan wanita. 2. Menunjukkan tindakan menentang orang tua, guru, dan norma sosial 3. Mempermudah penyaluran dan perbuatan seks 4. Melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalamn – pengalaman emosional 5. Mencari dan menemukan arti hidup 6. Mengisi kekosongan dan kesepian hidup 7. Menghilangkan kegelisahan, frustasi dan kepepet hidup 8. Mengikuti kemauan kawan – kawan dalam rangka pembinaan solidaritas 9. Iseng – iseng saja dan rasa ingin tahu. Universitas Sumatera Utara

3.3.3. Faktor – Faktor Penyalahgunaan Narkoba