Gambaran Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

(1)

GAMBARAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2014

Oleh:

T.Ali Akbar Valayati 110100363

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

GAMBARAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2014

Oleh:

T.Ali Akbar Valayati 110100363

Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

NAMA : T. Ali Akbar Valayati

NIM : 110100363

Pembimbing Penguji I

dr. FitrianiLumongga, Sp.PA dr. DattenBangun MSc, SpFK NIP. 196912212002122001 NIP. 130349092

Penguji II

dr. Harry AgustafAsroel, Sp. THT-KL NIP. 197008121999031002

Medan, Januari 2015 Dekan Fakultas Kedokteran

Universita Sumatera Utara

Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH NIP. 195402201980111001


(4)

ABSTRAK

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, prevalensi status gizi remaja usia 16-18 tahun berdasarkan tinggi badan di Indonesia dengan kategori status gizi “sangat pendek” yaitu 7,2%. Sedangkan untuk kategori status gizi “pendek” yaitu 24%. Untuk Sumatera Utara, prevlensi status gizi anak usia 16-18 tahun dengan kategori “sangat pendek” yaitu 11,6% dan untuk kategori “pendek” 28,2%. Prevalensi status gizi remaja usia 16-18 tahun berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) di Indonesia dengan kategori “sangat kurus” adalah 1,8% dan kategori “kurus” adalah 7,1%.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran indeks massa tubuh pada mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (angkatan tahun 2014).

Indeks massa tubuh (IMT) diartikan sebagai berat dalam kilogram yang dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (Bandini, Flynn dan Scampini, 2011).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif cross-sectional. Waktu untuk melakukan penelitian yaitu awal bulan Juli hingga akhir Agustus 2014. Tempat penelitian ini akan dilakukan adalah di kawasan Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara. Populasi untuk penelitian ini adalah mahasiswa baru Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara yaitu mahasiswa angkatan tahun 2014. Data yang digunakan adalah data primer dan akan dikumpulkan langsung setelah dilakukan penelitian. Data yang telah dikumpulkan akan diolah dan dianalisa dengan menggunakan Microsoft Excel.

Setelah dilakukan penelitian, ternyata didapat bahwa sebanyak 39 mahasiswa dari 173 mahasiswa (22 %) yang menderita obesitas. Sedangkan 22 mahasiswa (13%) menderita underweight. Sisanya yaitu 112 mahasiswa (65%) dengan berat badan normal (normowieght).

Mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (angkatan tahun 2014) sebagian besar memilki berat badan yang ideal.


(5)

ABSTRACT

According to Health Research (Riskesdas) in 2010, the prevalence of nutritional status on adolescents aged 16-18 years based on the height in Indonesia with nutritional status category "very short" is 7.2%. As for the category of nutritional status "short" is 24%. For North Sumatra, the prevalence of nutritional status on children aged 16-18 years with the category of "very short" is 11.6% and for the category of "short" 28.2%. The prevalence of nutritional status on adolescents aged 16-18 years based on body mass index (BMI) in Indonesia with the category "very thin" is 1.8% and the category of "skinny" is 7.1%

The purpose of this study was to determine the overview of the body mass index in the new students of Faculty of Medicine in University of North Sumatera (class of 2014).

Body mass index (BMI) is defined as the weight in kilograms divided by height in meters squared (Bandini, Flynn and Scampini, 2011).

This type of research used in this study was a descriptive cross-sectional study. The time to do the study is on the beginning of July until the end of August 2014. The study will be located in the University of North Sumatera Hospital. The population for this study was a new student of the Faculty of medicine in University of North Sumatera is the student of the year 2014. The data used are primary data and will be collected immediately after the study. The data collected will be processed and analyzed using Microsoft Excel.

After doing this study, it is found that as many as 39 students from 173 students (22%) were obese. While 22 students (13%) suffered of underweight. The rest are 112 students (65%) with normal weight (normowieght).

New students of the Faculty of Medicine in University of North Sumatera (class of 2014) mostly have the ideal body weight.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah kami yang berjudul Gambaran Indeks Massa Tubuh Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2014 ini.

Pertama sekali kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar A. Siregar, sp.PD-KGEH, yang sudah memfasilitasi dan memimpin kami dengan baik dalam menjalankan proses belajar-mengajar baik itu di dalam perkuliahan, praktikum, skills lab dan tutorial.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami, dr. Fitriani Lumongga, sp.PA, yang sudah berusaha membimbing dan memberi arahan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Serta dosen penguji kami, dr.Datten Bangun, M.Sc, sp.FK dan dr. Harry .A. Asroel, sp.THT-KL yang sudah menguji dan memberi masukan atas karya tulis ilmiah ini sehingga karya tulis ilmiah ini dapat menjadi lebih baik.

Terima kasih pula kami ucapkan kepada ayah dan ibu kami yang sudah memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

Dan kami ucapkan terima kasih pula kepada senior dan teman-teman kami dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sudah memberi dukungan moril dan masukan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini serta pihak-pihak lainnya yang sudah membantu dalam penelitian ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dari karya tulis ilmiah ini. Maka dari itu, kami dengan lapang dada mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata semoga dari karya tulis ilmiah kami ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Medan, 10 Desember 2014


(7)

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Indeks Massa Tubuh (IMT) ... 4

2.1.1 Definisi Indeks Massa Tubuh ... 4

2.1.2 Kategori Indeks Massa Tubuh ... 5

2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Indeks Massa Tubuh... 7

2.2 Hal-hal yang Mempengaruhi Indeks Massa Tubuh ... 8

2.3 Obesitas ... 10

2.3.1 Definisi Obesitas ... 10

2.3.2 Epidemiologi ... 11

2.3.3 Etiologi ... 12

2.3.4 Patofisiologi ... 12

2.4 Manajemen Berat Badan ... 13


(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONIL ... 16

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 16

3.2 Definisi Operasionil ... 16

3.2.1 Definisi ... 16

3.2.2 Cara Ukur ... 16

3.2.3 Alat Ukur ... 17

3.2.4 Hasil Ukur ... 17

3.2.5 Skala Pengukuran ... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18

4.1 Jenis Penelitian ... 18

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 18

4.3 Populasi dan Sampel ... 18

4.3.1 Populasi ... 18

4.3.1.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 18

4.3.2 Sampel ... 18

4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 19

4.5 Pengolahan dan Analisi Data ... 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20

5.1 Hasil Penelitian ... 20

5.1.1 Deskripsi Karakteristik Sampel ... 20

5.2 Pembahasan ... 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

6.1 Kesimpulan ... 34

6.2 Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang 6

DewasaBerdasarkan IMT Menurut WHO Tabel 2.2 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan 6

IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik Tabel 2.3 Klasifikasi IMT Berdasarkan Depkes RI (1994) 7

Tabel5.1 Distribusi Jumlah Mahsiswa Berdasarkan Jenis Kelamin 20

Tabel 5.2 Distribusi Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Usia 20

Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Berat Badan Mahasiswa 21

Tabel 5.4 Distibusi Tingkat Berat Badan Mahasiswa Berdasarkan Jenis 22

Kelamin Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Berat Badan Berdasarkan Pekerjaan Orang 23

Tua Tabel 5.6 Distribusi Tingkat Berat Badan Berdasarkan Jumlah Saudara 25

Kandung Tabel 5.7 Distribusi Tingkat Berat Badan Berdasarkan Daerah Asal 26

Tempat Tinggal Tabel 5.8 Distribusi Tingkat Berat Badan Berdasarkan Tingkat Rutinitas 27

Berolahraga Tabel 5.9 Distribusi Tingkat Berat Badan Berdasarkan Frekuensi Makan 28


(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Ethical Clearance

Lampiran 3 Lembar penjelasan penelitian Lampiran 4 Lembar persetujuan


(11)

ABSTRAK

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, prevalensi status gizi remaja usia 16-18 tahun berdasarkan tinggi badan di Indonesia dengan kategori status gizi “sangat pendek” yaitu 7,2%. Sedangkan untuk kategori status gizi “pendek” yaitu 24%. Untuk Sumatera Utara, prevlensi status gizi anak usia 16-18 tahun dengan kategori “sangat pendek” yaitu 11,6% dan untuk kategori “pendek” 28,2%. Prevalensi status gizi remaja usia 16-18 tahun berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) di Indonesia dengan kategori “sangat kurus” adalah 1,8% dan kategori “kurus” adalah 7,1%.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran indeks massa tubuh pada mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (angkatan tahun 2014).

Indeks massa tubuh (IMT) diartikan sebagai berat dalam kilogram yang dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (Bandini, Flynn dan Scampini, 2011).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif cross-sectional. Waktu untuk melakukan penelitian yaitu awal bulan Juli hingga akhir Agustus 2014. Tempat penelitian ini akan dilakukan adalah di kawasan Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara. Populasi untuk penelitian ini adalah mahasiswa baru Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara yaitu mahasiswa angkatan tahun 2014. Data yang digunakan adalah data primer dan akan dikumpulkan langsung setelah dilakukan penelitian. Data yang telah dikumpulkan akan diolah dan dianalisa dengan menggunakan Microsoft Excel.

Setelah dilakukan penelitian, ternyata didapat bahwa sebanyak 39 mahasiswa dari 173 mahasiswa (22 %) yang menderita obesitas. Sedangkan 22 mahasiswa (13%) menderita underweight. Sisanya yaitu 112 mahasiswa (65%) dengan berat badan normal (normowieght).

Mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (angkatan tahun 2014) sebagian besar memilki berat badan yang ideal.


(12)

ABSTRACT

According to Health Research (Riskesdas) in 2010, the prevalence of nutritional status on adolescents aged 16-18 years based on the height in Indonesia with nutritional status category "very short" is 7.2%. As for the category of nutritional status "short" is 24%. For North Sumatra, the prevalence of nutritional status on children aged 16-18 years with the category of "very short" is 11.6% and for the category of "short" 28.2%. The prevalence of nutritional status on adolescents aged 16-18 years based on body mass index (BMI) in Indonesia with the category "very thin" is 1.8% and the category of "skinny" is 7.1%

The purpose of this study was to determine the overview of the body mass index in the new students of Faculty of Medicine in University of North Sumatera (class of 2014).

Body mass index (BMI) is defined as the weight in kilograms divided by height in meters squared (Bandini, Flynn and Scampini, 2011).

This type of research used in this study was a descriptive cross-sectional study. The time to do the study is on the beginning of July until the end of August 2014. The study will be located in the University of North Sumatera Hospital. The population for this study was a new student of the Faculty of medicine in University of North Sumatera is the student of the year 2014. The data used are primary data and will be collected immediately after the study. The data collected will be processed and analyzed using Microsoft Excel.

After doing this study, it is found that as many as 39 students from 173 students (22%) were obese. While 22 students (13%) suffered of underweight. The rest are 112 students (65%) with normal weight (normowieght).

New students of the Faculty of Medicine in University of North Sumatera (class of 2014) mostly have the ideal body weight.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Di era teknologi informasi dan globalisasi ekonomi saat ini, arus budaya makanan asing mempengaruhi perubahan pola makan pada masyarakat (Almatsier,2004). Pola makan masyarakat cenderung lebih seirng memilih makanan yang sering dilihat, segera tersedia, memiliki harga terjangkau, dan mudah membuatnya daripada memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya (Sizer dan Whitney, 2006). Remaja lebih cenderung memiliki pola makan yang tidak teratur, lebih banyak mengonsumsi snack dan makanan diluar rumah seperti fast food (Stang, 2008).

Prevalensi obesitas meningkat diseluruh dunia baik dinegara maju maupun negara berkembang. Meningkatnya obesitas menjadi masalah kesehatan karena meningkatkan morbiditas (Bandini, Flynn, dan Scampini, 2011). Data dari National Helath dan Nutrition Examination Survey (NHANES) yang melakukan perbandingan pada tahun 1999 dengan 2000, 2001 dengan 2002, dan 2003 dengan 2004 di Amerika, terdapat bahwa prevalensi obesitas yang terjadi pada pria meningkat secara signifikan. Pada tahun 1999 sampai 2000 didapatkan sebanyak 27,4% dan pada tahun 2003 sampai 2004 sebanyak 31,1%. Dari data tersebut juga didapatkan sebanyak 32,1% orang dewasa di Amerika menderita obesitas. Prevalensi overweight pada anak-anak dan remaja juga meningkat sebanyak 17,1% (Runge dan Greganti, 2009). Menurut WHO, diperkirakan bahwa pada tahun 2005, 1,5 milyar individu diatas usia 15 tahun akan menderita overweight dan 400 milyar akan menderita obesitas. (Bandini, Flynn, dan Scampini, 2011). Dewasa ini kejadian obesitas pada anak-anak dan remaja di Indonesia bertambah banyak.


(14)

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, prevalensi status gizi remaja usia 16-18 tahun berdasarkan tinggi badan di Indonesia dengan kategori status gizi “sangat pendek” yaitu 7,2%. Sedangkan untuk kategori status gizi “pendek” yaitu 24%. Untuk Sumatera Utara, prevlensi status gizi anak usia 16-18 tahun dengan kategori “sangat pendek” yaitu 11,6% dan untuk kategori “pendek” 28,2%.

Prevalensi status gizi remaja usia 16-18 tahun berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) di Indonesia dengan kategori “sangat kurus” adalah 1,8% dan kategori “kurus” adalah 7,1%. Sedangkan untuk Sumatera Utara, untuk kategori “sangat kurus” dan “kurus” berturut-turut adalah 1,4% dan 4,6%. Untuk kategori “gemuk”, Indonesia memiliki prevalensi 1,4% dan untuk Sumatera Utara adalah 1,0%.

Dari hal tersebut di atas membuktikan bahwa masih adanya masyarakat yang belum mendapati gizi yang cukup serta pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang masih kurang tentang nutrisi dan gizi yang baik

Tidak hanya itu, faktor lain berupa tempat tinggal, pendidikan, dan pekerjaan kepala keluarga juga berpengaruh terhadap status gizi masyarakat. Remaja usia 16-18 tahun yang tinggal di pedesaan yang memiliki prevalensi status gizi berdasarkan tinggi badan dalam kategori status gizi “sangat pendek” dan “pendek” berturut-turut adalah 9,6% dan 29,4%. Sedangkan pada masyarakat yang tinggal di perkotaan memiliki prevalensi dalam kategori status gizi “sangat pendek” dan “pendek” berturut-turut adalah 5,2% dan 19,5%.

Remaja Usia 16-18 tahun dengan pekerjaan kepala keluarga seperti petani, nelayan atau buruh memiliki prevalensi status gizi berdasarkan tinggi badan dengan kategori “sangat pendek” dan pendek berturut-turut 9,2% dan 29,0%. Sedangakn pada kepala keluarga yang tidak bekerja memiliki prevalensiberdasarkan tinggi badan dengan kategori “sangat pendek’ dan pendek” berturut-turut5,6% dan 21,7%.


(15)

Penelitian tentang hubungan status gizi masyarakat dengan keadaan lingkungan serta keadaan sosial-ekonomi masyarakat masih perlu dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memberi pengetahuan tentang hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan pekerjaan orang tua pada mahasiswa baru Fakultas Kedokteran USU.

1.2 Rumusan masalah

Bagaimanakah gambaran indeks massa tubuh pada mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2014?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran indeks massa tubuh pada mahasiswa baru Fakultas Kedokteran USU. 1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui gambaran tinggi badan pada mahasiswa baru Fakultas Kedokteran USU angkatan 2014

2. Untuk mengetahui gambaran berat badan pada mahasiswa baru Fakultas Kedokteran USU angkatan 2014

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran indeks massa tubuh mahasiswa baru Fakultas Kedokteran USU.

2. Sebagai referensi untuk penelitian lanjutan yang berhubungan dengan penelitian ini

3. Memotivasi peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut tentang status gizi khususnya peneliti di Indonesia


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Indeks Massa Tubuh (IMT) 2.1.1. Definisi Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT berkolerasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry (Grummer-Strawn LM et al., 2002). IMT merupakan alternatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan. Untuk mengetahui IMT, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Menurut rumus metrik: (CDC,2009)

Berat Badan (Kg) IMT= --- [ Tinggi badan (m) ]2 Atau menurut rumus Inggeris:

IMT= Berat badan (lb)/ [Tinggi badan (in)]2 x 703

Indeks massa tubuh (IMT) diartikan sebagai berat dalam kilogram yang dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (Bandini, Flynn dan Scampini, 2011). Indeks massa tubuh yang digunakan sebagai alat skrining untuk mendeteksi masalah berat badan pada anak (CDC, 2011). Setelah dilakukan pengukuran pada tinggi dan berat badan anak, maka kita dapat melakukan plot hasil IMT pada kurva CDC BMI-for-age growth chart yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin (Gambar 2.1; Gambar 2.2) (CDC, 2000). Perhitungan IMT pada orang dewasa berbeda dikarenakan kriteria IMT pada anak maupun


(17)

remaja spesifik terhadap umur dan jenis kelamin (CDC, 2011). Jenis kelamin dan umur pada anak dan remaja dipertimbangkan karena jumlah lemak tubuh yang berubah sesuai dengan umur dan jumlah lemak tubuh yang berbeda antara perempuan dan laki-laki (CDC, 2011).

2.1.2 Kategori Indeks Massa Tubuh

Untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun ke atas, IMT diinterpretasi menggunakan kategori status berat badan standard yang sama untuk semua umur bagi pria dan wanita. Untuk anak-anak dan remaja, interpretasi IMT adalah spesifik mengikuti usia dan jenis kelamin (CDC, 2009).

Secara umum, IMT 25 ke atas membawa arti pada obesitas. Standar baru untuk IMT telah dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI di bawah 18,5 sebagai sangat kurus atau underwegiht, IMT melebihi 23 sebagai berat badan lebih atau overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi orang dewasa adalah diantara 18,5 sehingga 22,9. Obesitas dikategorikan pada tiga tingkat: tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40), dan tingkat III (>40) (CDC, 2002).

Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa egara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:


(18)

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa Berdasarkan IMT Menurut WHO

Sumber: WHO technical series,2000

Tabel 2.2 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik

Klasifikasi IMT

Berat Badan Kurang <18,5

Kisaran Normal 18,5-22,9

Berat Badan Lebih ≥ 23,0

Beresiko 23,0-24,9

Obes I 25,0-29,9

Obes II ≥30,0

Sumber: WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific Perspective:

Redefining Obesity and its Treatment (2000)

Klasifikasi IMT (Kg/m2)

Berat Badan Kurang <18,5

Kisaran Normal 18,5-24,9

Berat Badan Lebih >25

Pre-Obes 25-29,9

Obes Tingkat I 30-34,9

Obes Tingkat II 35-39,9


(19)

Tabel 2.3 Klasifikasi IMT Berdasarkan Depkes RI (1994)

IMT (Kg/m2) Klasifikasi

< 17,0 Kekurangan Berat Badan Tingkat Berat Kurus

17,0-18,4 Kekurangan Berat Badan Tingkat Ringan

18,5-25,0 Normal Normal

25,1-27,0 Kelebihan Berat Badan Tingkat Ringan

>27,0 Kelebihan Berat Badan Tingkat Berat Gemuk

Sumber: Depkes RI 1994 dalam Supariasa, 2001

Saat ini,IMT secara internasional diterima sebagai alat untuk mengidentifikasi kelebihan berat badan dan obesitas (Hill, 2005).

Penggunaan IMT hanya berlaku unutk orang dewasa yang berusia 18 tahun ke atas. IMT tidak diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu pula, IMT tidak diterapka pada keadaan khusus (penyakit) lainnya seperti edema, asites, dan hepatomegali (Supariasa,2001).

2.1.3 Kekurangan dan Kelebihan Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator yang dapat dipercayai untuk mengukur lemak tubuh. Walau bagaimanapun, terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan dalam mengggunakan IMT sebagai indikator pengukuran lemak tubuh.

Kekurangan indeks massa tubuh adalah:

1. Pada olahragawan: tidak akurat pada olahragawan (terutama atlet bina) yang cenderung berada pada kategori obesitas dalam IMT disebabkan mereka mempunyai massa otot yang berlebihan walaupun presentase


(20)

2. lemak tubuh mereka dalam kadar yang rendah. Sedangkan dalam pengukuran berdasarkan berat badan dan tinggi badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan oleh lemak tubuh.

3. Pada anak-anak: tidak akurat karena jumlah lemak tubuh akan berubah seiringan dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh badan seseorang. Jumlah lemak tubuh pada lelaki dan perempuan juga berbeda selama pertumbuhan. Oleh itu, pada anak-anak dianjurkan untuk mengukur berat badan berdasarkan nilai persentil yang dibedakan atas jenis kelamin dan usia.

4. Pada kelompok bangsa: tidak akurat pada kelompok bangsa tertentu karena harus dimodifikasi mengikuti kelompok bangsa tertentu. Sebagai contoh IMT yang melebihi 23,0 adalah berada dalam kategori kelebihan berat badan dan IMT yang melebihi 27,5 berada dalam kategori obesitas pada kelompok bangsa seperti Cina, India, dan Melayu (CORE, 2007). Kelebihan indeks massa tubuh adalah:

1. Biaya yang diperlukan tidak mahal

2. Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan tinggi badan seseorang

3. Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah dinyatakan pada tabel IMT.

2.2 Hal-Hal yang Mempengaruhi Indeks Massa Tubuh

Banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi Indeks Massa Tubuh seseorang,baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Hal-hal tersebut ialah sebagai berikut:

a. Usia

Usia merupakan faktor yang secara langsung berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh Seseorang. Prevalensi obesitas (berdasarkan IMT) meningkat secara terus menerus dari usia 20-60 tahun. Setelah 60 tahun angka obesitas mulai menurun (Hill, 2005).

Hasil survey kesehatan di Inggris (2003) menyatakan bahwa kelompok usia 16-24 tahun tidak berisiko mengalami obesitas dibandingkan dengan


(21)

kelompok usia yang lebih tua. Kelompok usia setengah baya dan pensiun memiliki risiko obesitas yang lebih tinggi. Semakin bertambah usia seseorang, mereka cenderung kehilangan massa otot dan mudah terjadi akumulasi lemak tubuh. Kadar metabolisme juga akan menurun menyebabkan kebutuhan kalori yang diperlukan lebih rendah (Gayle Galleta, 2005).

b. Genetik

Obesitas cenderung berlaku dalam keluarga. Ini disebabkan oleh faktor genetik, pola makan keluarga, dan kebiasaan gaya hidup. Walaupun begitu, mempunyai anggota keluarga yang obesitas tidak menjamin seseorang itu juga akan mengalami obesitas (Gayle Galleta, 2005)

c. Jenis Kelamin

Berat badan juga dipengaruhi oleh jenis kelamin. Pada obesitas, jumlah lemak tubuh lebih banyak. Pada dewasa muda laki-laki lemak tubuh >25% dan perempuan > 35% (Sugondo, 2010). Distribusi lemak tubuh juga berbeda berdasarkan jenis kelamin, pria cenderung mengalami obesitas viseral (abdominal) dibandingkan wanita. Proses-proses fisiologis dipercaya dapat berkontribusi terhadap meningkatnya simpanan lemak pada perempuan (Hill,2005).

d. Pola Makan

Pola makan adalah pengulangan susunan makanan yang dapat dilihat ketika makanan itu dimakan. Terutama sekali berkenaan dengan jenis makanan dan proporsinya dan atau kombinasi makanan yang dimakan individu, masyarakat, dan sekelompok individu (Idapola, 2009).

Pada zaman modern seperti sekarang ini, semuanya menjadi serba mudah, Salah satunya adalah dengan adanya makanan cepat saji. Makanan cepat saji mempunyai pengaruh terhadap berat badan karena kandungannya yang tinggi lemak dan gula. Meningkatnya porsi makan juga dapat mempengaruhi berat badan.

Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang mengonsumsi makanan tinggi lemak lebih cepat mengalami peningkatan berat badan


(22)

dibanding mereka yang mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dengan jumlah kalori yang sama. Ukuran dan frekuensi asupan makanan juga mempengaruhi peningkatan berat badan dan lemak tubuh (Abramovitz, 2004).

e. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik mencermikan gerakan tubuh yang disebabkan oleh kontraksi otot menghasilkan energy ekspenditur (Idapola, 2009). Bermain bola, berjalan kaki,naik-turun tangga merupakan aktvitas fisik yang baik untuk dilakukan. Aktivitas fisik yang berdasarkan gaya hidup cenderung lebih berhasil menurunkan berat badan dalam jangka panjang dibandingkan dengan program latihan yang terstruktur (Sugondo, 2010). f. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang paling memainkan peranan adalah gaya hidup seseorang. Kebiasaan makan dan aktivitas seseorang dipengaruhi oleh masyarakat sekitarnya. Makan terlalu banyak dan aktivitas yang pasif (tidak aktif) merupakan faktor resiko utama terjadinya obesitas (Gayle Galleta, 2005)

2.3 Obesitas 2.3.1 Definisi

Obesitas merupakan kelainan sistem pengaturan berat badan yang ditandai oleh akumulasi lemak tubuh yang berlebihan. Dalam masyarakat primitif, dimana kehidupan sehari-hari membutuhkan aktivitas fisik yang tinggi dan makanan hanya tersedia sesekali, kecenderungan genetik akan berperan dalam penyimpanan kalori sebagai lemak karena makanan yang dikonsumsi tidak melebihi kebutuhan (Richard Harvey dan Champe PC., 2005).

Obesitas didefinisikan sebagai keadaan dimana adanya peningkatan yang sangat berlebihan pada massa jaringan adiposa (lemak). Obesitas bisa disalahartikan sebagai peningkatan berat badan yang sangat berlebihan bagi kebanyakan masyarakat. Namun, konsep ini tidak begitu relevan karena konsep


(23)

obesitas tidak bisa diambil akbiat peningkatan berat badan semata-mata melainkan adanya peningkatan massa jaringan adiposa (Gabriel Uwaifo, 2009).

Obesitas dan kegemukan merupakan faktor resiko utama untuk sejumlah penyakit kronis seperti diabetas, penyakit jantung, dan kanker. Obesitas dianggap merupakan masalah hanya di negara berpenghasilan tinggi, tetapi sekarang jumlah penderita obesitas dan kegemukan semakin meningkat di negara berpenghasilan rendah dan menengah khususnya di perkotaan (WHO, 2010).

2.3.2 Epidemiologi

Saat ini diperkirakan jumlah orang di seluruh dunia dengan IMT 30 kg/m2 melebihi 250 juta orang, yaitu sekitar 7% dari populasi orang dewasa di dunia. Prevalensi obesitas berhubungan dengan urbanisasi dan mudahnya mendapatkan makanan serta banyaknya jumlah makanan yang tersedia. Urbanisasi dan perubahan status ekonomi yang terjadi di Negara-negara yang sedang berkembang berdampak pada peningkatan prevalensi obesitas pada populasi di negara-negara ini, termasuk di Indonesia (Sugondo, 2010).

Penelitian epidemiologi yang dilakukan di daerah sub urban di dareah Koja, Jakarta Utara, pada tahun 1982, mendapatkan prevalensi obesitas sebesar 4,2%; di daerah Kayu Putih, Jakarta Pusat, sepuluh tahun kemudian, yaitu tahun 1992, prevalensi obesitas obesitas sudah mencapai 17,1%, dimana ditemukan prevalensi obesitas pada laki-laki dan perempuan masing-masing 10,9% dan 24,1%. Pada populasi obesitas ini, dislipidemia terdapat pada 19% laki-laki dan 10,8% perempuan, dan hipertrigliseridemia pada 16,6% laki-laki (Sugondo, 2010).

Pada penelitian epidemiologi di daerah Abadijaya, Depok pada tahun 2001 didapatkan 48,6%, pada tahun 2002 didapat 45% dan 2003 didapat 44% orang dengan berat badan lebih dan obes; sedang IMT pada tahun 2001 adalah 25,1 kg/m2, tahun 2002; 24,8 kg/m2 dan tahun 2003; 24,3 kg/m2.Pada tahun 1997 dan 1998 dilakukan penelitian komposisi tubuh di beberapa daerah di Indonesia dan didapatkan bagwa umur,jenis kelamin, dan IMT yang sama dibandingkan dengan Kaukasia (Belanda), lemak tubuh orang Indoneisa 5% lebih tinggi, sehingga


(24)

seharusnya IMT juga 3kg/m2 lebih rendah.Mortalitas yang berkaitan dengan obesitas, terutama obesitas sentral,sangat erat hubungannya dengan sindrom metabolik. Sindrom metabolik merupakan satu kelompok kelainan metabolic, yang selain obesitas, meliputi reisistensi insulin gangguan toleransi glukosa, abnormalitas trigliserida dan hemostasis, disfungsi endotel dan hipertensi yang kesemuanya secara sendiri-sendiri atau bersama-sama merupakan factor risiko utama untuk terjadinya aterosklerosis dengan menifestasi penyakit jantung koronerdan/atau strok (Sugondo, 2010).

2.3.3 Etiologi

Berbagai hal dapat menyebabkan obesitas. Penyebab utamanya adalah gaya hidup yang tidak aktif, hal ini dikarenakan aktivitas otot adalah cara terpenting untuk mengeluarkan energi dari tubuh sehingga ini merupakan satu cara efektif untuk mengurangi simpanan lemak (Guyton, 2007).

2.3.4 Patofisiologi

Pengaturan keseimbangan energy diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu: pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Obesitas terjadi karena adanya gangguan keseimbangan energi yang dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan factor endogen (obesitas sekunder) akibat kelainan hormonal, sindrom, atau defek genetic (10%) (Hidajat et al., 2006).

Proses pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui 2 kategori sinyal, yaitu sinyal pendek dan panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan factor distensi lambung dan peptide gastrointestinal, yang diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan kesimbangan energi (Hidajat et al., 2006).

Apabila asupan energi melebihi kebutuhan, jaringan adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin merangsang hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro peptide Y (NPY),


(25)

sehingga terjadi penurunan nafsu makan, demikian pula sebaliknya. Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu makan (Hidajat et al., 2006).

Pada obesitas, jumlah lemak tubuh meningkat. Pada dewasa, pria lemak tubuh > 25% dan perempuan > 35% (Sugondo, 2006).

Berdasarkan distribusi jaringan lemak, dibedakan menjadi (Hidajat et al.,2006) : a. Apple shape body ( distribusi jaringan lemak lebih banyak di daerah perut

dan mempunyai faktor resiko penyakit kardiovaskuler, hipertensi, diabetes mellitus, atau gangguan lemak darah). Keadaan ini disebut obesitas sentral.

b. Pear shape body/gynecoid (distribusi jaringan lemak lebih banyak di glutea dan paha, belum terbukti sebagai faktor resiko). Keadaan ini disebut obesitas perifer

2.4 Manajemen Berat Badan

Penurunan berat badan sangat menguntungkan pasien yang mengalami berat badan lebih dan obesitas.

Terdapat bukti kuat bahwa penurunan berat badan pada individu dengan berat badan lebih dan obesitas mengurangi factor risiko diabetes, penyakit kardiovaskular, menurunkan tekanan darah, mengurangi serum terigliserida, meningkatkan kolesterol-HDL, mengurangi serum kolesterol-LDL, mengurangi konsentrasi gula darah, dan mengurangi konsentrasi HbA1c pada beberapa pasien dengan diabetes tipe 2 (Sugondo, 2010).

2.5 Cara Menurunkan dan Memelihara Berat Badan

Menurut Sugondo (2010), ada beberapa cara untuk menurunkan dan memelihara berat badan yaitu:

1. Terapi Diet

Terapi diet ini harus dilakukan pada pasien dengan berat badan lebih. Hal ini bertujuan untuk membuat deficit 500-1000 kcal/hari. Sebelum menganjurkan deficit kalori sebesar 500-1000 kcal/hari sebaiknya diukur


(26)

kebutuhan energy basal pasien terlebih dahulu dengan rumus dari Harris-Benedict berikut:

Laki-laki:

B.E.E= 66,5+(13,75x kg)+(5,003xcm)-(6,775 x usia) Wanita:

BEE= 655,1+ (9563xkg)+(1,850x cm)-(4,676 x usia)

Kebutuhan kalori total sama dengan BEE dikali dengan jumlah factor stress dan aktivitas. Faktor stress ditambah aktivitas berkisar 1,2 sampai lebih dari 2.

2. Akrivitas Fisik

Peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen penting dari program penurunan berat badan; walaupun aktivitas fisik tidak menyebabkan penurunan berat badan lebih banyak dalam jangka waktu enam bulan. Kebanyakan penurunan berat badan terjadi karena penurunan asupan kalori. Aktivitas fisik yang lama sangat membantu pencegahan peningkatan berat badan. Keuntungan tambahan aktivias fisik adalah terjadi pengurangan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes lebih banyak dibandingkan penurangan beran badan tanpa aktivitas fisik saja.

3. Terapi Perilaku

Untuk mencapai penurunan berat badan dan mempertahankannya, diperlukan suatu strategi untuk mengatasi hambatan yang muncul pada saat terapi diet dan aktivitas fisik. Strategi yang spesifik meliputi pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan dan aktivitas fisik, manajemen stress,

stimulus control, pemecahan masalah, contingency management, cognitive

restructuring dan dukunga sosial.

4. Obat-Obatan

Sibutramine dan orlistat merupakan oabt-obatan penurun berat badan yang telah disetujui oleh FDA di Amerika Serikat, untuk penggunaan jangka panjang. Pada pasien dengan indikasi obesitas, sibutramine dan orlistat sangat berguna.


(27)

Sibutramine ditambah diet rendah kalori dan aktivitas fisik terbukti efektif menutunkan berat badan dan mempertahankannya. Dengan pemberian sibutramine dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung.

Orlistat menghambat absorpsi lemak sebanyak 30 persen. Dengan permberian orlistat, dibutuhkan vitamin larut lemak karena terjadi malabsorpsi parsial. 5. Terapi Bedah

Terapi bedah merupakan salah satu pilihan untuk menurunkan berat badan. Terapi ini hanya diberikan kepada pasien obesitas berat secara klinis dengan BMI ≥ 40 ATAU ≥ 35 dengan kondisi komorbid. Terapi bedah ini harus dilakukan sebagai alternative terakhir untuk pasien yang gagal farmakoterapi dan menderita komplikasi obesitas yang ekstrem.


(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 3.2. Definisi Operasionil

3.2.1 Definisi

Indeks Massa tubuh adalah hasil dari berat badan (dalam kilogram) dibagikan dengan tinggi badan (dalam meter) yang dikuadratkan. Indeks Massa tubuh ini akan diklasifikasi berdasarkan klasifikasi IMT Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 1994.

Mahasiswa baru adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2014.

Hal lainnya yang akan diteliti antara lain jenis kelamin, pekerjaan orang tua, jumlah saudara kandung, daerah asal tempat tinggal, tingkat rutinitas olahraga dan frekuensi makan dalam sehari.

Pekerjaan orang tua dikategorikan dengan beberapa kategori yaitu tidak bekerja, pegawai, wiraswasta, petani/nelayan/buruh, dan lainnya.

3.2.2 Cara Ukur

Berat badan diukur dengan menggunakan penimbang berat badan dalam satuan kilogram untuk dewasa dan tinggi badan diukur menggunakan pengukur tinggi badan dengan satuan meter.

Indeks Massa tubuh Mahasiswa baru Fakultas Kedokteran USU Tahun 2014


(29)

3.2.3 Alat Ukur

Alat ukur untuk penelitian ini adalah penimbang berat badan untuk dewasa dan alat pengukur tinggi badan.

3.2.4 Hasil Ukur

Hasil ukur yang digunakan dalam penelitian ini akan di kelompokkan dalam kategori sebagai berikut:

1. Jika hasil IMT <17,0 atau 17,0-18,4 maka dimasukkan dalam kategori underweight

2. Jika hasil IMT 18,5-25.0 maka dimasukkan dalam kategori normoweight.

3. Jika hasil IMT 25.1-27.0 atau >27,0 maka dimasukkan dalam kategori Obesitas

3.2.5 Skala Pengukuran


(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yaitu jenis penelitian dimana pada subyek penelitian hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat pemeriksaan.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun waktu dan tempat penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut: Waktu penelitian ini akan dilakukan adalah pada awal bulan Juli hingga akhir Agustus 2014. Tempat penelitian ini akan dilakukan adalah di Rumah Sakit USU.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi untuk penelitian ini adalah mahasiswa baru Fakultas kedokteran USU.

4.3.1.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi adalah:

• Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2014 dengan usia 18 tahun ke atas.

Kriteria Eksklusi adalah:

• Mahasiswa yang tidak hadir 4.3.2 Sampel

Untuk memperoleh besar sampel pada penelitian ini digunakan rumus berikut:

n= N/1+ N (d2) dimana:


(31)

N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

Jumlah sampel akan ditentukan dengan metode consecutive sampling

Dari penelitian ini didapat bahwa jumlah populasi adalah 271 mahasiswa. Maka dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh besar sampel dengan jumlah sebagai berikut:

n = 271/1+271 (0,5)2

n = 161,54 ≈ 161 mahasiswa

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer dan akan dikumpulkan langsung setelah dilakukan penelitian.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan mengkalibrasi alat yang akan digunakan serta di Uji kepada populasi yang bukan sampel.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan akan diolah dan dianalisa dengan menggunakan Microsoft excel


(32)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Karakteristik Sampel

Dari hasil penelitian ini didapat bahwa jumlah mahasiswi baru berjumlah 122 orang (70%) dan mahasiswa baru berjumlah 51 orang

(30%).Gambaran jumlah sampel berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1 Distribusi Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Distribusi Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

18 tahun 92 53%

19 tahun 67 39%

> 20 tahun 14 8%

Total 173 100%

Mahasiswa yang berusia 18 tahun berjumlah 92 orang (53%) sedangkan mahasiswa yang berusia 19 tahun berjumlah 67 orang (39%) dan mahasiswa yang berusia 20 tahun keatas berjumlah 14 orang (8%).

Jenis Kelamin

Jumlah Persentase

Laki-laki 51 30%

Perempuan 122 70%


(33)

Menurut hasil yang sudah diperoleh dari penelitian ini, didapati bahwa sebanyak 39 mahasiswa dari 173 mahasiswa (23 %) yang menderita obesitas sedangkan 22 mahasiswa (14%) menderita underweight. Sisanya (65%) dengan berat badan normal (normowieght) (tabel 5.3).

Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Berat Badan Mahasiswa

Klasifikasi Berat Badan

Jumlah Presentase

Obesitas 39 22%

Normoweigth 112 65%

Underweight 22 13%


(34)

Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Berat Badan Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Klasifikasi Berat Badan

Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan

N Persentase N persentase

Obesitas 10 20% 29 24%

Normoweight 38 74% 74 61%

Underweight 3 6% 19 15%

Jumlah 51 100% 122 100%

Untuk klasifikasi obesitas, didapat bahwa mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan sekitar 74% (29 orang) lebih banyak dibandingkan jenis kelamin laki-laki yaitu 26% (10 orang). Begitu pula untuk klasifikasi underweight, mahasiswa perempuan (86%) lebih banyak menderita underweight dari pada laki-laki (15%). Sedangkan untuk normoweight, mahasiswa laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan yang cukup jauh walaupun mahasiswa perempuan masih lebih banyak dibandingkan mahasiswa laki-laki pada klasifikasi ini.


(35)

Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Berat Badan Berdasarkan Pekerjaan OrangTua

Pekerjaan Orang Tua

Klasifikasi Tingkat Berat Badan

Obesitas Normoweight Underweight

N Persentase N Persentase N Persentase

PNS 9 23% 17 15% 7 31%

Wiraswasta 17 43% 39 34% 9 40%

Guru 2 5% 3 3% 2 9%

Dosen 1 3% 3 3% 1 5%

Tentara/Polisi 2 5% 7 7% 1 5%

Dokter 0 0% 12 10% 1 5%

Petani/Nelayan 0 0% 2 2% 0 0%

Pensiunan 1 3% 3 3% 0 0%

Lain-Lain 7 18% 26 23% 1 5%

Jumlah 39 100% 112 100% 22 100%

Dari hasil penelitian ini didapat bahwa 33 mahasiswa (19%) yang pekerjaan orang tuanya adalah PNS, 65 mahasiswa (38%) adalah wiraswasta, 7 mahasiswa (4%) adalah guru, 5 mahasiswa (3%) adalah dosen, 10 mahasiswa (6%) adalah tentara/polisi, 13 mahasiswa (7%) adalah dokter, 2 mahasiswa (1%) adalah petani/nelayan, 4 mahasiswa (2%) adalah pensiunan dan pekerjaan orang tua lainnya terdapat 34 mahasiswa (20%).


(36)

Untuk mahasiswa yang pekerjaan orang tuanya adalah PNS, didapat bahwa mahasiswa yang normoweigtht berjumlah 17 orang (10%), yang mengalami obesitas sebanyak 9 orang (5%), serta yang mengalami underweight adalah 7 orang (4%).

Mahasiswa yang pekerjaan orang tuanya adalah wiraswasta serta mengalami obesitas berjumlah 17 orang (10%), normoweight berjumlah 39 (22%). Serta underweight 9 orang (5%).

Mahasiswa dengan pekerjaan orang tua sebagai guru yang mengalami obesitas berjumlah 2 orang (1%), underweight berjumlah 2 orang (1%), dan normoweight berjumlah 3 orang (2%).

Mahasiswa dengan pekerjaan orang tua sebagai dosen yang mengalami obesitas berjumlah 1 orang (0,5%), underweight berjumlah 1 orang (0,5%), dan normoweight berjumlah 3 orang (2%).

Mahasiswa dengan pekerjaan orang tua sebagai tentara/polisi yang mengalami obesitas berjumlah 2 orang (1%), underweight berjumlah 1 orang (0,5%), dan normoweight berjumlah 7 orang (4%).

Adapun mahasiswa dengan pekerjaan orang tua sebagai dokter tidak ada yang mengalami obesitas, namun underweight berjumlah 1 orang (0,5%), dan normoweight berjumlah 12 orang (7%).

Sedangkan semua mahasiswa dengan pekerjaan orang tua sebagai petani/nelayan mengalami normoweight (1%)

Mahasiswa yang orang tuanya sudah pensiun memiliki jumlah obesitas 1 orang (0,5%), normoweight berjumlah 3 orang (2%). Tidak ada yang mengalami underweight.


(37)

Dan mahasiswa dengan pekerjaan orang tua lainnya yang mengalami obesitas berjumlah 7 orang (4%), underweight berjumlah 1 orang (0,5%), dan normoweight berjumlah 26 orang (15%).

Tabel 5.6 Distribusi Tingkat Berat Badan Berdasarkan Jumlah Saudara Kandung.

Klasifikasi Berat Badan

Jumlah Saudara Kandung

1 2 >2

N Persentase N Persentase N Persentase

Obesitas 1 5% 15 24,5% 23 25%

Normoweight 16 80% 40 64,5% 56 62%

Underweight 3 15% 7 11% 12 13%

Jumlah 20 100% 62 100% 91 100%

Berdasarkanhasil yang didapat dari penelitian ini, didapati bahwa 20 mahasiswa (12%) adalah anak tunggal, 61 mahasiswa (35%)

memiliki jumlah saudara sebanyak 2 orang, dan 85 mahasiswa (53%) memiliki jumlah saudara lebih dari 2 orang. .

Mahasiswa yang merupakan anak tunggal yang mengalami obesitas sebanyak 1 orang (5%) dan underweight sebanyak 3 orang (15%). Sedangkan 16 orang (80%) dalam kategori normoweight.


(38)

Bagi mahasiswa yang memiliki jumlah saudara sebanyak 2 orang, didapat bahwa yang mengalami obesitas sebanyak 15 orang (24%), normoweight sebanyak 37 orang (61%), dan underweight sebanyak 9 orang (15%).

Untuk mahasiswa yang memiliki jumlah saudara lebih dari 2 orang, didapat bahwa yang mengalami obesitas sebanyak 25 orang (28%), underweight sebanyak 12 orang (13%), dan normoweight sebanyak 54 orang (59%).

Tabel 5.7 Distribusi Tingkat Berat Badan Berdasarkan Daerah Asal Tempat Tinggal Mahasiswa

Klasifikasi Berat Badan

Asal Daerah Tempat Tinggal

Perkotaan Pedesaan

N Persentase N Persentase

Obesitas 39 23% 0 0%

normoweight 109 66% 3 50%

Underweight 19 11% 3 50%

Jumlah 166 100% 6 100%

Dari hasil penilitan ini juga didapatkan bahwa mahasiswa yang berasal dari daerah pedesaan berjumlah 6 orang (3%), sedangkan yang berasal dari daerah perkotaan berjumlah 166 orang (97%). Tidak ada mahasiswa yang mengalami obesitas dari kelompok mahasiswa yang berasal dari pedesaan, namun mahasiswa underwieght berjumlah 3 orang (50%) dan normowieght juga berjumlah 3 orang (50%). Mahasiswa yang berasal dari perkotaan terdapat 39 orang (23%) yang mengalami obesitas, 19 orang


(39)

mengalami underweight (11%), dan 109 orang (66%) mengalami normoweight.

Tabel 5.8 Distribusi Tingkat Berat Badan Berdasarkan Tingkat Rutinitas Berolahraga

Klasifikasi Berat Badan

Tingkat Rutinitas Berolahraga

Jarang Cukup Sering Sangat Sering

N Persentase N Persentase N Persentase

Obesitas 20 18% 13 30% 6 35%

Normoweight 76 67% 25 58% 11 65%

Underweight 17 15% 5 12% 0 0%

Jumlah 113 100% 43 100% 17 100%

Didapat dari penelitian ini pula bahwa jumlah mahasiswa yang jarang berolahraga 113 orang (66%), sedangkan cukup sering berolah raga berjumlah 43 orang (25%) dan yang sangat sering berolahraga 16 orang (9%). Dari mahasiswa yang jarang berolahraga terdapat 76 orang (67%) yang normoweight, sedangkan untuk underweight dan obesitasberturut-turut berjumlah 17 orang (15%) da 20 orang (18%).

Untuk mahasiswa yang cukup sering berolahraga 5 orang diantaranya (12%) mengalami underweight, 25 orang diantaranya (58%) mengalami normoweight, 13 orang (30%) mengalami obesitas


(40)

Mahasiswa yang sangat sering berolahraga tidak didapati mengalami underweight, namun yang mengalami obesitas berjumlah 6 orang (37%) dan 11 orang (64%) mengalami normoweight.

Tabel 5.9 Distribusi Tingkat Berat Badan Berdasarkan Frekuensi Makan dalam Sehari

Klasifikasi Berat Badan

Tingkat Rutinitas Berolahraga

Jarang Cukup Sering Sangat Sering

N Persentase N Persentase N Persentase

Obesitas 20 18% 13 30% 6 35%

Normoweight 76 67% 25 58% 11 65%

Underweight 17 15% 5 12% 0 0%

Jumlah 113 100% 43 100% 17 100%

Mahasiswa yang makan 3 kali dalam sehari berjumlah 156 orang (91%), sedangkan mahasiswa yang makan 4 kali dalam sehari berjumlah 10 orang (6%), dan yang makan 2 kali dalam sehari berjumlah 7 orang (3%).

Mahasiswa obesitas yang makan 3 kali sehari berjumlah 35 orang (23%),

105 orang (67%) merupakan normoweight dan 16 orang (10%) adalah underweight.

Mahasiswa yang makan 4 kali dalam sehari memiliki jumlah mahasiswa yang obesitas sebanyak 2 orang (20%), underweight 4 orang (40%), dan normoweight sebanyak 4 orang (40%).

Untuk mahasiswa yang makan 2 kali sehari, memiliki jumlah mahasiswa yang obesitas sebanyak 2 orang (28,5%), normoweight sebanyak 3 orang (43%), dan underweight sebanyak 2 orang (28,5%).


(41)

5.2 Pembahasan

Obesitas dapat mempengaruhi kejiwaan remaja, yakni kurangnya rasa percaya diri, pasif dan depresi karena tidak dilibatkan dalam kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya (Wulandari, 2007).

Ada banyak faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap kejadian obesitas, dalam penelitian ini yang mungkin dapat berpengaruh terhadap kejadian obesitas adalah: Jenis kelamin, pekerjaan orang tua, daerah asal tempat tinggal, jumlah saudara kandung, tingkat rutinitas berolahraga, dan frekuensi makan dalam sehari.

\

`1. Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian ini, bagi klasifikasi obesitas, didapat bahwa mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan sekitar 74% (29 orang) lebih banyak dibandingkan jenis kelamin laki-laki yaitu 26% (10 orang). Begitu pula untuk klasifikasi underweight, mahasiswa perempuan (86%) lebih banyak menderita underweight dari pada laki-laki (15%). Sedangkan untuk normoweight, mahasiswa laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan yang cukup jauh walaupun mahasiswa perempuan masih lebih banyak dibandingkan mahasiswa laki-laki pada klasifikasi ini.

Hal ini sesuai dengan pendapat Salam dalam Manurung (2009) bahwa obesitas lebih umum dijumpai pada wanita terutama saat remaja, yang kemungkinan disebabkan faktor endokrin dan perubahan hormonal.

Menurut Krummel dalam Manurung (2009) tubuh anak perempuan lebih banyak menyimpan lemak dibandingkan dengan tubuh anak laki-laki. Pada kematangan fisik terjadi, biasanya jumlah lemak pada tubuh perempuan dua kali lebih banyak dari laki-laki. Penimbunan lemak ini terjadi di daerah sekitar panggul, payudara, dan lengan atas.


(42)

Akumulasi sering dikaitkan dengan datangnya menarche yang terjadi ketika anak perempuan memiliki lemak tubuh minimal 17% dari berat badannya, sehingga anak perempuan yang gemuk akan mendapat menarche lebih awal daripada yang kurus (Amaliah,2005).

2. Pekerjaan Orang tua

Dari pene;itian ini didapat bahwa mahasiswa yang pekerjaan orang tuanya adalah PNS, yang normoweigtht berjumlah 17 orang (10%), yang mengalami obesitas sebanyak 9 orang (5%), serta yang mengalami underweight adalah 7 orang (4%).

Mahasiswa yang pekerjaan orang tuanya adalah wiraswasta serta mengalami obesitas berjumlah 17 orang (10%), normoweightberjumlah 39 (22%). Serta underweight 9 orang (5%).

Menurut Hidayati dkk (2006), peningkatan pendapatan juga dapat mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Peningkatan kemakmuran di masyarakat yang diikuti oleh peningkatan pendidikan dapat menugbah gaya hidup dan pola makan dari pola makan tradisional ke pola makan praktis dan siap saji yang dapat menyebabkan gizi tidak seimbang

Namun, menurut penelitian yang dilakukan Jerome di Amerika Utara disimpulkan bahwa pendapatan bukan faktor penentu terhadap perilaku makan, tetapi faktor gabungan antara pendapatan dan gaya hidup dapat memberikan andil bagi perubahan perilaku makan suatu kelompok yang kebudayaannya cenderung berubah (Suhardjo, 1989)


(43)

3. Daerah Asal Tempat Tinggal

Berdasarkan hasil penelitian, tidak ada mahasiswa yang mengalami obesitas dari kelompok mahasiswa yang berasal dari pedesaan, namun mahasiswa underwieght berjumlah 3 orang (50%) dan normowieght juga berjumlah 3 orang (50%). Mahasiswa yang berasal dari perkotaan terdapat 39 orang (23%) yang mengalami obesitas, 19 orang mengalami underweight (11%), dan 109 orang (66%) mengalami normoweight.

Hal ini sejalan denga penelitian dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 yang menyatakan bahwa prevalensi obesitas di perkotaan untuk anak laki-kali sebesar 10,6% dan perempuan 7,1%. Sedangkan pada anak lak-laki dan perempuan yang tinggal dipedesaan mempunyai prevalensi berturut-turut 8,8% dan 6%

4. Tingkat Rutinitas Berolahraga

Obesitas terjadi karena adanya ketidak seimbangan energi yang masuk dengan yang keluar. Banyaknya asupan energi yang digunakan untuk metabolisme dan aktivitas fisik sehari-hari. Kelebihan energi ini akan disimpan dalam bentuk lemak pada jaringan lemak (Rosenbaum, 1998). Dari hasil penelitian ini didapat bahwa mahasiswa yang jarang berolahraga terdapat 76 orang (67%) yang normoweight, sedangkan untuk underweight dan obesitasberturut-turut berjumlah 17 orang (15%) da 20 orang (18%).

Untuk mahasiswa yang cukup sering berolahraga 5 orang diantaranya (12%) mengalami underweight, 25 orang diantaranya (58%) mengalami normoweight, 13 orang (30%) mengalami obesitas


(44)

Mahasiswa yang sangat sering berolahraga tidak didapati mengalami underweight, namun yang mengalami obesitas berjumlah 6 orang (37%) dan 11 orang (64%) mengalami normoweight.

Sebagian besar energi yang masuk melalui makanan pada anak remaja dan orang dewasa seharusnya digunakan untuk aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan banyak energi yang tersimpan sebagai lemak, sehingga orang-orang yang kurang melakukan aktivitas cenderung menjadi gemuk (Manurung, 2009)

5. Frekuensi Makan Dalam Sehari

Berdsarkan hukum termodinamika, obesitas terjadi oleh karena adanya keseimbangan energi positif, sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara asupan energi dan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak (Whitney, 1990 dan Nassar 1995)

Dari hasil penelitian, mahasiswa obesitas yang makan 3 kali sehari berjumlah 35 orang (23%), 105 orang (67%) merupakan normoweight dan 16 orang (10%) adalah underweight.

Sedangkan mahasiswa yang makan 4 kali dalam sehari memiliki jumlah mahasiswa yang obesitas sebanyak 2 orang (20%), underweight 4 orang (40%), dan normoweight sebanyak 4 orang (40%).

Untuk mahasiswa yang makan 2 kali sehari, memiliki jumlah mahasiswa yang obesitas sebanyak 2 orang (28,5%), normoweight sebanyak 3 orang (43%), dan underweight sebanyak 2 orang (28,5%).


(45)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology yang menyatakan bahwa orang yang mengkonsumsi makanan sampai tiga kali per hari beresiko menderita obeistas 45% lebih tinggi daripada orang yang makan empat kali atau lebih (Siagian, 2004).


(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Mahasiswa baru Fakultas kedokteran USU sebagian besar memiliki berat badan yang ideal. Hanya sedikit mahasiswa yang mengalami obesitas dan underweigth. Namun yang mendominasi kedua kriteria tersebut adalah mahasiswa perempuan.

6.2 Saran

Walaupun memiliki berat badan ideal, mahasiswa sebaiknya tetap dikontrol berat badannya dengan berolahraga secara teratur dan menjaga asupan makanan. Mahasiswa yang mengalami obesitas sebaiknya berusaha menurunkan berat badannya karena merupakan berbagai macam faktor risiko dari berbagai penyakit.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Abramovitz. 2004. Dalam: Idapola, S, S, J. Hubungan Indeks Massa

Tubuh dengan Biokimia Darah: Trigliserida, Kolesterol, dan Glukosa Darah. Universitas Indonesia. Jakarta. 2009

Almatsier S. Pengenalan ilmu gizi. Dalam: Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Amaliah, 2005. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persen Lemak Tubuh pada Remaja di SMA Budi Mulia dan SMA Rimba Madya Kota Bogor, Jawa Barat. Tesis. IKM FKM UI.

Bandini, L. Flynn, A. Scampini, R. 2011. Overnutrition in: Lanhan-New A, S. et. al. Nutrition and Metabolism, Second Edition. Amerika: Wiley-Blackwell, A John Wiley & Sons, Ltd. Publication. 361-369.

Center for Disease Control and prevention (CDC). 2000. BMI-for-age Growth Charts. Diunduh dari:

Center for Disease Control and prevention (CDC) Health Weight: Assesing Your Body Weight: Body Mass Index.

Available from [Accesed 27 November 2011]

Center for Disease Control and prevention (CDC). 2011. Healthy weight: Assesing Your Weight: BMI for Children and Teens. Diunduh dari: http//www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/ab out_childrens_bmi.html


(48)

Center for Disease Control and prevention (CDC). 2012. 2008 Physical Activity Guidelines for Children and Adolescents. Diunduh dari:

Centre for Obesity Research and Education, 2007. Body Mass Index: BMI

Calculator. Didapat dar

[Diakses pada 7 April 2012].

Galletta GM, 2005. Obesity: Obesity Causes. Didapat dari:

Grummer-Strawn LM et al., 2002. American Journal of Clinical Nutrition. Dalam: Centers of Disease Control and Prevention, 2009. Assesing Your Weight: About BMI for Adult. Didapat dari:

Guyton, A.C., Hall, J.A., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall. Edisi 11. EGC, Jakarta: 917-919.

Harvey RA and Champe PC, 2005. Chapter 26: Obesity. Dalam:

Lippincot’s Illustrated Reviews: Biochemistry. 3rd ed. USA: Williams & Wilkins, 327.

Hidajat B, Hidayati S.N, Irawan R. 2006. Obesitas


(49)

Hidayati, N., S. Irawan, R, dan Hidayat, B., 2006 Obesitas Pada Anak.

Hill. 2005. Dalam: Idapola, S, S, J. Hubungan Indeks Massa Tubuh

dengan Biokimia Darah: Trigliserida, Kolesterol, dan Glukosa Darah. Universitas Indonesia. Jakarta. 2009

Manurung, N., K. Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga Pendidikan Ibu, Pola Makan dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obeitas di SMU RK Tri Sakti Medan 2008. Universitas Sumatera Utara. 2009

Nassar, S.S., 1995. Obesitas Pada Anak: Aspek Klinis dan Pencegahan. Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak, XXXV. Jakarta

Purnama, A. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Fleksibilitas Lumbal pada Laki-laki Dewasa Kelompok Umur 19-21 Tahun. Universitas Diponegoro. Semarang. 2007.

Riset Kesehatan dasar 2007. Depkes RI , Jakarta Tahun 2009

Runge S, M., Greganti A, M. 2009. Netters Internal Medicine, 2nd Edition. Amerika: Saunders Elsevier.

Rosenbaum M, Leibel RL. The physiology of Body Weight Regulation: Relevance to the Etiology of Obesity in Children Pediatric 1998; (101): 525-39

Sizer, F., Whitney, E. 2006. Nutrition Concepts and Controversies, Tenth Edition. Amerika: Thomson Wadsworth.


(50)

Siagian, A. 2001. Hubungan Pangan dengan Gizi Lebih Pada Anak TK di Kotamadya Medan, FKM USU, Medan

Stang, J. 2008. Nutrition in Adolescence. In: Kathleen M,L. Escott-

Stump,S. Krause’s Food & Nutrition Therapy, International Edition. Amerika: Saunders Elsevier. 248-249.

Sugondo. 2006. Dalam: Rakhmawati, A. Hubungan Indeks Massa

Tubuh dengan Usia Awal Menopause. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2009.

Sugondo, S. Obesitas. Dalam: Sudoyo W, A., Setiyohadi B., Alwil.,

Simadibrata M, K., Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing. 2010. p. 1973-83.

Suhardjo, 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi, Bumi Aksara, Jakarta

Supariasa. 2011. Dalam: Idapola, S, S, J. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Biokimia Darah: Trigliserida, Kolesterol, dan Glukosa Darah. Universitas Indonesia. Jakarta. 2009

\ Whitney, E., N., Cataldo, C.B., dan Rolfes, S.R. 1990. Weight Control: Over Weight and Under Weight, Fifth Edition, Wst/Wadsworth, USA

Uwaifo GI, 2010. Obesity (Endocrinology). Didapat dari:

pada 10 April 2013]

Wulandari, T., Zulkaida, A. Self Regulated Behavior pada masa remaja putrid yang mengalami obesitas. Proceeding PESAT vol.2


(51)

World Health Organization (WHO). 2003. Diet Nutrition and The

Prevention of Chronic Disease: Report of a Joint WHO/FAO Expert Concultation, Technical Report Series 916. Swiss. Diunduh dar

World Health Organization, 2010. Obesitas and Overweight. Didapat dari: http//www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/index.html [Diakses pada 7 April 2012].

World Health Organization. Obesity and Overwight. WHO Media Centre. Avaliable from:

cessed 25 March 2012]


(52)

(53)

(54)

(55)

LEMBAR PENJELASAN Salam Sejahtera,

Saya, T.Ali Akbar Valayati, mahasiswa semester VII Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah melakukan penelitian yang berjudul ”Gambaran Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2014”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran indeks massa tubuh pada mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Utara Tahun 2014.

Pada penelitian ini, saya akan mengukur tinggi badan dan berat badan mahasiswa dan memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan data diri, kebiasaan makan dan aktivitas keseharian mahasiswa. Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari mahasiswa untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas mahasiswa akan tetap dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan.

Keikutsertaan para mahasiswa dalam penelitian ini sangat saya harapkan. Partisipasi mahasiswa bersifat bebas dan tanpa ada paksaan. Siswa berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan para siswa, saya ucapkan terima kasih.

Medan,...2014

T.Ali Akbar Valayati (110100363)


(56)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Umur : Alamat : Telp/Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian ini yang berjudul “Gambaran Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2014” dan telah memahaminya, maka dengan ini saya secara sadar, sukarela, dan tanpa paksaan menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, Agustus 2014


(57)

1. Dari daerah manakah Anda berasal?...(isi sendiri) 2. Apakah anda tinggal di daerah Perkotaan ataukah pedesaan?

(lingkari salah satu) a. Perkotaan b. Pedesaan

3. Apakah perkerjaan orang tua anda? a. Pegawai negeri/PNS

b. Wiraswasta c. TNI/POLRI d. Petani/Nelayan

e. Lainnya...( isi sendiri) 4. Anda merupakan anak ke... dari... bersaudara

5. Apakah anda sering berolahraga? (lingkari salah satu) a. Sangat sering

b. Cukup sering c. Jarang

6. Seberapa sering anda berolahraga? (lingkari salah satu) a. 4-5 kali seminggu

b. 2-3 kali seminggu c. 1 kali seminggu

d. ...( lainnya isi sendiri)

7. Jenis olahraga apakah yang anda lakukan pada waktu tersebut (kecuali catur)?


(58)

8. Berapa lamakah waktu yang anda butuhkan untuk melakukan sekali berolahraga?

a. 90 menit b. 60 menit c. 30 menit

d. ...( lainnya isi sendiri) 9. Berapa kali kah anda makan dalam satu hari?

a. 5 kali sehari b. 4 kali sehari c. 3 kali sehari

10.Ketika anda makan, apakah anda makan dengan sayur dan buah? a. Ya

b. Tidak

11. Apakah anda sering makan diantara dua waktu makan (selingan/cemilan) ?

a. Sangat Sering b. Cukup sering c. Jarang

12.Apakah anda sering memakan makanan fast food (makanan cepat saji)?

a. Sering

b. Cukup sering c. Jarang


(59)

(1)

(2)

LEMBAR PENJELASAN

Salam Sejahtera,

Saya, T.Ali Akbar Valayati, mahasiswa semester VII Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah melakukan penelitian yang berjudul ”Gambaran Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2014”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran indeks massa tubuh pada mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Utara Tahun 2014.

Pada penelitian ini, saya akan mengukur tinggi badan dan berat badan mahasiswa dan memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan data diri, kebiasaan makan dan aktivitas keseharian mahasiswa. Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari mahasiswa untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas mahasiswa akan tetap dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan.

Keikutsertaan para mahasiswa dalam penelitian ini sangat saya harapkan. Partisipasi mahasiswa bersifat bebas dan tanpa ada paksaan. Siswa berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan para siswa, saya ucapkan terima kasih.

Medan,...2014

T.Ali Akbar Valayati (110100363)


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Umur : Alamat : Telp/Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian ini yang berjudul “Gambaran Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2014” dan telah memahaminya, maka dengan ini saya secara sadar, sukarela, dan tanpa paksaan menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, Agustus 2014


(4)

1. Dari daerah manakah Anda berasal?...(isi sendiri)

2. Apakah anda tinggal di daerah Perkotaan ataukah pedesaan?

(lingkari salah satu)

a. Perkotaan

b. Pedesaan

3. Apakah perkerjaan orang tua anda?

a. Pegawai negeri/PNS

b. Wiraswasta

c. TNI/POLRI

d. Petani/Nelayan

e. Lainnya...( isi sendiri) 4. Anda merupakan anak ke... dari... bersaudara

5. Apakah anda sering berolahraga? (lingkari salah satu)

a. Sangat sering

b. Cukup sering

c. Jarang

6. Seberapa sering anda berolahraga? (lingkari salah satu)

a. 4-5 kali seminggu

b. 2-3 kali seminggu

c. 1 kali seminggu

d. ...( lainnya isi sendiri)

7. Jenis olahraga apakah yang anda lakukan pada waktu tersebut


(5)

8. Berapa lamakah waktu yang anda butuhkan untuk melakukan sekali berolahraga?

a. 90 menit

b. 60 menit

c. 30 menit

d. ...( lainnya isi sendiri)

9. Berapa kali kah anda makan dalam satu hari?

a. 5 kali sehari b. 4 kali sehari c. 3 kali sehari

10.Ketika anda makan, apakah anda makan dengan sayur dan buah?

a. Ya

b. Tidak

11. Apakah anda sering makan diantara dua waktu makan

(selingan/cemilan) ?

a. Sangat Sering

b. Cukup sering

c. Jarang

12.Apakah anda sering memakan makanan fast food (makanan cepat

saji)?

a. Sering

b. Cukup sering


(6)